Anda di halaman 1dari 16

Activity Based Costing (ABC)

Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu sistem akuntansi yang berfokus
pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa. Dalam
ABC, harus dilakukan penelitian aktivitas apa saja yang dilakukan untuk
memproduksi produk. Ketelitian penemuan aktivitas akan menyebabkan ketelitian
perhitungan harga pokok produk. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini
adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas
yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan
timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas
dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaannya.
ABC menjadi alat biaya populer di kalangan perusahaan manufaktur pada tahun
1980. Perusahaan manufaktur memiliki tingkat biaya tidak langsung mulai dari 70
sampai 95 persen. Berdasarkan sistem akuntansi manajemen tradisional, biayabiaya tidak langsung diserap ke dalam produk dengan, Misalnya, alokasi pada 1
per jam tenaga kerja langsung atau, 1 per jam mesin atau persen biaya primer
atau, persen biaya bahan langsung dan sebagainya. Singkatnya, melalui sistem
akuntansi manajemen tradisional, semua biaya secara tidak langsung dalam sebuah
produk dapat ditelusuri. Sumber daya yang dikonsumsi dialokasikan secara
proporsional dengan volume masing-masing produk yang mengalami proses
produksi.
Di sinilah letak masalahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Pieper (1999), bahwa
volume biaya driver gagal diterapkan dalam produk yang beragam dalam bentuk
ukuran atau kompleksitas. Demikian pula tidak ada hubungan langsung antara
volume produksi dan konsumsi biaya. Bagaimanapun juga, ABC menelusuri
keterlibatan biaya untuk kegiatan perusahaan.

Tahap-tahap dalam Perancangan Sistem ABC


Menurut Blocher dkk. (2000 : 123-126) tahap perancangan ABC dibagi dalam tiga
tahap yaitu :
A.

Mengidentifikasikan Biaya Sumber Daya dan Aktivitas

Tahap pertama dalam merancang sistem ABC adalah mengidentifikasikan biaya


sumber daya dan melakukan analisis aktivitas. Biaya sumber daya adalah biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai aktivitas. Sebagian besar biaya sumber
daya ada dalam subrekening buku besar, seperti bahan, supplies, pembelian,
penanganan bahan, pergudangan, ruang kantor, mebel, dan peralatan lain,
bangunan, peralatan pabrik, utilitas gaji, dan tunjangan, teknik dan akuntansi.
Analisis aktivitas adalah identifikasi dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam
organisasi.

Analisis aktivitas meliputi pengumpulan data dari dokumen dan catatan yang ada,
dan penelitian/survei dengan menggunakan daftar pertanyaan, observasi, dan
wawancara secara terus-menerus terhadap orang-orang kunci. Anggota tim proyek
ABC biasanya menanyakan hal-hal ini kepada karyawan atau manajer kunci

B.

Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas

Aktivitas menimbulkan biaya sumber daya. Driver sumber daya (Resources driver)
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Kriteria penting
untuk memilih cost driver yang baik adalah hubungan sebab akibat.
C.

Membebankan Biaya ke Objek Biaya

Jika aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk mengukur biaya aktivitas per
unit. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur biaya per unit untuk output yang
diproduksi oleh aktivitas tersebut. Perbandingan selama beberapa waktu dengan
organisasi lain dapat digunakan untuk menentukan efisiensi (produktivitas) untuk
aktivitas-aktivitas tersebut.
Output merupakan objek biaya yang membutuhkan aktivitas, output untuk sebuah
sistem biaya, biasanya berupa produk, jasa, pelanggan, proyek, atau unit bisnis.
Contohnya, dalam perusahaan asuransi, output dapat berupa produk atau jasa
individual yang ditawarkan kepada pelanggan, pelanggan, agen asuransi atau divisi
yang menerima manfaat dari sumber daya perusahaan.
Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Driver aktivitas biasanya berupa jumlah pesanan pembelian, jumlah laporan
penerimaan barang, jumlah laporan, atau jam inspeksi, jumlah suku cadang yang
disimpan, jumlah pembayaran, jam kerja langsung, jam mesin, jumlah setup dan
waktu siklus produksi.

