Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jika kita melihat praktik kegiatan belajar mengajar di lapangan, kita
akan menemukan banyak guru yang belum mengetahui dasar penting dalam
pembelajaran yaitu variabel pembelajaran. Padahal pengetahuan yang baik
tentang masalah ini akan membuat guru lebih cakap dalam menangani dan
memahami permasalahan yang terjadi di sekolah. Sehingga pemahaman guru
yang baik tentang variabel pembentukan pembelajaran dapat mendukung
terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lancar.
Masalah diatas masih ditambah lagi dengan keterbatasan peran
pemerintah untuk mencukupi fasilitas yang diperlukan untuk mendukung
kondisi pembelajaran yang termasuk dalam variabel pembentukan
pembelajaran. Untuk itu diperlukan peran guru yang lebih aktif dan kreatif
dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang memadai namun terjangkau.
Tidak hanya menunggu peran pemerintah yang tidak pasti.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu diperhatikan oleh
para pengajar atau guru, agar dapat menuangkan variable-variabel
pembelajaran ke dalam desain pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, maka
calon guru perlu mengetahui secara mendalam tentang variabel pembentuk
pembelajaran. Seorang calon guru juga perlu berfikir kritis apakah modelmodel desain pembelajaran yang selama ini digunakan masih sesuai dengan
paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan tersebut bertujuan agar ketika
mereka benar-benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah,
mereka akan menjadi guru yang menguasai medan, memahami masalah yang
terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan bijak memyikapi masalah
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu,
apakah yang dimaksud dengan klasifikasi variabel pengajaran:
a. Instructional Conditions (Kondisi Pembelajaran)
b. Instructional Method (Metode Pembelajaran)
c. Instructional Outcomes (Hasil Pembelajaran)
d. Hubungan antar variabel dalam perencanaan pembelajaran
e. Hubungan variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, tujuan makalah ini adalah
untuk memahami klasifikasi variabel-variabel pengajaran :
a. Instructional Conditions (Kondisi Pembelajaran)
b. Instructional Method (Metode Pembelajaran)
c. Instructional Outcomes (Hasil Pembelajaran)
d. Hubungan antar variabel dalam perencanaan pembelajaran
Hubungan variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variabel Kondosisi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang
mempengaruhi efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil
dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Kondisi
pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik,
kondisi kelas, materi pembelajaran.
Reigeluth dan Merrill (1983) mengelompokkan variabel kondisi
pembelajaran mejadi tiga kelompok, yaitu:
1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi
Tujuan sutau bidang studi adalah pernyataan tentang hasil
pembelajaran apa yang diharapkan. Sedangkan karakteristik bidang studi
adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan
yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Karekteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh
karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang
lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah
peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media
dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.
2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi
Karekteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi
yang dapat memberikan landasan yang berguna yang berguna sekali dalam
mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karekteristik pembelajaran sangat
bervariasi dan berbeda antara satu materi pelajaran dan materi lainnya.
Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan
memilih strategi dan media dalam pembelajaran.Karena apa bila guru
salah dam memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat
kepada tidak akan tercapainya kompetensi yang telah ditentukan. Maka
sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar seorang guru harus
mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran tersebut.

Dengan mengetahui hal itu, maka akan mudah bagi guru untuk
menentukan media, metode dan strategi di dalam menyampaikan materi
pelajaran. Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber seperti
media, waktu, personalia dan uang.
Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani
kegitan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk
memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu
yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan
sebagai sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari
pengajar kepeserta didik.
Namun perlu kita ingat,bahwa peranan media tidak akan terlihat
bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acauan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka
media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai
penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kendala yang sering terjadi dilapangan adalah faktor
keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam proses
belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana
untuk mengadakan media tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat
memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis media yang
digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat
menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan
media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan
yang sangat sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami
kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemamfaatan media

perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguhsungguh oleh guru.
3. Karakteristik Siswa/Siswi
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan
siswa seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter
siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk membuat strategi
dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.
2.2 Variabel Strategi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara
melakukan atau penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi
latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan
suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan
instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur.
Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana
yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan
tersebut.
Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai
hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Ilmu
pengajaran (pembelajaran) memusatkan bidang kajiannya pada upaya
memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada
perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran.
Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi
pengajaran akan menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas
hasil pengajaran.
Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Organizational Strategy (Strategi Pengorganisasian)

Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan


isi bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran. Mengorganisasi
mengacu pada suatu tindakan, seperti pemilihan isi, penataan isi,
pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.
Strategi mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada cara untuk membuat
urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep,
prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada
pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing mengacu
pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta,
konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi.
Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Strategi Mikro
Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pengajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
b. Strategi Makro
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pengajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau
prinsip.
2. Delivery Strategy (Strategi Penyampaian)
Strategi penyampaian, yaitu metode untuk menyampaikan isi
pembelajaran kepada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan
yang berasal dari siswa. Contoh metode penyampaian :
a. Metode Tanya Jawab
Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru
maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi
cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud
keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan
siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang
lain yang didatangkan ke kelas.
b. Metode Inkuiri/Penemuan

Merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/konsep yang


bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis,
kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi;
observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.
c. Metode Kelompok Belajar
Adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah
komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat
berwujud dalam pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar
serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat,
bekerja dengan kelas di atasnya, bekerja dengan masyarakat.
d. Metode Pemodelan
Dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa
dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model
yang diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara
belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa
berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.
e. Metode Refleksi
Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan
pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah
diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu
tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah pertanyaan
langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal
di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari
itu, diskusi dan hasil karya.
3. Management Strategy (Strategi Pengelolaan)
Strategi pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara
siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi
pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran. Strategi pengelolaan
berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen suatu
strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran.

Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi


pengelolaan, yaitu:
a. Penjadwalan penggunaan strategi pengajaran.
b. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa.
c. Pengelolaan motivasi.
d. Kontrol belajar.
2.3 Variabel Hasil dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang
berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
yaitu :
1. Keefektifan
Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian isi belajar.
Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk
mendeskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu
a. Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut
dengan tingkat kesalahan.
b. Kecepatan untuk kerja.
c. Tingkat alih belajar.
d. Tingkat retensi apa yang dipelajrai.
2. Efisiensi
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara
keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan.
3. Daya Tarik
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat
sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas
pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya,

pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
2.4 Hubungan Antar Variabel dalam Perencanaan Pembelajran
1. Definisi Perencanaan Pembelajran
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:2).
Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan
atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk mebelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan
perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada apa
yang dipelajari siswa. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari
siswa merupakan bidang kajian kurikulum, yakni mengenai apa isi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan
tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk
mencapai tujuan adalah bagaimana cara manata interaksi antara sumbersumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan
metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

2. Perencanaan pembelajaran melibatkan variabel pembelajaran


Perencanaan pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel
pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar ada 3 variabel
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang
pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode dan
variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua
variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan
haurus diterima apa adanya. Yang termasuk dalam variabel ini adalah
tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi dan karakteristik siswa.
Adapun variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang
termasuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian
pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran dan strategi pengelolaan
pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat
yang muncul dari dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti
keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran dan daya tarik
pembelajaran.
3. Langakh-langkah Perencanaan dan Pengembangan Pembelajaran
Berpijak pada klasifikasi variabel-variabel pembelajaran di atas,
dikembangkanlah langkah-langkah perencanaan dan pengembangan
pembelajaran sebagai berikut :
1. Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi
Analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi perlu dilakukan pada
tahap awal kegiatan perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
apa yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa.
2. Analisis sumber belajar (kendala)
Sumber-sumber belajar apa yang tersedia dan dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran serta dapat mendukung proses
pembelajaran.
3. Analisis karakteristik siswa
Menganalisis karakteristik siswa untuk mengetahui ciri-ciri perorangan
siswa. Ciri-ciri yang dimaksud termasuk diantaranya adalah

kematangan tingkat berfikir, motivasi anak, kemampuan awal, bakat,


gaya belajar, serta kebutuhan atau harapannya. Karakteristik siswa
harus dijadikan pijakan dalam merencanakan pembelajaran.
4. Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
Langkah menetapkan dan isi pembelajaran memuat rumusan tujuan
khusus pembelajaran atau kompetensi apa yang diharapkan dikuasai
oleh siswa, serta tipe atau struktur isi pembelajaran yang bagaimana
yang dipelajri untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan
tersebut.
5. Menerapkan strategi pengorganisasian isi/materi pembelajaran
Strategi pengorganisasian isi/materi pembelajaran amat dipengaruhi
oleh tipe isi dan struktur bidang studi yang dipelajari. Pengorganisasian
materi pembelajaran dapat dilakukan ditingkat makro
(kurikulum/silabi) maupun tingkat mikro (satuan tatap muka/SAP).
6. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
Langkah ini didasarkan pada hasil analisis sumber belajar dan kendala.
Daftar sumber belajar yang tersedia dijadikan dasar dalam memilih dan
menetapkan strategi penyampaian pembelajaran.
7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran
Langkah ini amat tergantung pada hasil analisis karakteristik siswa.
Karakteristik siswa dijadikan dasar untuk memilih dan menetapkan
strategi pengelolaan motivasional, kontrol belajar, dll.
8. Mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran
Pengukuran hasil pembelajaran untuk mengetahui tingkat keefektifan,
efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui pengamatan, tes, hasil karya siswa, dll.
2.5 Hubungan Variabel dalam Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang
artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut
Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational

Evaluation, dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to


determining the value of something, artinya evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu
dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan.
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal ini bagai mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
Arikunto (1999:3).
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh
suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau
keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras
sistematik untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran.
2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, secara garis besar
evaluasi mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu:
-

Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai


pengetahuan atau ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.

Untuk mengetahui kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan


beajar.

Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.

Sebagai sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber dari siswa.

Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.

Sebagai laporan hasil belajar kepada para orang tua wali siswa.

Apabila evaluasi dilihat dari masing-masing pihak, dapat di uraikan


sebagai berikut:
a. Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru
-

Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.

Mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam


kelompoknya.

Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar


dalam PBM.

Memperbaiki proses belajar mengajar.

Menentukan kelulusan peserta didik.

b. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:


-

Mengetahui kemampuan dan hasil belajar.

Memperbaiki cara belajar.

Menumbuhkan motivasi dalam belajar.

c. Bagi sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi:


-

Mengukur mutu hasil pendidikan.

Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah.

Membuat keputusan kepada peserta didik.

Mengadakan perbaikan kurikulum.

d. Bagi orang tua peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:


-

Mengetahui hasil belajar anaknya.

Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada


anaknya dalam usaha belajar.

Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan


lanjutan bagi anaknya.

e. Bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, evaluasi berfungsi:


-

Mengetahui kemajuan sekolah.

Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum


pendidikan pada sekolah tersebut.

Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya


membantu lembaga pendidikan.

Jadi sangat jelas sekali hubungan antar variabel dalam pelaksanaan


dan evaluasi pembelajaran yaitu saling berkesinambungan karena untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran harus dilakukan terlebih dahulu
perencanaan pembelajaran sedangkan perencanaan pembelajaran itu
sendiri memerlukan ketiga variabel pembelajaran yang telah disebutkan
diatas sebagai acuan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam
yaitu:
1. Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi
efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Regeiluth, Charles
M. 1983. mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga
yaitu :
a. Tujuan dan karakteristik bidang studi
b. Kendala dan karakteristik bidang studi
c. Karakteristik siswa
2. Variabel metode pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda.
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga,
yaitu:
a. Strategi pengorganisasian
b. Strategi penyampaian
c. Strategi pengelolaan
3. Variabel hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
dibawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Keeektifan
b. Efisien
c. Daya tarik
3.2 Saran
Dari pembahasan tentang taksonomi Variabel Pembelajaran maka
disarankan kepada pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut
sesuai dengan pengklasifikasian variabel, sehingga dalam kegiatan

pembelajaran seorang pendidik mampu melihat aspek-aspek apa saja yang


ada pada pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl design theories and models: An overview of
their current status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
Publishers.
Suharsimi, Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta :
Gaung Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai