PENDAHULUAN
1.3.2
1.3.3
Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan
operasional yang telah ditetapkan.
Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung kepada klien maupun keluarga.
1.4.2
Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
1.4.3
Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada klien secara langsung.
1.4.4
Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang
diberikan pada klien.
1.4.5
Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang mengacu pada kasus yang relevan.
: Berisi Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
: Berisi tinjauan teori yang terdiri dari konsep vulvaginitis dan konsep kebidanan manajemen
varney.
BAB III
: Berisi tinjauan kasus yang berisikan pengkajian data, identifikasi masalah dan diagnosa,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV
: Pembahasan yang berisi kesenjangan antara teori dengan kasus / praktek lapangan.
BAB V
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Vulvaginitis
2.1.1 Definisi
Peradangan pada vulva dan vagina yang ditandai dengan rasa gatal pada daerah
kemaluan, pembengkakan membrane mukosa, kemerahan, rasa seperti terbakar, dan iritasi.
Radang pada vulva dan vagina menimbulkan keputihan yang berbau tidak sedap,
sakit pada saat buang air kemih, dan ketika berhubungan seksual. Gangguan ini erat
hubungannya dengan kurang terjaganya kebersihan pada daerah vagina.
2.1.2 Penyebab
1) Infeksi
Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah:
Infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
Chlamydia trachomatis : infeksi Chlamydial
Gardnerella vaginalis : vaginosis
Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum : Mycoplasmosis
Infeksi virus
ovavirus : Condyloma
eksi jamur
c. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor di sel-sel epitel vagina, sehingga
menghalangi penempelan patogen.
3) Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
Kandidiosis vulvovaginal merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida spp terutama
Candida
albicans.
Diperkirakan
sekitar
50%
wanita
pernah
mengalami
kandidiosis vulvovaginitis paling sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur ini hidup dalam
suasana asam yang mengandung glikogen. Keadaan-keadaan yang mendukung timbulnya infeksi
adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi, pemakaian kortikosteroid dan pada penderita
Diabetes Melitus.
4) Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan oleh protozoa yaitu T.
vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari. Pada wanita T. vaginalis paling sering
menyebabkan infeksi pada epitel vagina, selain pada uretra, serviks, kelenjar Bartholini dan
kelenjar skene.
Trichomoniasis
biasanya
ditularkan
melalui
hubungan
seksual
tanpa
menggunakan
pelindung (kondom) dengan seseorang yang mengidap trichomoniasis atau dapat juga ditularkan
melalui perlengkapan mandi (handuk).
5) Infeksi Bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala klinis akibat pergeseran
lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang dominan oleh bakteri lain, seperti
Gardnerella vaginalis, Prevotella spp, Mobilancus spp, Mycoplasma spp dan Bacteroides spp.
Vaginosis bakterial merupakan penyebab vaginitis yang sering ditemukan terutama pada wanita
yang masih aktif secara seksual, namun demikian Vaginosis bakterial tidak ditularkan melalui
hubungan seksual.
6) Zat atau Benda yang Bersifat Iritatif
- spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- sabun cuci dan pelembut pakaian
- deodorant
- zat di dalam air mandi
- pembilas vagina
- pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
7) Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
8) Terapi penyinaran obat-obatan
9) Perubahan abnormal
2.1.3 Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal
dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal
dan warnanya bermacam-macam, misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi vulva vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abuabu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci
vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat, karena terjadi penurunan keasaman
vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami
iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva
dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi
antibiotik.
Infeksi karena tricomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih,
hijau, keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
2.1.4 Patofisiologi
Perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada saat
kehamilan dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral, memperkuat penempelan Candida
albicans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur.
Pada pasien dengan tricomoniasis, perubahan tingkat estrogen dan progesterone,
sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen, dapat memperkuat pertumbuhan
dan virulensi T.vaginalis.
2.1.5 Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan
yang keluar dari vagina. Contoh cairan yang diperiksa dengan mikroskop dan biakan untuk
mengetahui organism penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan
pemeriksaan pap smear.
2.1.6 Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus
sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotic, anti jamur
atau anti virus, tergantung kepada organism penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa
dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh
dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena dapat meningkatkan resiko terjadinya
peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit disekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu
sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propion agar cairan
vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular seksual,
untuk mencegah berulangnya infeksi kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen
bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva
dan vagina.