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)


Dalam sistem akuntansi tradisional hanya manufacturing cost dibebankan ke
produk meskipun biaya manufaktur tersebut bukan penyebab timbulnya produk
tersebut. Seperti biaya penjualan dan administratif diperlakukan sebagai period
cost dan tidak dibebankan kepada produk. Bagaimanapun banyak juga nonmanufacturing cost sebagai bagian dari ongkos produksi, seperti penjualan,
distribusi, dan pelayanan produk-produk tertentu. Di dalam Activity-Based Costing
( ABC ), produk hanya dibebani semua biaya yang semestinya menjadi beban untuk
menghasilkan barang tersebut.

Di dalam sistem absorbsi biaya yang tradisional, biaya yang belum terpakai atau
idle, kapasitas dibebani utnuk produk. Jika tingkat aktivitas budget menurun, maka
tingkat overhead dan biaya produk per unit akan meningkat karena meningkatnya
kapasitas yang menganggur merata ke semua basis yang lebih kecil. Sebaliknya, di
dalam sistem ABC, produk hanya dibebani biaya-biaya sebesar kapasitas yang
digunakan, dan bukan dibebankan kepada kapasitas yang tidak digunakan.
Sistem pembebanan biaya secara tradisional mengandalkan basis alokasi yang
dikendalikan oleh volume produksi. Sebaliknya, sistem ABC mendefinisikan kedalam
5(lima) aktivitas yang sebagian besar tidak berkaitan dengan volume unit yang
dihasilkan. Kelima aktivitas tersebut adalah :
1.
UNIT-LEVEL ACTIVITIES yang dilaksanakan setiap waktu dari unit yang
diproduksi. Biaya aktivitas di tingkat unit harus proporsional dengan jumlah unit
yang diproduksi.
2.
BATCH-LEVEL ACTIVITES yang dilakukan setiap batch yang ditangani atau
diproduksi, dengan mengesampingkan berapa jumlah unit dalam batch. Contoh,
pelaksanaan penempatan pesanan-pengaturan peralatan-dan pengiriman ke
pelanggan, adalah aktivitas dalam satu batch (paket). Besarnya biaya yang timbul
tergantung pada seberapa banyak batch yang diproses dan tidak tergantung pada
tiap-tiap unit yang ada d tiap-tiap unit yang terjual.
3.
PRODUCT-LEVEL ACTIVITY berkaitan dengan produk-produk khusus dengan
tipe-tipe khusus yang dilakukan dengan mengesampingkan jumlah batch-batch
yang diproduksi atau terjual. Contoh, produk-produk high-class yang perlu desain
khusus, iklan yang eksklusif, membentuk manajer dan staff khusus produk yang
bersangkutan adalah satu kesatuan dari Product-Level Activity.
4.
CUSTOMER-LEVEL ACTIVITIES berkaitan dengan para pelanggan khusus
dan mencakup aktivitas-aktivitas seperti sales calls, catalog mailing.
5.
ORGANIZATION-SUSTAINING ACTIVITIES yang dilaksanakan tanpa
memandang siapa pelanggan yang dilayani, produk yang dihasilkan, berapa banyak
batch-batch yang dikelola, atau berapa unit yang dibuat. Kategori ini mencakup
pemanasan mesin-mesin pabrik, penyediaan jaringan komputer, persiapan laporan
tahunan kepada share holder dsb.

KELEBIHAN dan KELEMAHAAN IMPLEMENTASI SISTEM ACTIVITY-BASED


COSTING
Sistem ABC telah luas diterapkan karena beberapa kelebihan, yaitu ;
1.
Memudahkan manajemen untuk mendapatkan informasi product costassignment secara akurat.

2.
Membantu manajemen untuk menelusuri dan mengidentifikasi cost-driver ke
dalam Pool Activity.
3.
Mempermudah aktivitas perencanaan dan pengendalian overhead cost
dengan adanya Pooling-Cost Activity.
4.
ABC memberikan peluang untuk melakukan desain cost-reduction activity
terhadap produk yang akan diproduksi.
5.
Meningkatkan kemampuan manajemen dalam menyusun cashflow
perusahaan dengan memisahkan biaya ke dalam Cost Pooling Activity.

