Case Report Interna 1
Case Report Interna 1
Pembimbing :
dr. Nur Hidayat, Sp.PD
dr. Y.M. Agung P, Sp.PD
Oleh :
Muhammad Nur Anas, S. Ked
J500090011
Case Report
Perempuan Usia 28 Tahun dengan Chronic Kidney Disease Stage V
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Muhammad Nur Anas, S. Ked
J500090011
Disetujui dan disahkan pada tanggal :
Pembimbing I:
dr. Nur Hidayat, Sp.PD
(...................................................)
Pembimbing II:
dr. Y.M. Agung P, Sp.PD
(...................................................)
Mengetahui
Kepala Program Profesi
(...................................................)
CASE REPORT
1. Identitas Pasien :
Nama
: Ny. M. I
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur `
: 28 tahun
Pekerjaan
:-
Status Perkawinan
: belum menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Papahan- Karanganyar
Tanggal MRS
: 25 September 2013
: 00253xxx
2. Anamnesis :
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis di bangsal Mawar 2, pada
tanggal 26 September 2013
a. Keluhan Utama
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
iii.
iv.
f. Resume Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan nyeri
pinggang kiri. Nyeri dirasakan di daerah pinggang kiri seperti dicubit
cubit. Nyeri dirasakan sakit sekali sampai tidak mampu berjalan. Nyeri
dirasakan sudah lama dan dialami terus menerus, saat BAK tambah
sakit. Biasanya dipake istirahat nyeri berkurang. Pasie mengaku pernah
mondok di RSDM dengan penyakit diagnosis GNA tapi tidak diobati
dengan adekuat. Mengeluh lemas, dari hasil lab, Hb: 5,5, Ureum:
149,2, Kreatinin: 9,65
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup
Status gizi
: Kurang
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS: E4V5M6
Vital Sign
TD
: 140/90 mmHg
Suhu : 37C
N
: 82 kali/menit
RR
: 20 kali/menit
TB
: 157 cm
BB
: 55 kg
Pemeriksaan Kepala
Kepala
: Mesosepal, simetris
Mata
: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan Thorax
Pulmo
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-).
Palpasi
: Fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-),wheezing
(-/-)
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Redup
: Timpani
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior at inferior : Akral hangat, Udem (+/+), sianosis (-/-)
4. Pemeriksaan penunjang
RR
Suhu : 37C
: 20 kali/menit
Medikamentosa
Inf RL 12 tpm
Inj Ranitidin 1amp/ 12 jam
Inj furosemide 2amp/ 8 jam
Antasid syr 3xCII
Prorenal tab 3x1
Non Medikamentosa
Mencegah, mengobati dan menghindari faktor komorbid
Diit Rendah garam dan protein
9. Usulan Pemeriksaan Penunjang
Urin rutin
albuminuria
10. Prognosis
Death
Disease
Disability
Discomfort
Dissactisfaction
: ad bonam
: malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
11. Follow Up
Tabel 2. Perkembangan pasien saat rawat inap
Tanggal
Follow Up
26-09-2013
P:
1. Inf RL 20tpm
2. Inj. Ranitidin 1A/12j
3. Inj. furosemid 1A/8j
4. antasid syr 3xCII
O:
KU : lemah; Kes: Compos mentis
TD : 110/80
N : HR : 84x/m
RR : 18x/m
S : 36,6o
Kepala :
Conjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema Palpebra Superior (-/-)
Leher :
JVP (-), Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+), Wh (-/-), Rh
(-/+)
Cor : BJ I-II murni, intesitas
reguler, bising (-)
Abdomen :
Teraba keras, Peristaltik normal,
NT (-), hepar teraba
Extremitas :
Edema (-)
A:
27-09-2013
- CKD stage V
S : pasien mengeluh lemes, nyeri P :
inf RL 20tpm
bagian perut, mual (+), muntah(+),
Inj. Ranitidin 1A/12j
sesak nafas (-),
Inj. furosemid 1A/8j
O:
antasid syr 3xCII
KU : lemah; Kes: Compos mentis
TD : 110/80
N : HR : 84x/m
RR : 18x/m
S : 36,6o
Kepala :
Conjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema Palpebra Superior (-/-)
Leher :
JVP (-), Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+), Wh (-/-), Rh
(-/+)
Cor : BJ I-II murni, intesitas
reguler, bising (-)
Abdomen :
- CKD stage V
S: pasien mengeluh nyeri pinggang P :
inf RL 20tpm
seperti diremas remas, lemes, mual
Inj. Ranitidin 1A/12j
(+), muntah(-), pusing(+),
Inj. furosemid 1A/8j
O:
Prorenal 3x1
KU : lemah; Kes: Compos mentis
antasid syr 3xCII
TD : 110/80
N : HR : 84x/m
RR : 18x/m
S : 36,6o
Kepala :
Conjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Edema Palpebra Superior (-/-)
Leher :
JVP (-), Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+), Wh (-/-), Rh
(-/+)
Cor : BJ I-II murni, intesitas
reguler, bising (-)
Abdomen :
Teraba keras, Peristaltik normal,
NT (+), hepar teraba
Extremitas :
Edema (-)
A:
CKD stage V
30-09-2013
CKD stage V
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
PGK didefinisikan sebagai:
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
B. Faktor Risiko
Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes
melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50 tahun,
dan individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal dalam keluarga (National Kidney Foundation, 2009).
