(P17324114031)
2. Eka Andita
(P17324114042)
3. Intan Noviani
(P17324114038)
4. Maryam Salsabila
(P17324114010)
5. Mega Elsya P
(P17324114059)
6. Peni Anastasya D
(P17324114029)
7. Ressi Wahyu U
(P17324114033)
8. Rizki Purwanti A
(P17324114030)
9. Wina Wahyuni
(P17324114020)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikah rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjunan kita semua yakni Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, tabiit dan tabiatnya serta sampailah kepada kita semua selaku umatnya
hingga akhir zaman, Aamiin.
Makalah ini berisikan tentang Kebutuhan Fisik Ibu Hamil pada Trimester I, II, III
sebagai bentuk pembelajaran dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjalankan
Asuhan Kebidanan Kehamilan dalam Praktik Kebidanan dengan baik.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua dosen pembimbing Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan, karna atas arahan dari beliau-lah makalah ini
dapat disusun dengan baik.
Makalah yang kami susun masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan makalahmakalah selanjutnya. Terima kasih.
Bandung,3 September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................................
1.4 Manfaat..............................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Kebutuhan oksigen selama kehamilan
12
21
BAB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses normal bagi kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini, pada wanita terjadi banyak perubahan. Perubahan
tersebut meliputi perubahan fisik, psikis dan sosial. Selain kebutuhan psikologis,
kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman
dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, personal
hygiene, pakaian, eliminasi, seksual ,istirahat atau tidur, persiapan persalinan dan
kelahiran, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, persiapan laktasi, senam hamil.
Para tenaga kesehatan khususnya bidan harus mengetahui dan memahami apa
saja yang diperlukan oleh seorang wanita hamil, dan bagaimana prosedur asuhan
kebidanan yang baik dan benar. Oleh karena itu, penulis akan membahas kebutuhan
oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, istirahat atau tidur, persiapan
persalinan dan kelahiran, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, persiapan laktasi,
serta senam hamil. Dengan harapan bahwa tenaga kesehatan khususnya bidan
mengetahui kebutuhan fisik ibu hamil sehingga tidak salah dalam memberikan asuhan
serta KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan oksigen selama kehamilan?
2. Bagaimana kebutuhan personal hygiene selama kehamilan?
3. Bagaimana kebutuhan pakaian selama kehamilan?
4. Bagaimana kebutuhan eliminasi selama kehamilan?
5. Bagaimana kebutuhan seksual selama kehamilan?
6. Bagaimana kebutuhan istirahat/tidur selama kehamilan?
7. Bagaimana persiapan persalinan dan kelahiran selama kehamilan?
8. Bagaimana ketidaknyamanan dan cara mengatasi krtidaknyamanan tersebut
selama kehamilan?
9. Bagaimana persiapan laktasi selama kehamilan
10. Bagaimanakah senam hamil tersebut bermanfaat bagi ibu hamil?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan oksigen selama
kehamilan.
2. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui personal hygiene selama
kehamilan.
3. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui pakaian selama kehamilan.
4. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan eliminasi selama
kehamilan.
5. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan seksual selama
kehamilan.
6. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kebutuhan istirahat/tidur selama
kehamilan.
mahasiswa
memahami
dan
mengetahui
ketidaknyamanan
selama
BAB
II
TINJAUAN TEORI
2.1 kebutuhan oksigen selama kehamilan
2.1.1 Pengertian
Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta
menghembuskan karbon dioksida sebagai hasil oksidasi (Ambarwati &Sunarsih, 2009).
Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan system perapasan pada
masa kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh
terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada
payudara, hasil konsepsi dan masa uterus dll (Yuliati, dkk, 2009).
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil
.berbagai gangguan pernafasan biasa terjadi saat ibu hamil sehingga akan mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu dan pengaruh pada bayi yang dikandung
(Eka&Ismayucha, 2013).
2.1.2 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Akan Oksigen
Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat kira-kira 20% sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya tersebut, wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian
bawah toraksnya juga melebar ke bagian sisi. Pada kehamilan 32 minggu atau lebih,
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma
sulit bergerak. Akibatnya, tidak jarang wanita hamil mengeluh sesak nafas dan pendek
nafas.
