Anda di halaman 1dari 10

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kebidanan Terintegrasi II

Disusun Oleh :
Rani Purnamasari (P17324413054)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah -Nya telah
memberikan nikmat sehat yang tidak ternilai sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
CBD.
Kami berharap semoga isi dari materi ini dapat menyumbangkan pengetahuan dan
menambah wawasan bagi para pembacanya sehingga dapat di jadikan sebagai salah satu
sumber dalam penyelesaian tugas.
Makalah dengan judul Hiperemesis Gravidarum ini tentu masih memiliki berbagai
kekurangan baik dari segi penampilan maupun isi. Oleh karena itu kritik dan saran dari para
pembaca sangat saya harapkan sebagai pembelajaran dan bekal dalam pembuatan CBD
selanjutnya.

Karawang, September 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 4
BAB I...................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORI..................................................................................................... 5
2.1 Pengertian.................................................................................................... 5
2.2 Tanda dan Gejala.......................................................................................... 5
2.3 Etiologi......................................................................................................... 5
2.5 Prognosis...................................................................................................... 6
2.6 Komplikasi.................................................................................................... 6
2.7 Pencegahan.................................................................................................. 6
2.8 Penatalaksanaan.......................................................................................... 7
BAB II..................................................................................................................... 8
TINJAUAN KASUS.................................................................................................... 8
BAB III.................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN........................................................................................................ 9
BAB IV.................................................................................................................. 11
KESIMPULAN........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

BAB I
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di
sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan trimester I,
kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, 2010).

2.2 Tanda dan Gejala


Hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat 1
Muntah terus menerus ( > 3 4 x sehari, dan mencegah masuknya makanan atau
minuman selama 24 jam ) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu
makan, berat badan turun (2 3 Kg dalam 1 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat
sampai 100 x / menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit menurun dan mata
cekung.
2. Tingkat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang naik, mata cekung dan sedikit kuning, berat badan turun, tekanan darah
turun, pengentalan darah, urin berkurang, sulit BAB, dan pada nafas dapat tercium
bau aseton.
3. Tingkat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah menurun. Pada janin dapat terjadi
ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan
mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati

2.3 Etiologi
1. Psikologis, bergantung pada:
a. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya.
b. Apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
2. Fisik:
a. Terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam sirkulasi darah ibu.

b. Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan


human chorionic gonadothropin.
c. Faktor konsentrasi human chorionic gonadothropin yang tinggi:
Primigravida lebih sering dari multigravida
Semakin meningkat pada mola hidatidosa, hamil ganda dan hidramnion.
d. Faktor gizi/ anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
Faktor predisposisi antara lain:
1) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita
gangguan lambung spesifik (Sarwono, 2005).
2) Faktor organik karena masuknya vili khorealis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
3) Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan.
4) Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes ( Esti, 2009).
Hormon yang terbentuk dalam tubuh ibu saat mingu-minggu awal kehamilan membuat ibu
merasa menderita, saat hormon-hormon tersebut, mempengaruhi perut, selera makan dan
pusat khusus otak yang dapat memicu respon muntah. (Esti, 2009).

2.5 Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat yang
berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

2.6 Komplikasi
a. Komplikasi ringan
Kehilangan berat badan,, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis,
hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gangguan
psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
Rupture aesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty
wernickes, haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan,
keterlambatan pertumbuhan di dalam kandungan dan kematian janin.

2.7 Pencegahan
1)
2)
3)
4)

Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses yang fisiologis.


Makan sedikit tapi sering dengan makanan kering.
Hindari makan berminyak dan berbau.
Defekasi teratur.

2.8 Penatalaksanaan
1. Obat- obatan

2.

3.

4.

5.

6.

Sedativa yang sering digunakan adalah luminal. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1
dan B6 keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti avopreg. Antihistamin
juga dianjurkan.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan.
Diet
a. Diet hiperemesis I yang diberikan pada tingkat III
Makanan yang berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
menurut kesanggupan penderita boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

BAB II
TINJAUAN KASUS
I.

Pengkajian Data Subjektif


Ny. A mengaku hamil anak kedua usia kehamilan 10 minggu mengeluh mual muntah
lebih dari 10 kali dalam sehari. HPHT 20- 07- 2015. Haid teratur lamanya haid 7 hari.
Tidak ada dismenorrhea. Periksa hamil sudah 4 kali ke bidan.
Ny. A mengatakan bahwa nafsu makan berkurang dan nyeri ulu hati disertai pusing.

