NAMA BATUAN
BONGKAH
256
BERANGKAL
64
KERAKAL
4
BUTIRAN
PASIR KASAR
BATUPASIR KASAR
PASIR SEDANG
1/4
PASIR HALUS
1/16
1/256
MENYUDUT
(angular)
BREKSI
BONGKAH
BREKSI
BERANGKAL
BREKSI
KERAKAL
BREKSI
BUTIRAN
1/2
1/8
MEMBUNDAR
(rounded)
KONGLOMERAT
BONGKAH
KONGLOMERAT
BERANGKAL
KONGLOMERAT
KERAKAL
KONGLOMERAT
BUTIRAN
PASIR SANGAT
KASAR
PASIR SANGAT
HALUS
LANAU
(silt)
LEMPUNG
PASIR (sand)
BATUPASIR SEDANG
BATUPASIR HALUS
PATUPASIR SANGAT HALUS
(mud)URLUMP
(mm)
KERIKIL (gravel)
NAMA BUTIR
ROMBAKANBREKSI
UKURAN
BATULANAU
BATULEMPUNG / SERPIH (shale)
Kemas (fabrik)
Merupakan sifat hubungan antara butir sebagai fungsi orientasi butiran
Dan packing. Secara umum dapat membrikan gambaran tentang arah
aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas.
diamati adalah tekstur primer. Secara umum tekstur batuan karbonat terdiri dari:
-
Kerangka organic
Butiran/ klastik
Jenis butiran
Batuan karbonat sangat didukung oleh keberadaan organisme sebagai
unsure penyusun. Jenis butir batuan karbonat dapat dibagi menjadi :
Kerangka organic
Biasanya ditunjukan oleh kerangka koral baik dalam posisi tumbuh
maupun tidak.
Bioklastik
Terdiri dari fragmen-fragmen atau cangkang binatang yang lepas-lepas.
Intraklastik
Adanya fragmen non-organik yang menunjukkan hasil rombakan dari
batugamping sebelumnya ataupun material terrigen.
Chemiclastic
membedakan
besar
butir
batuan
karbonat
umunya
menggunakan derajat besar butir oleh Grabau (1912) seperti pada klasifikasi
berikut yang telah dimodifikasi oleh Folk (1959)
4.2.4 Tekstur Batuan Vulkanik
Tekstur batuan vulkanik cukup rumit karena pada tipe tertentu tidak
dapat dipisahkan dengan tekstur batuan beku. Secara umum batuan vulaknik
dapat dibagi menjadi epiklastik dan piroklastik. Dari segi tekstur maupun proses
yang mengontrol batuan epiklastik menunjukkan kesamaan dengan sediment
klastik, sehingga biasanya klasifikasi yang digunakan sama dengan batuan
sediment klastik.
Berbeda halnya dengan batuan piroklastik, kesan material asalnya
masih sangat jelas. Batuan puroklastik terbagi ke dalam
pyroclastic fall,
pyroclastic flows, dan pyroclastic suges. Tekstur kristal mineral masih sangat
jelas dan susah dipilah (welding)
4.3 Batuan Beku
Batuan beku adalah hasil kristalisasi magma dan kehadirannya pada
kerak bumi akan mengikuti aturan kristalisasi dari suatu komposisi larutan
asalnya. Oleh karena itu komposisi dan teksturnya juga merupakan
pencerminan dari sifat larutan silikatnya.
4.3.1.
Berdasarkan
teksturnya,
secara
umum
batuan
beku
dapat
Gambar 4.4. Sketsa bentuk butir (kristal/mineral) (a)euhedral (b) subhedral, dan (c)
anhedral
Tabel 4.5. Bentuk kristal/mineral untuk batuan beku berbutir sedang sampai kasar
Gambar 4.6. Beberapa contoh tekstur pada batuan fanerik A. ipidiomorfik granular,
B. Alotriamorfik granular, C. Porfiritik.
4.3.2.
1. Dari singkapan yang baik, ambilah contoh batuan yang segar yang
mewakili. Apabila pada singkapan sebagian batuan telah lapuk,
perhatikanlah tekstur dan warna pelapukan batuan tersebut. Kadangkadang hasil lapukan batuan tersebut dapat menunjukkan kekerasan
relatif mineral pembentuk batuan dan komposisi batuan segarnya,
misalnya lapukan batuan yang banyak mengandung ortopiroksin dan
olivin dapat berwarna coklat kemerahan.
2. Amatilah bagaimana besar butir, bentuk butir serta hubungan antara
butir. Pergunakanlah loupe atau pembesar 10X sampai 20X untuk
deskripsi lebih detail dan perhatikanlah hal-hal dibawah ini :
Jika besar butir relatif homogen (Aphryc) dan teramati dengan mata
telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar, catatlah kenampakan
(bentuk kristal / mineral) butirannya, apakah euhedral, subhedral atau
anhedral dan bagaimana komposisi mineral-mineral terang dan gelapnya.
Simpulkan apakah termasuk batuan felsik, intermedit atau mafik (lihat
tabel).
Bila besar butir tidak homogen (Porphyritic) amatilah besar butirnya
dan bagaimana hubungan tekstur antar fenokris dan massa dasar.
Selanjutnya amatilah derajat homogenitas pada singkapan dan
batuan serta kehadiran laminasi, vesikular dan tekstur khas lainnya,
misalnya kehadiran fragmen batuan asing (xenolith) atau batuan samping
yang terbawa intrusi atau aliran lava.
Q + A + P = 100
Atau
F + A + P = 100
M < 90
Plutonic Rocks
1. quartzolit
2. alkalin feldspar granit
3. granit
4. granodiorit
5. tonalit
6. alkalin feldspar syenit
7. syenit
8 monzonit
9. monzodiorit
10. monzodiorit,
monzogabro
11. diorit,gabro,anorthosit
12. feldspatoid syenit
13. essexite
14. theralite
15. foidit
16. ultramafic
Volcanic Rocks
2. alkaline feldspar rhyolit
3. rhyolit
4. dacite
5. plagiodacite
6. alkaline feldspar trachyte
7. trachyte
8. latite
9. latite-andesite,mugearite
10. andesite,basalt
11. phonolite
12. tephritic phonolite
13. phonolitic tephrite
Q
M < 90
90
90
60
60
20
5
10
20
6 57
10
11
35
65
9
90
50
12
13
60
10 P
10
14
60
15
16
M = 90 - 100
14. tephrite,basanite
15. foidite, nephelinite,
leucitite
16. ultramafic rocks
2. Golongan Afanitik
Bertekstur afanitik, tidak dapat dideskripsikan secara megaskopik,
berbutir halus (lebih kecil dari 1 mm). Jenis batuan ini tidak dapat
ditentukan persentasenya secara megaskopik. Cara yang terbaik untuk
memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warna
batuan,
karena
warna
batuan
umumnya
mencerminkan
proporsi
Batuan Metamorf