Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap
dalam Bidang Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas Pertanian,
diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Terbuka
Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 26 Mei 2005
OLEH:
ZULKIFLI NASUTION
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Yang terhormat,
Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara,
Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara,
Bapak Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara.
Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara,
Bapak/Ibu para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, para Dekan,
Ketua Lembaga dan unit kerja, para Dosen dan Karyawan di lingkungan Universitas
Sumatera Utara,
Bapak dan Ibu para undangan, keluarga, teman sejawat, mahasiswa dan hadirin yang
saya muliakan.
1. Pendahuluan
Danau Toba dengan luas permukaan 800 kilometer persegi merupakan danau
terluas di Asia. Dengan cepatnya pembukaan lahan untuk pertanian dan hutan
tanaman industri, berpotensi untuk terjadinya konflik penggunaan lahan. Oleh
sebab itu diperlukan evaluasi lahan agar pengembangan lahan dan
manajemen hutan dapat berjalan dengan baik.
Pengembangan lahan merupakan proses penting dalam perubahan suatu
penggunaan lahan ke penggunaan lainnya. Batasan pengembangan lahan
sangat luas karena termasuk di dalamnya beberapa kegiatan seperti konversi
lahan hutan menjadi lahan pertanian intensif dan pemukiman. Dewberry
1
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
2
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Dent and Young (1987) menyatakan bahwa evaluasi lahan suatu proses untuk
memprakirakan potensi lahan untuk penggunaan tertentu termasuk
didalamnya penggunaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, daerah
turis, pemukiman dan daerah konservasi. Dengan demikian dalam
mengevaluasi lahan diperlukan banyak ahli dalam bidangnya masing-masing,
sebagai contoh dalam evaluasi lahan untuk pertanian memerlukan ahli dalam
bidang tanah, agronomi, hidrologi, biologi dan ekologi yang dibentuk menjadi
satu tim yang akan mengambil keputusan dalam menentukan kesesuaian
lahan (Nasution, 2003). Hasil dari evaluasi lahan merupakan dasar bagi
pengambil keputusan untuk menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan
(management) yang dperlukan.
Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan
menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan
merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau
diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air,
sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks,
3
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
CI =
Ri
i =1
(100) k 1
dengan:
CI
Ri
k
=
=
=
=
indeks iklim
rating ke dari karakteristik iklim
jumlah karakteristik iklim
simbol matematika untuk perkalian.
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
SIR = A x B x C
A = Karakteristik profil tanah
B = tekstur permukaan tanah
C = faktor-faktor yang mempengaruhi (seperti drainase, kemiringan
lahan dan kemasaman tanah
Ablaiter (1937) telah mengemukakan suatu alternatif untuk mengevaluasi
lahan secara parametriks. Beliau mengelompokkan tanah menjadi 10
kelompok berdasarkan indeks tanaman. Standar penilaian diberikan nilai 100
untuk lahan-lahan yang sangat produktif untuk hasil tanaman tertentu.
Kemudian lahan yang dinilai didasarkan atas hasilnya dalam persen terhadap
standar hasil yang mungkin diperoleh secara maksimal.
Selanjutnya Fitzpatrick (1937) menilai tanah untuk tanaman tertentu menurut
hasil (produksi). Produksi rata-rata tahunan tertinggi diberi nilai 100 dan yang
gagal panen dinilai 0, dari sini persamaan linier sederhana digunakan untuk
mengkonversi nilai lahan yang dievalusi.
Pada tahun 1948, Storie mengemukakan suatu Rating Chart berdasarkan
penilainan terhadap tanah kemudian ternyata sangat penting untuk menilai
pertumbuhan kayu (timber). Sebagai tambahan penilaian ini juga telah
memperhitungkan faktor iklim (Storie and Wieslander, 1948). Selanjutnya
Storie and Harradine (1950) menilai tanah untuk produksi hutan kayu
berdasarkan produksi kayu, sedangkan untuk jenis kayu yang belum diketahui
(belum ada data) berapa produksi maksimal yang dapat diperoleh evaluasinya
didasarkan atas penilaian terhadap karakteristik tanah dan iklim dan dinilai
menurut Indeks Storie.
