FISIOLOGI TUMBUHAN
Oleh
IR. MEIRIANI, MP
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................
1
TATA TERTIB .........................................................................................................
3
PERCOBAAN
1
Kurva Sigmoid .........................................................
4
PERCOBAAN
2
Inisiasi Akar ............................................................
6
PERCOBAAN
3
Fotosintesis ..............................................................
10
PERCOBAAN
4
Geotropisme .............................................................
13
PERCOBAAN
5
Imbibisi Biji ..............................................................
15
PERCOBAAN
6
Dormansi Biji ...........................................................
18
PERCOBAAN
7
Transportasi Zat Hara ...............................................
22
PERCOBAAN
8
Laju Transpirasi ........................................................
26
PERCOBAAN
9
Kuosien Respirasi .....................................................
30
PERCOBAAN
10
Daerah Pertumbuhan Tanaman ................................
34
TATA TERTIB
1. Para mahasiswa harus menghadiri seluruh percobaan dalam masa praktikum dan tidak
dibenarkan meninggalkan praktikum tanpa alasan yang sah (surat dokter, dan lainlain) dan perlu mendapat persetujuan dosen penanggung jawab praktikum .
2. Praktikan yang terpaksa tidak dapat mengikuti praktikum pada waktu yang telah
ditentukan, harus mengikuti praktikum pengganti bersama-sama dengan kelompok
praktikum yang lain pada minggu tersebut atas persetujuan penanggung jawab
praktikum.
3. Setiap kali praktikum, praktikan harus :
a. Mempersiapkan materi/bahan yang akan dipraktikumkan
2
1. KURVA SIGMOID
Salah satu ciri kehidupan tumbuhan adalah bahwa tumbuhan itu mengalami proses
tumbuh. Tumbuh adalah kenaikan volume, besar atau berat kering yang tidak dapat balik.
Besarnya pertumbuhan per satuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan
atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan
dengan suatu grafik dengan laju tumbuh pada ordinat dan waktu pada absisa, maka grafik itu
merupakan suatu kurva berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini
berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagian, ataupun sel-selnya.
Kurva sigmoid berguna bagi para ahli dalam melakukan penelitian-penelitian lebih
lanjut tentang tumbuh dan perkembangan tumbuhan, karena itu menunjukkan tahapan3
Bahan
Alat
Pelaksanaan Percobaan
- Isi media ke dalam polibag yaitu campuran top soil, pasir dan kompos dengan
perbandingan 4 : 1 : 1.
- Rendam benih yang hendak ditanam di dalam air selama lebih kurang 15 menit.
- Bersihkan lahan dari gulma dan kotoran, lalu susun batu bata masing-masing 2 buah
untuk tiap polibag.
- Tanam benih yang sudah direndam pada polibag sebanyak 3 benih per polibag.
- Setelah satu minggu sisakan satu tanaman per polibag
- Amati jumlah daun dan tinggi tanaman setiap minggu.
- Gambarkan grafiknya.
SAMPEL
I
TOTAL
RATAAN
PARAF
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
4
2.
Jumlah Daun
MST
SAMPEL
I
TOTAL
RATAAN
PARAF
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Medan,
2016
Dik. Asisten
2. INISIASI AKAR
IAA adalah hormon tumbuhan yang pertama kali ditemukan dan yang menyebar
merata di dalam tumbuhan. Selain berperan dalam pembesaran sel, auksin IAA juga diketahui
menstimulir pembelahan sel dalam inisiasi pembentukan akar adventif. Pembelahan sel pada
kambium dipengaruhi pula oleh auksin dari daun.
Pada konsentrasi tertentu, auksin dapat mendorong fase perkembangan tetapi akan
menghambat bila konsentrasinya dinaikkan dan suatu konsentrasi yang mendorong
pembesaran sel pada pucuk mungkin akan menghambat pembesaran sel pada akar dan
tumbuhan yang sama. Sifat kerja auksin mendua ini bergantung pada kepekaan jaringan,
konsentrasi auksin endogen di dalam jaringan atau keadaan fisiologis lain dari jaringan.