Disamping terdapat kelebihan ABC juga memiliki beberapa kelemahan yang pada
umumnya cenderung dihadapi manajemen, yaitu ;
1.
Di dalam implementasinya ABC relatif sulit direalisasikan karena manajemen
harus benar-benar cermat mengidentifikasikan cost-driver cost driver ke dalam
Cost Pool Activity.
2.
Dalam implemetasinya sering mengabaikan aktivitas proses produksi karena
tuntutan adanya usaha cost-reduction activity.
3.
Penerapan ABC cenderung menimbulkan pertentangan antara manajemen
dengan pekerja karena adanya cost-efficiency yang amat ketat.
4.
Karena Laporan Keuangan sifatnya timeliness maka ABC sulit dilaksanakan
karena adanya kendala periode waktu.
Munculnya konsep ABC karena sistem ABT (akuntansi biaya tradisional) tidak
menghubungkan aktivitas pendukung dengan produk yang diproduksi. Di dalam
konsep ABC, biaya tidak secara langsung dikaitkan dengan produk akan tetapi biaya
dikaitkan dengan aktivitas terlebih dahulu dan biaya aktivitas ini akhirnya juga
dikaitkan dengan biaya pokok suatu produk. Di dalam sistem ABT (akuntansi biaya
tradisional), alokasi dilakukan dengan menggunakan metode langsung yang
mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi dengan
mengabaikan kemungkinan beberapa aktivitas dari departemen jasa yang mungkin
juga masih bermanfaat kepada departemen jasa yang lain dan kemudian dalam
tahap berikutnya kemudian menambahkan kepada departemen produksi dan dari
departemen produksi dibedakan kepada masing-masing produk yang dihasilkannya.
Perbandingan ABC dengan Penetapan Biaya Pokok Tradisional
Tanpa memperhatikan jumlah departemen yang berbeda, kumpulan biaya overhead
dan dasar alokasi yang digunakan, akuntansi biaya tradisional ditandai oleh
pemkaian pengukuran tingkat unit yang eksklusif sebagai dasar pembebanan
terhadap hasil produksi. Untuk alasan inilah, ABT (akuntansi biaya tradisional)

seringkali disebut sebagai sistem penetapan biaya produk berdasarkan unit atau
unit based sistem (USB).
Dalam sistem ABC, sistem perhitungan (penetapan) biaya minimal dilakukan dua
tahap sedangkan di dalam sistem ABT (akuntansi biaya tradisional) hanya
menggunakan satu atau dua tahap saja. Dalam sistem ABC, kelompok biaya
aktivitas, kelompok biaya aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan
kepada setiap aktivitas menurut pengendara aktivitas. Sedangkan tahapan
berikutnya, biaya aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas kepada
produk atau sasaran biaya terakhir. Sebaliknya didalam sistem ABT (akuntansi biaya
tradisional) digunakan dua tahap manakal perusahaan mempunyai departemen
atau pusat biaya dan jika tidak mempunyai maka akuntansi biaya hanya
menggunakan satu tahp saja. Pertama, biaya dialokasikan kepada pusat biaya dan
kemudian dialokasikan dari pusat biaya kepada produk yang diproduksi (tahap
kedua). Umumnya sistem ABT hanya menggunakan satu tahap perhitungan saja
dan di dalam sistem ABC tidak ada satu tahap perhitungan.
4.

