Fenilpropanoid
Fenilpropanoid
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006
Sovia Lenny: Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, 2006
USU Repository2006
KARYA ILMIAH
1. Judul Tulisan
2. Identitas Penulis
a. Nama
b. NIP
c. Pangkat / Gol
d. Jabatan
: Asisten Ahli
3. Bidan Ilmu
Medan,
Diketahui Oleh :
Mei 2006
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...........................................................................
ii
A.KlasifikasiSenyawa Fenilpropanoida....................................
10
10
12
13
14
14
18
20
1. PENDAHULUAN
Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawasenyawa aromatik. senyawa-senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna
alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis,
bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat warna alizarin.
Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu
cincin aromatik yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzen,
naftalen dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh
satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau
dari segi biogenetiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam aromatik ini
sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun sebagian
diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam
keadaan bebas.
Ilmu kimia senyawa-senyawa fenol yang ditemukan dialam
mengalami
kemajuanyang
sangat
pesat
setelah
Kekule
berhasil
cabang dari ilmu kimia bahan alam yang terus berklembang, seperti
halnya terpenoida dan steroida.
Sifat-sifat kimia dari semua senyawa fenol adalah sama, akan
tetapi dari segi biogenetik senyawa-senyawa ini dapat dibedakan atas dua
jenis utama, yaitu :
1. Senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat.
2. Senyawa fenol yang berasal dari jalur asetat-malonat.
Ada juga senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara
kedua jalur biosintesa ini yaitu senyawa-senyawa flavonoida.
Senyawa-senyawa fenol ditemukan dalam berbagai organisme,
mulai dari mikroorganisme sampai pada tumbuhan tinggi dan hewan.
Walaupun kapang ,merupakan sumber yang kaya akan senyawa fenol
yang berasal dari jalur asetat-malonat, tetapi senyawa fenol yang berasal
dari jalur ini ditemukan pula pada tumbuhan tinggi.
Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti flavonoida yang
memberikan kontribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan
buah-buahan dialam. Flavin memberikan warna kuning atau jingga,
antodianin memberikan warna merah, ungu atau biru, yaitu semua warna
yang terdapat pada pelangi kecuali warna hijau. Secara biologis
flavonoida memainkan peranan penting dalam kaitan penyerbukan
tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai rasa pahit
sehingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu.
Selain senyawa-senyawa tersebut ada juga senyawa alkaloid yang
berperan penting dalam kehidupan manusia. Sejarah alkaloid hampir
1. SENYAWA FENILPROPANOID
A. Kalsifikasi Senyawa Fenilpropanoida
Senyawa fenilpropanoid merupakan salah satu kelompok senyawa
fenol utama yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa senyawa fenol ini
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari cincin benzen (C6)
yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3).
Asam Sinamat
COOH
Asam p-kumarat
HO
2. Turunan Kumarin
Contohnya :
O
Kumarin
HO
Umbeliferon
3. Turunan Alilfenol
Contohnya :
Cavicol
HO
Eugenol
HO
OCH3
Anatol
H3CO
Isoeugenol
HO
OCH3
10
COOH
HOCH
H COH
HOCH
O-PO3H2
H2CCCOOH
11
COOH
COOH
COOH
HO
HO
OH
OH
OH
OH
OH
COOH
COOH
OH
COOH
CH2
O
OH HO
HO
OH
CH2
O
COOH
OH
HO
COOH
COOH
NH2
HOOC
COOH
CH2COCOOH
OH
COOH
COOH
COOH
NH2
R2
R1
OH
OH
OH
Keterangan :
R1 = H , R2 = OH
R1 = H , R2 = OCH3
R1 = OCH3 , R2 = OCH3
12
Misalnya
reaksi
isomerisasi
cis-trans
dari
asam
orto
OH
OH
COOH
COOH
COOH
H
HO
O
HO
HO
13
CH2
CH2X
COOH
14
2. SENYAWA FLAVONOIDA
A. Kalsifikasi Senyawa Flavonoida
Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang
terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang
ditemuykan dalam tumbuh-tumbuhan.
Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15
atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu
rantaipropana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.
Susunann ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida
yaitu :
1. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
B
3
A
2
1
A
2
1
15
A
2
1
isoflavonoida
dan
neoflavonoida
hanya
16
Hidrokalkon
Flavanon, kalkon
Flavon
Antosianin
Auron
B. Biosentesa Flavonoida
Pola biosintesa pertama kali disarankan oleh Birch, yaitu : pada
tahap-tahap pertama biosintesa flavonoida suatu unit C6-C3 berkombinasi
dengan tiga unit C2 menghasilkan unit C6-C3-(C2+C2+C2). Kerangka C15
yang dihasilkan dari kombinasi ini telah mengandung gugus-gugus fungsi
oksigen pada posisi-posisi yang diperlukan.
Cincin A dari struktur flavonoida berasal dari jalur poliketida, yaitu
kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga
17
atom karbon dari rantai propana berasal dari jalur fenilpropanoida (jalur
shikimat). Sehingga kerangka dasar karbon dari flavonoida dihasilkan dari
kombinasi antara dua jenis biosintesa utama untuk cincin aromatik yaitu
jalur shikimat dan jalur asetat-malonat. Sebagai akibat dari berbagai
perubahan yang disebabkan oleh enzim, ketiga atom karbon dari rantai
propana dapat menghasilkan berbegai gugus fungsi seperti ikatan
rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil dan sebagainya.
C. Identifikasi Flavonoida
Sebagian besar senyawa flavonoida alam ditemukan dalam bentuk
glikosida, dimana unit flavonoida terikat pada suatu gula. Glikosida adalah
kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan
melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk
apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari
gula, sama seperti adisi alkohol kepada aldehida yang dikatalisa oleh
asam menghasilkan suatu asetal.
Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas
komponen-komponennya menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding
dan alkohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida
flavonoida alam adalah glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa
sehingga glikosida tersebut masing-masing disebut glukosida, ramnosida,
galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida
dimana satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat
18
oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut
organik seperti eter, benzen, kloroform dan aseton.
3. SENYAWA ALKALOIDA
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan dialam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan.
Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini
merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai
keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang
sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin
adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan
psikologis. Alakaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan
seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alakloida umumnya ditemukan
dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa
yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
19
NH
N
H
Pirolidin
Piperidin
N
H
Kuinolin
Isokuinolin
Indol
20
21
asam
amino
tidak
terdapat
dalam
cincin
heterosiklik.
22
B. Biosintesa Alkaloida
Biosintesa alkaloida mula-mula didasarkan pada hasil analisa
terhadap ciri struktur tertentu yang sama-sama terdapat dalam berbagai
molekul alkaloida. Alakloida aromatik mempunyai suatu unit struktur yaitu
-ariletilamina. Alkloida-alkaloida tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin
seperti laudonosin mengandung dua unit -ariletilamina yang saling
berkondensasi.
reaksi
Kondensasi
kondensasi
Mannich.
berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbonnitrogen dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan
suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau suatu fenol.
Dari percobaan menunjukkan bahwa -ariletilamina berasal dari
asam-asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami
dekarboksilasi
menghasilkan
amina.
Asam-asam
amino
ini
23
24
25
DAFTAR PUSTAKA
1.
terjemahan
Bambang
Srigandono,
IKIP
Press
semarang
4. Duke.J, 2005, Phytochemical and Etnobotanical Databases, Maryland,
Beltsuille Agricultural Researah Center
5. Darwis.D, 2001, Teknik Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Metabolit
Sekunder, Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia
Untuk Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati dan
Rekayasa Bioteknologi, FMIPA Universitas Andalas padang
6. Achmad. S.A, 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka,
Jakarta
7. Harborne.J.B, 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Modern Menganalisa
Tumbuhan, terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata
dan iwang Soediro, ITB Bandung
8. Mannito.P, 1981, Biosynthesis of Natural Products, Terjemahan PG
Sammes, Chicster Ellis Horwood Ltd
9. Robinson.T. 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, ITB Bandung