Anda di halaman 1dari 15

MAALAH PEREKONOMIAN

INDONESIA
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA: BAIQ SEGA VANNESA AGNES


NIM : A1C014019

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

UNIVERSTAS MATARAM
KATA PENGANTAR
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Perekonomian
Indonesia dengan pembahasan materi tentang sektor pertanian dan industri di indonesia
dengan baik.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada dosen mata kuliah
yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan makalah ini hingga
selesai, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi
penyempurnaan penulisan berikutnya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih

Mataram, 18 November 2015

Penulis

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II MASALAH.................................................................................................................2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
3.1. Sektor pertanian.................................................................................................................3
3.2. Industri dan Industrialisasi................................................................................................3
BAB 1V PEMBAHASAN.......................................................................................................4
4.1. Menyeimbankan struktur perekonomian Indonesia di bidang industri dan pertanian .....4
4.2. Perkembangan sektor pertanian di Indonesia....................................................................5
4.3. Perkembangan sektor industri di Indonesia.......................................................................7
4.4. Upaya pemerintah meningkatkan perekonomian di sektor industri dan pertanian ..........8
BAB V PENUTUP...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii

ii
BAB I
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

PENDAHULUAN
Sasaran utama pembangunan jangka panjang negara ini adalah pencapaian struktur
ekonomi yang seimbang yaitu terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang
didukung oleh kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh. Hal ini berarti bahwa antara
sektor pertanian (dan kehutanan) dan sektor industri diperlukan adanya keterkaitan yang kuat
baik keterkaitan kedepan maupun keterkaitan ke belakang dalam mencapai tujuan masingmasing sektor tersebut. Adanya keterkaitan ini terlihat dengan adanya perkembangan pengolahan
hasil pertanian dan industri agro (agroindustri). Agroindustri adalah suatu kegiatan lintas disiplin
yang memanfaatkan sumber daya alam (pertanian) untuk industri.
Transformasi struktural perekonomian Indonesia menuju ke corak yang industrial tidak
dengan sendirinya melenyapkan nuansa agraritasnya. Berbagai teori pertumbuhan ekonomi
klasik dan studi empiris Bank Dunia menunjukkan, bahwa sukses pengembangan sektor industri
di suatu negara selalu diiringi dengan perbaikan produktivitas dan pertumbuhan berkelanjutan di
sektor pertanian. Selain menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk serta menyerap tenaga
kerja, sektor pertanian juga merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan menjadi
sumber penghasil devisa.
Di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil merupakan prasyarat bagi
pembangunan sektor industri dan jasa. Pada tahap pertama pembangunan dititikberatkan pada
pembangunan sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap
kedua, pembangunan dititikberatkan pada industri pengolahan penunjang sektor pertanian
(agroindustri) yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan
logam. Rancangan pembangunan seperti demikian diharapkan dapat membentuk struktur
perekonomian Indonesia yang serasi dan seimbang, tangguh menghadapi gejolak internal dan
eksternal.

1
BAB II
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.

Bagaimana cara menyeimbangkan struktur perekonomian sektor industri dan pertanian di


Indonesia?

2.

Bagaimana perkembangan sektor pertanian di Indonesia?

3.

Bagaimana perkembangan sektor perindustrian di Indonesia?

4.

Peran pemerintah di sektor perekonomian pertanian dan perindustrian di Indonesia?

2
BAB III
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA
3.1.

Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian suatu negara, khususnya di
negara agraris seperti Indonesia.

Peranan sektor ini dapat dikatakan cukup besar bagi

perkembangan perekonomian negara yang bersangkutan. Mengikuti analisis klasik dari Kuznets
(1964) dalam Tambunan (2003), pertanian di LDCs dapat dilihat sebagai suatu sektor ekonomi
yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut:

Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output
di sektor pertanian, baik dari sisi permintaan sebagai sumber pemasokan makanan yang
kontinu mengikuti pertumbuhan penduduk, maupun dari sisi penawaran sebagai sumber
bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dsb.

Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya


Sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (sumber devisa), baik lewat
ekspor hasil-hasil pertanian maupun dengan peningkatan produksi pertanian dalam negeri
menggantikan impor (substitusi impor).

