Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
11; Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obsetri
berkaitan

dengan

penyulit

kelahiran

prematur

dan

terjadinya

infeksi

korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan mordibilitas dan mortalitas


perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan, hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10%
perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.
Insindensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada
kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-19%, sedangkan pada kehamilan
preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah
dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan
terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban
pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% mordibilitas dan
mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas, ketuban pecah dini
berhubungan dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Sedangkan gamelli adalah satu kehamilan dengan dua janin. Dari tahun ke tahun
angka kejadian gamelli semangkin meningkat National Center for health
Statistics (2006) menyebutkan bahwa antara tahun 1980-2004, tingkat kelahiran
gamelli meningkat secara dramatis di Amerika serikat (dari 18,9 menjadi 32,2 per
1000 kelahiran hidup).
Komplikasi pada ibu akibat gamelli lebih sering daripada kehamilan
tunggal. Sebagian besar bayi gamelli di lahirkan secara prematur sehingga
mortalitas gamelli menjadi empat kali lipat dibandingkan mortalitas bayi tunggal.
Walaupun kelahiran gamelli hanya menggambar 1% dari seluruh kehamilan dan
2% dari kelahiran hidup, angka ini mempresentasikan 12% dari kematian
neonatal dan 17% angka kejadian infant dengan retardasi pertumbuhan.
12; Rumusan masalah

A; Apakah definisi dari ketuban pecah dini?


B; Apakah yang merupakan etiologi dari ketuban pecah dini?
C; Apasaja yang merupakan faktor predisposisi ketuban pecah dini?
D; Bagaimana patofisiologi pada ketuban pecah dini?
E; Bagaimana diagnosis ketuban pecah dini?
F; Bagaimana Diferensial Diagnosis Ketuban Pecah Dini?
G; Bagaimana Managemen Ketuban Pecah Dini di RS atau BPM?
H; Apakah definisi dari kehamilan gemelli?
I;

Apakah yang merupakan etiologi dari gemelli?

J; Bagaimana patofisiologi gemelli?


K; Bagaimana diagnosis ketuban gemelli?
L; Bagaimana Diferensial Diagnosis gemelli?
M; Bagaimana Managemen gemelli di RS atau BPM?
1.3; Tujuan
A; Mengetahui definisi dari ketuban pecah dini
B; Mengetahui etiologi dari ketuban pecah dini
C; Mengetahui faktor predisposisi ketuban pecah dini
D; Mengetahui patofisiologi ketuban pecah dini
E; Mengetahui diagnosis ketuban pecah dini
F; Mengetahui Diferensial Diagnosis Ketuban Pecah Dini
G; Mengetahui Managemen Ketuban Pecah Dini di RS atau BPM
H; Mengetahui definisi dari kehamilan gemelli
I;

Mengetahui etiologi gemelli

J; Mengetahui patofisiologi gemelli


K; Mengetahui diagnosis ketuban gemelli
L; Mengetahui Diferensial Diagnosis gemelli
M; Mengetahui Managemen gemelli di RS atau BPM

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KETUBAN PECAH DINI
A; Definisi Ketuban Pecah Dini
ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa
disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses
inpartu sebagaimana mestinya. Sebagaian besar besar pecahnya ketuban secara
dini terjadi sekitar kehamilan 37 minggu1.
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan.
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum proses
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10%
perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. 4
ketuban pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pevahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. 5
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah maka dapat terjadi infeksi
yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah karena adanya
antibiotika spektrum luas maka hal ini dapat di tekan. 5
B; Etiologi Ketuban Pecah Dini 1
Sebab-sebab terjadinya ketuban pecah dini, dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1; Faktor umur
a; Infeksi STD
b; Faktor sosial : perokok, peminum keadaan sosial ekonomi yang
rendah
2; Faktor keturunan
a; Kelainan genetik
b; Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum
3; Faktor obsetri, antara lain :

a;

Overdistensi uterus :

Kehamilan kembar

Hidramnion

b; Faktor obsetrik :

Serviks inkompeten

Serviks konisasi/menjadi pendek

Terdapat sefalopelvik distroporsi :