Untuk menangani keadaan ini diperlukan kebutuhan fisiologis seperti:
1. Bantu cara untuk mengatur pernapasan.
2. Posisi berbaring semifowler.
3. Istirahat teratur.
4. Latihan pernafasan dan senam hamil.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada ibu hamil ini dapat dilakukan
senam pernapasan seperti berikut:
Dengan posisi berdiri atau sambil berjalan:
1. Mulut tertutup.
2. Tarik nafas sedalam mungkin dan mengeluarkannya secara perlahan-lahan.
3. Otot pernapasan yang dilatih adalah otot diagfragma dengan mengendorkan dan
mengencangkan dinding abdomen dan melakukan kontraksi dan relaksasi tulang iga.
4. Lakukan senam pernapasan ini beberapa kali sehingga dapat tercapai kesegaran
jasmani yang optimal.
Kriteria oksigen yang dibutuhkan ibu hamil, antara lain:
1. Bersih dan Segar
Kriteria oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih dan asri. Oleh
karena itu, ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk berolahraga pada pagi hari (jalan
pagi), hal ini dimaksudkan agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar
dapat berlangsung. Oksigen kotor yang didapatkan sebelumnya bertukar dengan
oksigen yang segar dan bersih.
2. Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin
rentannya oksigen yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh,
mulai dari udara yang mengandung timbal sampai yang mengandung residu. Polusi
udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara,
antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah
penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan
berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi
perumahan dan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa
seorang ibu hamil dianjurkan untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar tidak
menghirup oksigen yang telah tercemar yang dapat mengganggu perkembangan
janin didalam rahimnya.
3. Tidak Bau
Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara
yang berbau dikarenakan indra penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang
tidak tahan terhadap bau yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan
menghirup oksigen yang berbau. Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi
kesehatannya dan janin yang dikandungnya.
Untuk itu seorang ibu hamil harus menghindari tempat keramaian yang memiliki
kualitas oksigen yang buruk, seperti terminal, ataupun ruangan yang sering
digunakan untuk merokok.
2.1.3 Perubahan Pernapasan Akibat Kehamilan
Untuk memelihara kesehatan ibu dan janin dalam kandungan, pada tubuh
seorang ibu hamil akan terjadi upaya mengompensasi pemasukan oksigen ke dalam
tubuh ibu yang semula hanya untuk kebutuhan satu individu pada saat hamil menjadi dua
individu dan 3-4 individu pada kehamilan ganda. Fungsi dan anatomi saluran pernapasan
juga berubah menjadi sebagian besar pernapasan dilakukan secara diafragmatik.
Diafragma terkadang ke atas, sedangkan tulang rusuk lebih menonjol akibat adanya
pembesaran uterus. Adanya peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otototot polos alveoli menjadi rileks. Uterus menahan diafragma dari bawah. Dengan
dimikian, pernapasan pada ibu hamil lebih dalam, namun frekuensi tidak berubah
(Mandriwati, 2008).
Saat tidur usahakan agar kepala dan bahu diganjal pada satu atau dua bantal.
d. Jika sesak dirasakan saat berdiri atau berjalan, istirahatlah, bungkukkan badan dan
sandarkan badan pada kursi atau bantal. Jika sesak belum juga berkurang,
konsultasikan dengan dokter atau bidan anda.
e. Makanan sehat
Makanan sehat dapat membantu anda dalam menjaga berat badan yang sehat
selama kehamilan. Cobalah untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak, garam
dan gula, karena semua itu akan menambah berat badan anda dan mengakibatkan
sesak napas yang lebih parah.
f.
j.
k.
dan
untuk
membantu
kesehatan
paru-paru
anda.
10
yang dapat memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap
infeksi.
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan
cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang
kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan
hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y, dkk.2008)
2.2.2 Tujuan perawatan personal hygiene
Tujuan dari personal hygiene antara lain:
Menciptakan keindahan
11
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
2.2.4 Personal Hygiene yang Berkaitan dengan Perubahan Sistem pada Tubuh Ibu
Hamil.
e. Mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan
ke belakang.
2.2.5 Manfaat Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil
12
13
d. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
sistem
metabolisme
mengakibatkan
peningkatan
pengeluaran
keringat.
1.
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada perut.
Pakaian tidak boleh ketat atau tidak menekan karena dapat menyebabkan
bendungan vena dan mempercepat varises. Otot di daerah pembuluh darah melemah
(hormon steroid) sehingga pembuluh balik melebar sampai 150%.
