Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

Kebutuhan Fisik Ibu hamil Trimester I,II,III


Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan
Dosen: Titi Legiati P,SST, M.Kes
oleh:
1. Annisa Azzahra

(P17324114031)

2. Eka Andita

(P17324114042)

3. Intan Noviani

(P17324114038)

4. Maryam Salsabila

(P17324114010)

5. Mega Elsya P

(P17324114059)

6. Peni Anastasya D

(P17324114029)

7. Ressi Wahyu U

(P17324114033)

8. Rizki Purwanti A

(P17324114030)

9. Wina Wahyuni

(P17324114020)

Jalur Umum 2-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEBIDANAN
2015/2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikah rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjunan kita semua yakni Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, tabiit dan tabiatnya serta sampailah kepada kita semua selaku umatnya
hingga akhir zaman, Aamiin.
Makalah ini berisikan tentang Kebutuhan Fisik Ibu Hamil pada Trimester I, II, III
sebagai bentuk pembelajaran dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjalankan
Asuhan Kebidanan Kehamilan dalam Praktik Kebidanan dengan baik.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua dosen pembimbing Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan, karna atas arahan dari beliau-lah makalah ini
dapat disusun dengan baik.
Makalah yang kami susun masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan makalahmakalah selanjutnya. Terima kasih.
Bandung,3 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................................

1.4 Manfaat..............................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Kebutuhan oksigen selama kehamilan

2.2 Kebutuhan personal hygiene selama kehamilan


2.3 Kebutuhan pakaian selama kehamilan

12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

21

BAB

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses normal bagi kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini, pada wanita terjadi banyak perubahan. Perubahan
tersebut meliputi perubahan fisik, psikis dan sosial. Selain kebutuhan psikologis,
kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman
dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, personal
hygiene, pakaian, eliminasi, seksual ,istirahat atau tidur, persiapan persalinan dan
kelahiran, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, persiapan laktasi, senam hamil.
Para tenaga kesehatan khususnya bidan harus mengetahui dan memahami apa
saja yang diperlukan oleh seorang wanita hamil, dan bagaimana prosedur asuhan
kebidanan yang baik dan benar. Oleh karena itu, penulis akan membahas kebutuhan
oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, istirahat atau tidur, persiapan
persalinan dan kelahiran, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, persiapan laktasi,
serta senam hamil. Dengan harapan bahwa tenaga kesehatan khususnya bidan
mengetahui kebutuhan fisik ibu hamil sehingga tidak salah dalam memberikan asuhan
serta KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan oksigen selama kehamilan?
2. Bagaimana kebutuhan personal hygiene selama kehamilan?
3. Bagaimana kebutuhan pakaian selama kehamilan?
4. Bagaimana kebutuhan eliminasi selama kehamilan?
5. Bagaimana kebutuhan seksual selama kehamilan?
6. Bagaimana kebutuhan istirahat/tidur selama kehamilan?
7. Bagaimana persiapan persalinan dan kelahiran selama kehamilan?
8. Bagaimana ketidaknyamanan dan cara mengatasi krtidaknyamanan tersebut
selama kehamilan?
9. Bagaimana persiapan laktasi selama kehamilan
10. Bagaimanakah senam hamil tersebut bermanfaat bagi ibu hamil?
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan oksigen selama kehamilan.


2. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan personal hygiene selama
kehamilan.
3. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan pakaian selama kehamilan.
4. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan eliminasi selama kehamilan.
5. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan seksual selama kehamilan.
6. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan istirahat/tidur selama kehamilan.
7. Untuk memahami dan mengetahui kebutuhan dalam mempersiapkan persalinan
dan kelahiran selama kehamilan.
8. Untuk memahami dan mengetahui ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara
mengatasi krtidaknyamanan tersebut selama kehamilan.
9. Untuk memahami dan mengetahui persiapan laktasi selama kehamilan.
10. Untuk memahami dan mengetahui manfaat senam hamil bagi ibu hamil.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan oksigen selama
kehamilan.
2. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui personal hygiene selama
kehamilan.
3. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui pakaian selama kehamilan.
4. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan eliminasi selama
kehamilan.
5. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan seksual selama
kehamilan.
6. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan istirahat/tidur selama
kehamilan.

7. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan dalam mempersiapkan


persalinan dan kelahiran selama kehamilan.
8. Agar

mahasiswa

memahami

dan

mengetahui

ketidaknyamanan

selama

kehamilan dan cara mengatasi krtidaknyamanan tersebut selama kehamilan.


9. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui persiapan laktasi selama
kehamilan.
10. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui manfaat senam hamil bagi ibu
hamil.

BAB

II

TINJAUAN TEORI
2.1 kebutuhan oksigen selama kehamilan
2.1.1 Pengertian
Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta
menghembuskan karbon dioksida sebagai hasil oksidasi (Ambarwati &Sunarsih, 2009).
Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan system perapasan pada
masa kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh
terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada
payudara, hasil konsepsi dan masa uterus dll (Yuliati, dkk, 2009).
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil
.berbagai gangguan pernafasan biasa terjadi saat ibu hamil sehingga akan mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu dan pengaruh pada bayi yang dikandung
(Eka&Ismayucha, 2013).
2.1.2 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Akan Oksigen
Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat kira-kira 20% sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya tersebut, wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian
bawah toraksnya juga melebar ke bagian sisi. Pada kehamilan 32 minggu atau lebih,

usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma
sulit bergerak. Akibatnya, tidak jarang wanita hamil mengeluh sesak nafas dan pendek
nafas.
Untuk menangani keadaan ini diperlukan kebutuhan fisiologis seperti:
1. Bantu cara untuk mengatur pernapasan.
2. Posisi berbaring semifowler.
3. Istirahat teratur.
4. Latihan pernafasan dan senam hamil.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada ibu hamil ini dapat dilakukan
senam pernapasan seperti berikut:
Dengan posisi berdiri atau sambil berjalan:
1. Mulut tertutup.
2. Tarik nafas sedalam mungkin dan mengeluarkannya secara perlahan-lahan.
3. Otot pernapasan yang dilatih adalah otot diagfragma dengan mengendorkan dan
mengencangkan dinding abdomen dan melakukan kontraksi dan relaksasi tulang iga.
4. Lakukan senam pernapasan ini beberapa kali sehingga dapat tercapai kesegaran
jasmani yang optimal.
Kriteria oksigen yang dibutuhkan ibu hamil, antara lain:
1. Bersih dan Segar
Kriteria oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih dan asri. Oleh
karena itu, ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk berolahraga pada pagi hari (jalan
pagi), hal ini dimaksudkan agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar
dapat berlangsung. Oksigen kotor yang didapatkan sebelumnya bertukar dengan
oksigen yang segar dan bersih.
2. Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin
rentannya oksigen yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh,
mulai dari udara yang mengandung timbal sampai yang mengandung residu. Polusi
udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara,
antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah

penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan
berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi
perumahan dan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa
seorang ibu hamil dianjurkan untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar tidak
menghirup oksigen yang telah tercemar yang dapat mengganggu perkembangan
janin didalam rahimnya.
3. Tidak Bau
Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara
yang berbau dikarenakan indra penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang
tidak tahan terhadap bau yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan
menghirup oksigen yang berbau. Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi
kesehatannya dan janin yang dikandungnya.
Untuk itu seorang ibu hamil harus menghindari tempat keramaian yang memiliki
kualitas oksigen yang buruk, seperti terminal, ataupun ruangan yang sering
digunakan untuk merokok.
2.1.3 Perubahan Pernapasan Akibat Kehamilan
Untuk memelihara kesehatan ibu dan janin dalam kandungan, pada tubuh
seorang ibu hamil akan terjadi upaya mengompensasi pemasukan oksigen ke dalam
tubuh ibu yang semula hanya untuk kebutuhan satu individu pada saat hamil menjadi dua
individu dan 3-4 individu pada kehamilan ganda. Fungsi dan anatomi saluran pernapasan
juga berubah menjadi sebagian besar pernapasan dilakukan secara diafragmatik.
Diafragma terkadang ke atas, sedangkan tulang rusuk lebih menonjol akibat adanya
pembesaran uterus. Adanya peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otototot polos alveoli menjadi rileks. Uterus menahan diafragma dari bawah. Dengan
dimikian, pernapasan pada ibu hamil lebih dalam, namun frekuensi tidak berubah
(Mandriwati, 2008).