Mitchell (1950) pertama sekali mengemukakan suatu tabulasi cara penilaian
produksi tanah pada suatu areal. Penilaian ini harus merujuk kepada salah
satu tanaman utama yang ditanam pada areal tersebut. Clarke (1950)
mengembangkan Indeks Produksi berdasarkan atas formula perkalian yang
sederhana dari data percobaan di lapangan. Formula ini dikembangkan atas
dasar asumsi ciri sifat fisik tanah yang sangat mempengaruhi produktifitas
yaitu: tekstur, ke dalam tanah dan kondisi drainase. Sedangkan Blagovidove
(1960) menghasilkan tabel evalusi produksi dimana penilaian berdasarkan
penjumlahan dari nilai sifat tanah.
Storie (1964) mengklasifikasikan lahan menurut kesesuaiannya untuk
pertanian beririgasi ke dalam 6 tingkatan (I s/d VI) dengan menggunakan
Storie Rating Index dengan menghitung 10 (sepuluh) karakteristik tanah yang
terpenting yaitu: kedalaman tanah, permeabilitas profil tanah, tekstur,
5
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Dasar prinsip dari kerangka kerja evalusi lahan adalah : 1) Kesesuaian lahan
dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan penggunaan lahan yang
direncanakan, 2) Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara
keuntungan yang akan diperoleh dan masukan yang diberikan terhadap lahan,
3) Pendekatan multi disiplin 4) Evalusi dilaksanakan dengan pertimbangan
berbagai faktor fisik, kimia tanah, ekonomi dan sosial, 5) Kesesuaian telah
memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan dan 6) Evaluasi meliputi
berbagai pilihan penggunaan lahan.
2.3.
6
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
CATEGORI
Klas
Sub klas
Unit
S1
S (Sesuai)
S2m
S2
S2e-1
S2e
S2e-2
S2me
etc
Etc
S3
N1m
N1
N (Tidak sesuai)
N1e
N2
dll
Ordo S (Sesuai): satuan lahan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat faktor
pembatas baik ringan maupun sedang dalam pemanfaatan lahan. Nilai Indeks
lahan biasanya > 25. Terdapat tiga klas untuk ordo ini yaitu S1 (Sangat
sesuai): adalah satuan lahan dengan tanpa, atau hanya tiga sampai empat
faktor pembatas ringan, Indeks lahan biasanya > 75. S2 (Kesesuaian
sedang): satuan lahan dengan lebih dari empat faktor pembatas ringan; dan
atau lebih dari saru sampai tiga faktor pembatas sedang; Nilai Indeks lahan
antara 50 dan 75. S3 (Kesesuaian marginal): Satuan lahan dengan lebih dari
7
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
dua sampai tiga faktor pembatas sedang dan/atau tidak terdapat faktor
pembatas berat sehingga lahan masih dapat digunakan.Nilai Indeks lahan
antara 25 dan 50.
Ordo N (tidak sesuai): satuan lahan dengan beberapa faktor pembatas berat
dan/atau mempunyai satu faktor pembatas sangat berat sehingga lahan
tidak dapat dimanfaatkan. Nilai Indeks lahan < 25. Satuan lahan ini
mempunyai dua Klas yaitu N1: satuan lahan yang masih dapat digunakan
setelah perbaikan (diberikan beberapa Input) dan N2: satuan lahan yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi walaupun telah dilakukan perbaikan.
Tabel 2 menunjukkan Ordo, Sub Ordo dan Klas kesesuaian lahan berdasarkan
jumah dan tingkat faktor pembatas.
Tabel 2: Ordo, Sub Ordo dan Klas Kesesuaian Lahan, Nilai Indeks,
Berdasarkan Jumah dan Tingkat Faktor Pembatas.
Tingkat pembatas
Ordo
Klas
Nilai
S1
3-4
75
S2
>4
1-3
50 - <75
S3
2-3
25 50
N1
>1
N2
>1*
1*
< 25
+: beragam
*: tidak dapat diperbaiki
2.4.
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Simbol
Intensitas pembatas
0
1
2
3
4
Tidak ada
Sedikit
Sedang
Banyak
Sangat banyak
- mungkin untuk diperbaiki
- tidak mungkin untuk diperbaiki
Nilai
95 100
85 95
60 85
40 60
40 0
40 20
20 0
Nilai ini diinterpolasi dari suatu skala yang dibuat dari tabel kebutuhan
tanaman atau suatu hal yang akan dievaluasi. Interpolasi linier sederhana
digunakan untuk menghitung nilai karakteristik/kualitas lahan berdasarkan
Tabel kebutuhan tersebut.
