Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jarak atau dengan jalan
lain. Proses pengeluaran produk konsepsi yang variabel melalui jalan
lahir biasa atau momentum kelahiran janin sejak kala II atau pada
akhir kala I (Mochtar, 2008). Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan

lahir. Persalinan

dan

kelahiran

normal

adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (3742


minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun janin
(Sarwono, 2009).
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan
dijalani. Banyak wanita berfikir bahwa nyeri yang dialami adalah
bagian yang sangat besar yang harus dihadapi dalam persalinan.
Menurut siapa justifikasi siapa ) Secara fisiologis nyeri terjadi
ketika

otot-otot

rahim

berkontraksi sebagai upaya membuka

servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul (Januadi,


2010). Rasa nyeri pada persalinan kala I merupakan proses

fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot


uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan segmen
bawah rahim dan kompresi saraf di servik (ganglionik servikalis).
Persalinan kala I dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase laten,
fase aktif, dan fase transisi. Pada fase aktif kontraksi uterus menjadi
lebih lentur, lebih lama, dan lebih kuat sehingga sensasi nyeri yang
dirasakan lebih meningkat (Sari, 2005).
Nyeri dalam persalinan berbeda dengan nyeri tipe yang lain
karena hal tersebut merupakan bagian dari suatu proses normal yang
dirasakan saat melahirkan. Para wanita mempunyai waktu untuk
mempersiapkan

dan

dapat

meningkatkan

kemampuan

untuk

mentoleransi nyeri tersebut. Untuk mengatasi nyeri digunakan


manajemen nyeri yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis.
Tindakan farmakologis masih menimbulkan tantangan karena
pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta,
sehingga dapat menimbulkan efek pada janin, disamping itu
pemberian obat-obat penenang memberikan sedikit efek pada
aktifitas rahim. Oleh karena itu metode pengontrolan nyeri secara
nonfarmakologis seperti pijat sangat penting. Metode ini dapat
membantu nyeri selama persalinan, tidak membahayakan bagi ibu
dan janin, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat
(Thompson, 2005).
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya

kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami


kontraksi, peregangan servix pada waktu membuka, iskemia pada
korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I
kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi servik dan iskemia uteri,
plus nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoric
thoracic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan
servic. Ketidaknyamanan dari perubahan servix dan iskemia uterus
adalah nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar
kearah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya nyeri
dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.
Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek dan sensasi panas
yang disebabkan karena distensi dan laserasi servik, vagina dan
jaringan perineum (Bobak, 2005). (Masuk Bab II saja )
Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks pada
prilaku fisik. Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat di
identifikasi seperti pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi
mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan warna
kulit. Ekspresi sikap juga kadang-kadang juga dapat dilihat
perubahan sikap meliputi peningkatan kecemasan dengan penurunan
lapangan persepsi, menangis, mengerang, tangan menggepal dan
menggenggam serta otot mudah terangsang (Potter, dkk, 1993 dalam
Bobak, 2005) (2 paragraf Bobak buat 1 paragraf ringkas dan cari
jurnal terkait distraksi)

Pijat merupakan salah satu cara memanjakan diri karena


sentuhan memiliki keajaiban tersendiri. Pemijatan sangat berguna
untuk menghilangkan rasa lelah di tubuh, memperbaiki sikulasi
darah, merangsang tubuh mengeluarkan racun, dan meningkatkan
kesehatan pikiran (Hutasoit dkk, 2007). Turana (2009) melaporkan
bahwa terapi pijat dapat membantu pemulihan fungsi fisik maupun
psikis (Medikaholistik, 2009). (Berdasarkan kesimpulan beberapa
penelitian maka terapi pijat .......(menurut peneliti)
Ibu yang di pijat dua puluh menit setiap jam selama
persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan
karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan
Endorphin