3.2. Industri dan Industrialisasi


Adalah himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dan suatu sektor ekonomi yang di dalamnya
terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sektor
industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian
menuju sebuah kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang
tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produkproduk sektor, karena sektor industri memiliki variasi produk yang beragam dan mampu memberikan
manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya, tidak bergantung musim, penanganan produksinya
bisa dikendalikan manusia Karena kelebihan-kelebihan sektor industri seperti di atas, maka
industralisasi dianggap sebagai obat mujarab (panacea) untuk mengatasi masalah pembangunan
ekonomi di negara-negara berkembang.

3
BAB IV
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

PEMBAHASAN
4.1. MENYEIMBANGKAN STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA DI BIDANG
INDUSTRI DAN PERTANIAN
Pembangunan seimbang itu diartikan pula sebagai keseimbangan pembangunan di
berbagai sektor, misalnya industri dan sektor pertanian, sektor luar negeri dan sektor domestik,
dan antara sektor produktif dan sektor prasarana. Pembangunan seimbang ini biasanya
dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi
hambatan-hambatan dalam: (1) Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi dan
fasilitas-fasilitas untuk mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar. (2) Memperoleh pasar untuk
barang-barang yang telah dan akan diproduksikan. Sementara itu analisa Lewis (dalam Arsyad,
1992 : 257-259), menunjukkan bahwa perlunya pembangunan seimbang yang ditekankan pada
keuntungan yang akan diperoleh dari adanya saling ketergantungan yang efisien antara berbagai
sektor, yaitu antara sektor pertanian dan sektor industri. Menurut Lewis, akan timbul banyak
masalah jika usaha pembangunan hanya dipusatkan pada satu sektor saja. Tanpa adanya
keseimbangan pembangunan antara berbagai sektor akan menimbulkan adanya ketidakstabilan
dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan ekonomi sehingga proses pembangunan terhambat.
Lewis, menggunakan gambaran dibawah ini untuk menunjukkan pentingnya upaya
pembangunan yang menjamin adanya keseimbangan antara sektor industri dan sektor pertanian.
Misalnya di sektor pertanian terjadi inivasi dalam teknologi produksi bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan domestik, inplikasinya yang mungkin timbul adalah :
Terdapat surplus di sektor pertanian yang dapat dijual ke sektor non pertanian.
Produksi tidak bertambah berarti tenaga kerja yang digunakan bertambah sedikit dan jumlah
pengangguran tinggi. Kombinasi dari kedua keadaan tersebut:
a. Jika saja industri mengalami perkembangan yang pesat, maka sektor-sektor tersebut akan
dapat menyerap kelebihan produksi bahan pangan maupun kelebihan tenaga kerja. Tetapi
tanpa adanya perkembangan di sektor industri, maka nilai tukar ( Term of Trade ) sektor
pertanian akan memburuk sebagai akibat dari kelebihan produksi tenaga kerja, dan akan
menimbulkan akibat yang depresif terhadap pendapatan di sektor pertanian.
4
Oleh sebab itu di sektor pertanian tidak terdapat lagi perangsang untuk mengadakan
investasi baru dan melakukan inovasi.
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

b. Jika pembangunan ekonomi ditekankan pada industrialisasi dan mengabaikan sektor


