Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Nama

: Fakhrurrozy Nasron

NIM

: 030.10.100

Dokter Pembimbing : dr. Asmarahadi, SpKJ

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Tempat&tanggallahir
JenisKelamin
Alamat
SukuBangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Dokter yang Merawat
Ruang Perawatan

Tanda Tangan
............................

: Ny. TA
: Riau, 16 - 6 - 1966
:Perempuan
:Kebayoran Lama
:Betawi
: Islam
: SD
: penyewa gerobak
: menikah
: dr. Ayesha Devina, SpKJ
: ruang Melati

RIWAYAT PSIKIATRI
Tanggal 2 Desember 2015, pukul 11:00, di ruang Melati.
Tanggal 3 Desember 2015, pukul 16.30 di ruang Melati
Tanggal 4 Desember 2015, pukul 16.00 di ruang Melati
Alloanamnesis:

Tanggal 2 Desembere 2015, pukul 18.00, dilakukan pada kakak pasien melalui

telepon.(pernah tinggal satu rumah)


Tanggal 3 Desember 2015, pukul 18.45, dilakukan pada adik pasien melalui telepon.
(tinggal satu rumah)
A. Keluhan Utama
Pasien pergi dari rumah selama tiga hari tidak pulang.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RSJSH diantar oleh keluarga dengan keluhan pasien
sempat pergi dari rumah dan selama 3 hari tidak pulang 4 hari SMRS. Pasien
ditemukan di rumah tetangga pasien yang di daerah kebayoran lama. Pasien
1

mengunjungi rumah pasien yang dulu dan satu malam tidak jelas menginap
dimana. Pada hari selanjutnya, tetangga pasien menampung pasien dan
memberi kabar kepada keluarga pasien. Saat itu pasien membawa pakaian satu
kantong plastik, namun saat ditemukan pakaian tersebut sudah tidak ada.
Menurut keterangan dari adik pasien pakaian tersebut berada di rumah tetangga
tersbut, namun pasien mengatakan bahwa pakaian tersbut berada di tempat lain
dimana tempat tersebut merupakan tanah kosong namun pasien mengatakan
tadi tokonya belum tutup.
Adik pasien mengatakan pasien mulai susah tidur dan suka terbangun
pada malam hari untuk sholat tahajud. Namun pada saat sholat, arah kiblat tidak
pada sesuai dengan arah yang seharusnya. Selain itu, pasien juga mulai suka
berbicara sendiri, namun ketika ditanya berbicara dengan siapa, pasien tidak
menjelaskan.
Saat ini pasien mengatakan pasien bisa ada di rumah sakit ini karena
disantet oleh kakak ipar pasien yang menjadi pesugihan yang bekerjasama
dengan tukang santet dari madiun. Mereka menyantet pasien karena ingin
melawan pasien yang pernah menjadi pebasmi pesugihan, dengan tujuan pasien
tidak dapat berbuat apa-apa selama di tempat ini.
Pasien sempat mengatakan bahwa suami pasien berselingkuh dengan
seorang wanita pesugihan dan wanita tersebut sudah meninggal sebelum pasien
masuk rumah sakit, namun dalam waktu wawancara yang sama pasien
mengatakan bahwa suami pasien berselingkuh dengan kakak ipar pasien. Pasien
juga mengatakan bahwa suami pasien melakukan KDRT terhadap pasien dalam
bentuk tidak memberikan tunjangan hidup kepada pasien.

C. RIwayat Gangguan Dahulu


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien mengatakan sudah lima kali berada di RSJSH. Menurut adik
pasien 8 tahun SMRS pasien terobsesi menjadi orang yang dapat
mengobati, jadi pasien belajar mengaji sendiri dan membuat obat dari air
yang telah diberikan tinta warna biru. Hal itu diketahui saat rumah pasien
yang di daerah kebayoran lama dibongkar. Namun saat itu keluarga pasien
tidak begitu menyadari. Pasien bicara sendiri disangkal
2

Pada 2 tahun SMRS pasien suka bicara sendiri, pasien juga sempat
membakar baju tidak jauh dari dinding rumah tetangga pasien. Sehingga di
bawa ke RSJSH dan dirawat inap untuk pertama kali. Dan ketika sudah
pulang ke rumah, menurut keluarga pasien, pasien juga masih sering
melamun. Setelah membaik pasien dipulangkan kerumah kakak pasien.
Pada 2 tahun SMRS pasien tinggal di rumah kakak pasien. Saat itu
pasien sering melamun dan bicara sendiri, pasien sering membuat dua
cangkir kopi untuk lawan bicaranya. Saat itu pasien tinggal di rumah kakak
pasien. Tindakan pasien yang suka bicara sendiri membuat keponakan
pasien menjadi takut. Pasien juga sempat mencabut beberapa tanaman
tanpa alasan yang jelas. Rasa takut keponakan pasien membuat pasien
dibawa ke RSJSH untuk kemudian dirawat kembali untuk kedua kalinya.
Setelah membaik pasien dipulangkan kerumah adik pasien.
Padai 1 tahun SMRS adik pasien sering mendapati pasien berbicara
sendiri dengan suara keras. Pasien sering mengajak keponakan pasien
berjalan mutar-muta sekitar rumah tersebut tanpa ada tujuan. Adik pasien
juga sering mendapati pasien menunggu di depan rumah hingga larut
malam, ketika ditanya sedang menunggu apa, pasien mengatakan
menunggu dijemput oleh kakak atau adik pasien yang lain.adik pasien
terpaksa mengunci pintu duluan hingga jika ada yang datang menjemput
baru memberi kunci kepada pasien. Karena perilaku pasien yang
meresahkan, keluarga membawa pasien ke RSJSH untuk dirawat ketiga
kalinya. Setelah membaik pasien dipulangkan kerumah anak pasien.
Pada 1 tahun SMRS pasien tinggal di rumah anak bungsu pasien.
Saat disitu pasien suka berbicara sendiri dengan suara yang keras, sehingga
membuat cucu pasien ketakutan dan menangis. Anak pasien yang merasa
resah membawa pasien kembali ke RSJSH untuk kemudian dirawat
kembali yang ke empat kalinya. setelah membaik pasien dipulangkan
kerumah adik pasien.
Selama dirumah pasien masih sering kontrol ke RSJSH,
namunsempat kontrol di RS. Fatmawati dua kali, namun karena obat yang
diberikan kurang, jadi pasien kembali kontrol ke RSJSH. Namun menurut
adik pasien, obat yang seharusnya diminum dua tablet hanya pasien minum
satu tablet dengan alasan pasien sudah merasa sembuh. Adik pasien sering

mengingatkan untuk minum obat, namun karena kesibukan terkadang adik


pasien tidak bisa benar-benar memantau sampai pasien minum obat.
2. Riwayat Gangguan Medik
Riwayat trauma kepala, nyeri kepala, kejang, epilepsi, dan
gangguan medis lainnya seperti DM, demam dan sebagainya disangkal.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat penggunaan alkohol dan zat-zat psikoaktif disangkal.
Pasien juga tidak merokok. Saat dirumah adik pasien, pasien sering minum
kopi di pagi hari.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

2007

2013

2013

2014

2015

2015

Keluhan:

Keluhan:

Keluhan:

keluhan:

keluhan:

keluhan:

- Melamun

- Melamun

- Melamun

- melamun

-melamun

- melamun

- Bicara sendiri - Bicara sendiri- bicara sendiri - bicara sendiri -susah tidur - susah tidur

susah tidur
-

Kabur

dari

rumah (3 hari)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan
kesehatan. Pasien merupakan anak yang diinginkan, dan merupakan anak
keenam dari sepuluh bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan dan
4

ditolong oleh bidan di tempat praktek bidan. Tidak ada komplikasi


persalinan, trauma lahir dan cacat bawaan.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak yang aktif dan sehat dengan proses
tumbuh kembang sesuai dengan anak-anak seusianya.
b. Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Pasien pindah dari riau ke jakarta pada usia 7 tahun. Pasien
merupakan anak yang baik, masih aktif, rajin dan bermain dengan
teman sebayanya.
c. Masa Kanak Akhir (pubertas)
Pasien merupakan anak yang cenderung pendiam dan tertutup
baik terhadap teman maupun keluarga, sehingga pasien tidak memiliki
terlalu banyak teman.
d. Masa Dewasa
Pergaulan pasien cukup baik, tetapi pasien cenderung kurang
bergaul dengan orang sekitar rumah. Pasien hanya mengunjungi jika
ada yang sakit atau pasien memiliki keperluan untuk datang kerumah
tetangga. Namun tetangga sekitar pasien cukup menyenangi pasien.
Dikeluarga pasien, pasien dikenal sebagai orang yang merasa
cukup dengan dirinya sendiri, pasien terkesan selalu benar, dan cukup
keras kepala. Pasien tidak pernah bercerita kepada keluarga ketika ada
masalah.
3. RIwayat Pendidikan
Pasien sekolah di SD negri 01 rawa kemiri, di daerah kebayoran
lama. Menurut pasien, pasien menyelesaikan sekolah SD sampai lulus dan
tidak melanjutkan SMP karena sudah diajak menikah. Prestasi akademik
biasa saja dan tidak menonjol, dan tidak pernah ada masalah serius dengan
teman ataupun staf pengajar di sekolah. Pasien selalu naik kelas dan tidak
pernah tinggal kelas.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai penyewa gerobak sampai saat ini dan sempat
menjaga warnet selama 2 tahun terakhir di tempat adik pasien serta sempat
membantu membuat kain lap selama 4 bulan di tempat anak pasien. Pasien
juga pernah bekerja sebagai pembuat es mambo dan kacang goreng untuk
dititipkan ke warung-warung. Namun tahun 2002 pasien beralih menjadi
5