5
Senyawa-senyawa lain yang memiliki hubungan kimiawi yang dekat dengan IAA
diketahui aktif pula sebagai hormon tumbuh di dalam jaringan tumbuhan tingkat tinggi.
Dalam penerapan praktis, auksin sintetik lebih banyak digunakan daripada IAA. Pemilihan
zat pengatur tumbuh dalam praktek budidaya tanaman berdasarkan pada efektifitas, stabilitas,
kelarutan, kecepatan penetrasi ke dalam jaringan tanaman, pengaruh khusus, harga,
toksisitasnya terhadap hewan dan manusia. Penggunaan zat pengatur tumbuh dalam praktek
budidaya tanaman ini dikenal dengan revolusi kimia.
Salah satu respon morfologis yang paling umum dari perlakuan adalah inisisasi akar
pada batang, daun, dan bagian-bagian lain dan tumbuhan. Efektifitas auksin dalam inisiasi
akar memperluas penggunaannya dalam perbanyakan tanaman berkayu dan tanaman herba.
Dalam proses inisiasi akar struktur yang dapat dikenali adalah primordia akar yang terbentuk
di dalam jaringan batang. Sesudah inisiasi, sel-sel akar tumbuh memanjang dan akar
menembus jaringan batang sehingga terbentuk struktur akar normal. Walaupun inisiasi akar
dirangsang oleh auksin, tetapi perpanjangan akar dihambat. Oleh karena itu, auksin perlu
dihilangkan agar tumbuh secara optimal.
Selain auksin, faktor lain yang sering kali ikut serta berperan dalam inisiasi akar
adalah faktor-faktor nutrisi. Dalam jaringan batang, faktor tambahan yang utama adalah
karbohidrat dan nitrogen. Dengan demikian stek batang yang diberi perlakuan auksin akan
lebih mudah berakar apabila dibiarkan tetap berdaun karena daun merupakan sumber nutrisi
dan juga auksin.
Pada umumnya, jumlah akar yang di inisiasi oleh perlakuan auksin sebanding dengan
konsentrasi auksin yang diberikan sampai pada suatu tingkat optimum. Kenaikan konsentrasi
selanjutnya akan menghambat, dalam percobaan ini kita akan mempelajari pengaruh
perlakuan auksin pada pembentukan akar.
Auksin yang sering kali digunakan secara komersial adalah asam indol butirat (IBA)
dan asam -naftalen asetat (NAA). Auksin komersial ini bisa digunakan dengan cara:
1. Mengoleskan bubuk talk yang mengandung auksin pada pangkal stek
2. Mencelupkan bagian pangkal batang dalam larutan auksin pekat selama beberapa
menit.
3. Merendam bagian pangkal dalam larutan auksin encer selama 1-2 hari. Kemudian stek
batang ditanam pada media pasir, vermikulit atau lainnya.
Tujuan Percobaan : untuk mengamati pertumbuhan akar dan tunas setek tanaman dengan
atau tanpa daun pada konsentrasi zat pengatur tumbuh yang berbeda.
Bahan
Alat
Pelaksanaan Percobaan
1. Campurkan media tanam top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1dan siram dengan
air.
2. Isi media ke dalam polibeg masing-masing pasangan sebanyak 6 buah.
3. Pilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sepanjang
30 cm. Setiap pasangan menyiapkan 3 potong dengan daun tanaman tetap melekat
pada cabang dan 3 potong yang daunnya dibuang semua.
4. Rendam cabang bagian bawah, masing masing 1 potongan dengan daun dan tanpa
daun tanaman selama 15 menit dengan :
a. Air destilata
b. Larutan 0,1 mg IAA/liter
c. Larutan 1,0 mg IAA/liter
5. Tanam bahan setek ke dalam polibag dan beri label.
6. Siram sedikit air, sungkup dengan plastik transparan dan tempatkan pada tempat
teduh. Setelah 1 minggu sungkup plastik dibuka.