pertanian juga akan menimbulkan masalah yang pada akhirnya akan menghambat proses
pembangunan ekonomi. Masalah kekurangan barang pertanian akan terjadi dan akan
mengakibatkan kenaikan barang-barang tersebut. Jika sektor pertanian tidak berkembang,
maka sektor industri juga tidak berkembang, dan keuntungan sektor industri hanya
merupakan bagian yang kecil saja dari pendapatan nasional. Oleh karenanya tabungan
maupun investasi tingkatnya akan tetap rendah. Berdasarkan pada maslah-masalah yang
mungkin akan timbul jika pembangunan hanya ditekankan pada salah satu sektor
pertanian saja, maka Lewis menyimpulkan bahwa pembangunan haruslah dilakukan
secara bersamaan di kedua sektor tersebut
4.2. PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Pertanian dan perkebunan merupakan fundamentasi pokok ekonomi bangsa. Pertanian
harus dijadikan sektor utama bagi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian yang
menjadi andalan sebagian besar rakyat tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian juga
dalam pencairan kredit terdapat ketidakmerataan untuk sektor pertanian.
Sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian
besar penduduk. Program pembangunan sektor pertanian meliputi program peningkatan produksi
di kelima subsektornya, serta peningkatan pendapatan petani, perkebun, peternak dan nelayan.
Program pembangunan tersebut ditunjang dengan program pembangunan sarana dan
prasarananya seperti pengadaan dan pelancaran factor produksi, pengembangan jaringan irigasi
dan jalan, kebijaksanaan tata niaga dan harga, serta penelitian. Dalam era PJP I sektor pertanian
merupakan prioritas pembangunan ekonomi. Pertumbuhannya rata-rata 3,6% per tahun.
Kemajuan paling menonjol sektor ini selama PJP I adalah dalam bidang produksi pangan, yakni
keberhasilan mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Sebelumnya, bahan makanan pokok
ini masih harus selalu diimpor. Bahkan pada tahun-tahun 1970-an Indonesia merupakan Negara
pengimpor beras terbesar di dunia. Swasembada beras ini berdampak penting pada meningkatnya
kualitas gizi, pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
5
Sampai dengan tahun 1990 sektor pertanian masih merupakan penyumbang utama dalam
membentuk produk domestic bruto. Namun sesudah itu posisi tersebut diambil alih oleh sektor
industri pengolahan. Hal ini sesungguhnya memprihatinkan, bukan karena sektor pertanian tidak

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

berkembang, melainkan mengingat masih demikian besarnya proporsi tenaga kerja yang masih
bekerja di sektor tersebut.
Sampai dengan tahun 1992 saja tercatat lebih dari sebagian tenaga kerja kita bekerja pada
sektor ini. Tambahan pula kualitas sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian pada
umumnya relative rendah, sehingga produktivitasnya rendah. Pada gilirannya, pendapatan
mereka juga rendah. Dalam skala makro rendahnya produktivitas tenaga kerja suatu sektor dapat
diukur dengan membandingkan proporsi sektor itu dalam menyerap tenaga kerja dan dalam
menyumbang produksi atau pendapatan nasional. Pada tahun 1992, sektor pertanian menyerap
53,69% tenaga kerja, sementara sumbangannya dalam membentuk PDB menurut harga yang
berlaku sebesar 19,52%. Hal itu berarti setiap 1% tenaga kerja pertanian Indonesia hanya
menyumbang sekitar 0,36% PDB. Sebagai bandingan: sektor pertanian di negara- negara maju
yang tergabung dalam G-7 hanya menyerap sekitar 2% tenaga kerja dan menyumbang 3% PDB.
Dengan kata lain, setiap 1% tenaga kerja pertanian mereka menyumbang 1,5% PDB, atau hampir
lima kali lipat produktivitas tenaga kerja pertanian kita.
Di antara lima subsektor yang ada di dalam sektor pertanian, pemeran terbesar dalam
membentuk nilai tambah adalah subsektor tanaman pangan.subsektor inilah yang menjadi
sandaran nafkah utama sebagian besar rakyat kita, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah
perdesaan. Subsektor ini pula yang paling besar mendapatkan perhatian pemerintah. Sayangnya,
pertumbuhan sektor ini tidak menggembirakan. Selama Pelita I hingga Pelita III tumbuh selaju
4,0 persen rata-rata per tahun. Dalam Pelita IV laju tumbuh rata-rata tersebut menurun menjadi
3,6%. Pertumbuhan sektor ini dalam Pelita V
Menurunnya peranan sektor pertanian di satu sisi dan meningkatnya peranan sektor
industri di sisi lain, menyiratkan telah terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian
Indonesia. Akan tetapi perubahan struktural itu sebenarnya masih belum mantap karena baru
merupakan perubahan dalam struktur pendapatan, belum diiringi dengan perubahan dalam
struktur ketenagakerjaan. Akibatnya produktivitas antarsektor masih timpang. Demikian pula
halnya dengan pendapatn perkapita antarsektor.
6
Perubahan struktural (yang masih timpang) itu sendiri terjadi karena pembangunan
ekonomi kita selama ini terlalu terfokus pada industrialisasi. Padahal kerangka teori klasik dan
hasil-hasil empiris oleh Bank Dunia memunjukkan bahwa keberhasilan industrialisasi selalu
seiring dengan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable) dan perbaikan produktivitas di
sektor pertanian. Jadi, apabila produktivitas sektor pertanian tidak mengalami perbaikkan, maka
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