Selain obat-obatan penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan
gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau
salep corticosteroid dan antihistamin per oral (tablet), krim atau tablet acyclovir diberikan untuk
mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa
diberikan obat pereda nyeri.
2.1 Konsep Manajemen Varney
Tanggal
Jam
No. Reg
: Untuk dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.
A. Data Subyektif
1.
Nama
Biodata
:
Umur
Agama
pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
Suku
untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta
pemberian asuhan.
Pekerjaan
klien dan apakah pekerjaan ibu /suami dapat mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
Pendidikan
memberikan asuhan.
Penghasilan
: untuk
mengetahui
status
ekonomi
penderita dan
Alasan Datang
Apa maksud klien datang ke RS
3.
Keluhan Utama
5.
6.
Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC,
hepatitis.
Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
7.
Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
o Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu
sekitar12-16 tahun.
o Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus
adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
o Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada
yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
o Keluhan yang dirasakan.
o Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8.
Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui berapa kali, lama, dan umur pertama kali menikah
9.
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan ibu saat ini, jenisnya, dan berapa lama.
11. Pola Kebiasaan Sehari - hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas, rekreasi, personal
hygiene dan seksual.
12. Data Psikososial
Untuk mengetahui psikologis pasien sekarang ini dan bagaimana hubungan pasien dengan orang
lain, juga kepercayaan terhadap agama.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
aan umum
baik/cukup/lemah
daran
composmentis/somnolen/koma
nan darah
afasan
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
ambut
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
caries gigi
Leher
: tidak
limfe / tidak
Dada
tidak sesak
Abdomen
Genetalia
: Atas
:
Bawah
b. Palpasi
Kepala
Leher
kelenjar limfe
Payudara
Perut
kstremitas
Dada
Atas
: tidak oedema
Bawah
c. Auskultasi
:
d. Perkusi
Reflek patela +/-
IAGNOSA / MASALAH
Dx
DS
n umum
III.
baik/cukup/lemah
Kesadaran
composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah
Suhu
Nadi
Pernafasan
V.
INTERVENSI
ujuan
riteria Hasil
aan umum
baik
daran
composmentis
nan darah
afasan
1.
R/
dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif antara klien dengan
petugas
2.
R/
3.
R/
dengan menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan member rasa nyaman
4.
Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan alat genetalianya
R/
terlalu sering menggunakan sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman vagina sehingga
bakteri semakin banyak tumbuh
5.
Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan dapat menyerap
keringat
R/ fungsi independent
VI.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dejngan intervensi dan kondisi klien.
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan
dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 07 Maret 2011
Jam
: 11.00 WIB
Ny.N
13 tahun
Islam
Jawa
SMP
: Pelajar
Penghasilan
Talun - Blitar
2. Alasan Datang
Klien mengatakan ingin memeriksa keadaannya
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi,
jantung, kencing manis, asma dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit
kuning, TBC serta tidak pernah melakukan operasi
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak, hampir setiap hari sudah lama,
tidak gatal
6. Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita
penyakit menular maupun menurun. Di dalam silsilah keluarga tidak ada keturunan kembar.
7. Riwayat Haid
Menarche
12 tahun
Siklus
28 hari
Lama
: 6 7 hari
Jumlah
Bau
anyir
Fluor albus
Keluhan
8. Riwayat pernikahan
Klien belum pernah menikah
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Klien belum pernah hamil
10. Riwayat KB
Klien belum pernah KB
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Kebiasaan
Sebelum Sakit
Selama Sakit
- Makan 3x/hari, komposisi nasi,- Makan 3x/hari, komposisi nasi,
lauk, sayur, terkadang buah.
Nutrisi
hari
jernih.
-
jernih.
Saat BAB dan BAK tidak ada- Saat BAB dan BAK tidak ada
keluhan
keluhan.
- Tidur siang 2 jam, mulai pukul
Tidur siang 2 jam, mulai
Istirahat
Aktivitas
Mandi dan gosok gigi 2 x/hari, Mandi dan gosok gigi 2 x/hari,
Personal Hygiene
ganti baju dan celana dalam tiap ganti baju dan celana dalam tiap
habis mandi, kotor atau basah, habis mandi, kotor atau basah,
keramas 3 x/minggu
keramas 3 x/minggu
Klien suka nonton TV, jika ada klien suka nonton TV, jika ada
Rekreasi
hari libur klien pergi ke rumah hari libur ibu pergi ke rumah
saudaranya
sekitar rumah
Klien tidak pernah merokok, Klien tidak pernah merokok,
Kebiasaan
12.