C. Etiologi
Dari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh Indonesian Renal
Registry (IRR) pada tahun 2007-2008 didapatkan urutan etiologi terbanyak
sebagai berikut: glomerulonefritis (25%), diabetes melitus (23%), hipertensi
(20%) dan ginjal polikistik (10%) (Roesli, 2008).
Glomerulonefritis, hipertensi esensial, dan pielonefritis merupakan
penyebab paling sering dari PGK, yaitu sekitar 60%. Penyakit ginjal kronik
yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif
hanya 15-20%.
Umumnya penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsi
difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif
akan berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Umumnya penyakit di luar
ginjal, seperti nefropati obstruktif dapat menyebabakan kelainan ginjal
intrinsik dan berakhir dengan penyakit ginjal kronik.
Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal progresif
dan
difus
yang
seringkali
berakhir
dengan
gagal
ginjal
kronik.
4. Kelainan kulit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum
jelas dan diduga berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder.
Keluhan gatal ini akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi.
Kulit biasanya kering dan bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan
kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea frost.
5. Kelainan selaput serosa
Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering
dijumpai pada gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal.
Kelainan selaput serosa merupakan salah satu indikasi mutlak untuk
segera dilakukan dialisis.
6. Kelainan neuropsikiatri
Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi,
insomnia, depresi. Kelainan mental berat seperti konfusi, dilusi, dan
tidak jarang dengan gejala psikosis. Kelainan mental ringan atau berat
ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan
tergantung dari dasar kepribadiannya (personalitas). Pada kelainan
neurologi, kejang otot atau muscular twitching sering ditemukan pada
pasien yang sudah dalam keadaan yang berat, kemudian terjun menjadi
koma.
7. Kelainan kardiovaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif (GJK) pada gagal ginjal kronik
sangat kompleks. Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi,
aterosklerosis, penyebaran kalsifikasi mengenai sistem vaskuler, sering
dijumpai pada pasien penyakit ginjal kronik terutama pada stadium
terminal. Hal ini dapat menyebabkan gagal faal jantung.
8. Hipertensi
Patogenesis hipertensi ginjal sangat kompleks, banyak faktor turut
memegang peranan seperti keseimbangan natrium, aktivitas sistem
renin-angiotensin-aldosteron, penurunan zat dipresor dari medulla
ginjal, aktivitas sistem saraf simpatis, dan faktor hemodinamik lainnya
seperti cardiac output dan hipokalsemia.
Retensi natrium dan sekresi renin menyebabkan kenaikan volume
plasma (VP) dan volume cairan ekstraselular (VCES). Ekspansi VP
factors)
4. Menentukan strategi terapi rasional
5. Meramalkan prognosis
pemeriksaan
laboratorium
yaitu
memastikan
dan
2.
3.
2.
Diagnosis
pemburuk
faal
ginjal,
Pemeriksaan
radiologi
dan
toksin
azotemia,
memperbaiki
metabolisme
secara
optimal
dan
yaitu
terapi
hemodialisis
reguler
yang
adekuat,
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Kader, K., Unruh, M.L., and Weisbord, S.D., 2009. Symptom Burden,
Depression, and Quality of Life in Chronic and End-Stage Kidney
Disease. Clin J Am Soc Nephrol 4: 1057-106.
Bakri, S., 2005. Deteksi Dini dan Upaya-Upaya Pencegahan Progresifitas
Penyakit Ginjal Kronik. Suplement vol. 26 No 3: 36-40.
Boulware, L.E. et al, 2006. Temporal Relation among Depression Symptoms,
Cardiovascular Disease Events, and Mortality in End-Stage Renal
Disease: Contribution of Reverse Causality. Clin J Am Soc Nephrol
1: 496-504.
Conchol, M. and Spiegel, D.M., 2005. The Patient with Chronic Kidney Disease.
In: Schrier, R.W., ed. Manual of Nephrology Seventh Edition.
Philadelphia, USA: Lippincott Williams and Wilkins, 185.
Ginieri-Coccossis, M., Theofilou, P., Synodinou, C., Tomaras, V., and Soldatos,
C., 2008. Quality of Life, Mental Health and Health Beliefs in
Haemodialysis and Peritoneal Dialysis Patients: Investigating
Differences in Early and Later Years of Current Treatment. BMC
Nephrology 9:14.
Kimmel, P.L. et al, 2000. Multiple Measurements of Depression Predict Mortality
in A Longitudinal Study of Chronic Hemodialysis Outpatients.
Kidney International, Vol. 57: pp. 2093-2098.
Roesli, R., 2008. Hipertensi, Diabetes, dan Gagal Ginjal di Indonesia. Dalam:
Kidney
Disease:
Evaluation,
Classification,
and