Indeks lahan dihitung dari setiap parameter. Nilai iklim yang telah dihitung
sebelumnya dimasukkan ke dalam sistem perhitungan. Indeks lahan dihitung
sesuai persamaan (Nasution, 1989):
n 1
LI = R min * 0,01* Ri
i 1
dengan:
LI
= Indeks lahan.
Rmin = Nilai minimal karakteristik lahan (termasuk nilai iklim secara
keseluruhan).
Ri
= rating ke i selain rating minimal
0,25. Untuk padi, jagung dan bawang merah koreksi terhadap kedalaman
tanah memakai indeks 1,2 dan 0,8. Gambar 1 menunjukkan Bagan alir dari
metodologi evaluasi lahan.
Iklim
Karakteristik/Kuali
tas lahan
Agro-Kilmatik
Indeks iklim
Kebutuhan tanaman
(tanah dan lanskap)
Tingkat pembatas
Nilai
Indeks lahan
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
No
Stasiun
Rerata curah
hujan
Intensitas
hujan
(mm/tahun)
(mm/hari)
Hari
hujan
Luas daerah
hujan (Ha)
Siborong-Borong
2,795.04
22.6
124
7,691
Dolok Sanggul
1,807.20
14.5
125
24.785
Balige
934.44
10.2
92
27.064
Porsea
1,114.56
12.9
85
41.806
Pangururan
1,368
14.0
96
42.571
Mogang
1,658.64
13.5
123
45.137
Ambarita
1,592
14.2
112
20,327
Parapat
1,928.64
15.4
125
22,632
Sidamanik
2,347.2
14.4
163
5,089
10
Aek Nauli
2,341.2
15.7
149
2,728
11
Situnggaling
1,908
13.9
137
19,764
Total
259,594
Dari Tabel 1, terlihat luas Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba yang hanya
259,594 Ha dibagi menjadi 11 (sebelas) daerah hujan, yang berarti harus
11
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
12
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Bawang Merah
Pinus
Eukaliptus
Mt 1
Mt2
SiborongBorong
S3
S3
S1
N1
S1
S1
Dolok Sanggul
S3
S3
S2
S1
S2
S1
Balige
S3
S3
N1
S1
S3
S3
Porsea
S3
S3
N1
S1
S3
S3
Pangururan
S3
S3
N1
S1
S2
S1
Mogang
S3
S3
S3
N1
S2
S1
Ambarita
S3
S3
S3
S1
S2
S1
Parapat
S3
S3
S3
S1
S2
S1
Sidamanik
S3
S3
S3
S1
S1
S1
Aek Nauli
S3
S3
N1
S1
S3
S2
Situnggaling
S3
S3
S3
N1
S2
S1
Taksonomi tanah di daerah DTA Danau Toba terdiri dari dari 14 (empat belas)
Great Group yang terletak pada 33 satuan lahan seperti tertera pada Gambar
3 dan Tabel 6.
14
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
15
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Gambar 3. Satuan Lahan dan Jenis Tanah di Daerah Tangkapan Air Danau Toba
16
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Luas
Ha
Fluvaquents
8.973,41
Tropopsamments
2.030,85
<1
Troporthents
1.319,97
<1
Andaquepts
6.091,47
Dystropepts
39.082,10
15
Dystrandepts
26.906,36
10
Eutropepts
42.119,35
16
Hydrandepts
61.887,99
24
10
Humitropepts
11.593,39
11
Troporthods
2.034,55
12
Tropohemist (Gambut)
1.414,50
<1
13
Halpludalf
2.125,51
14
Kandiudox
44,75
15
Trace (beragam)
<1
19
Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa di DTA Danau Toba terdapat tanah yang
sangat subur yaitu tanah Hapludalf (Alfisols), namun hanya seluas 1 persen
dan itupun terhampar pada daerah dengan kemiringan 3075 persen.
Kesesuaian lahan untuk masing-masing unit lahan seperti tertera pada Tabel
7. Dari Tabel 7 tersebut dapat dilihat di DTA Danau Toba perlu diterapkan
teknologi pertanin modern untuk meningkatkan produksi. Teknologi minimal
yang harus dilaksanakan termasuk pemupukan yang berimbang, pemberantasan hama dan penyakit dan konservasi lahan.
Pengelolaan lahan merupakan keputusan yang diambil untuk satuan lahan
yang berbeda perlakuannya dari satuan lahan lainnya (Rossiter, 1994). Tabel
8 menunjukkan pengelolaan lahan yang diperlukan untuk masing-masing
satuan lahan.
