PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jika kita melihat praktik kegiatan belajar mengajar di lapangan, kita
akan menemukan banyak guru yang belum mengetahui dasar penting dalam
pembelajaran yaitu variabel pembelajaran. Padahal pengetahuan yang baik
tentang masalah ini akan membuat guru lebih cakap dalam menangani dan
memahami permasalahan yang terjadi di sekolah. Sehingga pemahaman guru
yang baik tentang variabel pembentukan pembelajaran dapat mendukung
terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lancar.
Masalah diatas masih ditambah lagi dengan keterbatasan peran
pemerintah untuk mencukupi fasilitas yang diperlukan untuk mendukung
kondisi pembelajaran yang termasuk dalam variabel pembentukan
pembelajaran. Untuk itu diperlukan peran guru yang lebih aktif dan kreatif
dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang memadai namun terjangkau.
Tidak hanya menunggu peran pemerintah yang tidak pasti.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu diperhatikan oleh
para pengajar atau guru, agar dapat menuangkan variable-variabel
pembelajaran ke dalam desain pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, maka
calon guru perlu mengetahui secara mendalam tentang variabel pembentuk
pembelajaran. Seorang calon guru juga perlu berfikir kritis apakah modelmodel desain pembelajaran yang selama ini digunakan masih sesuai dengan
paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan tersebut bertujuan agar ketika
mereka benar-benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah,
mereka akan menjadi guru yang menguasai medan, memahami masalah yang
terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan bijak memyikapi masalah
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variabel Kondosisi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang
mempengaruhi efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil
dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Kondisi
pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik,
kondisi kelas, materi pembelajaran.
Reigeluth dan Merrill (1983) mengelompokkan variabel kondisi
pembelajaran mejadi tiga kelompok, yaitu:
1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi
Tujuan sutau bidang studi adalah pernyataan tentang hasil
pembelajaran apa yang diharapkan. Sedangkan karakteristik bidang studi
adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan
yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Karekteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh
karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang
lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah
peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media
dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.
2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi
Karekteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi
yang dapat memberikan landasan yang berguna yang berguna sekali dalam
mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karekteristik pembelajaran sangat
bervariasi dan berbeda antara satu materi pelajaran dan materi lainnya.
Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan
memilih strategi dan media dalam pembelajaran.Karena apa bila guru
salah dam memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat
kepada tidak akan tercapainya kompetensi yang telah ditentukan. Maka
sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar seorang guru harus
mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran tersebut.
Dengan mengetahui hal itu, maka akan mudah bagi guru untuk
menentukan media, metode dan strategi di dalam menyampaikan materi
pelajaran. Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber seperti
media, waktu, personalia dan uang.
Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani
kegitan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk
memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu
yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan
sebagai sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari
pengajar kepeserta didik.
Namun perlu kita ingat,bahwa peranan media tidak akan terlihat
bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acauan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka
media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai
penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kendala yang sering terjadi dilapangan adalah faktor
keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam proses
belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana
untuk mengadakan media tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat
memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis media yang
digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat
menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan
media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan
yang sangat sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami
kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemamfaatan media
perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguhsungguh oleh guru.
3. Karakteristik Siswa/Siswi
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan
siswa seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter
siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk membuat strategi
dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.
2.2 Variabel Strategi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara
melakukan atau penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi
latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan
suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan
instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur.
Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana
yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan
tersebut.
Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai
hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Ilmu
pengajaran (pembelajaran) memusatkan bidang kajiannya pada upaya
memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada
perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran.
Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi
pengajaran akan menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas
hasil pengajaran.
Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Organizational Strategy (Strategi Pengorganisasian)
pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
2.4 Hubungan Antar Variabel dalam Perencanaan Pembelajran
1. Definisi Perencanaan Pembelajran
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:2).
Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan
atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk mebelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan
perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada apa
yang dipelajari siswa. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari
siswa merupakan bidang kajian kurikulum, yakni mengenai apa isi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan
tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk
mencapai tujuan adalah bagaimana cara manata interaksi antara sumbersumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan
metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber dari siswa.
Sebagai laporan hasil belajar kepada para orang tua wali siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam
yaitu:
1. Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi
efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Regeiluth, Charles
M. 1983. mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga
yaitu :
a. Tujuan dan karakteristik bidang studi
b. Kendala dan karakteristik bidang studi
c. Karakteristik siswa
2. Variabel metode pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda.
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga,
yaitu:
a. Strategi pengorganisasian
b. Strategi penyampaian
c. Strategi pengelolaan
3. Variabel hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
dibawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Keeektifan
b. Efisien
c. Daya tarik
3.2 Saran
Dari pembahasan tentang taksonomi Variabel Pembelajaran maka
disarankan kepada pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut
sesuai dengan pengklasifikasian variabel, sehingga dalam kegiatan