TINJAUAN PUSTAKA
2.1
penularan
penyakit
dan
gangguan
kesehatan lainnya
(Chandra, 2006).
1.
2.
2.
formulir
(sheet)
sanitasi
untuk
pemeriksaan.
formulir
pemeriksaan
sanitasi,
dengan
memperhatikan jenis tempat dan usaha yang diperiksa, unitunit teritorialnya, termasuk juga sub unitnya, jangka waktu
dan jumlah pemeriksaannya, adanya kolom untuk penilaian
2.
Tersedia peturasan (urinoir) yang baik dan tersedia pasokan air yang
mencukupi.
3.
Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria
dengan jamban wanita. Jamban dan peturasan harus dalam keadaan
bersih dan tidak berbau.
4.
5.
6.
7.
Tempat cuci tangan harus tersedia tempat cuci tangan yang baik,
minimal satu, dilengkapi dengan sabun dan kain serbet.
2.3
Pengertian
Pengertian karyawan serta masyarakat tentang pentingnya serta
suksesnya
usaha
sanitasi
lingkungan pelabuhan
banyak
1.
2.
menyebarkan
berbagai
penyakit,
maka
pengunjung/
Kesadaran
Faktor kesadaran terutama pengelola dan masyarakat pelabuhan
d. Partisipasi
Faktor partisipasi dari pengelola dan masyarakat pelabuhan secara
total sangat dibutuhkan dalam rangka memelihara, membina dan
mengembangkan usaha sanitasi. Partisipasi penuh dari masyarakat
pelabuhan dapat diperoleh dan ditingkatkan dengan cara memberikan
pengertian serta motivasi tentang pentingnya hygiene dan sanitasi
lingkungan pelabuhan dipandang dari segi kesehatan maupun dari segi
bisnis operasional.
e.
Kerjasama
Upaya kesehatan masyarakat khususnya usaha hygiene dan sanitasi
Keuangan
Usaha hygiene dan sanitasi lingkungan pelabuhan terutama yang
yang
meliputi
perencanaan
(Planning),
pengorganisasian
yang baik. Upaya ini diarahkan pada ruang lingkup dalam pengelolaan sarana
sanitasi lingkungan pelabuhan diantaranya : Penyediaan air bersih, pembuangan
air limbah, kamar mandi/WC dan penyediaan tempat sampah serta sumber
pencemaran, dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit.
Pelabuhan memiliki berbagai kegiatan yang sangat penting. Salah satu hal
utama dalam bidang sosial, pelabuhan bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk
memperoleh akses jalur transportasi dari satu pulau ke pulau yang lainnya
maupun dari satu negara kenegara yang lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan
tersebut, lingkungan pelabuhan akan tercemar dengan mudah baik karena aktifitas
manusia maupun karena faktor alam atau dari lingkungan itu sendiri. Kondisi
lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
terutama kepada masyarakat yang sering mengakses pelabuhan. Apabila hal ini
dibiarkan terus menerus maka akan terjadi permasalahan kesehatan yang cukup
serius dimana wilayah pelabuhan yang merupakan titik awal kegiatan sosial lintas
pulau dan negara akandapat memperluas penyebaran penyakit dari lingkungan
pelabuhan itu, baik dari satu pulau ke pulau, dari satu negara ke negara yang lain
maupun dari wilayah pelabuhan ke daerah daratan di pulau tersebut.
2.3.1 Aspek Penilaian Sanitasi Pelabuhan
Adapun hal-hal atau aspek yang merupakan komponen penting dalam
suatu penilaian pelabuhan yakni sebagai berikut :
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Sumber air bersih berasal dari PDAM. Terdapat tandon
khusus untuk persediaan air bersih. Air bersih disalurkan dengan sistem
perpipaan dan berjalan dengan baik. Kontinuitas suplai air bersih khusus
untuk terminal penumpang dilakukan pada saat-saat ada penumpang, baik
pada saat kedatangan atau pemberangkatan. Sehingga secara kuantitas, air
bersih ini hanya dikhususkan untuk melayani penumpang saja dan dari
segi kontinuitas menjadi kurang memadai, mengingat air bersih cukup
lancar dan jumlahnya cukup hanya bila waktu keberangkatan atau
kedatangan.
Air jernih yang biasa diminum sudah benar-benar sehat dan
juga layak untuk dikonsumsi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No:431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan
terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dapat konsumsi yakni sebagai berikut :
a. Harus bersih, tidak keruh tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau apapun.
b. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan.
c. Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan.
d. Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan air
dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.
dapat
mengakibatkan
produktifitas
kerja
dan
dapat
berwujud cair, dalam hal ini tidak termasuk air limbah yang mengandung
radioaktif. Air limbah berasal dari kamar mandi, tempat cuci tangan dan
tempat wudlu dialirkan pada saluran terbuka yang dihubungakan dengan
sistem penyaluran air limbah pelabuhan. Sedangkan air limbah yang
berasal dari WC disalurkan ke septic tank. Pembuangan air limbah di
Indonesia memang pada umumnya disatukan dengan saluran drainase dan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No:431/Menkes
Kamar mandi/WC
Kamar mandi/WC merupakan sarana yang di gunakan oleh
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No:
dibuang setiap 2 (dua) kali sehari. Tempat sampah yang tersedia terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan tapi tidak tertutup. Dari segi kuantitas,
jumlah tempat sampah sebaiknya ditambah, sehingga memudahkan
pengunjung yang akan membuang sampah.
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No:
Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan.
c. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan.
d. Tersedia tempat sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air
atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas
pengangkut sampah
e. Tempat sampah tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor)
penular penyakit.
f. Sampah diangkut minimal selama 2 hari sekali agar sampah tidak
menumpuk.
Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak
lingkungan (Soemirat, 1994). Tempat pembuangan sampah dapat sebagai
media untuk perkembangan binatang-binatang pembawa penyakit seperti
Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa
organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah
yang kurang baik seperti:
1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan
penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia
penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian
tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa
dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila
kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga
badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau
penguraian secara alamiah.
Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang
ditandai oleh :
1. Timbulnya bau busuk
2. Warna air yang gelap dan pekat
3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.
2.5
2.6
Kerangka Berfikir
2.6.1
Kerangka Teori
Pembuangan Air
Limbah
Kamar mandi/WC
Tempat Sampah
Sarana sanitasi
pelabuhan
Air Bersih
Pembuangan Air
Limbah
Kamar
Mandi/WC
Tempat Sampah