Selain itu, pakaian yang longgar akan memberikan rasa nyaman dan
memungkinkan pergerakan, pernapasan, dan perspirasi yang leluasa.
Bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar. Bagian pinggang
juga harus longgar, jika perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut ibu yang terus
membesar. Pakaian ibu hamil harus nyaman tanpa ada sabuk atau pita yang
menekan bagian perut dan pergelangan tangan.
2.
Hal ini disebabkan oleh fungsi ekskresi keringat pada ibu hamil bertambah
membuat ibu sering terasa gerah dan lebih banyak mengeluarkan keringat. Baju
yang berbahan alami seperti katun lebih nyaman digunakan untuk ibu hamil.
14
3.
menahan aliran
darah
15
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai
karena tempat titik berat wanita hamil berubah dan mengganggu stabilitas tubuh,
sehingga mudah tergelincir atau jatuh.
Selain itu, ligamen jaringan pengikat sendi di kaki ibu hamil akan melunak dan
merenggang di saat hamil, sama halnya dengan bagian tubuh lainnya. sehingga
sebaiknya ibu hamil menggunakan alas kaki yang sesuai, yaitu alas kaki yang terasa
pas, enak dan aman. Maka dari itu, alas kaki bertumit tinggi dan berujung lancip tidak
baik dipakai ibu hamil. Ibu hamil juga tidak boleh menggunakan alas kaki yang licin.
5.
Pada ibu hamil pakaian dalam yang bersih ini digunakan agar menghindari dari
berbagai kuman penyakit yang dapat menyerang ibu, bahkan tidak hanya pada ibu
hamil saja. Pakaian dalam yang bersih memberikan kenyamanan kepada ibu.
Ibu hamil memiliki kebutuhan fisik saat trimester I,II dan III, salah satunya pakaian.
Dahulu, meski bahagia dengan kehamilannya, banyak ibu hamil yang berusaha
menyembunyikan perutnya yang membesar di balik busana hamilnya. Saat ini,
rasanya sudah tidak demikian lagi keadaannya. Kebahagiaan ibu hamil saat ini,
justru dieksprsikan dengan cara memamerkan perut buncitnya. Itu sebabnya, kalau
dahulu banyak ibu hamil yang terpaksa menggunakan pakaian bermodel daster, kini
justru bisa menggunakan pakaian yang tidak ketinggalan mode, tapi tetap nyaman.
Hamil dan tampil gaya sesungguhnya bisa berjalan bersama, asalkan tau kiatnya.
2.4 Kebutuhan Eliminasi pada Saat Kehamilannya
2.4.1 Eliminasi pada ibu hamil
Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.
Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari
rongga panggul.
Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP
(Pintu Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone
progesterone meningkat.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan
16
mendesak
kantung
kemih
sehingga
kapasitasnya
berkurang.
sehingga
wanita
17
yang lama (misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu berkemih
sebeblum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu
melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk
berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum
banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.
Defekasi menjadi tidak teratur karena :
1. Pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen
2. Tekanan uterus yang membesar
3. Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah
masuk panggul
Konstipasi di cegah dengan :
1. Cukup banyak minum
2. Olahraga
3. Pemberian laksatif ringan seperti jus buah-buahan
2.4.2 Hal-hal untuk mengatasi terjadinya eliminasi pada masa kehamilan
BAK : untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin
BAB : perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus
besar sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi
di anjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan bersehat. (Manuaba,
1998:96)
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/ BAB bisa dilakukan dengan
cara tidak hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-lipatan
labia mayora dan minora serta vestibula. (Ibrahim, 1993:59)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancer, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar, sehingga buang air besar
mengalami obstipasi (sembelit).
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
menurunnya gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk
meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan buahbuahan). Sembelit dapat menambah gangguan wasir menjadi lebih besar
dan berdarah.
2.4.3 Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine
1. Diet dan asupan
18
mengabaikan
keinginan
urin
tertahan
banyak
vesika
urinaria,
sehingga
Perdarahan pervaginam
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu ini plasenta
terbentuk serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam
rongga panggul, coitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Sebagian perempuan takut melakukan
hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun
karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk
kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat
yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual.
Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.
2.5.1 Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester
19
sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan
semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap
semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.
Trimester kedua: minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua,
umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa
dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktifitas dengan
lebih leluasa dari pada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar
dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa
tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman.
Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah
ke organ-organ seksual dan payudara.
Trimester ketiga: minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika
kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang.
Pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas
lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali
merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika
termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah
hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan.
2.5.2 Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila
kehamilan berisiko seperti:
-
Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang
berfungsi sebagai pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina
robek, akibatnya hubungan seksual akan mengantarkan kuman di vagina ke
dalam rahim melalui sel-sel sperma, risikonya dapat menyebabkan infeksi
pada janin
20
d. Pusatkan
pikiran
pada
irama
pernafasan
atau
pada
hal-hal
yang
menyenangkan
e. Apabila pada saat itu keadaan menyilaukan atau gaduh, tutup mata dengan
sapu tangan, dan tutup telinga dengan bantal
f.
21
relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau semua
proses persalinan.
a. Posisi relaksasi/tidur dengan telentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua lengan rileks di samping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
Pejamkan
mata,
lemaskan
seluruh
tubuh,
tenang
dan
lakukan
22
23
Mendorong
ibu
hamil
sepanjang
waktu
untuk
mengembangkan
masa
kehamilan
ini,
seorang
ibu
mulai
terbiasa
dengan
24
Berapa
banyak
biaya
yang
dibutuhkan
dan
bagaimana
c.
25
Pakaian untuk ibu khususnya kain bulanan (cawat) yang dibuat dari
bahan yang dapat meresap.
Persiapan alat-alat baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada masa persalinan
dan sesudahnya sangat penting. Terutama untuk menjamin kelancaran proses
persalinan dan nifas serta pemeliharaan bayi. Dalam melakukan persalinan ini
dapat secara bertahap, agar tidak terasa terlalu berat. Alat yang paling pokok dan
perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu, kemudian menyusul yang
lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat sendiri terutama pakaian bayinya,
agar merasa lebih puas dandekat dengan bayinya. Sangat dianjurkan persiapan
telah lengkappada usia kehamilan 8 bulan.
2.8
2.8.1 Trimester I
a. Mudah lelah
Fisiologi:
Sulit diterangkan mungkin peningkatan hormon progesteron, estrogen dan
HCG.
Cara mengatasi kelelahan:
Aturlah waktu istirahat sesuai dengan irama tubuh Anda. Jika Anda mulai
merasa lelah pada siang hari, cobalah beristirahat seperlunya dan jangan
memaksa diri untuk bekerja terus. Ketika tubuh Anda sudah mulai
26
menyesuaikan diri, biasanya rasa lelah dan mengantuk ini akan hilang dengan
sendirinya.
selama 30 menit sehari. Anda akan merasa lebih bugar dan tidak mudah lelah.
Makanlah makanan dengan gizi yang seimbang. Hal ini penting, karena
kekurangan protein dan zat besi, misalnya, akan membuat ibu hamil merasa
kelelahan. Selain itu, hindari minum kopi dan teh terlalu banyak. Cobalah untuk
minum susu hangat sebelum tidur. Hal ini akan membantu Anda tidur nyenyak.
Jika rasa lelah itu sangat mengganggu dan tidak hilang selama
Memakai bra yang memakai penyerap, dan dapat dipakai pada malam hari.
Perawatan payudara dengan air hangat dan pertahankan keadaan kering. Beri
tahu bahwa payudara lembek sifatnya sementara.
c. Sering kencing dan tidak bisa ditunda
Fisiologi
Intervensi
Upayakan kencing teratur, latihan Kegel, kurangi minum sebelum tidur. Pakai
pembalut dan lapor kepada petugas kesehatan, bila perlu.
d. Mual & muntah (50%-75%) terjadi syok, mulai kehamilan 2-8 minggu.
Fisiologi
27
Intervensi
:
terangsang
oleh
hormon
sehingga
menebal,hiperaktif,
dan
Sulit dicegah. Biarkan, pakai pembalut, jaga kebersihan vulva. Sering ganti
pakaian dalam. Kalau gatal,berbau , perubahan warna lendir,segeralah
periksa.
g. Hidung tersumbat kadang kadang terjadimimisan.
Fisiologi
Pakai inhaler, hindari trauma . Irigasi dengan cairan garam fisiologis atau
spray.
