PENDAHULUAN
[1].
ini
merupakan
polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulituntukteruraidi alam,
akibatnya semakin banyak yang menggunakan plastik, akan semakin meningkat
pula pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air dan tanah menjadi
tidak subur. Sumber minyak yang digunakan sebagai bahan dasar polimer
semakin lama semakin berkurang.
Seiring perkembangan zaman telah diketahui bahwa plastik berbahan
dasar minyak bumi tidak ramah lingkungan, maka banyak study yang mempelajari
pembuatan biodegradable polymer
[2]
polyester yang dapat diproduksi menggunakan bahan baku sumber daya alam
terbarukan seperti pati dan selulosa melalui fermentasi asam laktat. Polilactic
acid (PLA) merupakan biopolimer yang mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional berbahan dasar minyak
bumi .
Polimerisasi asam laktat dapat diproduksi dengan tiga metode, yaitu:(1)
Polikondensasi langsung (directcondensation-polymerization) asam laktat yang
menghasilkan PLA dengan berat molekul rendah dan rapuh (2) Kondensasi
dehidrasi azeotropik (Azeotropicdehydration condensation) asam laktat dengan
menggunakan pelarut azeotropik, yang dapat menghasilkan PLA dengan massa
molekul mencapai 15.400g/mol dan rendemen sebesar 89% dan (3) Polimerisasi
pembukaan cincin (Ring Opening Polymerization, ROP). Proses polimerisasi
dengan metode ROP dilakukan melalui tiga tahapan yaitu polikondensasi asam
1
laktat,
depolimerisasi
sehingga
[4]
telah
[5]
[6]
melakukan
studi tentang sintetis PLA dari monomer menjadi polimer dengan menggunakan
cationic dan organic katalis. Pada penelitian ini akan dilakukan tahapan
pembentukan laktida dengan menggunakan katalis SnCl2.
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa paparan hasil studi dan masalah yang ada mengenai produk
polimer dari minyak bumi, pembuatan monomer laktida merupakan salah satu
proses yang sangat penting dalam menghasilkan PLA. PLA dengan berat molekul
yang tinggi dipengaruhi oleh kemurnian optik laktida. Dari beberapa penelitian
sebelumnya dengan penggunaan katalis Sno, MgO, Zn menghasilkan laktida
resemic, dimana laktida resemic memiliki sifat PLA yang rapuh. Maka penelitian
ini menggunakan katalis NaOH agar bisa menghasilkan laktida yang lebih baik.
2
Selain itu penelitian ini juga mencari kondisi operasi optimum untuk mendapatkan
yield laktida yang tinggi dari parameter suhu dan konsentrasi katalis.
Pada penelitian ini juga akan dicari sejauh mana kondisi operasi
maksimum dan minimum untuk dapat menghasilkan monomer laktida untuk
referensi pembuatan PLA dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Melakukan studi pembuatan laktida dari asam laktat menggunakan katalis
NaOH.
2. Mendapatkan
reaksi depolimerisasi.
3. Mendapatkan kondisi operasi optimum pembuatan untuk mendapatkan yield
laktida yang tinggi
1.4 Ruang Lingkup
Pada penelitian ini ruang lingkupnya hanya mencakup pada pemilihan
konsentrasi katalis yang tepat serta temperatur optimum yang diperlukan untuk
menghasilkan monomer laktida dengan yield tinggi. Dengan didapatkannya
temperatur dan konsentrasi katalis yang optimum dalam menghasilkan monomer
laktida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polilactic acid
Polylactic acid (PLA) atau poli asam laktat merupakan salah satu jenis
poliester alifatik, yang diperoleh dari asam laktat dari sumber yang terbarukan
seperti gula, pati-patian, selulosa dan gliserin sisa biodiesel. Jenis polimer ini
mempunyai potensi untuk dapat berkembang pada saat ini. Sifat mekanik, barier,
fisik, dan kimia mempunyai kombinasi cocok untuk digunakan sebagai bahan
sekali pakai atau sebagai pengemas makanan. PLA diharapkan dapat
menggantikan plastik konvensional karena mempunyai emisi gas CO 2 lebih
rendah sehingga mengurangi pemanasan global. PLA sering dicampur dengan
pati-patian untuk menambah sifat biodegradable dan menurunkan harga. Namun
campuran ini menjadi mudah pecah, untuk itu ditambahkan plastisiser seperti
gliserin, atau sorbitol agar lebih lentur. Selain itu dapat pula dilakukan
pencampuran dengan poliester degradable untuk menggantikan plastisiser.
