PENDAHULUAN
1. Identitas
Nama
: An. Y
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 2 tahun 2 bulan
Alamat
Cianjur
No Rekam Medik
: 5803***
Dirawat
: Kenanga, Kelas 3
MRS
: 27-05-2013
2. Anamnesa
Alloanamnesa dengan Ibu pasien
Keluhan Utama
kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
sebesar bola kasti, sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit benjolan tidak
dapat dimasukan, benjolan timbul dari lipat paha kanan dan 3 bulan ini
turun ke
bulan yang lalu di lipat paha kanan, lama kelamaan benjolan semakin
membesar dan membuat kantung kemaluan membesar, nyeri (-) karena
anak sering memainkan benjolannya, benjolan masih dapat dimasukan
kembali.
Riwayat penyakit keluarga
yang sama
Riwayat Pengobatan
Riwayat alergi
Riwayat Imunisasi
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum
Kesadaran
Gizi
Tanda Vital
Kepala
Hidung
Telinga
Mulut
Hidung
Leher
Thorax
: Belum diobati
: tidak ada alergi
: menurut ibu Os. Imunisasi lengkap
: Baik
: Kompos Mentis
: BB = 12 kg
:
Nadi
: 100 x/menit
RR
: 30 x/menit
Suhu
: 37,4 oC
: Normochepal
: diameter pupil 2mm/2mm, reflex pupil +/+ isokor,
Jantung
Inspeksi
bekas operasi - .
Palpasi
abdomen
Auskultasi
: bising usus +
EKSTREMITAS Atas dan Bawah : akral hangat, refill capillary < 2 detik,
edema (-/-), sianosis (-/-)
4. Status Lokalis
Regio a/r ingunal dextra
Inspeksi
: tampak benjolan di inguinal dextra dan scrotum,
dimasukan
kembali,
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Hemaglobin
12.9
13.5 17.5
g/dL
Hematokrit
48.4
37 47
Eritrosit
5.16
4.2 5.4
10^6/L
Leukosit
16.9
4.8 10.8
10^3/L
Trombosit
381
150 450
10^3/L
MCV
74.4
80 94
fL
MCH
25.0
27 31
Pg
MCHC
33.6
33 37
RDW-SD
43.8
10 15
fL
PDW
10.5
9-14
fL
MPV
9.1
8 12
fL
LYM %
59.6
26 36
MXD %
0.6
0 11
NEU %
39.8
40 70
LYM #
10.1
1.00 1.43
10^3/L
MDX#
0.1
0 1.2
10^3/L
NEU#
6.7
1.8 7.6
10^3/L
Differential
Absolut
6. Resume
An. Laki-laki, 2 tahun 2 Bulan, MRS dengan benjolan dikantung
kemaluan kanan sebesar bola kasti, sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit benjolan tidak dapat dimasukan, benjolan timbul dari lipat paha
kanan dan 3 bulan ini turun ke kantung kemaluan kanan. Pertama kali
benjolan timbul sejak 8 bulan sebelum masuk Rs di lipat paha kanan, lama
kelamaan benjolan semakin membesar dan membuat kantung kemaluan
membesar, nyeri (-) karena anak sering memainkan benjolannya, benjolan
dapat dimasukan kembali. Status generalis dalam batas normal.
Pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 100 x/menit, pernafasan 30 x/menit,
Suhu 37,4 oc. Status lokalis Tampak benjolan di lipat paha dan scrotum
Hidrokel
Diagnosis kerja :
Hernia scrotalis dextra irreponible
8. Penatalaksanaan
Operatif : Herniotomi
9. Prognosis
Quad Vitam
: Ad Bonam
Quad Functionam : Ad Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA
2.1 Anatomi Dan Fisiologi
EMBRIOLOGI INGUINAL
Hernia mungkin dapat disebabkan oleh faktor kongenital, terutama pada
anak-anak. Untuk mengetahui etiologi hernia maka perlu memahami
embriologi, terutama bagian inguinal untuk menentukan penatalaksanaan yang
tepat. Ligamentum gubernakulum turun pada kedua sisi abdomen dari polus
inferior gonad ke permukaan internal labium-skrotal. Gubernakulum berjalan
melewati dinding abdominal pada area yang nantinya akan menjadi kanalis
inguinalis. Prosesus vaginalis adalah evaginasi divertikular peritoneum yang
membentuk bagian ventral berhadapan dengan gubernakulum secara bilateral
dan melewati dinding abdomen bersama gubernakulum. Pada laki-laki, testis
umumnya terletak di peritoneal, dan dengan prosesus vaginalis, strukturstruktur ini turun ke skrotum ketika gubernakulum berkontraksi. Pada
perempuan, ovarium turun ke pelvis dan menuju aspek inferior gubernakulum,
menjadi ligamentum rotundum, yang melewati lingkaran interna dan menuju
labia major. Prosesus vaginalis umumnya menutup, sehingga menghilangkan
perpanjangan kavitas peritoneum melewati lingkaran interna. Pada laki-laki,
sisa-sisa prosesus vaginalis menempel pada testis sehingga disebut tunika
vaginalis; jika prosesus vaginalis masih tetap ada, maka dapat terjadi hidrokel
dan hernia indirek. Jika prosesus vaginalis masih terbuka pada wanita, maka
akan memanjang menuju labia mayora sehingga disebut canal of Nuck.
Insidensi tetap terbukanya prosesus vaginalis adalah sebanyak 60% pada usia
2 bulan dan 40% pada umur 2 tahun.
Lapisan-lapisan
dinding
abdomen
10
mengalirkan darah ke
vena thoracica
externa
11
CANALIS INGUINALIS
Terdapat beberapa struktur di dalam kanalis inguinalis. Kanalis
inguinalis mengandung korda spermatika pada pria dan ligamentum
rotundum pada wanita. Kanal ini terletak secara oblik diantara lingkaran
inguinal dalam atau interna, yang berasal dari fasia transversalis, dan
lingkaran inguinal superfisial atau eksterna yang berasal dari aponeurosis
oblikus eksterna.
13
dan
muskulus
transversus
abdominis
yang
14
KANALIS FEMORALIS
Kanalis femoralis terletak medial dari v. Femoralis di dalam lakuna
varosum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v. Safena magna
bermuara di dalam v. Femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi
yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum
inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis
dari ligamentum
15
2. Menurut lokasi/letaknya
A. Hernia inguinalis
B. Hernia femoralis
C. Hernia umbilikalis
3. Menurut sifatnya
A. Hernia reponible: bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat
berdiri atau mengedan, masuk ketika berbaring atau bila didorong
masuk perut.
B. Hernia ireponible: bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali
ke dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi
kantong kepada peritoneum kantong hernia.
C. Hernia strangulasi: hernia ireponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi.
D. Hernia inkarserata: hernia ireponibel yang disertai gangguan
pasasse.
17
ligamentum
inguinale.
Kanalis
inguinalis
berisi
funikulus
18
masuk ke dalam kantong. Nyeri yang disertai mual dan muntah baru muncul
kalau terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis.
Pada inspeksi, saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat
dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Perlu diperhatikan
keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia dalam posisi
berdiri dan berbaring. Pasien lalu diminta mengedan atau batuk sehingga
adanya benjolan yang asimetri dapat dilihat.
Pada palpasi, dilakukan saat ada benjolan hernia, diraba konsistensinya,
dan dicoba mendorong apakah dapat direposisi. Bila hernia dapat direposisi,
waktu jari masih berada di annulus internus, pasien diminta mengedan, kalau
ujung jari menyentuh hernia berarti hernia inguinalis lateral, sementara jika
bagian sisi jari yang menyentuh, berarti hernia inguinalis medialis. Kantong
hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai
gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua kain
sutera. Disebut tanda sarung tangan sutera. Kalau kantong hernia berisi
organ, palpasi mungkin meraba usus, omentum (seperti karet) atau ovarium.
Diagnosis pasti hernia umumnya sudah bisa dilakukan dengan
pemeriksaan klinis yang teliti.
Berdasarkan anatomi, hernia dapat dibagi menjadi :
1.
19
20
yang memberikan sensasi gesekan dua kain sutera. Disebut tanda sarung
tangan sutera. Kalau kantong hernia berisi organ, palpasi mungkin meraba
usus, omentum (seperti karet) atau ovarium.
Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik,
gejala klinis maupun pemeriksaan khusus. Bila benjolan tidak tampak,
pasien dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan
berdiri. Bila hernia maka akan tampak benjolan, atau pasien diminta
berbaring,
bernafas
dengan
mulut
untuk
mengurangi
tekanan
intraabdominal.
