BAB II
PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN
sebaiknya
kontraktor
pelaksana
membuat
bangunan
penunjang di samping kiri dan kanan ruas jalan ( lebar 30 cm ) misalnya dengan
material timbunan bahu jalan agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat
terdorong kepinggir. Sesudah penghamparan aggregat, basahi aggregat aggregat untuk
melumasi permukaan dari butir butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang
lebih mudah dan lebih baik pada waktu penggilasan. Penggilasan harus dimulai dari
bagian bagian pinggir dan diteruskan kearah tengah menurut satu arah sejajar dengan
garis jalan. Setelah itu bahan pengisi yang halus dihamparkan tipis dan rata di atas
permukaan aggregat langsung dari truk truk atau dari tempat penimbunan, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal maka air disiramkan diatas bahan pengisi dan d
dorong terus menerus dengan sapu kedalam rongga di antara aggregat aggregat dan
setelah itu di gilas lagi dengan mesin gilas roda besi.
II.6. Pekerjaan Laburan Aspal Dua Lapis (BURDA)
Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal dua lapis.
Setiap lapis diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran aggregat,
pelaburan ini umumnya dihampar diatas Lapisan Pondasi Atas (LPA) yang sudah diberi
lapis resap pengikat atau diatas suatu permukaan aspal lama. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini permukaan jalan harus dibersihkan dahulu dan dalam pelaksanaannya
lubang yang akan di beri BURDA harus dilebihkan paling sedikit 20 cm dari tiap tiap tepi
yang akan di lapisi BURDA setelah itu diberi lapis resap pengikat dan dibiarkan dahulu
sampai kering. Kemudian aggregat dihampar merata diatas permukaan yang di telah di
beri lapis resap pengikat, setelah penghamparan aggregat baru di gilas dengan mesin
gilas roda besi dan roda karet sampai seluruh permukaan telah mengalami penggilasan
sebanyak enam lintasan
II.7. Pekerjaan Aspal HRS / LATASTON
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini badan jalan yang sudah bersih dan kering
jangan
sampai
ada
genangan
air
atau
apapun
yang
dapat
menyebabkan
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini jenis alat dan metode operasi harus sesuai dengan
daftar alat dan unit produksi yang disetujui Konsultan Pengawas, Direksi lapangan dan
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Pada
umumnya alat harus dipilih untuk penhamparan dan penyelesaian harus paver (perata)
bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis ketinggian yang
diperlukan dengan persediaan pemanasan dimana alat perata tidak dapat diperoleh
dan tergantung kepada perintah Konsultan Pengawas, Direksi lapangan dan Pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK ) Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, meletakan dan
menghampar campuran harus dilakukan dengan tenaga kerja dan menggunakan alat
bantu garukan, sekop dan kereta dorong.
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
III.1. Spesifikasi Teknis
Merupakan syarat, model dan ukuran serta mutu dari semua item item yang
ada di dalam pekerjaan.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan kontraktor pelaksana wajib menyerahkan
bukti tiket pembelian aspal type HRS kepada Konsultan Pengawas , Direksi
Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang. Setelah pekerjaan penghamparan selesai dan sebelum pekerjaan
dinyatakan selesai 100% kontraktor di haruskan melaksanakan tes core drill
BAB IV
PENUTUP
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah di jelaskan dalam Rencana Kerja
dan Syarat Syarat bagian teknis, apabila ternyata masih ada pekerjaan
yang harus di laksanakan namun tidak tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat Syarat bagian teknis maka pekerjaan tersebut tetap harus di
laksanakan atas biaya kontraktor pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu bisa disubtitusi/
diganti dengan merk lain asal kualitasnya sama/setara dan harus di ketahui
Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas PU Cipta Karya
dan Tata Ruang.
berfungsi
sebagai
pendukung
dalam
kelancaran
pelaksanaan
pekerjaan.
Nip. ..
KONSULTAN PERENCANA
CV. .
Direktur