2.8.2 Trimester II
a. Chloasma/ Perubahan Warna Areola
Pada trimester II ibu akan mengalami perubahan warna areola
(Choloasma). Berdasarkan dasar anatomis dan fisiologis, hal ini disebabkan
oleh kencenderungan genetis peningkatan kadar esterogen dan mungkin
progesteron (8 progesteron: perangsang melanogenik). Hal ini dapat dihindari
dengan cara hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan, dan
gunakan bahan pelindung non-alergis.
b. Diarrhea
Diarrhea ini dapat dialami ibu pada trimester I, II dan III. Berdasarkan
anatomis dan fisiolohisnya hal ini bisa disebabkan dari hormon, makanan dan
efek samping dari virus. Diarrhea ini dapat dicegah atau diringankan dengan
28
memberi cairan pengganti- rehidrasi oral kepada ibu, hindari makanan berserat
tinggi, makan sedikit tapi sering nutk memastikan kecukupan gizi.
c. Edema dependen
Edema ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester II dan III. Ini disebabkan
oleh peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal, kongesti
sirkulasi pada extremnitas bawah, peningkatan premeabilitas kapiler, tekanan
dari pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada vena cava
inferior ketika berbaring. Cara mencegah dan meringankannya yaitu hindari
posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama istirahat
dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu sering
melatih kaki untuk diketuk ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika duduk
atau istirahat, lakukan senam/latihan secara teratur.
d. Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki
masalah ini pada trimester II dan III. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan
peristatis yang yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus
akibat pembesaran uterus atau bagian persentasi juga dapat menurunkan
mobilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Cara
penanganan konstipasi ini yaitu dengan minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran
gelas minum), makan makanan berserat dan mengandung serat alami.
e. Hemoroid
Hemoroid timbul pada trimester II dan III. Hemoroid sering didahului oleh
konstipasi. Oleh karena itu semua konstipasi berpotensi menyebabkan
konstipasi. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus
besar. Selain itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan,
secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid. Tekanan ini akan
mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul.
Cara mencegah atau meringankan hemoroid yaitu hindari konstipasi, hindari
mengejan saat defekasi, kompres witch hazel (untuk meringankan hemoroid),
makan makanan berserat, tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan
ekstremnitas bagian bawah.
f. Keputihan
29
Pada wanita hamil keputihan bisa terjadi pada trimester I, II dan III. Ini
disebabkan oleh hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endorservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen. Cara
menangani keputihan yaitu tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan
daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
g. Sembelit
Sembelit dapat terjadi pada ibu hamil trimester II da III. Hal ini dapat
ditangani dengan meningkatkan diet asupan cairan, mengkonsumsi buah prem
atau jus prem, minum caira dingin atau hangat terutama saat perut kosong,
istirahat yang cukup, senam hamil, membiasakan buang air besar secara
teratur, buang air besar segera setelah ada dorongan.
h. Sesak nafas (Hyperventilasi)
Sesak nafas pada ibu hamil trimester II ini disebabkan oleh peningkatan
kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan unutk
menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2, meningkatkan aktifitas
metabolik menyebabkan peningkata kadar O2, uterus membesar dan menekan
diafragma. Cara menangani sesak nafas ini dengan cara jelaskan penyebab
fisiologisnya, dorong agar sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan
pada kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi, secara periodik berdiri dan
merentangkan lengan diatas kepala serta menarik nafas panjang, mendorong
postur tubuh yang baik melakukan peprnafasan interkostal.
i. Nyeri Ligamentum
Nyeri ligamentum dapat terjadi pada ibu hamil trimester II dan III. Dari dasar
anantomis dan fisiologisnya hal ini terjadi karena hypertrophy dan peregangan
ligament selama kehamilan, tekanan dari uterus pada ligamentum. Cara
mengatasinya yaitu berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri, tekuk lutut
kearah abdomen, mandi air hangat, gunakan bantalan air hangat pada area
yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi, gunakan sebuah
bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan diantara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring miring.
j. Perut kembung
Hal ini dapat terjadi pada ibu trimester II dan III. Perut kembung dapat
diatasi dengan cara hindari makan makanan yang mengandung gas,
30
perkembangan
varises
selama
kehamilan.
varises
dapat
diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah. Perubahan diakibatkan penekanan uterus yang
membesar pada vena panggul pada saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena cava inferior pada saat ia berbaring.cara mengatasinya
denga meninggikan kaki sewaktu berbaring, jaga agar kaki tidak bersilanga,
hindari beridiri atau duduk terlalu lama, senam untuk melancarkan peredaran
darah, hindari pakaian atau korset yang ketat.
m. Sakit kepala
Sakit kepala bisa terjadi pada ibu hamil trimester I, II dan III. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot ketegangan spasme otot, keletihan, pengaruh
hormon, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung,
dinamika cairan saraf yang berubah, alkalosis ringa pada pernafasan. Cara
mengatsinya dengan biofeedback, teknik relaksasi, memassase leher dan otot
bahu, menggunakan kompres panas atau es pada leher, istirahat, mandi air
hangat.
n. Pusing / Sinkop
Seperti pada trimester II, pusing/sinkop terjadi pula pada trimester III.
Pusing/sinkom terjadi karena hipertensi postural yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan hemodinamis, penggumpalan darah dalam pembuluh
tungkai yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta
tekanan
darah
dengan
tegangan
orotstatis
yang
meningkat,
mungkin
31
darah
dengan
tegangan
orotstatis
yang
meningkat,
mungkin
32
Seperti pada trimester I dan II, diarrhea juga terjadi pada trimester III.
Berdasarkan anatomis dan fisiolohisnya hal ini bisa disebabkan dari hormon,
makanan dan efek samping dari virus. Diarrhea ini dapat dicegah atau
diringankan dengan memberi cairan pengganti- rehidrasi oral kepada ibu, hindari
makanan berserat tinggi, makan sedikit tapi sering nutk memastikan kecukupan
gizi.
d. Edema dependen
Tidak hanya pada trimester II, Edema ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester
III. Ini disebabkan oleh peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh
hormonal, kongesti sirkulasi pada extremnitas bawah, peningkatan premeabilitas
kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada
vena cava inferior ketika berbaring. Cara mencegah dan meringankannya yaitu
hindari posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama
istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu
sering melatih kaki untuk diketuk ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika
duduk atau istirahat, lakukan senam/latihan secara teratur.
e.
Konstipasi
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristatis yang yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau
bagian persentasi juga dapat menurunkan mobilitas pada saluran gastrointestinal
sehingga menyebabkan konstipasi. Cara penanganan konstipasi ini yaitu dengan
minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran gelas minum), makan makanan berserat
dan mengandung serat alami.
f.
Hemoroid
Hemoroid juga timbul pada III. Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh
karena itu semua konstipasi berpotensi menyebabkan konstipasi. Progesteron
juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran
uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum
pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan
mengakibatkan kongesti pada vena panggul. Cara mencegah atau meringankan
hemoroid yaitu hindari konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, kompres witch
hazel (untuk meringankan hemoroid), makan makanan berserat, tirah baring
dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremnitas bagian bawah.
g. Keputihan
33
Pada wanita hamil keputihan bisa terjadi pada trimester I, II dan III. Ini
disebabkan oleh hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endorservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen. Cara
menangani keputihan yaitu tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan daya
tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
h. Sembelit
Sembelit dapat terjadi pada ibu hamil trimester II da III. Hal ini dapat ditangani
dengan meningkatkan diet asupan cairan, mengkonsumsi buah prem atau jus
prem, minum caira dingin atau hangat terutama saat perut kosong, istirahat yang
cukup, senam hamil, membiasakan buang air besar secara teratur, buang air besar
segera setelah ada dorongan.
i.
34
yang
mengering
pada
puting
susu,
lakukan
pembersihan
dengan
35
Dasar-dasar menyusui
a.
Carilah posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi anda. Pastikan lengan ibu
bertumbu pada bantal atau lengan kursi; berusaha menahan 3 sampai 4
kilogram beban tanpa penyangga bisa membuat lengan kram dan ngilu juga
naikan kaki anda jika bisa.
b.
c.
d.
Begitu mulut bayi terbuka lebar tarik bayi mendekat. Jangan dekatkan
payudara ibu ke arah bayi. Banyak masalah terjadi karena sang ibu
merunduk ke arah bayi berusaha memasukan puting ke dalam mulut bayi.
Sebaiknya anda tetap duduk tegak dan didekatkan bayi kepada payudara
36
e.
f.