Langkah-langkah Pendekatan ABC

Langkah-langkah pendekatan ABC adalah sebagai berikut:


a.
Mendefinisikan produk yaitu membuat basis perhitungan harga dan
profitabilitas produk.
b.
Menetapkan struktur biaya yaitu membagi biaya ke dalam empat kelompok
yaitu biaya langsung, biaya tidak langsung, overhead jasa dan overhead umum.
c.
Menentukan pendorong proses, yaitu melalui alokasi dua
langkah, pertama,menggunakan angka pendorong dengan membagikan biaya-biaya
dalam suatu kelompok aktivitas; kedua, membagikan biaya aktivitas kepada
produk.
d.
Tahap implementasi rencana, meliputi proses definisi produk, pembuatan
tahap kode, pemetaan produk (menghubungkan pusat biaya dan buku besar ke
dalam produk), pengembangan, perancangan dan pengujian program penetapan
biaya.
e.
Dukungan top manajemen yaitu kebijakan atau keputusan strategis top
manajemen untuk mengimplementasikan ABCserta me-review pengaruh metode ini
terhadap tingkat profitabilitas dan pencapaian kinerja perusahaan.

5.

Manfaat dan Kelemahan Sistem ABC

Sistem ABC menghasilkan informasi dan biaya produk yang lebih dapat dipercaya
akan tetapi sistem ABC bukan hanya sekedar sistem alokasi biaya. Khusus untuk

biaya tingkat pabrik, ABC mempunyai sedikit atau mungkin tidak mempunyai
manfaat sama sekali jika dibandingkan dengan sistem biaya pada ABT. Semua
sistem penetapan biaya produk seringkali bertentangan di dalam mengalokasikan
biaya tingkat pabrik kepada biaya pokok produk. Di dalam volume produksi yang
rendah, baik sistem ABC maupun sistem ABT melaporkan biaya per unit yang lebih
tinggi. Solusi parsial persoalan ini adalah menyederhanakan alokasi bukan pada
biaya tingkat pabrik akan tetapi kepada produk, batch atau unit sebagai ganti
penerapannya maka biaya tingkat pabrik diperlakukan sebagai biaya tingkat
periodik. Akan tetapi biaya tetap di dalam sistem penetapan biaya pokok langsung
meliputi berbagai biaya yang diidentifikasi ABC pada tingkat batch dan tingkat
produk.
Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk yaitu
sebagai berikut :
1.

Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)

Metode harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produk
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Metode harga pokok
penuh ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak eksternal perusahaan.
2.

Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Metode harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya mempehitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga
pokok produksi. Biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Metode harga pokok variabel ini lebih
ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak internal.
Lingkungan teknologi manufaktur maju memerlukan sistem informasi akuntansi
yang dirancang untuk mengelola aktivitas dan mempertahankan keunggulan
bersaing. Sistem tersebut dinamakan akuntansi aktivitas (ActivityAccounting) atau
disebut pula Activity Based Costing System (ABC System). Sistem ini juga dapat
digunakan untuk menilai kinerja dengan cara-cara yang baru. Dalam ABC System,
aktivitas dianggap sebagai penyebab timbulnya biaya produksi. Namun lebih dari
itu, ABC System juga menekankan pada aspek perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan oleh manajer.
Hongren mendefinisikan ABC Sistem sebagai : is a System that first
accumulates the costs of each activity of an organization and then applies the costs
of activities to the products, services, or other cost objects using appropriate cost
drivers. (Charles T. Hongren, Sundem, & Stratton, 1996 : 502). Secara umum
pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya
yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam

perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau
jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada
manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian
biaya, dan pengambilan keputusan.

Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen
akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya
dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi
biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.
Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur
memaksa manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang
cost effective.
2.
Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi
biaya overhead pabrik dalamproduct cost menjadi dominan.
3.
Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan
manufaktur harus menerapkanmarketdriven strategy.
4.

Marketdriven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.

5.
Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi
memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat
bermanfaat dengan cukup akurat.

Manfaat sistem biaya Activity-Based Costing (ABC) bagi pihak manajemen


perusahaan adalah :
1.
Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen
bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif.
Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara
simultan fokus pada pengurangan biaya yang memungkinkan. Analisis biaya ini
dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, hal ini
pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk mengorganisasi proses,
memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya.
2.
Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan
penawaran kompetitif yang lebih wajar.
3.
Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan
(management decision making) membuat-membeli yang manajemen harus
lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih akurat maka maka
keputusan yang akan diambil oleh phak manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal

ini didasarkan bahwa dengan akurasi perhitungan biaya produk yang menjadi
sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini.
4.
Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement),
melalui analisa aktivitas, sistem ABC memungkinkan tindakan eleminasi atau
perbaikan terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini
berkaitan erat dengan masalah produktivitas perusahaan.
5.
Memudahkan penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost reduction),
pada sistem tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang
tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya
tersebut dapat diketahui dan dieliminasi.
6.
Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan
analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk
mencapai impas (break even) atas produk yang bervolume rendah.

Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC) dalam
penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut :
a.
Biaya produk yang lebih realistis, khususnya pada industri manufaktur
teknologi tinggi dimana biaya overheadadalah merupakan proporsi yang signifikan
dari total biaya.
b.
Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang
modem, terdapat sejumlah aktivitas non lantai pabrik yang berkembang. Analisis
sistem biaya ABC itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga
biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri.
c.
Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya
(activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas.
d.
Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya
dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
menambah nilai terhadap produk.
e.
Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang
modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak
dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada
berbasis volume produk.
f.
Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari
biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan
terhadap pengambilan keputusan yang strategik.

g.
Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses,
pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah
ketidaktepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan suatu
pabrik manufakturing. Hal ini berbeda dengan sistem biaya ABC yang memberikan
informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ABC menelusuri biaya produksi
tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan seluruh fasilitas berdasarkan
aktivitas tiap level. Metode penentuan biaya ini menghasilkan biaya akhir produk
yang lebih akurat dan lebih realistis.

Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya ActivityBased Costing (ABC) yang dikemukakan oleh Amin Widjaya dalam bukunya
Activity-Based Costing untuk manufakturing dan pemasaran, adalah sebagai
berikut:
1.
Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya
(cost driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap
produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara
arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non representatif.
2.
Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba.
Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas
produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
3.
Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini
mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu
pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
4.
Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis
varian dari pada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu
biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan
data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya aktual apabila
kebutuhan muncul.
5.
Pada sistem biaya tradisional penentuan tarif suatu produk berdasar aktivitas
level unit (bahan baku dan tenaga kerja). Sedangkan
pada ABC System pembebanan biaya overhead berdasarkan aktivitas berlevel unit
maupun non unit sehingga penentuan biaya lebih akurat karena ditelusuri ke
masing-masing produk.

Konsep tentang ABC System berubah sesuai dengan perkembangan implementasi


ABC System itu sendiri. Pada awal perkembangannya, ABC System dipakai sebagai
alat untuk memperbaiki akurasi perhitungan biaya produk, namun
perkembangannya terkini, ABC System telah berkembang sedemikian rupa
sehingga menjadi cara baru dalam menjalankan bisnis. Tabel 1. menggambarkan
mitos dan realitas tentang ABC System dalam perkembangannya.

MITOS
1

ABC Systemmerupakan sistem pencatatan, penggolongan,

ABC Systemmerupakan sistem akuntansi dengan perusaha

ABC Systemberfokus ke biaya produksi

ABC Systemberfokus ke perhitungan biaya produk dan cos

ABC Systemdapat diselenggarakan secara manual

ABC Systemmerupakan tanggung jawab fungsi akuntansi

Ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC System :


1.

Cost is caused.

Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas. Dengan demikian,
pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya
biaya akan menempatkan personal perusahaan pada posisi yang dapat
mempengaruhi biaya. ABC System berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber
daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar
menyebabkan timbulnya biaya harus dialokasikan.
2.

The causes of cost can be managed.

Penyebab terjadi biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan


terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel perusahaan
dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai
informasi tentang aktivitas.

Dua keyakinan dasar yang melandasi ABC System tersebut disajikan lebih jelas
pada Gambar 3. Pada Gambar 3, menggambarkan bahwa pengelolaan aktivitas
ditujukan untuk mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan
produk/jasa bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan costumers. Seluruh yang
digunakan untuk menghasilkan produk/jasa dinilai manfaatnya ditinjau dari sudut
pandang costumers. Contoh informasi tentang aktivitas adalah: customers yang
mengkonsumsi keluaran aktivitas, value-and non-value-added activities, resources
driver, activity driver, driver quantity, cycle effectiveness (CE), capacity resource,
budget type (fixed type, variable type, step type).

Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC System memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan
sistem ini. Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan
menerapkan ABC System, yaitu :
1.
Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari
biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada
masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk.
2.
Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitasaktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika
berbagai produk menggunakan semua aktivitas overheaddengan rasio kira-kira
sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk
mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika berbagai produk
rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau
ABC System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi
perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat
menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah.

Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui


dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi
biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada dasar
pembebanan (cost driver) yang digunakan. Sistem akuntansi biaya tradisional
hanya menggunakan satu dasar pembebanan (cost driver) yaitu unit produksi,
sedangkan ABC System menggunakan lebih dari satu cost driver sehingga informasi
yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti. Tahap-tahap pembebanan biaya
overhead pabrik pada ABC System adalah :
Tahap 1
1.

Biaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai.

2.
Biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang
homogen.
3.
Menentukan tarif untuk masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung
dengan cara membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran
aktivitas yang dilakukan. Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya
(cost driver).

Tahap II
Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan
aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool
aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool dan ukuran besarnya
sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran besarnya sumber daya
tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap
produk.
Pada tahap pertama, aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada
aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok
biaya sejenis dibentuk, dan tarif kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap
permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya
dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tarif
kelompok yang mewakili. Namun, untuk menghindari kerancuan pada konsep dasar,
kita menghindari setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur tahap
pertama. Kita sekarang beralih ke penjelasan yang lebih rinci dari dua langkah
pertama : (1) identifikasi aktivitas dan (2) klasifikasi aktivitas ke dalam kelompok
sejenis. Bagaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam bagian yang
berbeda.

Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas
yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan
dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada
produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers), bukan berdasarkan volume
produk.
Aktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi fungsi bisnis.
Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value added.
Kaplan (1991), menyatakan bahwa, sistem manajemen biaya mempunyai dua sisi
pengukuran kinerja, yaitu finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja yang
bersifat finansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan untuk
penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non finansial
dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus

proses produksi dengan mengurangi non value added time. Continuous


improvement ini mengacu pada falsafah pengolahan bernilai tambah (value added
manufacturing), yang mengacu pada kegiatan manufaktur yang terbaik dan
sederhana, sehingga sistem manufaktur menjadi lebih efisien.

Dalam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap
kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah,
seperti inspection time, waiting time dan moving time. Dengan demikian apabila
tidak terdapat pemborosan maka nilai masing-masing inspection time, waiting
time dan moving time sama dengan nol. Non value added dapat disebabkan oleh
faktor yang bersifat sistemik, fisik dan manusiawi, misalnya mesin mempunyai
sistem yang mengharuskan setiap proses produksi harus dalam batch yang besar,
tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga
kerja.
1.

Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit

Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap
kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah
unit produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam
listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit produk dihasilkan.
2.

Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch

Aktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali


suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh
jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam
kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas
pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.
3.

Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk

Aktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk


mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini
mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan
produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini
adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses,
spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk.
4.

Aktivitas Berlevel Fasilitas

Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses


pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau
kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini
tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Contoh

aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan,


keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan
(PBB), serta depresiasi pabrik.

Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama
dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk
mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang
timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif
antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biayabiaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan
aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang
dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang
menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat
antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.
Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tarif biaya
overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas.
Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok
aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut.
Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas
kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam
sistem biaya konvensional. Atau faktor-faktor penyebab yang menjelaskan
konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan untuk
membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk.
Identifikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam pengendalian biaya
tak bernilai tambah. Jika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuannya untuk
mengendalikan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan costdriver dan
bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat mempengaruhi perilaku para
individu. Jika cost driverbiaya untuk biaya setup yang dipilih adalah waktu setup,
maka insentif harus diciptakan bagi pekerja agar mereka dapat mengurangi
waktu setup.

