Pendahuluan
Baja tahan karat austenitik adalah baja tahan
karat yang pada temperatur kamar berfasa austenit.
Baja jenis ini mengandung 18% Cr 8% Ni.
Unsur-unsur tersebut merupakan unsur terpenting
yang dapat membuat baja tahan karat ini berfasa
austenit pada temperatur kamar. Material ini
memiliki struktur kristal FCC (face centered cubic).
Struktur ini diperoleh dengan adanya penambahan
unsur paduan yang mampu menstabilkan fasa
austenit pada beberapa kondisi temperatur
kriogenik. Baja tahan karat austenitik memiliki fasa
tunggal, hanya dapat ditingkatkan kekuatannya
melalui solid solution alloying atau dengn work
hardening. Struktur FCC yang dimiliki oleh
austenit, menyebabkan baja tahan karat jenis ini
bersifat non-magnetic dan mempunyai ketangguhan
yang cukup tinggi pada temperatur rendah. Baja ini
mempunyai ketahanan korosi yang baik, mampu
bentuk dan mampu las. Kekurangan baja jenis ini
adalah kecenderungan untuk mengalami : korosi
antar butir, korosi lubang dan korosi retak tegangan
(Stress Corrosion Cracking).
Baja karbon rendah mempunyai sifat mekanis
yang baik ; kekuatan tarik relatif tinggi antara
415 550 MPa (60.000 80.000 psi), ketangguhan
baik dan relatif ulet (Callister, 2007).
Halaman. 1
Pada baja tahan karat austenit atau feritaustenit, endapan karbida krom terjadi jika ditahan
pada interval suhu 550-800 oC atau 900-950 oC untuk
baja tahan karat ferit.
Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode
pengujian kekerasan mikroVickers (VHN). Spesimen
uji kekerasan seperti pada Gambar 4. Beban 200 gf
pada jarak antar titik 250 m dari daerah las sehingga
diperoleh nilai
besaran injakan kemudian
dikonversikan atau dihitung menjadi nilai kekerasan.
HV= 1,854
Fi
........ (1)
D
Halaman. 2
Dari Gambar
Pengujian Struktur Mikro
Karakterisasi mikrostruktur dari material akan berikut :
dilihat dengan melakukan foto mikro. Untuk Daerah Las
:
mengetahui bentuk struktur mikro spesimen, yaitu
dengan mengambil penampang permukaan
spesimen untuk dipoles dan dietsa dengan cairan
kimia 2%HNO3 + 98% ethanol untuk baja karbon Daerah HAZ
:
dan 25%HNO3 + 75%HCl untuk baja tahan karat. (Kasar/Halus)
Pengamatan
struktur
mikro
menggunakan
mikroscop optik dengan pembesaran tertentu.
Pengamatan Struktur mikro adalah salah satu cara
untuk mengetahui metalurgi permukaan benda uji,
sehingga dapat dietahui sifat mekanik dari material
tersebut.
Pengujian Tarik
Dengan uji tarik ini akan diperoleh tentang Logam Induk
sifat mekanis suatu bahan uji antara lain : batas (CS/SS)
elastis, kekuatan luluh dan kekuatan tarik yang
besarnya tergantung pada jenis bahan uji itu sendiri.
SS \ LAS
F
......................(2)
A0
Dengan,
= tegangan (kgf/mm2)
F = beban (kgf)
Ao = luas penampang patah (mm2)
LAS / CS
Struktur Mikro
D
Halaman. 3
Uji Kekerasan
Hasil pengujian kekerasan microVickers
ditunjukkan pada Gambar 8.
LAS
CS
HAZ
SS
HAZ H-K
AISI 304
A 36
TANPA PREHEAT
PREHEAT 100 oC
PREHEAT 200 oC
PREHEAT 300 oC
TEG.
TEG.
TARIK
LULUH
(MPa)
(MPa)
LOGAM INDUK
575.2
277.684
441.6
295.788
LAS
480.0
337.297
480.0
345.946
537.6
322.560
495.2
347.509
REGANGAN
(%)
44
28
24
10
12
14
Halaman. 4
Saran
Untuk menghindari terjadinya endapan
(precipitation) karbida krom diantara batas butir
austenit karena pendinginan lambat, maka harus
dipilih elektroda dengan kandungan karbon yang
rendah.
Daftar Pustaka
ASM Metals Handbook, Vol. 06. 2004. Welding,
Brazing dan Soldering.
Callister, W.D., 2007. Material
Science and
Engineering an Introduction 7ed. Wiley.
Kou, S 1987. Welding metallurgy. A WileyInterscience Publication. New York.
Messler, RW., 1999. Principles of welding,
Processes,
Physics,
Chemistry
and
Metallurgy.
A
Wiley-Interscience
Publication. New York.
Saito, S., dan Surdia, T., 1995. Pengetahuan
Bahan Teknik, edisi III PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Wiryosumarto, H. dan Okumura, T., 1987. Teknik
Pengelasan Logam, edisi VII PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Halaman. 5