-

Kepala janin belum masuk PAP

Kelainan letak janin, sehingga ketuban bagian


terendah langsung menerima tekanan intrauteri
yang dominan

Pendular abdomen

Grandemultipara

4; Tidak diketahui sebabnya


Ditemukannya bahwa kejadian ketuban pecah dini
sekitar 5-8%. 5% diantaranya segera diikuti oleh persalinan
dalam 5-6 jam, sekitar 95% diikuti oleh persalinan dalam 72-95
jam, dan selebihnya memerlukan tindakan konserpatif atau aktif
dengan menginduksi persalinan atau operatif.
Persoalan ketuban pecah dini yang dihadapi, yaitu jika
terjadi pada prematuritas sehingga menyulitkan kita untuk
mengambil tindakan karna keadaan janin yang prematur, yang
dapat menyebabkan angka mordibilitas dan mortalitas yang
tinggi.
Sekalipun terdapat upaya untuk melakukan tindakan
konserpatif, yang dapat menunda persalinan, tetapi jumlahnya
hanya sekitar 10%, selebihnya akan membahayakan janin dan
menimbulkan komplikasi maternal.

C; Faktor Predisposisi Ketuban Pecah Dini


Faktor pencetus / faktor predisposisi kejadian Ketuban Pecah dini harus
diwaspadai jika : adanya kehamilan multiple, riwayat persalinan preterm
sebelumnya. Tindakan senggama : tidak berpengaruh kepada resiko, kecuali jika

higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi, perdarahan pervaginam, bakteri


dengan ph vagina diatas 4,5 , serviks tipis, flora, vagina abnormal, kadar CRH
(corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress
psikologis, dsb, dapat menjadi simulasi persalinan preterm. 3
D; Patofisiologi Ketuban Pecah Dini 2
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus
dan peregangan berkurang, Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh,
bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan regradasi ekstra selular
matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktifitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah. Faktor resiko
untuk terjadinya KPD adalah:
-

Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen

Kekurangan tembaga dan asam askrobik yang berakibat pertumbuhan


struktur abnormal karena antara lain merokok.
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang
dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease
Mendekati paragraf persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP 1
mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraseluler dan
membran janin. Aktifitas degradasi proteolitik meningkat menjelang
persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan
MMP cenderung menjadi KPD.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada
trimester ke-3 selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan
selaput ketuban ada hubungannya dengan perbbesaran uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan
biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketubaan pada kehamilan aterm
merupakan hal yang fisiologis.KPD pada prematur disebabkan oleh
adanya

faktor-faktor

eksternal,

misalnya

infeksi

menjalar

dari

vagina.KPD prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten


serviks dan solusio plasenta

E; Diagnosis Ketuban Pecah Dini 1


Diagnosis ketuban pecah dini didiasarkan atas :
5

1; Riwayat pengeluaran cairan dalam jumlah besar secara mendadak


atau sedikit demi sedikit pervaginam.
2; Untuk menegakan diagnosis dapat diambil pemeriksaan :
a; Inspekulo untuk pengambilan cairan pada forniks posterior :

Pemeriksaaan lakmus yang akan berubah menjadi biru


atau bersifat basa

Fern tes cairan amnion

Kemungkinan infeksi dengan memeriksa :


-

Beta streptokokus

Clamdydia trachomatis

Neisseria gonorrheae

3; Pemeriksaan USG untuk mencari :


a; Amniotic fluid index (AFI)
b; Aktivitas janin
c; Pengukuran BB janin
d; Detak jantung janin
e; Kelainan kongenital atau deformitas
4; Membuktikan ketuban pecah dengan jalan :
a; Aspirasi air ketuban untuk dilakukan :

Kultur cairan amnion

Pemeriksaan interlekuin 6

Alfa fetoprotein
Seluruhnya digunakan untuk membuktikan adanya

kemungkinan infeksi intrauterin.