Konsep Activity Based Cost System


ABC System adalah Sistem Analisis Biaya
Oleh karena itu pada tahap perkembangan awalnya ABC system digunakan untuk
memperbaiki metode penentuan biaya produk, maka sampai sekarang masih ada
sebagian orang yang memandang ABC system tidak lebih sebagai sistem akuntansi
biaya yang berfungsi mengukur, mengklasifikasikan, dan mencatat data biaya serta
menyajikan laporan biaya kepada manajemen puncak. Pandangan seperti

ini berakar dari teknologi manual yang digunakan dalam proses akuntansi biaya
tradisional.
Dengan teknologi manual, akuntansi biaya hanya dapat menyediakan informasi
biaya dalam dua dimensi biaya dan dimensi produk yang mengkonsumsi biaya
tersebut atau dimensi biaya dengan unit organisasi yang bertanggungjawab atas
biaya yang bersangkutan. Dengan teknologi informasi, data biaya disediakan di
dalam shared database berupa data biaya multidimensi , seperti dimensi aktivitas,
dimensi jenis biaya (natural classification), dimensi pusat pertanggungjawaban,
dimensi aktivitas, dimensi produk/jasa, dan dimensi customer.

ABC system adalah Sistem Informasi Biaya untuk Segala Macam


Organisasi
Akuntansi biaya tradisional di desain dengan perusahaan manufaktur sebagai
modelnya. Oleh karena itu, biaya digolongkan menurut fungsi pokok dalam
perusahaan manufaktur: produksi, administrasi dan umum, serta pemasaran. ABC
system menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang
aktivitas diukur, dicatat dan disediakan dalam shared database melalui ABC
system. ABC system tidak hanya berfokus ke perhitungan biaya fitur produk/jasa,
namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui
pengelolaan aktivitas. Perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi
sektor publik dan organisasi nirlaba berkepentingan untuk mengurangi biaya
melalui sistem informasi biaya yang mampu menyediakan informasi berlimpah
tentang aktivitas. ABC system merupakan system informasi yang sangat kuat
memampukan personel di perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta
organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba dalam mengelola aktivitas.

ABC System Mencakup Seluruh Biaya


Akuntansi biaya tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur dan hanya
berfokus ke biaya produksi yaitu biaya yang terjadi dalam tahap produksi salah
satu dari berbagai tahap dalam proses pembuatan produk. ABC system berfokus ke
pengurangan biaya, dan tidak hanya terhadap biaya yang terjadi di tahap produksi,
namun mencakup biaya di seluruh tahap pembuatan produk, sejak tahap desain
dan pengembangan sampai dengan tahap purnajurnal.

ABC system berfokus ke Pengurangan Biaya


Akuntansi biaya tradisional berfokus ke perhitungan biaya produk dan pengendalian
biaya. Pengendalian biaya dalam akuntansi biaya tradisional dilaksanakan melalui

perhitungan biaya produk per unit dan akuntansi pertanggungjawaban.


Pengendalian biaya difokuskan hanya terhadap biaya produksi- biaya yang terjadi
dalam tahap produksi. ABC system berfokus ke pengurangan biaya. Biaya hanya
dapat berkurang jika personel melakukan tindakan terhadap sesuatu yang menjadi
penyebab timbulnya biaya-biaya aktivitas.

ABC system Menyediakan Informasi Bagi Seluruh Personel Organisasi


Akuntansi biaya tradisional didesain pada zaman teknologi manual untuk
memproses data akuntansi. Teknologi manual inilah yang membatasi pemakai
informasi yang dihasilkan akuntansi. Data akuntansi dicatat dalam kartu atau buku,
dan untuk dapat dimanfaatkan, data dalam kartu atau buku tersebut perlu disajikan
dalam bentuk laporan keuangan.
ABC system didesain dalam era teknologi informasi. Dengan teknologi ini, data
biaya dan data operasi dicatat dan diklasifikasikan dalam shared database. Dari
database ini, informasi biaya dapat di akses oleh personel organisasi yang diberi
wewenang untuk itu. Informasi yang dihasilkan ABC system bersifat multidimensi
dan berupa informasi keuangan dan nonkeuangan.

Anda mungkin juga menyukai