17
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Tabel 7. Ringkasan kesesuaian lahan untuk Padi, Jagung, Bawang merah, Pinus dan Eukaliptus di Daerah Tangkapan Air Danau Toba
18
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Tabel 7, Lanjutan
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
19
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Table 8. Pengelolaan lahan yang diperlukan untuk Padi, Jagung, Bawang merah, Pinus and Eukaliptus
20
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Table 8. Lanjutan
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
21
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada guru mengaji saya Bapak
Imran Lubis, Alm. Almukarram Abd Hamid Andak, Al Ustadz Ruslan Daud dan
Alm. Almukarram Alhafidh Syech Maksum Abdullathief yang telah mendidik
saya sehingga tidak menjadi anak yang terlalu nakal. Secara khusus, ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Ir. Lahudin, MS, Prof. Dr. C. Sys
dan Prof. Dr. Mashhor Mansor masing-masing sebagai Ketua pembimbing dan
promotor saya mulai pada jenjang pendidikan S1, S2 dan S3.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Rektor USU Alm
Prof. Dr. AP. Parlindungan, SH, mantan dekan Fakultas Pertanian USU Prof.
DR. Ir. Abu Dardak, MSc dan Alm Ir. Sutedjo, MSc yang telah menerima saya
sebagai staf pengajar di USU, dan kepada mantan Rektor USU Prof. dr. M.
Jusuf Hanafiah Sp OG dan Prof. Moenaf Hamid Regar, MA.Sc yang memberi
kesempatan bagi saya untuk mengikuti program Pasca sarjana di Belgia.
Kepada Abanganda Prof. dr. Darwin Dalimunthe, Ph.D, Prof.Dr. Ir. Sumono,
MS, Prof. Dr. Ir. Abd Rahim Matondang, MSIE dan kakanda Prof. Dr. Ir.
Khairunnisa Haris, MSc, Ir Syamsinar Yusuf, MS saya ucapkan terima kasih
atas tegoran-tegorannya sehingga hidup saya selalu pada jalan yang benar.
Demikian pula kepada Prof. dr. T. Bahri Anwar Johan, Sp.J(K), dr. Chairul
Yoel, Sp.A(K), Ir. Irsal dan dr. Gontar Siregar Sp.D saya ucapkan atas
perhatiannya yang sangat khusus.
Ucapan terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya
yang selalu bersama melakukan survei dilapangan terutama kepada Ir. Agus
Sunaryadi, MSi dan Ir Gomal Gehardi yang membuka jalan bagi saya
mengikuti survei Rencana Teknik Satuan Pemukiman Transmigrasi di hampir
seluruh Indonesia. Kepada Abanganda Dr. Usman Rasyid, Adinda Ir.
Syarifuddin, MP, Ir. Rahmat, Ir. Mukhlis, MS, Drs. Khairuddin, MSc Ibu Ir.
Menauli Tarigan, MS, Drs. Iskandar Syarif, MA, Ir. Hardi Guchi, MS, Bapak
Prof. Dr. Jazanul Anwar, Ir. Dartius, MS dan Dr. Ternala Alexander Barus
terima kasih atas kerjasamanya semasa kita bekerja di Pusat Penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan USU. Kepada sahabat saya Ir. Supriadi,
MS, Ir. Sudaryanto, Dra, Julia Reveni, MSi, Ir Nasir, yang selalu setia
membantu saya sejak dari awal kuliah di USU sampai pada pekerjaan seharihari. Khusus kepada Ir. Kasmal Aripin Lubis MSi saya ucapkan banyak terima
kasih atas jasanya mengajar saya Bahasa Mandailing dan hidup lebih sabar.
Kepada abang Zainal Fikri Nasution, SH juga saya ucapkan terima kasih atas
segala bantuannya.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. David Parry, Mr. Philip
Ashton, Mr. Godwin Singham, Nyrth Cabance, MSc, Dr. CK. John dan Mr. A.
Maheswaran yang telah mengajak saya bekerja pada World Bank Project dan
banyak memberikan jalan bagi saya untuk mengenal negara-negara asing di
luar negara tercinta ini.