2.1.4 Pengkajian Pernapasan Ibu Hamil


Pengkajian pernapasan pada ibu hamil dilaksanakan setiap ibu hamil melakukan
kunjungan antenatal di unit pelayanan kebidanan dan apabila ibu hamil di rawat inap
dengan penyulit kehamilan. Tujuan pengkajian pernapasan pada ibu hamil adalah
mendekteksi secara dini adanya penyakit yang berhubungan dengan pernapasan yang
kemungkinan sebagai peyulit kehamilan dan diprediksi akan menyebabkan keselamatan
ibu dan janin selama kehamilan dan menghambat jalannya persalinan (Mandriwati,
2008).

2.1.5 Cara Mengatasi Gangguan Pernapasan Saat Hamil


Sejak usia kehamilan 6 bulan ke atas wajar terjadi. Hal tersebut dikarenakan
kondisi rahim yang semakn membesar dengan berat badan bayi yang terus bertambah
besar dan akibatnya menekan dinding dada atau diafragma sang ibu hamil. Sehingga
rongga paru akan berkurang dan timbul sesak. Memang ada sebagian ibu hamil tidak
merasakan hal tersebut.
Berikut tips untuk membantu mngurangi sesak selama kehamilan ibu :
a. Disarankan bagi ibu hamil untuk melakukan kegiatan olahraga untuk ibu hamil dapat
membuat tubuh tetap sehat dan bugar. Tentu saja olahraga tersebut harus sesuai
dengan usia kehamilan.
b. Sebaiknya ibu hamil selalu duduk dengan tegak agar ruang paru-paru tidak tertekan
dan mempunyai ruang lebih untuk bernapas.
c.

Saat tidur usahakan agar kepala dan bahu diganjal pada satu atau dua bantal.

d. Jika sesak dirasakan saat berdiri atau berjalan, istirahatlah, bungkukkan badan dan
sandarkan badan pada kursi atau bantal. Jika sesak belum juga berkurang,
konsultasikan dengan dokter atau bidan anda.
e. Makanan sehat
Makanan sehat dapat membantu anda dalam menjaga berat badan yang sehat
selama kehamilan. Cobalah untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak, garam
dan gula, karena semua itu akan menambah berat badan anda dan mengakibatkan
sesak napas yang lebih parah.
f.

Hindari minuman bersoda dan berkafein


Cobalah untuk menghindari minuman seperti teh, kopi dan cola. Minuman jenis
ini termasuk diuretik (meningkatkan pengeluaran cairan tubuh lebih tinggi) dan
mungkin membuat Anda dehidrasi. Adapula kandungan tannin dalam teh dan kopi
menghambat tubuh Anda menyerap zat besi dari makanan yang anda konsumsi

g. Makanan yang mengandung zat besi


Cobalah untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti
daging merah, sayuran berwarna hijau gelap dan buah berry seperti blackberry.
Tambahan dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi vitamin C, seperti stroberi
dan kiwi yang dapat membantu tubuh Anda untuk menyerap zat besi dari makanan
yang anda konsumsi.
h. Melakukan olahraga yang teratur

Berhati-hatilah saat berolahraga, konsultasikan keluhan anda pada instruktur


olahraga anda. Bila anda berolahraga tanpa instruktur olahraga maka anda dapat
melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki dan mengontrol gerakan selain itu
beberapa olahraga yang sering dilakukan untuk ibu hamil dirasa lebih baik dan juga
lebih aman untuk anda ikuti. Anda dapat mengikuti kelas yoga untuk membantu
mengontrol pernapasan Anda.
i.

Penyesuaian pekerjaan dengan perubahan fisik selama kehamilan


Bila anda sering mengalami masalah pernapasan seperti sesak selama
kehamilan sebaiknya anda melakukan beberapa penyesuaian kegiatan sehari-hari.
Menghindari pekerjaan yang berat dan dapat langsung berbicara dengan pimpinan
pekerjaan anda untuk mendapatkan dukungan dalam menjaga kehamilan anda.

j.

Posisi tidur ketika hamil untuk mengurangi sesak nafas


Bila anda mengalami gangguan tidur malam hari selama kehamilan maka Anda
mungkin perlu tidur bersandar pada dua atau tiga bantal untuk mengurangi sesak
nafas anda. Pada kehamilan trimester ketiga anda memerlukan penyesuaian yang
lebih ekstra dari sebelumnya, perubahan yang terjadi memungkinkan anda
mengalami gangguan tidur dua kali lebih besar dari masa kehamilan sebelumnya.

k.

Gunakan waktu untuk rileksasi


Luangkan 10 menit setiap hari untuk rileksasi apalagi ditrimester akhir menjelang
persalinan Hal ini dapat membantu anda dalam mengatur pernapasan menjelang
persalinan

dan

untuk

membantu

kesehatan

paru-paru

anda.

2.2 Kebutuhan Personal Hygiene selama kehamilan


2.2.1 Pengertian personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene pada ibu hamil adalah
kebersihan dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena
badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu
proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahanperubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kesehatan pada
ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam
keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan
diri (personal hygiens) pada ibu hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal

10

yang dapat memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap
infeksi.
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan
cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang
kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan
hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y, dkk.2008)
2.2.2 Tujuan perawatan personal hygiene
Tujuan dari personal hygiene antara lain:

a. Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f.

Menciptakan keindahan

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, sabun mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan.
e.Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

11

f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.

g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
2.2.4 Personal Hygiene yang Berkaitan dengan Perubahan Sistem pada Tubuh Ibu
Hamil.

a. Selama kehamilan pH vagina menjadi asam dari 4 3 menjadi 5-6,5 akibat


vagina mudah terkena infeksi.

b. Stimulus estrogen menyebabkan adanya Flour Albus (keputihan).


c. Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat.

d. Uterus yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan


wanita hamil untuk sering berkemih.

e. Mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan
ke belakang.
2.2.5 Manfaat Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil

a. Dengan mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi


kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini
mengurangi terjadinya Infeksi, khususnya sesudah melahirkan.

b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan


Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan
tinja.
Bulu kemalauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus
yang akan dibersihkan karena hal tersebut akan mempermudah
penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi
menunggu persalinan tiba ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan
disekitar kamar bersalin
2.2.6 Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Personal Hygiens Ibu Hamil
Pada personal hygiens ibu hamil, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam personal hygiens pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan
kulit kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebersihan
kuku tangan dan kaki.