yang

merupakan

pereda

rasa

sakit

senyawa
dan

dapat

menciptakan perasaan nyaman (Meilliasari dkk, 2007). ( B a w a


hasil

jurnalnya

print

out

nya

) Disamping

mempersiapkan ibu dan kelahiran pada bayi di beberapa negara


seperti India dan Jepang pijat merupakan bagian terpenting dari
keterampilan bidan.
Banyak wanita yang merasa bahwa pijatan sangat efektif
dalam menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan yang secara
umum akan membantu menyeimbangkan energi, merangsang dan
mengatur tubuh memperbaiki sirkulasi darah, kelenjer getah bening
sehingga oksigen, zat makan, dan sisa makanan dibawa secara efektif
dari jaringan tubuh ibu ke plasenta dengan mengendurkan ketegangan

yang membantu menurunkan emosi. Pijat merupakan relaksasi,


menenangkan saraf, dan membantu menurunkan tekanan darah
(Balaskas, 2005). (1 paragraf itu penyataan /masalah, solusi dan
analisis peneliti)
Kontak fisik merupakan sumber kenyamanan pada saat
persalinan. Pijatan dapat menjadi cara untuk membuat ibu menjadi
rileks, mendekatkan ibu dengan suami atau bidan ( perawat ) serta
bermanfaat pada tahap pertama persalinan untuk mengurangi rasa
sakit, menenangkan dan menentramkan diri ibu (Stoppard, 2005).
Hasil penelitian oleh Burman (2007) melaporkan bahwa ibu yang
dipijat menyatakan penurunan kecemasan, menunjukan penurunan
kegelisahan, dan berefek positif pada proses persalinan.
Untuk memperkuat fenomena pada penelitian ini peneliti
melakukan studi pendahuluan pada 5 ibu primipara yang akan
menghadapi persalinan kala 1 fase aktif, 5 ibu tersebut rata-rata
mengalami nyeri dengan intensitas nyeri sedang-berat dengan
pengukuran intensitas nyeri menggunakan Numeric Rating Scale 010 dimana nilai intensitas nyeri rata-rata 7-9, setelah melihat
fenomena tersebut peneliti memberikan terapi pijat punggung dan
setelah

itu

dilakukan

kembali

pengukuran

intensitas

nyeri

menggunakan alat ukur yang sama dan hasilnya intensitas nyeri ibu
menurun rata-rata dengan skala 5-7 (apakah dalam studi pendahuluan
itu pembukaan nya berapa ? apa bisa disamakan fase laten dan aktif

dalam intensitas nyeri, ambang nyeri dll) dalam artian nyeri ringannyeri sedang. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk
mengidentifikasi efektifitas pijat punggung terhadap penurunan
intensitas nyeri.

1.2.

Rumusan Masalah
Untuk penurunan intensitas nyeri pada persalinan kala I perlu
diberikan intervensi-intervensi nonfarmakologis yang baik disertai
dengan kerjasama ibu maupun pasangan dengan bidan (peran
perawatnya mana hati-hati ) salah satu intervensi tersebut adalah pijat
punggung. Apakah ada perbedaan penurunan intensitas nyeri kala I
fase aktif ibu primipara kelompok intervensi dengan kelompok
kontrol. Berdasarkan alasan inilah peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Ibu Primipara Di Rsu
Dr Slamet Kabupaten Garut 2015

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Mengidentifikasi pengaruh pijat punggung terhadap penurunan
intensitas nyeri persalinan kala I
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi intensitas nyeri kala I fase aktif ibu

primipara sebelum dan setelah dilakukan pijat punggung pada


kelompok intervensi.
b. Mengidentifikasi intensitas nyeri kala I fase aktif ibu
primipara

sebelum dan setelah dikontrol pada kelompok

kontrol.
c. Membandingkan perbedaan intensitas nyeri kala I fase aktif ibu
primipara setelah dilakukan pijat punggung pada kelompok
intervensi dan setelah dikontrol pada kelompok kontrol.

1.4.

Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Secara Praktis


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam
penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
1.4.2. Kegunaan Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar dan
referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan
pengaruh pijat punggung terhadap penurunan intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif primipara.

Anda mungkin juga menyukai