b; Penyuntikan indigokarmin ke dalam amnion serta melihat
dikeluarkan pervaginam
F; Diferensial Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Diferensiasi diagnosis harus mencakup kemungkinan inkontinensia urine
karena urine biasanya asam, perbandingan PH urin dan PH vagina membantu
dalam membedakan.6
G; Managemen Ketuban Pecah Dini di RS atau BPM

Pastikan diagnosis

Tentukan umur kehamilan

Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin

Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin


Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari
vagina yang kadang kadang disertai tanda-tanda lain dari persalinan.
Diagnosis Ketuban Pecah Dini prematur denganinspekulo dilihat adanya
cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan ph vagina
perempuan hamil sekitar 4,5 ; bila ada cairan ketuban pHnya sekitar 7,1
7,3. Antiseptik yang alkalin akan menaikan ph vagina. 4
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya Ketuban Pecah Dini
dapat dikonfirmasikan dengan adanya oligohidramnion.4
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk
rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Jika ada perawatan air ketuban
berhenti keluar, pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat
persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis, gawat janin, persalinan
determinasi. Bila ketuban pecah dini pada kehamilan diperlukan
penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum penatalaksanaan
pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada
infeksi dan gawat janin penatalaksanaannya bergantung pada usia
kehamilan. 4
Berikut penatalaksaan sesuai usia kehamilannya :
a; KPD saat preterm (<37 mg). Insidensi 2 4 % dari kehamilan
tunggal dan 7 10 % dari kehamilan kembar. KPD <32 mg
tatalaksana mencakup : obat antibiotik untuk kultur serviko vaginal
(+), pembahasan aktivitas, pemantauan infeksi, pemeriksaan janin
secara regular, pemeriksaan ultrasonografi (USG) secara teratur per 3
4 mg, tes lakmus (tes nitrasin) lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukan adanya cairan ketuban (alkalis). KPD 32-34 minggu
tatalaksana

observasi

mencakup

pemberian

antibiotik

untuk

memperpanjang masa laten pengobatan kortikosteroid antenatal.


KPD >34 mg : penentuan pematangan paru paru janin. 3
b; KPD saat aterm (>37 mg) : insidensi 8 10 % dari kehamilan cukup
bulan : Tatalaksana KPD aterm : tidak ada kontraindikasi terhadap
tatalaksana observasi pada gawat janin, perdarahan pervaginam tanpa
diketahui penyebabnya, proses melahirkan aktif, korioamnionitis.
Segera induksi dengan atau tanpa pematangan serviks. 3

2.2; KEHAMILAN DENGAN GEMELLI

A; Pengertian
Menurut

Federasi

Obstetri

Ginekologi

Internasional,

kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum


kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional
(Wiknjosatro, 2007:286). Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko
terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu
sendiri. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita
yang hamil kembar.11
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak
begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin
(Wiknjosastro, 2007:286)11. Sedangkan menurut Mochtar Rustam (2012:259)
kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau
lebih.10
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
B; Etiologi Kehamilan Gemelli9
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin
dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui

Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh


terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula
faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih
folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.
Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada
kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan
kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari11 satu, jika
semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh
berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor
bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi
kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor penghambat
pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2
plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
C; Patofisiologi1
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua.
Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal
dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah
monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu
dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam
waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi
sperma, lalu membelah dua.
Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8
hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi
diaminiotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim
punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan12 kedua, selaput ketuban tetap
dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah
satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,

perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput


ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah
dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja
yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masa.

D; Diagnosis
Diagnosis kehamilan ganda tidak terlalu sukar karena dapat ditetapkan
sebagai berikut:
1; Anamnesis
a; Riwayat keluarga dengan kehamilan ganda.1
b; Gejala klinis hamil muda sudah manifestasi sejak usia kehamilan masih
muda.1
c; Derajat gejala hamil muda lebih hebat daripada hamil tunggal. 1
d; Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari kehamilan biasa dan
pergerakan anak mungkin lebih sering terasa.8
e; Uterus terasa lebih cepat membesar.7
2; Inspeksi
Perut lebih besar daripada kehamilan biasa. 3
3; Palpasi
a; Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan.8
b; Sering disertai dengan hidramnion.1
c; Teraba banyak bagian kecil janin.1