12

a. Kebersihan rambut dan kulit kepala


Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan
karena over activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan
keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan
mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut
dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk
mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu dan
endapan minyak yang menumpuk pada rambut membantu memberikan
stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah
pada rambut dan kulit kepala.
b. Kebersihan gigi dan mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk
menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam
gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada
dokumentasi yang mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan.
Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens
dengan menggunakan sikat dan pasta gigi sedangkan untuk kebersihan area
mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur
dengan antiseptik.
Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme
(produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu
terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi, nefritis, septikemia, sepsis
puerperalis, oleh karena infeksi dirongga mulut, misalnya pulpitis yang telah
menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana.
Sedangkan untuk trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah
makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.
bila keadaan mengijinkan,tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil.
c. Kebersihan payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu harus dibersihakan
kalau terbasahi oleh kolostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada
putting susu dan sekitarnya. Putting susu yang masuk diusahakan supaya
keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. Payudara perlu disiapkan
sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada
saat diperlukan.

13

d. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
sistem

metabolisme

mengakibatkan

peningkatan

pengeluaran

keringat.

Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembaban kulit dan


memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak
dibersihkan (dengan mandi), maka hamil akan sangat mudah untuk terkena
penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan
adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang
berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal
2 kali sehari sangat dianjurkan.
2.3

Kebutuhan Pakaian selama kehamilan


Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian
pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan mengakibatkan
beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologis ibu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini:

1.

Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada perut.
Pakaian tidak boleh ketat atau tidak menekan karena dapat menyebabkan

bendungan vena dan mempercepat varises. Otot di daerah pembuluh darah melemah
(hormon steroid) sehingga pembuluh balik melebar sampai 150%.
Selain itu, pakaian yang longgar akan memberikan rasa nyaman dan
memungkinkan pergerakan, pernapasan, dan perspirasi yang leluasa.
Bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar. Bagian pinggang
juga harus longgar, jika perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut ibu yang terus
membesar. Pakaian ibu hamil harus nyaman tanpa ada sabuk atau pita yang
menekan bagian perut dan pergelangan tangan.
2.

Bahan pakaian yang mudah menyerap keringat

Hal ini disebabkan oleh fungsi ekskresi keringat pada ibu hamil bertambah
membuat ibu sering terasa gerah dan lebih banyak mengeluarkan keringat. Baju
yang berbahan alami seperti katun lebih nyaman digunakan untuk ibu hamil.

14

3.

Pakailah bra yang menyokong payudara

Meningkatnya massa payudara dapat menyebabkan payudara menggantung dan


terasa nyeri, dan untuk menjaga kenyamanan diindikasikan penggunaan bra yang
menopang secara pas. Desain bra harus disesuaikan agar dapat menyangga
payudara tanpa menekan putting susu yang bertambah besar pada kehamilan.
Biasanya pada kehamilan, ibu biasanya menggunakan bra dua nomor lebih besar
dari biasanya. Bra yang dipakai harus memberi rasa nyaman pada ibu. Tali bra yang
elastis sebaiknya tidak digunakan karena kurang bisa menahan dengan baik. Bra
sebaiknya bertali besar sehingga tidak terasa sakit di bahu.
Bra yang baik dapat menghindari terjadinya guratan bekas regangan.
Penggunaan bra sangat dianjurkan terutama pada kehamilan trimester akhir, karena
menjelang persalinan payudara ibu akan semakin besar dan terasa berat. Khusus
untuk tidur, ibu bisa memakai bra yang lembut, tetapi bisa berfungsi menopang
payudara sehingga tidak mengendur. Bra tersebut juga dapat digunakan saat ibu
mengikuti latihan senaam hamil atau pada saat-saat santai.

Hal yang perlu diperhatikan saat ibu memilih bra, yaitu:


a. Pilih bra yang biasa dipakai untuk olahraga, bra biasa tapi tanpa kawat
penyangga. Kawat penyangga dapat mencederai jaringan payudara,
sehingga sebaiknya menggunakan bra yang lembut atau bra khusus untuk
ibu hamil.
b. Pilih bra yang bahan dasarnya katun, agar kulit bisa bernapas dengan
nyaman.
c. Pilih bra yang memiliki tali bahu lebar, sehingga dapat menahan beban
payudara.
d. Pastikan penyangga bra bagian bawah nyaman dipakai. Jika terlalu ketat
dapat

menahan aliran

darah

seputar payudara dan meningkatkan

kemungkinan penyumbatan saluran air susu.


e. Stocking yang ketat sebaiknya dihindari.
4.

Memakai sepatu dengan hak rendah

15

Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai
karena tempat titik berat wanita hamil berubah dan mengganggu stabilitas tubuh,
sehingga mudah tergelincir atau jatuh.
Selain itu, ligamen jaringan pengikat sendi di kaki ibu hamil akan melunak dan
merenggang di saat hamil, sama halnya dengan bagian tubuh lainnya. sehingga
sebaiknya ibu hamil menggunakan alas kaki yang sesuai, yaitu alas kaki yang terasa
pas, enak dan aman. Maka dari itu, alas kaki bertumit tinggi dan berujung lancip tidak
baik dipakai ibu hamil. Ibu hamil juga tidak boleh menggunakan alas kaki yang licin.
5.

Pakaian dalam yang selalu bersih

Pada ibu hamil pakaian dalam yang bersih ini digunakan agar menghindari dari
berbagai kuman penyakit yang dapat menyerang ibu, bahkan tidak hanya pada ibu
hamil saja. Pakaian dalam yang bersih memberikan kenyamanan kepada ibu.
Ibu hamil memiliki kebutuhan fisik saat trimester I,II dan III, salah satunya pakaian.
Dahulu, meski bahagia dengan kehamilannya, banyak ibu hamil yang berusaha
menyembunyikan perutnya yang membesar di balik busana hamilnya. Saat ini,
rasanya sudah tidak demikian lagi keadaannya. Kebahagiaan ibu hamil saat ini,
justru dieksprsikan dengan cara memamerkan perut buncitnya. Itu sebabnya, kalau
dahulu banyak ibu hamil yang terpaksa menggunakan pakaian bermodel daster, kini
justru bisa menggunakan pakaian yang tidak ketinggalan mode, tapi tetap nyaman.
Hamil dan tampil gaya sesungguhnya bisa berjalan bersama, asalkan tau kiatnya.
2.4 Kebutuhan Eliminasi pada Saat Kehamilannya
2.4.1 Eliminasi pada ibu hamil
Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.
Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari
rongga panggul.
Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP
(Pintu Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone
progesterone meningkat.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan

16

pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan


tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus. Jika ibu sudah mengalami
dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh
ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang
fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus
yang

mendesak

kantung

kemih

sehingga

kapasitasnya

berkurang.

Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga


menyebabkan desakan pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi.
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur
(trichomonas) tumbuh

sehingga

wanita

hamil mengeluh gatal dan

mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering


digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang
memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi
infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar
alat kelamin. Wanita perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin
yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih
atau buang air besar dan harus menggunakan tissue atau lap atau handuk
yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dan mengelap dari
belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara
uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang
lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih, tidak diberi
wewangian karena tissue yang kasar diberi wewanggian atau bergambar
apat menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau
pelindung celana dalam.
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup
minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi
minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih
muncul jangan diabaikan, menahan berkemih akan membuat bakteri
didalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus berkemih dulu jika ia
akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk waktu

17

yang lama (misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu berkemih
sebeblum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu
melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk
berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum
banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.
Defekasi menjadi tidak teratur karena :
1. Pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen
2. Tekanan uterus yang membesar
3. Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah
masuk panggul
Konstipasi di cegah dengan :
1. Cukup banyak minum
2. Olahraga
3. Pemberian laksatif ringan seperti jus buah-buahan
2.4.2 Hal-hal untuk mengatasi terjadinya eliminasi pada masa kehamilan
BAK : untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin
BAB : perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus
besar sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi
di anjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan bersehat. (Manuaba,
1998:96)
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/ BAB bisa dilakukan dengan
cara tidak hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-lipatan
labia mayora dan minora serta vestibula. (Ibrahim, 1993:59)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancer, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga buang air besar
mengalami obstipasi (sembelit).
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
menurunnya gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk
meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan buahbuahan). Sembelit dapat menambah gangguan wasir menjadi lebih besar
dan berdarah.
2.4.3 Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine
1. Diet dan asupan

18

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi


output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah
urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
2. Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan
menyebabkan

mengabaikan

keinginan

urin

tertahan

banyak

awal utnuk berkemih dapat


di

vesika

urinaria,

sehingga

memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine


3. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
4. Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
2.5 Kebutuhan Seksual Selama Kehamilan
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut ini.
-

Sering abortus dan kehamilan premature

Perdarahan pervaginam

Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir


kehamilan

Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan


infeksi janin intrauteri.
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang

sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu ini plasenta
terbentuk serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam
rongga panggul, coitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Sebagian perempuan takut melakukan
hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun
karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk
kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat
yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual.
Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.
2.5.1 Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester

19

Trimester pertama: minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama,


biasanya gairah seks menurun. Saat bangun tidur

sudah didera morning

sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan
semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap
semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.
Trimester kedua: minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua,
umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa
dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktifitas dengan
lebih leluasa dari pada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar
dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa
tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman.
Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah
ke organ-organ seksual dan payudara.
Trimester ketiga: minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika
kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang.
Pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas
lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali
merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika
termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah
hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan.
2.5.2 Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila
kehamilan berisiko seperti:
-

Ancaman keguguran atau riwayat keguguran, akan berisiko terjadi keguguran


berulang

Plasenta letak rendah (ari-ari tertanam di segmen bawah rahim), khawatir


terjadi perdarahan hebat saat hubungan seksual.

Riwayat kelahiran prematur, ini juga mengancam terjadinya persalinan


sebelum waktunya.

Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang
berfungsi sebagai pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina
robek, akibatnya hubungan seksual akan mengantarkan kuman di vagina ke
dalam rahim melalui sel-sel sperma, risikonya dapat menyebabkan infeksi
pada janin

Penyakit hubungan seksual (PHS),seperti: GO, siphilis, HIV/Aids, dll.


Istri yang sedang hamil atau tidak hamil bila menderita penyakit ini

sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual, sampai benar-benar sembuh


berdasakan penilaian dan pemeriksaan dokter yang ahli dalam bidangnya. Bila

20

hubungan seksual tidak dapat di hindari sebaiknya menggunakan kondom.


Dampak yang paling ditakuti bukan saja penularan ke janin, namun penularan ke
pasangan juga.
2.6 Kebutuhan Istirahat/Tidur Selama Kehamilan
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban
berat pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu
hamil.
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama
saat hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi
uterin dan oksigenasi fetoplasenta. Selama periode istirahat yang singkat,
seorang perempuan bisa mengambil posisi terlntang kaki disenderkan pada
dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema kaki
serta varises vena.
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan,
yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktikkan. Kemampuan relaksasi
secara disengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk
mengurangi ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan.
Selain itu, relaksasi juga mengurangi stress sehingga presepsi nyeri tidak
mengganggu ibu dan ibu masih mampu melahirkan anak. Untuk memperoleh
relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan selama berada
dalam posisi relaksasi, yaitu :
a. Tekuk semua persendian dan pejamkan mata
b. Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot wajah
c.

Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama

d. Pusatkan

pikiran

pada

irama

pernafasan

atau

pada

hal-hal

yang

menyenangkan
e. Apabila pada saat itu keadaan menyilaukan atau gaduh, tutup mata dengan
sapu tangan, dan tutup telinga dengan bantal
f.

Pilih posisi relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan


Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setiap makan
siang, pada awal istirahat sore, serta malam waktu tidur. Ada beberapa posisi

21

relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau semua
proses persalinan.
a. Posisi relaksasi/tidur dengan telentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua lengan rileks di samping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
Pejamkan

mata,

lemaskan

seluruh

tubuh,

tenang

dan

lakukan

pernafasan yang teratur dan berirama.


b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah
kepala diberi bantal dan di bawah perut pun sebaiknya diberi bantal, agar
perut tidak menggantung. Pejamkan mata, tenang dan atur pernafasan
dengan teratur dan berirama.
c.

Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring telentang


Kedua lutut ditekuk, berbaring telentang, kedua lengan di samping
telinga, tutuplah mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama
akhir kala I.

d. Posisi relaksasi dengan duduk


Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di
atas tempat tidur. Jika duduk, menghadaplah ke tempat tidur. Kedua kaki
tidak boleh menggantung. Posisi ini dapat dilakukan selama kala I,
sebelum naik ke tempat persalinan.
Keempat posisi tersebut di atas dapat dipergunakan selama ada his dan
pada saat itu, Anda harus mampu mengonsentrasikan diri pada irama
pernafasan atau pada sesuatu yang menenangkan. Sangat dianjurkan untuk
tidak memerhatikan nyeri.
Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan rekreasi untuk
menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek
wisata atau pergi ke luar kota.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut :
a. Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak dan panas, serta berdiri
terlalu lama di tempat tersebut karena akan menimbulkan sesak nafas
sampai akhirnya jatuh pingsan (syncope).
b. Apabila bepergian selama kehamilan, duduk dalam jangka waktu lama
harus dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan resiko bekuan
darah vena dalam (deep vein thrombosis) dan trombof lebitis selama
kehamilan.

22

c. Perempuan hamil boleh mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam


sehari dan harus berhenti selama 2 jam.
d. Duduk dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang.
e. Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di
bawah perut ketika kehamilan sudah besar.
2.7 Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi
2.7.1 Pengertian persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi yang normal.Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibudan keluarga
menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalahproses membuka dan
menipiskan serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa
persalinan, dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang
dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana
persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima
asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Persiapan persalinan bukan hanya
persiapan fisik semata, tapi persiapan psikologi seorang ibu dan keluarga
dalam menerimakelahiran bayi yang menjadi anggota baru dalam keluarga
adalah penting juga direncanakan dan diupayakan terpenuhi setelah waktu
kehamilan telah mendekati waktu persalinan. Untuk persiapan persalinan ini,
bukan hanya ibu yang berperan, tapi suami dan keluarga juga perlu untuk
kelancaran proses persalinan sesuai yang telah dirancanakan. Ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk
mendapat pelayanan/asuhan antenatal agar supaya perencanaan persalinan
dapat dibuat dengan melihat perkembangan ibu dan bayinya untuk
mengupayakan persalinan nanti berjalan lancar, baik, dan aman.
Tujuan Asuhan Antenatal adalah:

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatanibu dan


tumbuh kembang bayi.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,dan sosial


ibu dan bayi.

Mengenali secara dini adanya ketidak normalan ataukomplikasi yang


mungkin terjadi selama hamil, termasukriwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.

23

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan denganselamat, ibu


maupun bayinya dengan trauma seminimalmungkin.

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal danpemberian asi


eksklusif.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerimakelahiran bayi


agar dapat tumbuh kembang secara normal.2.