bukan mustahil keberhasilan industrialisasi dalam pembangunan kita selama ini akan mengalami
titik balik. Tanpa dukungan sektor pertanian sebagai penyangga yang tangguh kemajuan sektor
industri akan mudah tersendat.
4.3. PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA
Perkembangan Perindustrian Terhadap Perekonomian Arti penting perindustrian terhadap
perkembangan perekonomian dapat dilihat dari arah kebijakan ekonomi yang tertuang dalam
GBHN 2000-2004, yaitu Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai
kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan
komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap
daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata serta
industri kecil dan kerajinan rakyat, serta mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan
investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesbilitas yang
sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui
keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan SDA dan SDM dengan menghapus segala
bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan. Selanjutnya disebutkan dalam Undang-Undang
No 25 tahun 2001 tentang Program Pembangunan Ekonomi Nasional (Propenas) yang
mengamanatkan bahwa dalam rangka memacu penigkatan daya saing global dirumuskan lima
strategi utama, yaitu pengembangan ekspor, pengembangan industri, penguatan institusi pasar,
pengembangan pariwisata dan peningkatan kemampuan ilmu Berdasarkan ketentuan
pengetahuan tersebut di atas dan dapat teknologi. diketahui bahwa perkembangan industri sangat
penting untuk menghadapi persaingan ketat, baik di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor
dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia.
7
Hal tersebut kembali dipertegas dalam konsiderans Undang-Undang Perindustrian
(UndangUndang Nomor 5 Th. 1984) yang menyatakan bahwa untuk mencapai sasaran
pembangunan di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional
Industri memegang peranan yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih
dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara
aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam, manusia, dan dana yang
tersedia. Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa perkembangan industri

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

membawa pengaruh yang sangat besar sekali terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Industri memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan perekonomian sehingga
benar-benar perlu didukung dan diupayakan perkembangannya.
4.4. UPAYA PEMERINTAH MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI SEKTOR INDUSTRI
DAN PERTANIAN
Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah dalam upayanya mendorong laju
perkembangan perindustrian di Indonesia. Baik kegiatan di bidang penyusunan regulasi yang
diperkirakan dapat mendorong laju perkembangan perindustrian, maupun kebijakan riil melalui
pemberdayaan departemen
yang terkait. Sasaran pembangunan sektor industri dan perdagangan pada tahun 2008 adalah
sebagai berikut :

Terwujudnya pengembangan industri yang mempunyai keunggulan kompetitif


berdasarkan keunggulan komparatif dengan mengacu kepada pengembangan klaster

industri, sehingga tercipta struktur industri yang kokoh dan seimbang


Terwujudnya peningkatan daya saing nasional melalui peningkatan kemampuan
profesionalisme sumber daya manusia, penguasaan penggunaan teknologi dan inovasi,
serta pemenuhan ketentuan standar keamanan, kesehatan, dan lingkungan baik nasional

maupun internasional
Terciptanya perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja secara merata di sektor

industri dan perdagangan


Terciptanya peningkatan utilisasi kapasitas produksi, sehingga mampu.Meningkatkan
kinerja sektor industri dan perdagangan

8
Tersedianya kebutuhan masyarakat luas dengan harga yang wajar dan mutu yang bersaing

melalui kelancaran distribusi barang dan peningkatan pelayanan informasi


Terciptanya pasar yang pelaku usaha terintegrasi; dan kelembagaan perdagangan,

sehingga kegiatan perdagangan barang dan jasa di dalam negeri semakin berkembang
Terwujudnya iklim usaha yang kondusif dengan menerapkan mekanisme pasar tanpa
distorsi, serta terjaminnya perlindungan konsumen sehingga tercipta pemahaman
konsumen akan hak dan kewajibannya dalam upaya tertib mutu, tertib usaha dan tertib
ukur

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Terselenggaranya kegiatan Bursa Berjangka sebagai tempat lindung nilai (hedging) dan
tempat pembentukan harga (price discovery) secara efisien dan memiliki daya saing yang

kuat
Terselenggaranya pengembangan Ware House Receipt System (WRS) yang mendukung
peningkatan efisiensi distribusi nasional dan memperlancar pembiayaan dalam

perdagangan komoditi (trade financing)