10

d; Teraba dua bagian besar:

Berdekatan

Teraba dua bokong atau dua kepala janin.1

4; Auskultasi
Terdengar bunyi jantung pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau sama sama di
hitung dan berselisih 10.7
5; Foto rontgen
Tampak 2 buah kerangka anak. Sebaiknya foto rontgen dibuat pada bulan
ke-7 agar rangka janin tampak jelas.8
6; Pemeriksaan USG
Kehamilan kembar sudah dapat didiagnosis sejak minggu ke-6 sampai ke-7. 7
7; Periksa dalam
Kemungkinan teraba kepala yang sudah masuk ke dalam rongga panggul,
sedangkan diatas simfisis teraba bagian besar.8
E; Diferensial diagnosis
1; Hidramnion
2; Hamil dengan molahidatidosa
3; Hamil dengan janin makrosomia
4; Kesalahan mengingat hari pertama menstruasi.8
F; Manajemen
1; Penanganan dalam kehamilan
a; Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan, periksa
ulang akan lebih sering ( 1x seminggu pada kehamilan 32 minggu ke
atas.)
b; Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang,
karena akan merangsang partus prematurus.
c; Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat dibolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
d; Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.7
2; Penanganan dalam persalinan
a; Bila anak 1 letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong
seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis.

11

b; Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah
dan lain-lain.
c; Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letak
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak
deras mengalir keluar. Tunggu dan pimpinan persalinan anak II seperti
biasa.
d; Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka
sebaiknya dipasang infus profilaksis.
e; Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang atau terjadi prolaps
tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara
operatif obstetrik:
a; Pada letak lintang coba versi luar dulu.
b; Atau coba lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi
c; Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum
atau forseps.
d; Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki
f;

Indikasi sectio caesarea hanya pada:


a; Janin I letak lintang
b; Terjadi prolaps tali pusat
c; Plasenta previa
d; Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69, anak I letak
sungsang dan anak II letak kepala
e; Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum, berikan suntikan sinto-metrin.7

12

BAB III
PENUTUP
31; Kesimpulan
ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa
disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses
inpartu sebagaimana mestinya. Sebagaian besar besar pecahnya ketuban
secara dini terjadi sekitar kehamilan 37 minggu

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum kehamilan 37 minggu disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.
Sebab-sebab terjadinya ketuban pecah dini yaitu :

Faktor umur

Faktor keturunan

Faktor obsetri

Faktor obsetrik

Tidak diketahui sebabnya

kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau
lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan


paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur

Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon


gonadotropin.

Faktor keturunan

Faktor yang lain belum diketahui

Mendiagnosis kehamilan ganda pening dilakukan, yaitu dengan cara :

Anamnesis

13

Inspeksi

Palpasi

Auskultasi

Foto rontgen

Pemeriksaan USG

Periksa dalam

32; Saran
Bidan harus sangat menguasai materi ini agar bidan dapat melakukan
deteksi dini dan penanganan awal pada kehamilan dengan gemelli dan
ketuban pecah dini ini.

14

DAFTAR PUSTAKA
1; Manuaba, dkk. (2007). Pengantar kuliah obsetri. Jakarta : EGC
2; Morgan, G dan Hamilton C. (2009). Obsetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
3; Rukiyah, A Y.dkk. (2010). Asuhan kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta :
Trans Info Media.
4; Prawirohardjo, sarwono (2013). Ilmu kebidanan. Jakarta : PT. Bina pustaka sarwono
prawirohardjo
5; Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC
6; Taber, ben. (2002). Kedaruratan Obsetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
7; Rustam, M. (1989). Sinopsis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta :
EGC
8; Sastrawinata, S. (2003). Ilmu kesehatan reproduksi: obstetri patologi. Jakarta : EGC
9; Huliana, mellina. (2007). Panduan Menjalani kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa
swara
10; Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obestri : Obsetri Fisiologi, Obsetri Patologi Jilid 1
Edisi 3. Jakarta : EGC
11; Wiknjosastro, hanifah. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

15

Anda mungkin juga menyukai