Pemeriksaan Finger Test :
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
21
1. Laboratorium
Untuk mendukung kearah adanya strangulasi, sebagai berikut:
2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada
lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab
pembengkakan testis. Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu
yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran
ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En Masse. Adalah
suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta
isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of
hernia en masse:
Retropubic
Intra abdominal
Pre peritoneal
2.7. Tatalaksana
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang
isi hernia dan membentuk corong, tangan kanan mendorongnya ke arah
cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi
reposisi.
Pada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan vitalitas
lebih jarang dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin hernia yang
22
23
24
2) Hernia paraumbilikalis
Hernia yang melalui suatu celah di garis tengah di tepi kranial
umbilikuus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan
jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk
koreksi.
3) Hernia epigastrika
Disebut juga hernia linca alba adalah hernia yang keluar melalui
defek di linea alba antara umbilikus dan prosesus xiphoideus. Isi
hernia terdiri atas penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau
tanpa kantong peritoneum. Pasien sering mengeluh perut kurang enak,
mual, muntah mirip keluhan pada kelainan kandung empedu, tukak
peptikum,pankreatitis atau hernia hiatus esofagus. Pada pemeriksaan
abdomen teraba massa tidak nyeri bila ditekan. USG abdomen atau
CT-scan abdomen perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis
terutama pada pasien gemuk. Terapi bedah berupa reposisi isi hernia
dan penutupan defek di linea alba.
4) Hernia ventralis
Nama umum dari hernia insisional dan hernia sikatriks. Yang
merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang
baru maupun lama. Sekitar 10% luka operasi menimbulkan hernia
insisional. Faktor predisposisi hernia sikatriks adalah infeksi luka
operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka operasi yang kurang
baik, jenis insisi, obesitas, distensi usus pasca bedah atau batuk.
Penatalaksanaan berupa pengelolaan konsevatif menggunakan alat
penyangga atau korset khusus yang dapat digunakan sementara. Terapi
operatif berupa herniotomi dan hernioplasti.
5) Hernia lumbalis
25
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah
trigonum masing-masing trigonum kosto-limbalis superior berbentuk
segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum
ilioluumbalis berbentuk segitiga. Hernia di kedua trigonum ini jarang
dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di
pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII. Tatalaksanan dengan
herniotomi dan hernioplasti.
6) Hernia littre
Jarang dijumpai. Hernia yang berisi divertikulum meckel, dianggap
sebagai hernia sebagian dinding usus halus. Penatalaksanannya
disamping herniotomi dan hernioplasti, juga dilakukan dengan eksisi
divertikulum meckel.
7) Hernia spiegheli
Hernia spigelian melalui ligamen spigelian.yang terdiri dari lapisan
aponeurotic antara otot rektus media dan semilunaris lateral. Hampir
semua hernia spigelian terjadi dibawah garis arkuata.Kebanyakan
hernia spigelian kecil (diameter 1-2 cm). Pasien sering datang dengan
nyeri lokal di area tanpa tonjolan karena hernia terletak dibawah
aponeurosis m.oblikus. USG dan CT-Scan abdomen berguna untuk
menetapkan diagnosis.
8) Hernia obturatoria
Kanal obturatorium dibentuk oleh tulang kemaluan dan ischium.
Kanal ini ditutupi oleh membran di tusuk oleh n. Obturatorius
melemahnya membran ini dapat mengakibatkan pembesaran kanal dan
pembentukan kantung hernia.Pasien datang dengan adanya kompressi
saraf obturatorius yang menyebabkan nyeri pada aspek medial
26
9) Hernia perinealis
Tonjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia, lewat defek
dasar panggul. Hernia keluar melalui dasar panggul yanng terdiri atas
otot levator anus dan otot sakrokoksigeus. Gejala klinis berupa
benjolan di perineum yang dapat dimasukan kembali, dapat meuncul
dengan gejala nyeri, disuria disertai gejala obstruksi usus. Tatalaksana
operatif dianjurkan melakukan pendekatan transabdominal dengan
melakukan perbaikan fasia dan otot perineal secara adekuat.
10) Hernia pantalon
Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada 2 sisi.
Tatalaksana dengan herniotomi dan hernioplasti dengan mesh.
BAB III
ANALISA
27
28
sehingga suplai darah terhambat. Akibatnya jaringan isi akan nekrosis dan hernia
akan berisi cairan transudat serosanguinis. Bila isi jaringan adalah usus, bisa
terjadi perforasi yang menimbulkan abses lokal, fistel, hingga peritonitis.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31