2.7.2 Trimester ke-1


Pada masa kehamilan ini, seorang ibu dalam masa adaptasi dengan
kehamilannya dan sebagian besar ibu hamil pada trimester pertama
mengalami mual muntah, ngidam, psikologisnya mengalami perubahan dan
lain-lain. Sehingga untuk perencanaan persalinan dan kelahiran pada saat ini
sepertinya belum tersusun sempurna, karena lebih memperhatikan terhadap
kondisi ibu serta kesehatan bayi dalam kandungannya. Untuk Perencanaan
awal pada trimester pertama adalah kebutuhan gizi selama hamil, dengan
upaya :

Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi


kebutuhan zat gizi ibu, janin, dan plasenta.

Memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat


menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, dan melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup
energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak.

Mendorong

ibu

hamil

sepanjang

waktu

untuk

mengembangkan

kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya


selama hidup.
2.7.3 Trimester ke-2
Pada

masa

kehamilan

ini,

seorang

ibu

mulai

terbiasa

dengan

kehamilannya. Dengan dukungan dan perhatian dari keluarga berpengaruh


terhadap perubahan psikologis ibu pada trimester ke-2. Ada 5 langkah yang
termasuk dalam perencanaan yaitu:
a. Membuat rencana persalinan
Setiap keluarga seharusnya membuat rencana persalinandari awal
pada trimester pertama. Tapi kebanyakan keluarga biasanya membuat
perencanaan persalinan bersama di saat usia kandungan pada trimester
3 dengan melihat perkembangan keadaan ibu dan janin pada antenatal
care (ANC). Setelah mengetahui kondisi ibu dan janin maka dibuat
keputusan mengenai hal-hal yang dalam perencanaan persalinan adalah
:

24

Tempat persalinan (BPS,RS dll)Memilih tenaga kesehatanyang


terlatih

Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut

Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan

Siapa yang akan menemani pada saat persalinan

Berapa

banyak

biaya

yang

dibutuhkan

dan

bagaimana

caramengumpulkan biaya tersebut

Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

b. Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawat


daruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak ada. Penting bagi
bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:

Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?

Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama


tidak ada saat terjadi kegawat daruratan?

c.

Mempersiapkan sistem transportasi jika kegawatdaruratan. Rencana ini


perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari
elemen-elemen dibawah ini:

Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumahsakit)

Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebihlanjut jika


terjadi kegawatdaruratan?

Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk?

Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan?

Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial?

d. Membuat rencana/pola menabung


Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yangrelatif
ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan
tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus
segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar,
pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Biladi perkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana
sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi.
Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang
sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika
terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari

25

asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai


dana yang diperlukan.
e. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk
persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang
seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan seprei dan menyimpannya
untuk persiapan persalinan.
2.7.4 Trimester ke-3
Pada waktu kursus ibu diterangkan apa yang terjadi pada kehamilan yang sudah
tua, kira-kira pada waktu dua minggu sebelum persalinan. Pada waktu itu ibu akan
merasa lebih mudah bernafas karena dasar rahim agak menurun berhubung
kepala janin pada kehamilan pertama mulai masuk dalam pintu atas panggul. Ibu
sering buang air kecil, Ibu merasa perut kadang-kadang mengencang dan
menegang. Pada waktu ini yang berperan adalah suami atau keluarga,
mempersiapkan barang-barang keperluan sebagai berikut:

Pakaian bayi untuk bayi yang akan dilahirkan.

Pakaian untuk ibu khususnya kain bulanan (cawat) yang dibuat dari
bahan yang dapat meresap.

Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi persalinan.

Persiapan alat-alat baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada masa persalinan
dan sesudahnya sangat penting. Terutama untuk menjamin kelancaran proses
persalinan dan nifas serta pemeliharaan bayi. Dalam melakukan persalinan ini
dapat secara bertahap, agar tidak terasa terlalu berat. Alat yang paling pokok dan
perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu, kemudian menyusul yang
lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat sendiri terutama pakaian bayinya,
agar merasa lebih puas dandekat dengan bayinya. Sangat dianjurkan persiapan
telah lengkappada usia kehamilan 8 bulan.
2.8

Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasinya

2.8.1 Trimester I
a. Mudah lelah
Fisiologi:
Sulit diterangkan mungkin peningkatan hormon progesteron, estrogen dan
HCG.
Cara mengatasi kelelahan:

Aturlah waktu istirahat sesuai dengan irama tubuh Anda. Jika Anda mulai

merasa lelah pada siang hari, cobalah beristirahat seperlunya dan jangan
memaksa diri untuk bekerja terus. Ketika tubuh Anda sudah mulai

26

menyesuaikan diri, biasanya rasa lelah dan mengantuk ini akan hilang dengan
sendirinya.

Berolahragalah untuk meningkatkan energi Anda. Misalnya, jalan kaki

selama 30 menit sehari. Anda akan merasa lebih bugar dan tidak mudah lelah.

Makanlah makanan dengan gizi yang seimbang. Hal ini penting, karena

kekurangan protein dan zat besi, misalnya, akan membuat ibu hamil merasa
kelelahan. Selain itu, hindari minum kopi dan teh terlalu banyak. Cobalah untuk
minum susu hangat sebelum tidur. Hal ini akan membantu Anda tidur nyenyak.

Jika rasa lelah itu sangat mengganggu dan tidak hilang selama

berminggu minggu ,sekalipun Anda sudah melakukan banyak istirahat,


konsultasikan hal ini ke dokter. Siapa tahu Anda ternyata mengalami anemia,
yang gejalanya juga sama, yaitu mu mudah merasa lelah dan mengantuk.
b. Perubahan payudara: rasa nyeri, lembek, dan geli
Fisiologi :
Hipertrofi kelenjar hipervaskularisasi, pigmentasi ukuran payudara, dan puting
serta aerola bertambah, yang semuanya akibat hormonal.
Intervensi

Memakai bra yang memakai penyerap, dan dapat dipakai pada malam hari.
Perawatan payudara dengan air hangat dan pertahankan keadaan kering. Beri
tahu bahwa payudara lembek sifatnya sementara.
c. Sering kencing dan tidak bisa ditunda
Fisiologi

Gangguan fungsi kandung kemih akibat perubahan vasikuler yang


berhubungan dengan hormonal.

Volume kandung kemih mengecil akibat terdorong rahim serta


presentasi janin.

Intervensi

Upayakan kencing teratur, latihan Kegel, kurangi minum sebelum tidur. Pakai
pembalut dan lapor kepada petugas kesehatan, bila perlu.
d. Mual & muntah (50%-75%) terjadi syok, mulai kehamilan 2-8 minggu.
Fisiologi

Tidak diketahui mungkin perubahan hormonal HCG, perubahan emosi


ambivalen, penolakan kehamilan.
Intervensi

Jaga agar tidak terlalu lapar/kekenyangan. Tidak merokok, kemudian bangun


pagi makan biskuit, berbaring sebentar sampai keluhan berkurang.Minum teh
rendah kafein hangat. Makan sedikit sering dalam porsi kecil. Hindari
makanan yang menyengat dan berbumbu.

27

e. Hipersalivasi (dapat terjadi 2 3 minggu I kehamilan) Stomatitis yang


menghilang spontan 1 2 bulan postpartum.
Fisiologi

Peningkatan estrogen sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat &


vaskularisasi .

Malas menelan karena emesis.

Intervensi

Kumur dengan obat kumur, sering mengunyah permen.

Diet seimbang, sayur-buah.

Sikat gigi berhati-hati. Jaga kebersihan mulut, kalau perlu ke dokter


gigi.

f. Keputihan (sering/kadang selama kehamilan berlangsung).