penyewa gerobak dan kreditan. Selama ini pasien tidak pernah ada masalah
dengan mitra kerja pasien.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien mengatakan cukup taat beragama,
rajin sholat walaupun tidak melaksanakan sholat 5 waktu dan sering sholat
tahajud. karena pasien hal itu merupakan sebuah kewajiban dan untuk
berkomunikasi dengan Tuhan.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Menurut pasien
pernikahan pasien dan suami biasa saja. Tidak dapat dikatakan harmonis
namun tidak memiliki masalah. Menurut keluarga pasien, suami sudah
menikah lagi dan meninggalkan pasien namun tidak resmi bercerai. Kedua
anak pasien juga sudah jarang menghubungi dan tidak mau menampung
pasien karena masing-masing anak pasien tinggal dengan mertua mereka.
Serta anak pertama pasien mengatakan waktu dulu kan mama galak.
Perkembangan psikoseksual pasien masih dalam batas normal.
Pasien pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun. Pasien sebelumnya
tidak pernah pacaran ataupun berhubungan badan.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang
berat, tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga

F. Riwayat Kehidupan Sosioekonomi Sekarang


Pasien tinggal pernah tinggal bersama suami dan anak pasien di
daerah kemayoran lama. Selama tinggal bersama suami, pasien masih
mencari tambahan penghasilan dari membuat es mambo dan kacang goreng
selama lebih kurang 14 tahun. Dilanjutkan dengan usaha kreditan dan
menyewakan gerobak. Setelah suami pasien meninggalkan pasien, pasien
hidup dari hasil kreditan dan penyewaan gerobak. Saat pasien sakit, pasien
membantu membuat lap namun tanpa ada bayaran.
Pasien dikenal cukup baik oleh warga sekitar tempat pasien tinggal.
Menurut adik pasien, tetangga pasien yang sempat memberikan tumpangan
menginap untuk pasien mengatakan pasien sudah cukup banyak membantu
warga sekitar.
G. Presepsi Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya
Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan tidak tahu alasan mengapa
sampai dibawa ke RSJSH.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum :Baik
Kesadaran
:Compos mentis
Tanda Vital
:
a. Tekanandarah : 110/80 mmHg
b. Nadi
: 84 x/ menit
c. Suhu
: 36,7oC
d. Pernafasan
: 22 x / menit
Kulit

: Sawomatang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,


kelembaban normal, efloresensi (-)

Kepala

: Normocephali, rambut hitam, distrubusi merata, tidak


mudah rontok atau dicabut.

Mata

: Pupil bulat, isokor, simteris, reflex cahaya +/+, konjungtiva


anemenis -/-, sclera ikterik -/7

Hidung

: Bentuk normal, deviasi septum -/-, secret -/-

Telinga

: Normognatia, membrane timpani intak, nyeri tekan tragus -/-

Mulut

: Kelembaban mukosa DBN, sianosis (-), trsimus (-)

Lidah

: Dalam batas normal

Gigi Geligi

: Dalam batas normal

Uvula

: Letak ditengah, hiperemis (-)

Tonsil

: T1-T1, tenang, hiperemis (-)

Tenggorokan

: Faring hipermis (-)

Leher

: Tidak teraba pembesaran kelenjar KGB dan tiroid.

Paru

Inspeksi: Bentuk dada normal, simteris, retraksi (-)


Palpasi
: Gerakan dada simteris, pelebaran ICS (-)
Perkusi
: Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi
: BND vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak


Palpasi
: Ictus cordis teraba
Perkusi
: Batas jantung DBN
Auskultasi
: BJ I-II murni regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi: Bentuk datar


Palpasi
: Supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi
: Timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi
: BU (+), normoperistaltik

Ekstremitas

: Akral hangat, deformitas (-), edema (-), CRT < 2 detik

Genitalis

: Tidak diperiksa (Tidak ada indikasi)

B. Status Neurologis
Saraf karnial
: Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal
: Tidak ada
Refleks fisiologis
: Dalam batas normal
Refleks patologis
: Tidak ada
Motorik
: Dalam batas normal
Sensorik
: Dalam batas normal
Fungsi Luhur
: Baik
Gangguan Khusus
: Tidak ada
Gejala EPS
: Akatsia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tons
otot DBN, resting tremor (-), dystonia (-)

IV.

STATUS MENTALIS
A. Deskirpsi Umum
Penampilan

:Pasien perempuan usia 49 tahun, berpenampilan fisik

sesuai dengan usianya, postur tubuh gemuk, kulit sawo matang, berambut
hitam dan beberapa rambut putih, saat wawancara mengenakan seragam
pasien RSJSH dan mengenakan alas kaki. Kebersihan dan perawatan diri

baik.
Kesadaran
: Compos mentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor: Aktif
Bicara
: Spontan, artikulasi jelas, volume & intonasi sedang

B. Alam Perasaan
Mood
: Disforik
Afek
: Terbatas
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi

: Auditorik
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan
2. Pengetahuan Umum

: SD
: Baik (Pasien mengetahui presiden
Indonesia saat ini adalah Joko

3.
4.
5.

6.

Widodo)
Kecerdasan
: Rata-rata
Konsentrasi dan Perhatian
: Konsentrasi baik, perhatian baik
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat
: Pasien menyebutkan kalau sekarang sedang berada
di RSJSH ruang melati
Orang
: Baik
Situasi: Baik
Daya Ingat
Jangka panjang
: Baik
Jangka pendek
: Baik (Pasien dapat mengingat kegiatan

Segera

7. Pikiran Abstrak

kegiatan selama di RSJSH)


: Baik (Pasien dapat mengulang nama
pemeriksa)
: Baik (Pasien dapat menyebutkan
perbedaan dan persamaan apel dan
jeruk)

8. Visuospasial

: Baik
9

9. Kemampuan menolong diri

: Baik (Pasien makan, mandi, dan


berpakaian sendiri)

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
: cukup ide
Kontinuitas
: koheren
Hendaya Bahasa
: Tidak ada
2. Isi Pikir
Waham
: waham kejar, kebesaran, dan wajib mistik
Preokupasi : Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
Daya nilai social : Baik (Pasien mengetahui bahwa bohong itu

berdosa)
Uji daya nilai
: Baik (Pasien mengatakan bila menemukan dompet

dijalan akan dikembalikan ke pemiliknya)


Daya nilai realita : Terganggu (Ada halusinasi dan waham)

H. Tilikan
Derajat 1
I. Reliabilitas
Dapat dipercaya
V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 November 2015
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
LED
HitungJenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen

Hasil

Nilai Normal
Lk
Pr

Satuan

11,2
3,8
9.200
46*

11,3 16,0
10,0 14,0
3,6 5,3
3,2 4,6
4.000 10.000
<15
<20

g/dL
Juta/mm3
/mm3
mm/1jam

0
3
0
67

01
13
26
50 70

%
%
%
%
10

Limfosit
Monosit
Trombosit
Hematokrit
KIMIA DARAH
GDS

VI.