Kepada sahabat-sahabat saya di Jurusan Tanah terutama kepada Dr. Ir. Abdul
Rauf, MP Dr. Ir. Masri Sitanggang, Ir. Bintang Sitorus, MP dan seluruh staf
Pengajar dan Pegawai Fakultas Pertanian USU saya ucapkan banyak terima
kasih atas kritik, saran dan koreksi kepada sahabat kalian ini yang lebih
banyak khilafnya daripada benarnya, sebab sejak kita sama-sama mahasiswa
23
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
saya lebih takut dengan kebingungan daripada kesalahan karena aku sangat
setuju dengan dalil Francis Bacon, kebenaran lebih gampang muncul dari
kesalahan daripada dari kebingungan. Saya tidak dapat menyebutkannya
satu persatu bukan karena kurang usaha untuk mengingat jasa saudara
sekalian tetapi nama yang ingin saya tuliskan seluruhnya tidak muat ditulis
dalam buku Pidato Pengukuhan Guru Besar ini. Inilah kenyataannya hanya
ALLAH yang maha besar yang dapat menampung segala hasrat.
Rasa hormat dan syukur saya yang sedalam-dalamnya ingin saya haturkan
kepada kedua orangtua Alm. Abdul Wahid Nasution dan Hj. Halimah yang
walaupun hanya berpendidikan tidak tamat sekolah dasar, tiada hentihentinya mendoakan dan menasihati ananda sehingga mencapai karir
tertinggi sebagai seorang guru, yang belum tentu ananda mampu
melakukannya untuk cucu-cucu ayah dan emak. Kepada kakak-kakak saya
Nuraisyah Nasution, Erlina Nasution dan Khairani Nasution serta abang-bang
ipar, saya ucapkan terima kasih atas kemesraan keluarga kita yang sampai
saat ini dan Insya ALLAH seterusnya telah berjalan tanpa perselisihan apapun.
Saya memahami semasa hidupnya Almarhum emak ingin melihat putranya
tumbuh menjadi seorang Ustadz sehingga selalu dimarahi karena tidak ke
madrasah untuk mempelajari Bahasa Arab, walaupun semasa kecil saya jika
ditanya emak hanya bercita-cita menjadi tukang lampu (tukang perbaiki
listrik), pada hari ini sebenarnya keinginan emak telah saya penuhi karena
terminologi Al Ustadz sebenarnya hanya diberikan kepada seorang Guru
Besar. Bukan seperti Ustadz yang sering kita fahami di masyarakat awam
yang sebenarnya hanya seorang Muallim.
Kepada isteri tercinta Herlina Simatupang, yang dengan penuh kesabaran,
ketabahan dan pengertian dalam suka dan duka, terutama semasa saya
mengikuti Pendidikan Pasca Sarjana di State University of Gent, Belgia yang
penuh dengan cobaan sampai meninggalnya anak kita dan harus dikebumikan
di negeri orang, saya sampaikan rasa kasih dan penghargaan yang tulus.
Kepada anak-anak tercinta Alm. Ahmad Muhajir Nasution, Syifa Khairunnisa
Nasution, Nurul Adha Nasution dan Muhammad Ikram Nasution, ayah
sampaikan rasa sayang. Semoga kita dapat lebih bermanfaat untuk orang lain.
Kita mesti berusaha agar mampu membantu dan menyenangkan orang lain,
bukan berbuat yang sebaliknya. Seperti dikatakan oleh Yahya bin Muadz: Jika
tidak
bisa
memberi
manfaat
pada
orang
lain,
maka
jangan
membahayakannya. Jika tidak bisa membahagiakannya, maka jangan
membuatnya sedih. Jika tidak bisa memujinya, maka jangan mencacinya.
Akhirnya, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT
diiringi dengan ucapan terima kasih perkenankanlah saya mengakhiri
penyampaian pidato ilmiah ini.
Wabillahi taufik walhidayah
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
24
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
Ableaiter, J.K. (1937). Productivity ratings in the soil survey report. Proc. Soil
Sci. Am. 2, 415-422.
Allgood, F.P. & F. Gray. (1978). Utilization of soil characteristics in computing
productivity ratings of Oklahoma soil. J. Soil Sci. 123,359-366.
Bacon Francis (1620).Novum Organum Chicago: Open Court, 1994 dalam
Donald B Calne : Batas Nalar. Rasionalitas dan Prilaku Manusia.
Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.
Blagovidove, N.L. (1960). Principles of soil and land evaluation. Trans. 7th Int.
Cong. Soil Sci. vol. 4, 457-464.
Dewbery, S.O. (1996). Introduction. In Land development Handbook.
Planning, Engineering, and Surveying. (Dewberry, O.S, 1996., ed). New
York. Mc Graw-Hill. 1013p.
Driessen, P.M. & Konijn, N.T. (1992). Land-use Sysytems Analysis. The
Netherland. Wageningen Agricultural University. 230 p.
Clarke, G.R. (1950). Productivity ratings. Trans.4th Int. Cong.Soil Sci. vol.
1,345-348.
FAO. ( 1976). A Framework for land evaluation. FAO Soil Bulletin, 32. Rome.
FAO 79 p.
FAO. (1977). Guidelines for soil profile description (2nd edition). Soil Resources
Development and Conservation Service. Rome. Land and Water
Devlopment Division. FAO of the United Nations. 66 p.
FAO. (1983). Guidelines : Land evaluation for Rainfed Agriculture. FAO Soil
Bull. No 52.Food and Aagric. Rome. Organization of the United Nation.
273 p.
FAO. (1985 ) Guidelines: Land evaluation for irrigated agriculture. FAO Soils
Bulletin 55. Rome. FAO of the United Nations. 231 p.
Fitzpatrick, E.G. (1937). Land utilization in relation to soil rating. Soil. Sci.
Proc. Am., 483-487.
Fresco, O.L., Herman, G.J.H. Van kenlen, H. Henk, A.L & Robert, A.S. (1994).
Land evaluation and farming systems analysis for land use planning.
Rome. FAO Working Document. 209 p.
Jones, G., Robertson, A., Forbes, J & Hollier, G. (1990). Collins Dictionary of
Environmental Science. Glasgow. Harper Collins Publishers. p 243-245.
Leuschner, W.A. (1984). Introduction to forest resource management. New
York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore. John Willey & Sons.
Margules. C.R. & Pressey, R.L (2000). Systematic conservation planning.
Nature. Vol 405. p 243-253.
25
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Mitchell, J. (1950). Productivity ratings and their importance in the soil survey
report. Trans. 4th Int. Cong. Soil Sci. vol. 1 356-360.
Nasution, Zulkifli (1989). Evaluatie van Enkele Typische Bodems van de Aceh
Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent. Belgie.
Nasution, Zulkifli (2003). Land and Forest Management in the Lake Toba
Catchment Area. Universiti Sains Malaysia.
Pearce, F. (2000). Poverty and corruption are rapidly destroying the great
tropical forests. Setting up reserves will only rescue a few fragments.
Could farming and mining prove the real saviour. New Scientist No. 2242
p 16-17.
Purnell, M. F. (1977). Introduction to the framework for land evaluation. Proc.
CLAMATROPS Conf. Kuala Lumpur. Mal. Soc. Soil. Sci., pp. 585-593.
Riquier, J., Bramo D. L & Cornet, J. P. (1970). A new system of soil appraisal
in terms of actual and potential productivity. Rome, Italy. FAO. AGL.
TESR/70/6.
Riquier, J. & Schwaar, D. C. (1972). Parametric approach to evaluation of soil
productivity. The 2nd ASEAN Soil Conf. Proceedings. Bogor. Vol 1 The Soil
Res. Inst. p. 317-328.
Riquier, J. (1974). A summary of parametric methods of soil and land
evaluation. FAO Sumatra and Bali. Arch. Hydrobiol. Suppl. 8: 197-454.
Rossiter, D.G. (1994). Land evaluation lecture notes. Adapted from: Lecture
Notes: Land Evaluation. College of Agriculture & Life Sciences.
Department
of
Soil.
Crop,&
Atmospheric
sciences.
http://wwwscas.cit.cornell.edu/landeval/le_notes/ lecnot.htm p. 14.
Storie, R. E & Wieslander, A.E. (1948). Rating soils for timber siter. Proc. Soil
Sci. Soc. Am. 13. 499-509.
Stroe, R. E. (1954). Land classification as used in California for the appraisal of
land for taxation purposes. Trans. 5th Int. Cong. Soil. Sci. Vol. III, 40712.
Storie, R. E & Harradine, F. (1950). Soil survey data as a basis for the
assessment of irrigation district lands. Proc. Soil Sei. Soc. Am. 14, 327329.
Storie, R. E. (1964). Soil and land classification for irrigation development.
Trans. 8th Int. Cong. Soil Sci. Vol. V, 873-881.
Sys, C. (1978b). The outlook for the practical application of land evaluation in
developed countries. In
Land evaluation standards for rainfed
agriculture. FAO Rome. World Soil Resource Report 49, 97-111.
Sys, C. (1985). Land Evaluation. Part I to III. Intern. Train. Centre for PostGraduate Soil Scientist. State University of Ghent, Belgium. 334 p.
Sys, C & Frankart, R. (1972). Land capability classification in humic tropics.
Afr. Soils, XVI (3), 153-175.
TAG. (1988). Sustainable agriculture production for international agricultural
research. Rome. TAG.
26
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
RIWAYAT HIDUP
Nama
NIP
Tempat / tanggal lahir
Nama Orang Tua
Ayah
Emak
Nama Istri
Anak
Pendidikan
SD Tjokroaminoto Kisaran (1972). Kepala Sekolah: Alm. Mentho
SMP Negeri I Kisaran (1975). Kepala Sekolah: B. Sihite
SMA Negeri I Kisaran (1979). Kepala Sekolah: Muhammad Adjam.
Sarjana Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian USU-Medan,
1984. Judul Tesis: Pengaruh Unsur Mikro Cu, Zn, Mn, dan B pada Tahnah
Berpasir. Pembimbing Utama : Ir. Lahudin, MS
Master of Science in Soil Science. 1989 Judul Thesis: Evaluatie van Enkele
Typische Bodems van de Aceh Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent.
Belgie. Promotor Utama : Prof. Dr. Ir. Carolus Sys.
Doctor of Philosophy in Land Management. Universiti Sains Malaysia 2003.
Judul Disertasi: Land and Forest Management in the Lake Toba
Catchment Area. Universiti Sains Malaysia. Promotor Utama: Prof. Dr.
Mashhor Mansor.
Jabatan/Pekerjaan
1. 1985 s/d sekarang : Dosen Fakultas Pertanian USU
2. 1985 s/d 1992
: Staf peneliti pada Pusat Penelitian Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara
3. 1993 s/d 1995
: Deputy Director of The Pollution and Monitotoring
Control Unit of Western Indonesia. World Bank
Project.
4. 1995 s/d sekarang : Dosen Program Pasca Sarjana USU
27
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
5. 1996 1999
6. 1999 - Sekarang
7. 2003 sekarang
8. 2004 Sekarang
28
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
2. Nasution Zulkifli and Mashhor, M. (2002). The Use of Water Quality Index
for the Calssification and Operational Management of Peatland. Proc.
Symp. The Asian Wetland. University Sains Malaysia.
3. Sarifuddin, Zulkifli Nasution dan Isnina Arafah. (2002). Perubahan
Beberapa Sifat Kimia Serasah Tanaman Hutan yang Dikomposkan.
Kultura Vol. 37-1: 6 13.
4. Nasution, Zulkifli dan Sumono. (2001). Evaluasi Lahan Kawasan Tangkap
Hujan Danau Toba Untuk Pengembangan Gandum (Studi Kasus
Daerah Parapat). Stigma IX.2: 131-136
5. Anwar, J dan Zulkifli Nasution. (1998). Penentuan Kadar Pb Tanaman yang
Dapat Berbahaya Terhadap Tubuh Manusia. Nusantara XXVIII.3: 143148.
6. Nasution Zulkifli (1998). Penentuan Ketidak Selarasan Bahan Induk
(Lithologic Discontinuity) Berdasarkan Perbandingan Pasir Halus
Dengan Fraksi Lain Bebas Liat. Kultura No 146/147 Tahun ke XXIX. 15.
7. Ritonga, M.D. dan Zulkifli Nasution. (1998). Pengaruh Penutup Tanah dan
Kemiringan Terhadap Tanah terkikis Aliran Permukaan dan Kehilangan
Unsur Hara. Kultura No 145 Tahun ke XXIX. 31-36.
8. Nasution Zulkifli, Supriadi, G. Sitanggang dan J. saragih. (1997). Prakiraan
Kapasitas Penempatan Pemukiman Transmigrasi. Kultura No 140
tahun ke XXVIII. 1-4.
9. Lahudin, Zulkifli Nasution, B.E.hasibuan dan Rizal Sagala. (1996).
Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Serapan Fosfor Oleh Tanaman
Kedelai (Glycine max L. Merril) dari Berabagai Jenis Pupuk P. Kultura
No 138 tahun ke XXVII. 5-9
10.Nasution Zulkifli (1995). Indonesian Draws on WA Environmental Skills.
Prospect. Western Australians International Magazine of Resource
Development. . 23-24.
11.Nasution Zulkifli dan Abdul Rauf (1995). Pengaruh Penggunaan Lateks
sebagai Soil conditioner terhadap Sifat Fisik Tanah. Kultura No135
Tahun ke XXVI. 23-31.
12.Nasution Zulkifli, Hardy Guchi dan Lahudin (1995). Evaluasi Kesuburan
tanah Kebun Gergas Utama Kabupaten Langkat. Kultura, No 136.
Tahun ke XXVI. 7-12
13.Nasution Zulkifli, Mukhlis dan Supriadi (1994). Dampak Pencemaran Tanah
oleh Logam Hg, Pb, Cd dan Ni Terhadap tanaman jagung. Kultura No
131 Tahun ke XXV. 30 32.
29
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
32
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
untuk
Tanah
Buku
1. Singham, G., Zulkifli Nasution and Ashton, P (1994). Waste Water
Treatment for Palm Oil Factory. The Pollution Monitoring and Control
Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.
2. Singham, G., Zulkifli Nasution and Ashton, P (1995). Waste Water
Treatment for Rubber Factory. The Pollution Monitoring and Control
Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.
Pengalaman Penelitian
1. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada
Tanah (Land Application Trial) Kebun Bagerpang. PT.PP London Sumatra
Indonesia Tbk (2005).
2. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada
Tanah (Land Application Trial) Kebun Turangi. PT.PP London Sumatra
Indonesia Tbk (2005).
3. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada
Tanah (Land Application Trial) Kebun Tasik Raja Labuhan Batu. PT. AEP.
Group.
4. Ketua Tim Penilaian Bibit untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GNRHL) Propinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan. 2004.
5. Ketua Tim Penilaian Penanaman Hutan untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi
Lahan (GN-RHL) Propinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan. 2004.
6. Anggota Tim Lake Toba Ecosystem Management Plant. Kerjasama Provinsi
Sumatera dan Otorita Asahan. 2004.
33
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Lestari
Ketapang.
34
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Masyarakat,
Departemen
Pendidikan
dan
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
38
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata
Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan
64.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan
UMADA Kabupaten Asahan. Kerjasama PT. UMADA dengan Pusat Penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1987.
65.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sicanang Belawan tahap 3&4. Proyek Induk
Pembangkit dan Jaringan PLN Suatera Utara. Kerjasama Pusat Penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan
PLN 1987.
66.Ketua Tim Studi Sumberdaya Lahan. Kajian Potensi Parawisata Pulau
Poncan. Kerjasama Pemda Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ecologi
Development Centre. 1986.
67.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) Pabrik
Bahan Aktif Chloropyrifos PT. Pacific Chemical Indonesia. Kerjasama Pusat
Penelitian Sumberdaya Alam dengan PT. PCI. 1986
68.Anggota Tim Pengakajian dan Pengembangan PIR di Daerah Transmigrasi.
Kerjasama USU dengan Departemen Pertanian. 1986.
69.Anggota Tim Studi Evaluasi Lahan kebun Batu Mandi untuk Pertanaman
Coklat. Kerjasama PT. Perkebunan Wampu Jaya dengan Fakultas Pertanian
USU. 1985.
70.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP
X Peureulak. SKP C Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen
Transmigrasi.1985
71.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP
X Peureulak. SKP D. Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen
Transmigrasi 1985.
Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 1987 - 2004:
No.
1.
2.
3.
4.
KEGIATAN PENGABIDAN
PADA MASYARAKAT
Pemanfaatan Lahan Perkarangan
dengan Budidaya Pohon Jati Unggul
(tectona grandis) di Desa Helvetia
Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
dengan Budidaya Kedondong
Unggul (spondias dulcis) di Kel.
Tanjung Sari Kec. Medan Selayang.
Temu Wicara Penyuluhan dan
Pemakaian Pupuk TNF pada Bibit
Okulasi Durian di Desa Lumban
Garaga, Kecamatan Pahae Julu,
Kab. Tapanuli Utara.
Penggunaan Azolla untuk Mengurangi Pemakaian Pupuk Buatan
BENTUK
TEMPAT/
INSTANSI
Waktu
Penyuluhan
Desa Helvetia
Kec. Sunggal
Maret
2003
Penyuluhan
Kel. Tanjung
Sari Kec. Medan
Selayang
Penyuluhan
Desa Lumban
Garoga Kec.
Pahae Julu.
Jan
1999
Penyuluhan
Kec. Sungai
Suka Kab.
Feb
1999
39
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005
5.
6.
7.
Asahan
Penyuluhan
Maret
2000
Penyuluhan
Deli Serdang
Feb
1998
Penyuluhan
Deli Serdang
Des
1997
40
Zulkifli Nasution : Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna, 2005