Fisiologi
Serviks

:
terangsang

oleh

hormon

sehingga

menebal,hiperaktif,

dan

mengeluarkan banyak lendir.


Intervensi

Sulit dicegah. Biarkan, pakai pembalut, jaga kebersihan vulva. Sering ganti
pakaian dalam. Kalau gatal,berbau , perubahan warna lendir,segeralah
periksa.
g. Hidung tersumbat kadang kadang terjadimimisan.
Fisiologi

Hiperemia mukosa mulut karena peningkatan estrogen.


Intervensi

Pakai inhaler, hindari trauma . Irigasi dengan cairan garam fisiologis atau
spray.
2.8.2 Trimester II
a. Chloasma/ Perubahan Warna Areola
Pada trimester II ibu akan mengalami perubahan warna areola
(Choloasma). Berdasarkan dasar anatomis dan fisiologis, hal ini disebabkan
oleh kencenderungan genetis peningkatan kadar esterogen dan mungkin
progesteron (8 progesteron: perangsang melanogenik). Hal ini dapat dihindari
dengan cara hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan, dan
gunakan bahan pelindung non-alergis.
b. Diarrhea
Diarrhea ini dapat dialami ibu pada trimester I, II dan III. Berdasarkan
anatomis dan fisiolohisnya hal ini bisa disebabkan dari hormon, makanan dan
efek samping dari virus. Diarrhea ini dapat dicegah atau diringankan dengan

28

memberi cairan pengganti- rehidrasi oral kepada ibu, hindari makanan berserat
tinggi, makan sedikit tapi sering nutk memastikan kecukupan gizi.
c. Edema dependen
Edema ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester II dan III. Ini disebabkan
oleh peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal, kongesti
sirkulasi pada extremnitas bawah, peningkatan premeabilitas kapiler, tekanan
dari pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada vena cava
inferior ketika berbaring. Cara mencegah dan meringankannya yaitu hindari
posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama istirahat
dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu sering
melatih kaki untuk diketuk ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika duduk
atau istirahat, lakukan senam/latihan secara teratur.
d. Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki
masalah ini pada trimester II dan III. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan
peristatis yang yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus
akibat pembesaran uterus atau bagian persentasi juga dapat menurunkan
mobilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Cara
penanganan konstipasi ini yaitu dengan minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran
gelas minum), makan makanan berserat dan mengandung serat alami.
e. Hemoroid
Hemoroid timbul pada trimester II dan III. Hemoroid sering didahului oleh
konstipasi. Oleh karena itu semua konstipasi berpotensi menyebabkan
konstipasi. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus
besar. Selain itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan,
secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid. Tekanan ini akan
mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul.
Cara mencegah atau meringankan hemoroid yaitu hindari konstipasi, hindari
mengejan saat defekasi, kompres witch hazel (untuk meringankan hemoroid),
makan makanan berserat, tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan
ekstremnitas bagian bawah.
f. Keputihan

29

Pada wanita hamil keputihan bisa terjadi pada trimester I, II dan III. Ini
disebabkan oleh hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endorservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen. Cara
menangani keputihan yaitu tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan
daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
g. Sembelit
Sembelit dapat terjadi pada ibu hamil trimester II da III. Hal ini dapat
ditangani dengan meningkatkan diet asupan cairan, mengkonsumsi buah prem
atau jus prem, minum caira dingin atau hangat terutama saat perut kosong,
istirahat yang cukup, senam hamil, membiasakan buang air besar secara
teratur, buang air besar segera setelah ada dorongan.
h. Sesak nafas (Hyperventilasi)
Sesak nafas pada ibu hamil trimester II ini disebabkan oleh peningkatan
kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan unutk
menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2, meningkatkan aktifitas
metabolik menyebabkan peningkata kadar O2, uterus membesar dan menekan
diafragma. Cara menangani sesak nafas ini dengan cara jelaskan penyebab
fisiologisnya, dorong agar sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan
pada kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi, secara periodik berdiri dan
merentangkan lengan diatas kepala serta menarik nafas panjang, mendorong
postur tubuh yang baik melakukan peprnafasan interkostal.
i. Nyeri Ligamentum
Nyeri ligamentum dapat terjadi pada ibu hamil trimester II dan III. Dari dasar
anantomis dan fisiologisnya hal ini terjadi karena hypertrophy dan peregangan
ligament selama kehamilan, tekanan dari uterus pada ligamentum. Cara
mengatasinya yaitu berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri, tekuk lutut
kearah abdomen, mandi air hangat, gunakan bantalan air hangat pada area
yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi, gunakan sebuah
bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan diantara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring miring.
j. Perut kembung
Hal ini dapat terjadi pada ibu trimester II dan III. Perut kembung dapat
diatasi dengan cara hindari makan makanan yang mengandung gas,

30

mengunyah makanan secara sempurna, lakukan senam secara teratur,


pertahankan buang air besar secara teratur.
k. Sakit punggung atas dan bawah
Pada trimester II dan III ibu akan merasakan nyeri punggung, ha ini
disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Hal ini dapat diatasi dengan
gunakan posisi tubuh yang baik, gunakan bra yang menopang dengan ukuran
yang tepat, gunakan kasur yang keras, gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung.
l. Varises pada kaki
Pada trimester II dan III ibu akan mengalami hal ini. Sejumlah faktor
memengaruhi

perkembangan

varises

selama

kehamilan.

varises

dapat

diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah. Perubahan diakibatkan penekanan uterus yang
membesar pada vena panggul pada saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena cava inferior pada saat ia berbaring.cara mengatasinya
denga meninggikan kaki sewaktu berbaring, jaga agar kaki tidak bersilanga,
hindari beridiri atau duduk terlalu lama, senam untuk melancarkan peredaran
darah, hindari pakaian atau korset yang ketat.
m. Sakit kepala
Sakit kepala bisa terjadi pada ibu hamil trimester I, II dan III. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot ketegangan spasme otot, keletihan, pengaruh
hormon, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung,
dinamika cairan saraf yang berubah, alkalosis ringa pada pernafasan. Cara
mengatsinya dengan biofeedback, teknik relaksasi, memassase leher dan otot
bahu, menggunakan kompres panas atau es pada leher, istirahat, mandi air
hangat.
n. Pusing / Sinkop
Seperti pada trimester II, pusing/sinkop terjadi pula pada trimester III.
Pusing/sinkom terjadi karena hipertensi postural yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan hemodinamis, penggumpalan darah dalam pembuluh
tungkai yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta
tekanan

darah

dengan

tegangan

orotstatis

yang

meningkat,

mungkin

dihubungkan dengan hypoglisemia. Pusing/sinkop dapat diatasi dengan bangun


secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunga
yang hangat atau sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang.

31

o. Panas perut (Heart burn)


Mulai terasa selama trimester II dan makin bertambah bersamaan dengan
tambahnya usia kehamilan, hilang pada waktu persalinan. Hal ini disebabkan
oleh aliran balik esofagus rasa panas seperti terbakar di area dengan retrosternal
timbul dari aliran balik asam gastrik kedalam esofagus bagian bawah, faktor
penyebabnya yaitu produksi progesteron yang meningkat, relaksasi sphincter
esopagus bagian bawah (LES) bersamaan perubahan dalam gradian tekanan
sepanjang sphincter, kemampuan gerak serta tonus GI yang menurun, dan
relaksasi sphincter cardiac yang meningkat, pergeseran lambung karena
pembesaran uterus. Cara menangani nya makan sedikit tapi sering, hindari
makanan berlemak terlalu banyak, hindari rokok, kopi, alkohol, coklat (mengiritasi
gastrik), hindari berbaring setelah makan segera sebelum tidur.
2.8.3 Trimester III
a. Sering buang air kecil / nocturia
Seperti pada trimester I, nocturia pada ibu hamil juga terjadi pada trimester
III. Hal ini disebabakan oleh tekanan uterus pada kantung kemih, nocturia akibat
eksresi sodium yang meningkat bersamaan terjadinya dengan pengeluaran air,
air dan sodium tertahan didalam tungkai bawah selama siang hari karena stasis
vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan akibat
peningkatan dalam jumah output air seni. Nocturia dapat diatasi dengan
memberika penjelasan mengenai sebab terjadinya, kosongkan saat rasa
dorongan untuk itu kencing, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi
minum di malam hari untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia
mengganggu tidur dan menyebabkan kelelahan, batasi minum bahan diuretiks
alamiah, kopi, teh, cola dengan kafein, jelaskan tentang tanda-tanda infeksi
saluran kemih, posisi berbaring miring kekiri dengan kaki ditinggikan pada malam
hari untuk meningkatkan diuresis.
b. Pusing / Sinkop
Seperti pada trimester II, pusing/sinkop terjadi pula pada trimester III.
Pusing/sinkom terjadi karena hipertensi postural yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan hemodinamis, penggumpalan darah dalam pembuluh
tungkai yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta
tekanan

darah

dengan

tegangan

orotstatis

yang

meningkat,

mungkin

dihubungkan dengan hypoglisemia. Pusing/sinkop dapat diatasi dengan bangun


secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunga
yang hangat atau sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang.
c. Diarrhea

32

Seperti pada trimester I dan II, diarrhea juga terjadi pada trimester III.
Berdasarkan anatomis dan fisiolohisnya hal ini bisa disebabkan dari hormon,
makanan dan efek samping dari virus. Diarrhea ini dapat dicegah atau
diringankan dengan memberi cairan pengganti- rehidrasi oral kepada ibu, hindari
makanan berserat tinggi, makan sedikit tapi sering nutk memastikan kecukupan
gizi.
d. Edema dependen
Tidak hanya pada trimester II, Edema ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester
III. Ini disebabkan oleh peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh
hormonal, kongesti sirkulasi pada extremnitas bawah, peningkatan premeabilitas
kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada
vena cava inferior ketika berbaring. Cara mencegah dan meringankannya yaitu
hindari posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama
istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu
sering melatih kaki untuk diketuk ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika
duduk atau istirahat, lakukan senam/latihan secara teratur.
e.

Konstipasi
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristatis yang yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau
bagian persentasi juga dapat menurunkan mobilitas pada saluran gastrointestinal
sehingga menyebabkan konstipasi. Cara penanganan konstipasi ini yaitu dengan
minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran gelas minum), makan makanan berserat
dan mengandung serat alami.

f.

Hemoroid
Hemoroid juga timbul pada III. Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh
karena itu semua konstipasi berpotensi menyebabkan konstipasi. Progesteron
juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran
uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum
pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan
mengakibatkan kongesti pada vena panggul. Cara mencegah atau meringankan
hemoroid yaitu hindari konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, kompres witch
hazel (untuk meringankan hemoroid), makan makanan berserat, tirah baring
dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremnitas bagian bawah.

g. Keputihan

33

Pada wanita hamil keputihan bisa terjadi pada trimester I, II dan III. Ini
disebabkan oleh hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endorservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen. Cara
menangani keputihan yaitu tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan daya
tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
h. Sembelit
Sembelit dapat terjadi pada ibu hamil trimester II da III. Hal ini dapat ditangani
dengan meningkatkan diet asupan cairan, mengkonsumsi buah prem atau jus
prem, minum caira dingin atau hangat terutama saat perut kosong, istirahat yang
cukup, senam hamil, membiasakan buang air besar secara teratur, buang air besar
segera setelah ada dorongan.
i.

Nyeri Ulu Hati


Ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III adalah kata lan untuk regusgitasi atau refluks isi lambung yang
asam menuju esofagus bagian bawah akibat peristaltis balikan. Isi lambung
bersifat asam karena sifat asam hidroklorida yang terdapat didalam lambung.
Keasaman ini menyebabkan materi tersebut membakar tenggorokan dan terasa
tidak enak. Penyebab nyeri uluhati yaitu :
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron
Penurunan motilitas gastroinstesnal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang
kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron yang tekanan uterus
Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
Cara mengatasinya yaitu makan dalam porsi kecil tapi sering untuk
menghindari lambung menjadi terlalu penuh, hindari makan berat pada malam hari
saat akan tidur, hindari makan makanan pedas, upayakan minum susu murni dari
pada susu manis.

2.9 Persiapan laktasi


Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal
dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu dilakukan
persiapan perawatan payudara untuk persiapan laktasi.
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai harus

34

sesuai dengan pembesaran payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara


dari bawah (suspension, bukan menekan dari depan).
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus
laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar, karena pengurutan keliru
bisa dapat menimbulkan kontraksi pada rahim, sehingga terjadi kondisi seperti pada
uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada
areola dan puting susu dapat mengurangi letak dan lecet pada area tersebut. Untuk
sekresi

yang

mengering

pada

puting

susu,

lakukan

pembersihan

dengan

menggunakan campuran gliserin dan alkohol karena payudara menegang sensitif


dan menjadi lebih besar sebaikanya gunakan penopang payudara yang sesuai.
2.9.1 Fisiologi laktasi
Laktasi dapat di anggap terdiri dari beberapa fase: fatogenesis, inisiasi
laktasi, dan galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi
berkaitan dengan penurunan esterogen, progesteron dan mungkin hPL dari
sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam
laktasi adalah prolaktin, yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin,
yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu.
Nutrisi pada ibu menyusui
Kecepatan pertumbuhan manusia jauh lebih lambat daripada hewan lain.
Perkembangan neurologis lebih lambat dan durasi laktasi pada manusia jauh
lebih lama. Selama menyusui, asupan gizi harian dan cadangan yang terbentuk
selama kehamilan dipertukarkan. Produksi susu umumnya tidak bergantung
pada asal etnik dan status gizi ibu. Diet yang seimbang selama menyusui
tampaknya meningkatkan kesehatan ibu.
Perawatan payudara sebelum lahir (prenatal breast care)
Perawatan payudara selama kehamilan dengan cara yang benar, sejak
usia kehamilan 6 bulan bagi ibu yang tidak mempunyai masalah puting susu, dan
sejak usia kehamilan 3 bulan bagi ibu yang mempunyai puting susu atau
kedalam.
Bertujuan memelihara higiene payudara, melenturkan atau menguatkan
puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk kedalam
(retraced nipple). Teknik perawatannya adalah sebagai berikut.

35

a. Kompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan menempelkan


kapas atau lap yang dibasahi minyak
b. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering
yang bersih
c. Pegang kedua puting susu, lalu tarik keluar bersama dan diputar 20
kali ke dalam dan keluar
d. Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan lalu payudara
diurut dari pangkal menuju puting sebanyak 30 kali
e. Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan satu sampai
dua tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat
f.

Pakailah bra yang menopang payudara

Dasar-dasar menyusui
a.