24
6

20 40
28

%
%

306.000
33

130.000 - 450.000
33 48
30 42

u/L
g%

158

<180

mg/dL

SGOT
SGPT

24
22

Ureum
Creatinin

30
0,8

<38
<41

<32
<31

15 45
0,7 1,2
0,5 0,9

u/L
u/L
mg/dL
mg/dL

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien datang ke RSJSH diantar oleh keluarga dengan keluhan pasien sempat pergi
dari rumah dan selama 3 hari tidak pulang 4 hari SMRS. Pasien ditemukan di rumah
tetangga pasien yang di daerah kebayoran lama. Pasien mengunjungi rumah pasien yang
dulu dan satu malam tidak jelas menginap dimana. Pada hari selanjutnya, tetangga pasien
menampung pasien dan memberi kabar kepada keluarga pasien. Saat itu pasien membawa
pakaian satu kantong plastik, namun saat ditemukan pakaian tersebut sudah tidak ada.
Menurut keterangan dari adik pasien pakaian tersebut berada di rumah tetangga tersbut,
namun pasien mengatakan bahwa pakaian tersbut berada di tempat lain dimana tempat
tersebut merupakan tanah kosong namun pasien mengatakan tadi tokonya belum tutup.
Adik pasien mengatakan pasien mulai susah tidur dan suka terbangun pada malam hari
untuk sholat tahajud. Namun pada saat sholat, arah kiblat tidak pada sesuai dengan arah
yang seharusnya. Selain itu, pasien juga mulai suka berbicara sendiri, namun ketika
ditanya berbicara dengan siapa, pasien tidak menjelaskan.
Saat ini pasien mengatakan pasien bisa ada di rumah sakit ini karena disantet oleh
kakak ipar pasien yang menjadi pesugihan yang bekerjasama dengan tukang santet dari
madiun. Mereka menyantet pasien karena ingin melawan pasien yang pernah menjadi
pebasmi pesugihan, dengan tujuan pasien tidak dapat berbuat apa-apa selama di tempat
ini.
Pasien sempat mengatakan bahwa suami pasien berselingkuh dengan seorang wanita
pesugihan dan wanita tersebut sudah meninggal sebelum pasien masuk rumah sakit,
namun dalam waktu wawancara yang sama pasien mengatakan bahwa suami pasien
berselingkuh dengan kakak ipar pasien. Pasien juga mengatakan bahwa suami pasien

11

melakukan KDRT terhadap pasien dalam bentuk tidak memberikan tunjangan hidup
kepada pasien.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan kesadaran compos mentis, perilaku dan aktivitas
psikomotor aktif, mood disforik, afek menyempit, proses pikir cukup ide dan koheren,
halusinasi auditorik konversi, waham kejar dan kebesaran, tilikan derajat 1, RTA
terganggu. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang didapatkan
leukositosis.

VII.

FORMULASI DIAGNOSIS
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus
Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
a. Ganguan fungsi/ hendaya dan disabilitas: ganguan dalam fungsi
sosial
b. Distress/ penderitaan: bicara sendiri, bicara kacau, kabur dari rumah
2. Gangguan mental non-organik, karena:
a. Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
b. Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif
yang berefek pada episode saat ini
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya halusinasi auditorik dan waham
4. Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :
a. Memenuhi kriteria umum skizofrenia
b. Terdapat waham yang menonjol
c. Terdapat halusinasi auditorik yang menonjol
d. Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjo
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental, ciri
kepribadian pasien kemungkinan adalah schizoid, karena pasien cenderung
pendiam dan tertutup, dan afek yang terbatas. Tetapi hal-hal tersebut belum
menimbulkan hendaya dalam kehidupan pasien sehari-hari.
Aksis III:Kondisi Medis Umum
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan LED memanjang.
12

Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan


Dari anamnesa didapatkan pasien memiliki masalah dengan keluarga.

Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global


GAF current : 50-41
GAF HLPY
: 70-61
VIII.

IX.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II
: Ciri kepribadian skizoid
Aksis III
: LED memanjang
Aksis IV
: Masalah primary support group
Aksis IV
: GAF current = 50-41
GAF HLPY = 70-61
DAFTAR MASALAH
Organobiologi
Psikologi
Sosialbudaya

X.

: Tidak ada
:waham kejar, bizzare, dan wajib mistik serta terdapat
Halusinasi auditorik
: Tidak ada

PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam

: Bonam (Tidak terdapat GMO)


: Dubia ad bonam(Selama minum obat, gejala
terkontrol sehingga pasien dapat melakukan kegiatan

Quo ad sanationam

sehari-hari)
: Dubia ad malam (Compliance dan kesadaran

memerlukan obat rendah)


Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Faktor Yang Memperingan:

Adanya dukungan dari keluarga untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Adanya lingkungan yang konduksif yang memungkinkan pasien


melupakan waham yang mengganggu pasien

2. Faktor Yang Memperberat:


Pasien tidak bekerja
Tilikan pasien buruk, pasien tidak minum obat atas kemauan sendiri
XI.

PENATALAKSANAAN
13

1. Rawat inap
2. Diet TKTP
3. Psikofarmaka
Olanzapine 1x15 mg
4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif dengan dukungan keluarga
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti

sebelum sakit.
Memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam pengawasan pasien,
memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan

membantu kesembuhan pasien secara optimal.


Memotivasi pasien untuk lebih mau terbuka dengan keluarga tentang
masalah-masalah yang sedang dihadapi.

5. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi

kelompok.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami

keadaan pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.


Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.

14

Anda mungkin juga menyukai