Patikan
bayi
menghisap
kedua
puting
dan
lingkaran
hitam
yang
Jika payudara ibu menutupi hidung bayi, tekan sedikit payudara ibu dengan
jari tangan. Angkat sedikit bayi agar ibu bisa menciptakan ruang untuk
bernafas tetapi pastikan tidak kehilangan pegangannya pada areola.
h.
Periksalah apakah bayi menelan. Susu mengalir jika ada gerakan kuat,
stabil dan berirama yang terlihat di pipi bayi.
i.
Jika bayi sudah selesai menghisap tetapi masih mengulum payudara ibu,
menariknya dengan paksa bisa membuat puting susu terluka. Sudahi
menyusui dengan menekan payudara atau meletakan jari ibu ke ujung mulut
bayi agar udara bisa masuk.
j.
k.
Jangan menyusui bayi yang sedang menangis. Idealnya, ibu menyusui bayi
ketika dia menunjukan tanda-tanda lapat aatau ingin menyusu, termasuk
dengan memasukan jari ke mulut atau mencari-cari disekitar puting, atau
terlihat terjaga. Jangan tunggu bayi menangis untuk menyusuinya. Gendong
dan timbang bayi, tawarkan jari anda untuk dihisap sampai bayi tenang. Bayi
yang belum berpengalaman menyusu masih sulit menemukan puting
meskipun dia sedang tenang, apalagi saat dia marah.
37
l.
Jika bayi dengan alasan apapun, tidak bisa langsung pulang bersama ibu
dari rumah sakit, jangan berhenti menyusui. Jika ibu tidak bisa menyusui
secara langsung ibu bisa memompa air susu ibu untuk diberikan lewat
selang makan atau botol.
Selain hal tersebut diatas ibu hamil juga perlu mengetahui pola makan selama
menyusui yaitu:
a.
Tingkatkan jumlah asupan kalori sekitar 500 kkalori per hari diatas asupan
sebelum hamil, namun ini sifatnya fleksibel.
b.
c.
Minumlah setidaknya 8 gelas cairan (susu, air, kuah atau sup, dan jus).
Minum lebih banyak lagi pada cuaca panas. Dan jika ibu banyak berkeringat
tetapi tidak minum lebih dari 12 gelas bisa mengurangi produk susu.
d.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester I, II, III mengalami perubahan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan kebutuhan fisiknya saat sedang tidak hamil.
Ini disebabkan dari segi perubahan adaptasi dan kebutuhan fisiologis dari ibu hamil.
Kebutuhan yang meningkat jika ditinjau dari aspek-aspek seperti kebutuhan oksigen,
personal hygine, pakaian, eliminasi, dll dikarenakan keadaan fisiologis wanita hamil
memang meningkat.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita semua khususnya mahasiswi
Jurusan Kebidanan Bandung dapat mengetahui ilmu mengenai Kebutuhan Fisik Ibu
Hamil Trimester I,II,III. Tidak hanya bertambah dari segi ilmunya saja semoga para
mahasiswi nantinya bisa mengaplikasikan materi ini setelah lulus bahkan saat
praktik nanti dilapangan.
Tim penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan
dan
sangat
jauh
dari
kesempurnaan,
karena
sesungguhnya
kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T. Namun kami sangat mengharapkan saran
yang membangun dari pembaca untuk melengkapi dan menjadikan laporan ini lebih
baik kedepannya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Tri,S. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Nuha
Asrinah, dkk. (2010). Asuhan kebidanan masa kehamilan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Coad, J. Dkk. (2007). Anatomi dan fisiologi untuk bidan. Jakarta: ECG.
Eka, M.L& Noerma,I . 2013. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta: Lingkar Media
Mandriwati, G.A. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Buku kedokteran EGC
Musbikin, Imam. 2005. Panduan bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Perry & Potter. 2008. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Putri, S S.dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Suharjono, D. (2014). Kebutuhan Fisik Oksigen Dan Nutrisi Pada Ibu Hamil Lengkap
Trimester
Tersedia
di:
http://www.scribd.com/doc/59297317/Kebutuhan-Fisik-
Oksigen-Dan-Nutrisi-Pada-Ibu-Hamil-Lengkap-Trimester#download
Diakses 3
September 2015
Sulistyawati, Ari. 2011.
Salemba Medika
Waliyani, E S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Yulaikhah, L. (2008). Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: ECG.
Yuliati, L., dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : Trans Info Media
40