Carilah posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi anda. Pastikan lengan ibu
bertumbu pada bantal atau lengan kursi; berusaha menahan 3 sampai 4
kilogram beban tanpa penyangga bisa membuat lengan kram dan ngilu juga
naikan kaki anda jika bisa.

b.

Letakan bayi anda miring, menghadap keputing anda. Pastikan seluruh


tubuh bayi menghadap ke arah ibu perut berhadapan perut dengan
telinga, bahu dan pinggul dalam satu garis lurus. Jangan sampai kepala bayi
miring ke samping, seharusnya lurus dengan tubuhnya. Bayangkan betapa
sulitnya bayi untuk minum dan menelan kalau kepalanya miring. Letak bayi
yang tepat sangat penting untuk mencegah lecet pada puting dan kesulitan
pada saat menyusui.

c.

Beberapa spesialis laktasi menyarankan mengarahkan puting susu ibu pada


hidung bayi dan kemudian turun ke bibir atas agar bayi membuka mulutnya
lebar lebar. Ini mencegah bibir bawah terlipat saat menyusu jika bayi
berpaling dengan lembut usaplah pipinya yang terdekat dengan ibu. Refleks
mendasar akan membuat bayi mengarahkan payudaranya ke arah ibu.

d.

Begitu mulut bayi terbuka lebar tarik bayi mendekat. Jangan dekatkan
payudara ibu ke arah bayi. Banyak masalah terjadi karena sang ibu
merunduk ke arah bayi berusaha memasukan puting ke dalam mulut bayi.
Sebaiknya anda tetap duduk tegak dan didekatkan bayi kepada payudara

36

e.

Jangan masukan puting ke mulut bayi yang tidak menginginkannya, biarlah


bayi yang membuat inisiatif. Mungkin perlu beberapa usaha sebelum bayi
memulai membuka mulutnya cukup lebar untuk menghisap dengan baik.

f.

Patikan

bayi

menghisap

kedua

puting

dan

lingkaran

hitam

yang

mengelilinginya. Menghisap putingnya saja tidak akan mengembangkan


kelenjar susu dan bisa menimbulkan rasa nyeri dan puting pecah. Juga
pastikan bayi sibuk menghisap puting susu. Beberapa anak bersemangat
untuk menghisap tiap bagian dari payudara (bahkan jika air susu ibu tidak
ada) sehingga menimbulkan bengkak cukup serius.
g.

Jika payudara ibu menutupi hidung bayi, tekan sedikit payudara ibu dengan
jari tangan. Angkat sedikit bayi agar ibu bisa menciptakan ruang untuk
bernafas tetapi pastikan tidak kehilangan pegangannya pada areola.

h.

Periksalah apakah bayi menelan. Susu mengalir jika ada gerakan kuat,
stabil dan berirama yang terlihat di pipi bayi.

i.

Jika bayi sudah selesai menghisap tetapi masih mengulum payudara ibu,
menariknya dengan paksa bisa membuat puting susu terluka. Sudahi
menyusui dengan menekan payudara atau meletakan jari ibu ke ujung mulut
bayi agar udara bisa masuk.

j.

Jangan biarkan bayi ketiduran hingga melewatkan waktu menyusui. Jika


sudah 3 jam sejak bayi menyusu, maka sudah waktunya dibangunkan.
Untuk melakukannya, buka selimut bayi jika dia dibungkus erat atau
berpkaian tebal, udara dingin bisa membangunkannya. Kemudian usahakan
membuat bayi dalam posisi duduk, satu tangan menahan punggung dan
yang lain memegang dagunya, dan gosok punggungnya perlahan. Pijat
lengan dan kakinya atau percikkan sedikit air di dahinya juga bisa
membantu. Begitu bayi menggeliat, segera lakukan posisi menyusui, atau
letakan bayi diatas dada ibu yang terbuka. Bayi mempunyai indra
penciuman yang tajam, dan aroma air susu ibu bisa membangunkannya.

k.

Jangan menyusui bayi yang sedang menangis. Idealnya, ibu menyusui bayi
ketika dia menunjukan tanda-tanda lapat aatau ingin menyusu, termasuk
dengan memasukan jari ke mulut atau mencari-cari disekitar puting, atau
terlihat terjaga. Jangan tunggu bayi menangis untuk menyusuinya. Gendong
dan timbang bayi, tawarkan jari anda untuk dihisap sampai bayi tenang. Bayi
yang belum berpengalaman menyusu masih sulit menemukan puting
meskipun dia sedang tenang, apalagi saat dia marah.

37

l.

Jika bayi dengan alasan apapun, tidak bisa langsung pulang bersama ibu
dari rumah sakit, jangan berhenti menyusui. Jika ibu tidak bisa menyusui
secara langsung ibu bisa memompa air susu ibu untuk diberikan lewat
selang makan atau botol.

Selain hal tersebut diatas ibu hamil juga perlu mengetahui pola makan selama
menyusui yaitu:
a.

Tingkatkan jumlah asupan kalori sekitar 500 kkalori per hari diatas asupan
sebelum hamil, namun ini sifatnya fleksibel.

b.

Tingkatkan jumlah kalsium.

c.

Minumlah setidaknya 8 gelas cairan (susu, air, kuah atau sup, dan jus).
Minum lebih banyak lagi pada cuaca panas. Dan jika ibu banyak berkeringat
tetapi tidak minum lebih dari 12 gelas bisa mengurangi produk susu.

d.

Lanjutkan makan makanan yang tinggi kandungan DHA pembangun


jaringan otak.

38

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester I, II, III mengalami perubahan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan kebutuhan fisiknya saat sedang tidak hamil.
Ini disebabkan dari segi perubahan adaptasi dan kebutuhan fisiologis dari ibu hamil.
Kebutuhan yang meningkat jika ditinjau dari aspek-aspek seperti kebutuhan oksigen,
personal hygine, pakaian, eliminasi, dll dikarenakan keadaan fisiologis wanita hamil
memang meningkat.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita semua khususnya mahasiswi
Jurusan Kebidanan Bandung dapat mengetahui ilmu mengenai Kebutuhan Fisik Ibu
Hamil Trimester I,II,III. Tidak hanya bertambah dari segi ilmunya saja semoga para
mahasiswi nantinya bisa mengaplikasikan materi ini setelah lulus bahkan saat
praktik nanti dilapangan.
Tim penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan

dan

sangat

jauh

dari

kesempurnaan,

karena

sesungguhnya

kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T. Namun kami sangat mengharapkan saran
yang membangun dari pembaca untuk melengkapi dan menjadikan laporan ini lebih
baik kedepannya.

39

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Tri,S. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Nuha
Asrinah, dkk. (2010). Asuhan kebidanan masa kehamilan. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Coad, J. Dkk. (2007). Anatomi dan fisiologi untuk bidan. Jakarta: ECG.
Eka, M.L& Noerma,I . 2013. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta: Lingkar Media
Mandriwati, G.A. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Buku kedokteran EGC
Musbikin, Imam. 2005. Panduan bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Perry & Potter. 2008. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Putri, S S.dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Suharjono, D. (2014). Kebutuhan Fisik Oksigen Dan Nutrisi Pada Ibu Hamil Lengkap
Trimester

Tersedia

di:

http://www.scribd.com/doc/59297317/Kebutuhan-Fisik-

Oksigen-Dan-Nutrisi-Pada-Ibu-Hamil-Lengkap-Trimester#download

Diakses 3

September 2015
Sulistyawati, Ari. 2011.

Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika
Waliyani, E S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Yulaikhah, L. (2008). Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: ECG.
Yuliati, L., dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : Trans Info Media

40

Anda mungkin juga menyukai