7. Siram tanaman setiap hari bila perlu. Amati perumbuhan tanaman setiap minggunya.
8. Setelah 6 minggu amati pertumbuhan akar.
:
: JUMLAH TUNAS
DIRENDAM AIR
DESTILATA
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
JUMLAH TUNAS
DIRENDAM IAA
1 mg/l
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
DIRENDAM IAA
0,1 mg/l
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
PARAF
Komoditi
Parameter
:
: JUMLAH AKAR
Tgl
Pengamata
n
DIRENDAM AIR
DESTILATA
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
JUMLAH AKAR
DIRENDAM IAA
1 mg/l
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
DIRENDAM IAA
0,1 mg/l
Dgn
Tanpa
Daun
Daun
PARAF
3. FOTOSINTESIS
Baru pada tahun 1964 reaksi fotosintesis secara jelas dapat digambarkan sebagai
pertukaran gas :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Dalam reaksi tersebut sebanyak 691.000 kalori energi diserap dan dikonversi kedalam
bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis memerkukan cahaya, menunjukkan
adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar terhadap laju keseluruhan reaksi fotosintesis.
Pada keadaan intensitas cahaya rendah, laju fotosintesis akan rendah pula. Keadaan ini dapat
dikatakan sebagai faktor pembatas.
Percobaan ini mempelajari laju fotosintesis sebagai fungsi dari intensitas cahaya.
Cahaya menjadi faktor pembatas fotosintesis pada intensitas yang rendah. Pada keadaan ini
laju kenaikannya tidak akan mempengaruhi produksi oksigen. Keadaan ini disebut sebagai
jenuh cahaya pada suatu kondisi percobaan. Laju difusi CO 2 kedalam sel juga dapat
mengontrol laju fotosintesis secara keseluruhan. Ada kemungkinan jenuh cahaya di capai
9
karena CO2 menjadi faktor pembatas. Jika demikian, maka konsentrasi CO 2 akan
menghilangkan pembatas tadi dan dapat diharapkan bahwa peningkatan intensitas cahaya
selanjutnya akan meningkat laju fotosintesis.
Jika intensitas cahaya atau konsentrasi CO2 menjadi faktor pembatas fotosintesis,
maka suhu tidak akan mempengaruhi fotosintesis atau sangat kecil pengaruhnya, karena
reaksi-reaksi fotokimia tidak peka terhadap suhu (Q10=0.1) dan difusi mempunyai Q10=1.5.
Laju fotosintesis baru bersifat tanggap terhadap suhu pada keadaan dimana cahaya bukan
merupakan faktor pembatas. Pada reaksi selanjutnya, yaitu reaksi enzimatik, kenaikan suhu
akan mempengaruhi laju dan keseluruhan proses fotosintesis.
Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh F.F. Blackman pada tahun 1905 yang
berkesimpulan bahwa proses fotosintesis meliputi reaksi-reaksi fotokimia dan reaksi-reaksi
enzimatik. Keseluruhan proses mulai berlangsung bila ada cahaya dan berhenti apabila tidak
ada cahaya. Setiap langkah berlangsung pada langkah sebelumnya. Keadaan gelap
menghambat proses fotokimia sehingga O2 tidak diproduksi.
Selain faktor-faktor luar (CO2, intensitas cahaya dan suhu) yang mempengaruhi laju
fotosintesis, faktor dalam yang juga penting dalam mengontrol proses ini adalah konsentrasi
klorofil, defisit air dan konsentrasi enzim. Konsentrasi klorofil pada tingkat yang cukup
rendah dapat membatasi laju fotosintesis.
Tujuan Percobaan
Bahan
: Hydrilla verticulata
100 g,
Pelaksanaan Percobaan :
1. Timbang Hydrilla verticulata 5 gram, sebanyak 5 bagian.
2. Isi 5 buah gelas beker dengan air kolam bagian
3. Masukkan Hydrilla verticulata ke dalam gelas beker dan ditahan dengan
menggunakan funnel hingga setinggi 2 cm dari dasar gelas beker dan ditegakkan
dengan menggunakan kawat
4. Tutup ujung funnel dengan tabung reaksi sehingga berisi air tetapi tidak boleh ada
gelembung udara di dalam tabung reaksi.Tutup gelas beker dengan kertas minyak
warna merah, hijau dan kuning.