II.

Pengkajian Data Objektif


Hasil pemeriksaan: Keadaan umum ibu lemah, kesadaran compos mentis, status
emosional stabil. TD 90/60 mmHg, nadi 98 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36 oC.
Konjungtiva merah muda, sklera putih, warna lidah putih, bibir agak pucat. TFU
belum teraba. Reflek patella +/+, pemeriksaan genetalia terdapat pengeluaran.

III.

Assesment
Diagnosa
: Ibu G2P1A0 usia kehamilan 10 minggu dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I.
Masalah potensial: Hiperemesis gravidarum tingkat II
Antisipasi masalah potensial : memberikan cairan infus RL 500 ml.

IV.

Planning
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa kondisi fisik ibu dalam
keadaan lemah dan tekanan darah ibu rendah.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.
2. Memberitahu ibu mengenai mual muntah dalam kehamilan termasuk hal yang
fisiologis dan akan hilang pada usia kehamilan 4 bulan.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah disampaikan.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dengan porsi sedikit tapi sering.
Ibu mengerti dan akan mengikuti saran.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti nasi dengan biskuit atau roti apabila ibu
masih merasa mual.
Ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang diberikan.
5. Mengingatkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak
seperti gorengan karena akan menyebabkan ibu merasa mual.
Ibu mengerti dan tidak akan mengkonsumsi goreng-gorengan.
6. Memberikan pendkes mengenai personal hygiene, area vagina dibersihkan dengan
air dari arah depan ke belakang. Dan mengganti celana dalam ketika ibu sudah
merasa lembab.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

BAB III
PEMBAHASAN
No
1

Berdasarkan Teori
Hiperemesis
gravidarum
adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10
kali dalam 24 jam atau
setiap
saat,
sehingga
menggganggu
kesehatan dan pekerjaan
sehari hari (Arief. B.,
2009).

Berdasarkan Kasus
Pembahasan
Ibu mengaku mual dan Terjadi
muntah lebih dari 10 kali ketidaksenjangan
dalam sehari.
antara kasus dengan
teori.

Tingkat 1: Muntah terus


menerus ( > 3 4 x sehari,
dan mencegah masuknya
makanan atau minuman
selama 24 jam ) yang
menyebabkan ibu menjadi
lemah, tidak ada nafsu
makan, berat badan turun (2
3 Kg dalam 1 minggu),
nyeri ulu hati, nadi
meningkat sampai 100 x /
menit,
tekanan
darah
sistolik menurun, turgor
kulit menurun dan mata
cekung.

Keadaan umum ibu lemah.


TD 90/60 mmHg, nadi 98
x/menit, respirasi 20x/menit,
suhu 36oC warna lidah
putih, bibir agak pucat. Dan
nyeri ulu hati.

Terjadi
ketidak
senjangan antara kasus
dengan teori

Pencegahan:
Planning:
1. Penerapan
bahwa 1. Memberitahu
ibu
kehamilan
dan
mengenai mual muntah
persalinan adalah proses
dalam
kehamilan
yang fisiologis.
termasuk
hal
yang
2. Makan
sedikit
tapi
fisiologis
dan
akan
sering dengan makanan
hilang
pada
usia
kering.
kehamilan 4 bulan.
3. Hindari
makan 2. Menganjurkan ibu untuk
berminyak dan berbau.
tetap makan dengan
4. Defekasi teratur.
porsi sedikit tapi sering.
3. Menganjurkan ibu untuk

Dalam anamnesa data


subjektif tidak dikaji
eliminasi,
sehingga
dalam
membuat
planning tidak terdapat
pembahasan mengenai
defekasi teratur.

mengganti nasi dengan


biskuit atau roti apabila
ibu masih merasa mual.
4. Mengingatkan ibu untuk
tidak
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung
minyak
seperti gorengan karena
akan menyebabkan ibu
merasa mual.

BAB IV
KESIMPULAN
Mual muntah dalam kehamilan merupakan hal yang fisiologis selama kehamilan, tetapi akan
menjadi patologis jika mual muntah yang dirasakan lebih dari 10 kali dalam sehari.
Dalam pengkajian kasus terdapat banyak kekurangan sehingga data yang dikaji masih belum
melengkapi dikarenakan sumber daya manusia yang masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai