Anda di halaman 1dari 12

Study and Journey

in
Fort Rotterdam

Leang-Leang
Bantimurung

FORT ROTTERDAM

Lokasi benteng tua ini hanya sekitar 2 km dari Pantai Losari.


Tembok Fort Rotterdam hitam berlumut dan menjulang tinggi hingga 5
meter.
Benteng yang juga disebut Benteng Ujung Pandang ini sekarang
menjadi
Pusat Kebudayaan Makassar.
Meski arsitektur benteng memiliki ciri khas bentang tahun 1600an,
tapi
sebetulnya dibangun tahun 1545. Raja Gowa ke X, Tunipallangga
Ulaweng,
adalah tokoh pembangunan Fort Rotterdam.
Awalnya benteng terdiri dari tembok batu yang dicampur
dengan
tanah liat yang dibakar hingga kering. Namun ketika berpindah tangan
pada masa pemerintahan Raja Gowa ke XIV,tembok benteng diganti
dengan batu padas yang berwarna hitam keras.
Pada masa itu, Belanda menguasai area Banda dan Maluku.
Mereka memutuskan untuk menaklukan Gowa agar armada dagang
VOC
bisa dengan mudah masuk dan merapat ke Sulawesi. Maka pada tahun

Bentuk Benteng Fort Rotterdam

Bentuk dari Benteng ini terlihat seperti seekor kura-kura.


Bangunan benteng Fort Rotterdam amatlah kokoh. Di dalam
benteng ini, sekarang didirikan museum yang di Dalamnya terdapat
peninggalan barang bersejarah. Seperti pedang, guci, vas, batu-batu
penyusun bangunan, dan lainnya. Peninggalan guci guci ini berasal
dari pedagan pedagang dari Cina pada zaman itu.
Batu penyusunnya antara lain batu bata dan batu padas

Taman Prasejarah
Leang-Leang

Terletak di Kecamatan Batimurung, Kabupaten Maros,


Sulawesi Selatan.
Di taman ini ada ratusan goa prasejarah yang tersebar di
perbukitan
cadas (karst) Maros-Pangkep. Dalam bahasa Makassar,
leang artinya goa.
Serupa dengan kata liang yang artinya lubang.
Hal yang menarik dari tempat ini adalah adanya lukisan-lukisan
dinding
pada goa-goa di Leang-Leang. Dari gambar-gambar pada dinding
goa
dan alat-alat yang ditemukan, kita bisa tahu seperti apa kehidupan
manusia prasejarah.
Goa Pettae menghadap ke barat. Gambar yang ditemukan pada goa
ini ada 5 gambar telapak tangan dan satu gambar babi rusa
meloncat
dengan anak panah di dadanya.

Selain gambar, ditemukan pula artefak serpih, bilah,


serta
kulit kerang
yang terdeposit pada mulut goa. Untuk mencapai
goa ini wisatawan harus
menaiki 26 anak tangga.
Goa Petta Kere berada 300 meter di sebelah Gua
Pettae. Peninggalan yang
ditemukan pada goa ini adalah dua gambar babi rusa,
27 gambar telapak
tangan, alat serpih bilah, dan mata panah. Memiliki
64 anak tangga.

Batu purbakala yang teruntai disepanjang


jalan menuju ke gua leang-leang ini
sangat indah

Lukisan cap tangan bentuk babi hutan


Buatan manusia purbakala

Sampah dapur manusia purbakala.


Leang Pettae adalah
Sampah makanan mereka mengendap
salah satu leang yang memiliki
di sela-sela bagian depan gua.
lukisan cap tangan

Potret Pak Yose menjelaskan


sejarah leang-leang

Foto bersama Ibu guru

Menuju gua leang-leang

Pemateri memberikan
pengarahan.

BANTIMURUNG
Bantimurung adalah tempat wisata yang sangat diminati
pengunjung. Tempat pemandian air terjun ini juga memiliki
museum kupu-kupu. Warnanya indah, ada yang berwarna biru
metalik bernama Hercules dll.
Sepanjang parkiran, kita bisa membeli cindera mata insekta
seperti
kupu-kupu, kepik dengan berbagai macam spesies dan warnawarna menarik.
Di tempat ini, kita bisa memasuki gua gua bantimurung.
Contohnya Gua Mimpi. Gua ini sangat licin dan gelap sehingga
wisatawan harus berhati-hati melangkah.
Tempat wisata ini tak
pernah sepi, apalagi
di hari libur. Selain
tempat indah dan suasana
yang sejuk, biaya masuk
pun relatif murah.

KELOMPOK STUDY LAPANGAN

Chalidah Dwinarama ( 9 )
Ika Mayang Ramadhaningrum ( 12 )
Niar Indah Purnama Sari ( )
Rizqi Putri Arin Apriandari ( )
Yuni Sartika ( 30 )

X.7

Anda mungkin juga menyukai