10
DATA FOTOSINTESIS
Waktu
Cahaya
Putih
(Kontrol)
Biru
10 menit
20 menit
30 menit
40 menit
50 menit
Merah
Kuning
Hijau
Perhitungan
11
Medan,
2016
Dik. Asisten
4. GEOTROPISME
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti. Jika
yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak tropisme. Jika yang bergerak
seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti.
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah
datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang , daun, kuncup bunga atau
sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju
sumber rangsang dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsang. Ditinjau
dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme,
geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme.
12
Alat
Pelaksanaan Percobaan
1. Ambil 2 buah lempeng kaca., lapisi dengan kertas tissue lalu basahi sampai lembab.
2. Ikat karet gelang 3 buah vertical dan 3 buah horizontal.
3. Ikat kecambah jagung pada tiap titik pertemuan karet gelang dengan arah lembaga
menghadap ke atas.
4. Masukkan kedua lempeng kaca ke kamar gelap selama 48 jam, setelah itu amati dan
gambarkan
5. Potong semua akar kecambah jagung pada salah satu lempeng sepanjang 3 mm.
6. Putar kedua lempeng kaca sebesar 90o searah jarum jam sehingga kedudukan kecambah
horizontal dan masukkan kembali ke kamar gelap.
7. Setelah 48 jam amati kembali dan gambarkan.
DATA GEOTROPISME
13
Medan,
2016
Dik. Asisten
5. IMBIBISI BIJI
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi
dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang
menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran
biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air). Efek yang
terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak.
Proses ini murni fisik.
14
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban Contoh: penyerapan air oleh benih.
Syarat terjadinya imbibisi: Perbedaan antara benih dengan larutan, dimana benih <
larutan. Ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih . Benih memiliki partikel
koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose . Benih kering
memiliki sangat rendah. Hubungan antara dengan komponen penyusun: = m + p
Volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air,
sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolism Proses metabolime:
aktivasi
enzim,
hidrolisis
cadangan
makanan,
respirasi.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon
asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Perubahan pengendalian ini
merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung
radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari
dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji
cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
Tujuan Percobaan : menetukan daya hisap biji terhadap air dan membandingkan
daya hisap air beberapa biji tanaman
Bahan
: biji kacang merah, biji padi masing-masing 100 g, air, kertas label.
Alat
Pelaksanaan Percobaan
4. Timbang berat biji yang telah direndam sesuai perlakuan dan sisa air.
5. Hitung Persentase kadar air dengan rumus :
=
6. Gambar grafik hubungan antara lama perendaman dengan pertambahan berat biji,
dalam 1 grafik untuk kedua biji.
15
Berat
Awal
Biji
(g)
Berat
Akhir
Biji (g)
Pertam
bahan
Berat
Biji (g)
Kadar
Air(%)
Berat Air
Sisa (g)
Air yg
diabsorb
si (g)
Selisih Air
yg
diabsorbsi
dgn
Pertamba
han Berat
Biji
1
2
3
4
5
6
8
16
12
24
48
KOMODITI :
Lama
Peren
Daman
(jam)
Berat
Awal
Biji
(g)
Berat
Akhir
Biji (g)
Pertam
bahan
Berat
Biji (g)
Kadar
Air(%)
Berat Air
Sisa (g)
Air yg
diabsorb
si (g)
Selisih Air
yg
diabsorbsi
dgn
Pertamba
han Berat
Biji
1
2
3
4
5
6
8
12
24
48
Medan,
2016
Dik. Asisten
(
6. DORMANSI BIJI
Dormansi adalah keadaan biji yang tidak berkecambah atau tunas yang tidak dapat
tumbuh (terhambat pertumbuhannya) selama periode tertentu yang disebabkan oleh faktorfaktor internal dalam biji atau tunas itu. Suatu biji dikatakan dorman , apabila biji tersebut
tidak dapat berkecambah setelah periode tertentu, meskipun faktor-faktor lingkungan yang
dibutuhkan (seperti air, oksigen, suhu) yang cocok telah tersedia.
Istilah dormansi hanya digunakan untuk menyatakan keadaan biji yang gagal untuk
berkecambah sebagai akibat dan keadaan internal biji, bukan karena keadaan lingkungan
yang tidak cocok. Biji yang kuisen(quicence) adalah biji yang dapat segera berkecambah
jika diletakkan pada lingkungan yang cocok (air, oksigen dan suhu).
Pada biji dikenal beberapa tipe dormansi, antara lain :
17
a. Karena kulit biji yang keras atau tidak permeabel terhadap air atau udara (beberapa
jenis leguminosa)
b. Adanya penghambat kimiawi terhadap perkecambahan di dalam daging buah atau
cairan sekitar (tomat, jeruk, bit gula)
c. Perlu mendapat perlakuan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (selada,
mentimun)
d. Perlu mendapat perlakuan suhu rendah (5 -10C) selama periode tertentu atau yang
dikenal dengan perlakuan vernalisasi (gandum musim dingin)
Dengan memperhatikan tipe dormansi pada biji yang akan dikecambahkan, suatu
perlakuan yang cocok dapat kita berikan pada biji yang akan disebarkan di lapangan,
sehingga biji tersebut dapat segera berkecambah dan kegagalan atau terhambatnya
perkecambahan dapat dihindari. Dalam percobaan ini akan ditunjukkan tipe-tipe dormansi
yang biasa dijumpai pada biji-bijian dan cara mengatasinya.
Tujuan Percobaan
Bahan :
1 buah tomat utuh dengan jumlah biji 30 buah, biji jarak, biji flamboyan, biji
lengkeng
masing-masing
20
buah,
aquades,
larutan
coumarin,
asam
sulfat(H2SO4),KNO3, kertas pasir halus, kertas merang, pasir, karet gelang, label
Alat
Pelaksanaan Percobaan
18
c. Kikir atau asah 2 biji dengan kertas pasir halus dekat embrio, sampai tampak
kotiledonnya. Rendan dalam air destilata selama 1 jam.
d. Kikir atau asah 2 biji pada jarak 90 dengan embrio sampai tampak
kotiledonnya. Rendam dalam air destilata selama 1 jam.
e. Kikir atau asah 2 biji pada jarak 180 dengan embrio sampai tampak
kotiledonnya. Rendam dalam air destilata selama 1 jam.
f. Kikir atau asah 2 biji pada jarak 180 dengan embrio sampai tampak
kotiledonnya. Rendam dalam larutan GA3 300 ppm.
g. Rendam 2 biji dalam larutan H2SO4 5 cc/l air selama 15 menit.
h. Rendam 2 biji dalam larutan KNO3 5 cc/l air selama 15 menit.
3. Tanam pada bak pasir yang sudah disiram air dengan kedalaman 1 cm.
4. Tempatkan pada tempat gelap pada suhu kamar/ruang
5. Periksa setiap hari selama 1 minggu, siram bila media perkecambahan kering dan
catat perkembangannya. Bandingkan satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.
B. Faktor-faktor kimiawi :
1. Sediakan 3 buah cawan petri yang telah dilapisi dengan kertas merang
2. Belah buah tomat, ambil cairan ekstrak buah tomat tersebut.
3. Ambil 30 buah biji tomat tersebut :
a. Cawan 1 : letakkan 10 biji tomat tanpa dicuci + larutan ekstrak tomat
b. Cawan 2 : letakkan 10 biji tomat yang sudah dicuci air destilata + air
destilata
c. Cawan 3 : letakkan 10 biji tomat yang sudah dicuci air destilata + larutan
Coumarin 40 mg/liter
4. Tutup cawan, beri label dan letakkan pada tempat gelap pada suhu kamar/ruang.
5. Amati persentase perkecambahan setiap hari selama 1 minggu.
19
3
1
BIJI BERKECAMBAH
6
7
TOTA
4
L
Air Destilata
Ekstak Buah
Tomat
Larutan
Coumarin
Dikikir
Dekat
90 dr
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
H2SO4
KNO3
180 dr
20
embrio
embrio
embrio
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
H2SO4
KNO3
H2SO4
KNO3
H2SO4
KNO3
H2SO4
KNO3
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
21
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
H2SO4
KNO3
H2SO4
KNO3
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Dikikir
Dekat
embrio
90 dr
embrio
BIJI BERKECAMBAH
Air
Air
Panas
Dingin
180 dr
embrio
180 dr
embrio
+ GA3
Flamboyan
Jarak
Lengkeng
Medan,
2016
Dik. Asisten
transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif
melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding
sel dan ruang antar sel)
transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup
dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem).
Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan
trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya
mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk
suatu pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel
memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding
sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang
merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga
mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan
dipengaruhi oleh :
-
daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa
kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya
adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan
akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 2,0 atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang
dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya
berbanding
lurus
dengan
luas
bidang
penguapan
(intensitas
penguapan).
-
Tujuan Percobaan : untuk menentukan daerah pengangkutan zat hara pada tanaman Pacar
Air dan Bayam Duri
Bahan
Alat
Pelaksanaan Percobaan
1.
Sediakan tanaman Pacar air dan Bayam duri yang sama tinggi dan sama
besarnya,
Potong bagian pangkal akarnya dan dikupas kulit batangnya sepanjang 3 cm dari pangkalnya.
3.
4.
Masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi larutan eosin dan biarkan selama 30 menit
5.
Ukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan hitung laju transportasi dengan
rumus :
V = Tinggi larutan eosine
Waktu
=
mm/detik
V = mm/detik
Xylem + Vaselin
24
Floem + vaselin
Tanaman :
PERLAKUAN
V = mm/detik
Xylem + Vaselin
Floem + vaselin
Perhitungan
Medan,
2016
Diketahui Asisten
8. LAJU TRANSPIRASI
Air yang diabsorbsi oleh akar tanaman hanya kurang dari 1 persen yang digunakan
dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar air yang diabsorbsi oleh akar hilang
karena proses transpirasi pada daun. Transpirasi air oleh tanaman dibagi dengan produksi
berat kering selama pertumbuhan disebut rasio transpirasi.
25
26
jam-1 atau g cm-2detik-1). Dilapang laju transpirasi dinyatakan dalam satuan luas lahan,
misalnya dalam liter ha-1hari-1. Hampir 2/3 air yang jatuh di lahan daerah beriklim sedang
dikembalikan ke atmosfer dengan cara transpirasi.
Di laboratorium, alat yang biasa dipergunakan untuk mengukur laju transpirasi
tumbuhan adalah photometer. Dengan alat ini laju pergerakan gelembung udara pada kolom
air di dalam bagian horizontal dari pipa kapiler akan ditentukan. Sebenarnya photometer
mengukur laju absorbsi air oleh tumbuhan dan bukan laju transpirasi. Penyerapan air tidak
berbeda terlalu besar dengan kehilangan air, maka dapat dikatakan bahwa laju penyerapan air
sama besar dengan laju transpirasi.
Tujuan
Percobaan
untuk
mengetahui
pengaruh
faktor
internal
dan
faktor
Alat
Pelaksanaan Percobaan
b.
dilapisi vaselin
c.
d.
e.
tanpa daun
6. Masukkan bahan tanaman ke dalam erlenmeyer, lalu mulut erlenmeyer ditutup
dengan mempergunakan kapas.
7. Timbang berat awal masing-masing Erlenmeyer + Balsamina impatient (sebagai
bobot awal)
27
8.
g/s
Berat awal
(g)
Berat akhir
(g)
Selisih
Laju transpirasi
g/menit
g/dtk
28
Kontrol
Dilapisi vaselin
Tanpa akar
Dipotong daun
Tanpa daun
ANGIN
Perlakuan
Berat awal
(g)
Berat akhir
(g)
Selisih
Laju transpirasi
g/menit
g/dtk
Kontrol
Dilapisi vaselin
Tanpa akar
Dipotong daun
Tanpa daun
Perhitungan
Medan,
2016
Diketahui Asisten
9. KUOSIEN RESPIRASI
Respirasi merupakan salah satu proses terpenting dalam sel hidup. Dalam proses ini
terbentuk energi bebas (ATP dan NADH) yang diperlukan dalam proses sintesis sel dan
29
KR = 1,0
C6H12O6 + 6 O2 _____________________ 6 CO2 + 6 H2O
6 mol CO2
KR = -------------------- = 1,0
6 mol O2
2.