Poli asam laktat merupakan suatu polimer dari asam laktat. Asam laktat
atau asam 2-hydroksipropanoat, juga dikenal dengan asam susu, merupakan bahan
kimia yang diperoleh dari proses kimia. Bahan ini ditemukan oleh Carl Wilhem
Scheele, tahun 1780, merupakan asam karboksilat dengan formula kimia C3H6O3,
mempunyai hidroksil dekat dengan gugus karboksil membentuk Alfa Asam
Hidroksi. Jika asam laktat ini dilarutkan dalam larutan air, material ini dapat
kehilangan proton dari gugus asam menjadi ion laktat CH 3CH(OH)COO-, larut
dalam air atau etanol dan bersifat higroskopis.
StrukturAsamLaktat
StrukturAsamLaktat 3-D
pembukaan
cincin.
Polimerisasi
kondensasi
asam
laktat
menghasilkan PLA dengan berat molekul rendah. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan PLA dengan berat molekul tinggi adalah polimerisasi pembukaan
cincin laktida.
2.2 Asam Laktat
Asam laktat (2-hydroxypropanoic acid) CH3CHOHCOOH. Senyawa ini
termasuk asam lemah dengan kemampuan penguapan yang rendah. Asam ini
memiliki sebuah atom asimetri, dimana di alam terdapat dalam bentuk D-, L-, dan
DL-. Asam Laktat berbentuk cairan yang berwarna kekuning-kuningan dengan
berat molekul 90,08 gr/mol, titik leleh 17C, titik didih 122 C pada 12 mmHg,
Titik flash 112 C, larut dalam air dan stabil dalam kondisi umum [6]
Asam laktat dapat dihasilkan melalui proses fermentasi dan kimiawi.
Fermentasi merupakan metoda yang paling banyak digunakan oleh industri untuk
8
[8].
polikondensasi
langsung
ini
selalu
melibatkan
lebih
tinggi,
dan
tidak
menggunakan chain-
[6].
teknik
pemurnian
asam
laktat
membaik,
seperti
yang
2.3.2 Depolimerisasi
Depolimerisasi asam laktat merupakan pembentukan laktida yang berasal
dari poli asam laktat. Pembentukan laktida ini melibatkan reaksi back-biting dan
11
[4].
lantai linear. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan yang bergantung pada
temperatur. Perbedaan utama antara reaksi back-biting dan end-biting adalah
reaksi back-biting menghasilkan senyawa siklik dan air, sedangkan end-biting
menghasilkan siklik dan senyawa linear.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Berikut ini adalah diagram alir penelitian pembentukan monomer laktida
dari asam laktat di Laboraturium Operasi Teknik Kimia FT. UNTIRTA.
Asam Laktat
Pengaduka
Pretreatment asam laktat
temperatur 120 o C selama 1
Nitroge
Nitroge
Oligomer PLA
Vaku
Monomer laktida
Pengolahan data
dan analisis
13
Variabel tetap
Variabel tetap dalam penelitian ini adalah massa asam laktat (50 ml),
temperatur
pretreatmen
(120oC
jam
pertama)
temperatur
Variabel bebas
Variabel bebas penelitian ini adalahkonsentrasi katalis (0.05-0.2%),
temperature depolimerisasi (190-220oC).
Pretreatment
Asam laktat sebanyak 50 ml disiapkan dengan menggunakan gelas
ukur. Larutan asam laktat dimasukkan ke dalam labu leher 4 dengan
kapasitas 500 ml dan dipanaskan di hotplate stirrer pada temperature
awal 120oC, tekanan 1 atm selama 1 jam dan dialirkan N 2 secara
kontinyu selanjutnya
Polikondensasi/oligomerisasi
Dari proses pretreatment temperatur dinaikan pada suhu 150oC
selama 2 dengan jamdengan N2 tetap dialirkan, setelah 2 jam temperatur
kembali dinaikan pada suhu 180oC dan sulpai nitrogen mulai di
hentikan pada 1 jam terakhir. Air hasil kondensasi dipisahkan ke dalam
tabung reaksi tertentu. Setelah proses polikondensasi selesai, larutan
didinginkan dan produk oligomer PLA didapatkan.
Depolimerisasi
Oligomer PLA produk polikondensasi ditambahkan katalis dengan
jumlah tertentu. Larutan didestilasipada temperature 190, 200, 210 dan
220oC pada tekanan vakum 0.2 barsampai tidak terbentuk uap. Setelah
14
proses depolimerisasi
Methanol
Asam laktat
Chloroform
NaOH
Minyak untuk pemanas
Kertas saring
3.4.2 Alat
Peralatan yang diperguakan antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
15
16
3.5
17
Kegiatan
1
Persiapan
Alat
&
Bahan
Running
Penelitian &
Pengambilan
Data
Analisa &
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Seminar
Hasil
Bulan ke3
4
18