Data Psikososial
Psikologi
Sosial
Budaya
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada larangan tidak percaya mitos
mitos, jika ada anggota keluarga yang sakit berobat ke tenaga kesehatan.
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
an Umum
baik
aran
an Darah
110/80 mmHg
composmentis
37 o C
80 x/menit
asan
20 x/menit
47 kg
2. Pemeriksaan Fisik :
a.
mbut
Inspeksi
:
Kepala
Wajah
Mata
nga
ung
:
Mulut
er
omen
etalia
: atas
: simetris, tidak cacat, tidak odem, kuku dan jari tidak pucat, gerakan aktif.
Leher
Ekstermitas
: atas
: tidak odem
Auskultasi
Dada
d. Perkusi
Reflek Pattela
: positif
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan VVP : - Batang gram negative (+)
- Trichomonas (+)
- Basah = epitel (+)
II.
Dx
Ds
Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak setiap hari sudah
Do
: Keadaan Umum
Kesadaran
: composmentis
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Suhu
: 37o C
Nadi
: 80x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
BB
: 47 kg
Masalah
Ds
Do
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Suhu
: 37 o C
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
III.
: baik
: 20 x/menit
INTERVENSI
: Nn. N P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
Tujuan
dengan keadaannya.
Kriteria hasil
:
Tidak terjadi komplikasi
Keputihan dapat teratasi
Intervensi :
dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif antara klien dengan
petugas
2.
R/
3.
R/
dengan menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan member rasa nyaman
4.
Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan alat genetalianya
R/
terlalu sering menggunakan sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman vagina sehingga
bakteri semakin banyak tumbuh
5.
Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan dapat menyerap
keringat
R/ fungsi independent
Masalah
juan
iteria Hasil
Intervensi masalah
1.
2.
3.
IMPLEMENTASI
anggal
07 Maret 2011
am
11.30 WIB
Dx
Implementasi :
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dan keluarga serta menjelaskan tentang keadaan
klien dan tindakan yang akan dilakukan
2.
Menjelaskan kepada klien tentang keadaan penyakitnya, bahwa penyakitnya itu dikarenakan
oleh protozoa(Trichomonas)sehingga klien tidak perlu cemas dan penyakitnya itu dapat
disembuhkan
3.
Menganjurkan klien agar menjaga kebersihan daerah genetalia untuk mencegah infeksi dan
meningkatkan rasa nyaman
4.
Menganjurkan klien untuk tidak menggunakan sabun untuk membersihkan genetalianya agar
tidak menurunkan kadar keasaman vagina sehingga tidak memperbanyak bakteri tumbuh
5.
Menganjurkan pada klien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan dapat
menyerap keringat agar dapat terhindar dari kelembapan
1.
2.
Memberi dukungan pada klien dengan menunjukkan sikap dan rasa empati.
3.
Mendengarkan keluhan keluhan dan pertanyaan yang dilontarkan klien serta menjawab dengan
baik dan benar.
VII. EVALUASI
am
tanggal
: 07 Maret 2011
12.00 WIB
Dx
: Klien mengatakan mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh dokter
: composmentis
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu
: 370C
- Memberikan KIE pada klien tentang kebersihan genetalia dan pemakaian celana dalam
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Nn. N P0000
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. N P0000 Ab000 Usia 13 tahun
dengan vulvaginitis, penulis dapat menyimpulkan:
1.
Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat menegakkan
diagnosa.
2.
Pada identifikasi masalah/ diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai, komprehensif dan
dapat menegakkan diagnosa.
Pada intervensi/ perencanaan asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif sesuai
dengan teori dan praktek.
6. Pada implementasi/ pelaksanaan asuhan sudah dilakukan dengan komprehensif tetapi intervensi
yang dikerjakan hanya beberapa yang sesuai dengan keadaan pasien.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah dilakukan secara komprehensif dan evaluasi yang di
dapat sesuai dengan yang diharapkan.
5.2 Saran
1. Bagi petugas yang memberi asuhan kebidanan diharapkan mempertahankan hubungan dengan
pasien untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dan klien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan.
2.
Bagi klien/ ibu harus mematuhi saran petugas kesehatan seperti menjaga kebersihan alat
genetalianya.