Jika tanaman di tumbuhkan di tempat gelap dan jika asam malat (asam
organik yang banyak diakumulasikan dalam daun) digunkan sebagai substrat respirasi,
maka KR=1.33
C4H6O5 + 3 O2 _____________________ 4 CO2 + 3 H2O
4 mol CO2
KR = -------------------- = 1,33
3 MOL O2
Apabila asam palmitat (suatu jenis asam lemak yang dapat diubah
3.
menjadi sukrosa pada endosperm selama stadium awal perkembangan biji yang kaya
akan lemak) sebagai substrat respirasi, maka KR = 0,36
C16H32O2 + 11 O2 _____________________ C12H22O11 + 4 CO2 + 5 H2O
4 mol CO2
KR = -------------------- = 1,33
11 mol O2
Selain jenis substrat masih ada faktor lain yang menyebabkan nilai KR berfluktuasi,
yaitu :
30
1. Suhu, mempengaruhi penyerapan O2 dan produksi CO2. Biji apel yang dorman memiliki
nilai KR yang meningkat dengan kenaikan suhu dan menurun dengan menurunnya suhu.
Pada Lupinus alba suhu mempengaruhi konsumsi sehingga KR berubah-ubah menurut
perubahan suhu.
2. Asam Organik, yang diserap oleh tumbuhan digunakan pula untuk sintetis asam organik
disamping untuk respirasi. Pada buah dan tanaman sukulen yang menyimpan makanan
cadangan berupa asam organik rasio CO2 dan O2 menurun.
3. Faktor lain, CO2 banyak dibentuk pada proses respirasi tidak diimbangi dengan
tersedianya O2 dalam jumlah cukup. Keadaan ini terjadi pada tempat anaerob. Dengan
suplai O2, nilai KR akan lebih besar dari 1.0. Tanaman berdaun merah memiliki nilai KR
lebih kecil dari tanaman berdaun hijau. Hal ini disebabkan tanaman berdaun merah lebih
cepat menyerap O2. Perbedaan nilai KR ini dapat pula dihubungkan dengan besarnya
akumulasi asam organik pada daun berantosianin (meraH).
Pada tananaman Crassulaceae yang ditumbuhkan di tempat gelap akan menyerap O2
dalam jumlah besar, sedangkan CO2 yang dihasilkan menurun, sehingga nilai KR rendah.
Pada tanaman tersebut karbohidrat dirombak tidak sempurna, akibatnya banyak terbentuk
asam organik yang diakumulasi di dalam sel, misalnya asam malat, iso sitrat dan oksalat.
Tujuan Percobaan : untuk mengetahui besarnya Kuosien Respirasi dari beberapa
kecambah tanaman.
Bahan
Alat
Pelaksanaan Percobaan
Pa = Da/13
Vb = r Db
Pb = Db/13
Va = Va + Va(760-Pa)
760
Vb = Vb + Vb(760-Pb)
760
KR = Vb Va
Vb
32
Komoditi
Da (mm)
Db (mm)
PERHITUNGAN
Medan,
2016
Diketahui Asisten
33
Pertumbuhan adalah proses perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup
berupa pertambahan ukuran sel atau organisme, baik volume, tinggi, ataupun massa.
Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/terukur.
Pertumbuhan disebabkan oleh :
1. Pertambahan jumlah sel akibat pembelahan sel
2. Pertambahan ukuran sel (volume, tinggi dan panjang)
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasarkan aktivitasnya terbagi menjadi 3
daerah :
1. Daerah Pembelahan.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik) memiliki inti sel yang relatif besar
dan berdinding sel tipis.
2. Daerah Pemanjangan
Berada dibelakang daerah pemanjangan.
3. Daerah Diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi
membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan
menjadi cabang.
Tujuan Percobaan : meneliti daerah pertumbuhan akar dan batang.
Bahan
Alat
Pelaksanaan Percobaan
34
35
Sampel
3
Jumlah
Rataan
Jumlah
Rataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Komoditi :
Parameter : Daerah Pertumbuhan Batang (mm)
Interval
1
Sampel
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Medan,
2016
Diketahui Asisten
(
36