Terselenggaranya sistem Pasar Lelang Lokal (PLL) melalui mekanisme pasar yang
transparan dan efisien yang memungkinkan produsen/petani memperoleh pendapatan

yang proporsional dengan harga yang terjadi di tingkat nasional atau internasional
Terwujudnya peningkatan partisipasi Indonesia melalui peningkatan diplomasi
perdagangan, baik dalam kegiatan kerjasama bilateral, regional maupun multilateral yaitu
dalam forum negosiasi persetujuan-persetujuan WTO, ASEAN, APEC, Kerjasama

Komoditi Internasional, serta kerjasama Badan-Badan Dunia lainnya


Terwujudnya peningkatan penyediaan dan penyebarluasan informasi pasar mengenai
peluang pasar internasional dan hasil-hasil kerjasama industri dan perdagangan kepada

dunia usaha, khususnya usaha kecil menengah


Terwujudnya peningkatan penggunaan bahan baku dalam negeri;
Terwujudnya budaya organisasi yang lebih berorientasi pencapaian kepada sasaran
Terwujudnya keterpaduan peran pemerintah di sektor industri dan perdagangan
Terwujudnya peningkatan sinergi dalam pemanfaatan sumber daya serta peningkatan
kinerja pelayanan sesuai dengan aspirasi masyarakat dalam era otonomi daerah.
9
Di bidang regulasi, untuk mewujudkan sasaran di atas, diperlukan perangkat hukum yang

secara jelas mampu melandasi upaya pengaturan, pembinaan, dan pengembangan dalam arti
yang seluas-luasnya tatanan dan seluruh kegiatan industri. Dalam rangka kebutuhan inilah sudah
saatnya untuk melakukan pembaharuan Undang-Undang Perindustrian yang berlaku, dimana
Undang-Undang tersebut sudah sangat dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan
perekonomian dan perindustrian yang ada pada saat ini. Masalah ini menjadi semakin terasa
penting, terutama apabila dikaitkan dengan kenyataan yang ada hingga saat ini bahwa peraturanperaturan yang digunakan bagi pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri selama ini
dirasakan kurang mencukupi kebutuhan karena hanya mengatur beberapa segi tertentu saja
dalam tatanan dan kegiatan industri, dan itupun Selanjutnya seringkali di bidang tidak berkaitan
birokrasi, satu optimalisasi dengan atas yang lain. pemberdayaan departemen-departemen yang
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

terkait sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan perkembangan perindustrian sebagaimana


yang telah digariskan dalam cita-cita pembangunan nasional. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
melalui peningkatan SDM, pemangkasan birokrasi dalam perijinan usaha dan lain sebagainya
yang tujuan utamanya adalah meningkatkan perkembangan perindustrian.

10
BAB V
KESIMPULAN
Pertanian dan perkebunan merupakan fundamentasi pokok ekonomi bangsa. Pertanian
harus dijadikan sector utama bagi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian yang
menjadi andalan sebagian besar rakyat tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian juga
dalam pencairan kredit terdapat ketidakmerataan untuk sector pertanian, sedangkan di sektor
industri memegang peranan yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih dikembangkan
secara seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif serta
mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam, manusia, dan dana yang tersedia.
Perkembangan perekonomian di indonesia di sektor industri dan pertanian terus berkembang,dan
pemerintah terus berupaya meningkatkan perkembangannya.
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Dalam pelaksanaannya, pengembangan sektor industri akan dilakukan secara sinergi dan
terintegrasi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi lain seperti pertanian, pertambangan,
kehutanan, kelautan, perdagangan, pendidikan, riset dan teknologi dan sebagainya. Konsep daya
saing internasional merupakan kata kunci dalam pembangunan sektor industri, oleh karenanya
selain sinergi sektoral maka sinergi dengan seluruh pelaku usaha serta seluruh pemerintah daerah
merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, dukungan aspek kelembagaan yang mengatur
tugas dan fungsi pembangunan dan dukungan terhadap sektor industri baik secara sektoral
maupun antara pusat dan daerah secara nasional akan menentukan keberhasilan pembangunan
sektor industri yang di cita-citakan.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Perindustrian

3. http://lightahmad04.blogspot.co.id/2015/05/sektor-pertanian-dan-industri.html
4. http://metabinasabila-meta.blogspot.co.id/2012/03/perekonomian-indonesiaperkembangan.html

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

iii

SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai