Anda di halaman 1dari 4

CINTA YANG TAK SEMESTINYA

Huh..
Malam ini aku sebenarnya masih ingin bersama Kak Renosa terus. Tapi,
ternyata mama menjemputku. Padahal tadinya Kak Renosa berniat mengajak aku
pegi nonton konser setelah pulang dari pentas Pramuka. Terpaksa gagal acara
nonton konser bersama Kak Renosa.
Tapi kenapa aku jadi kesal ya gara-gara acaraku dan Kak Renosa gagal?
Nggak mungkin kan aku ada rasa sama Pembina Pramukaku itu. Apa mungkin
karena tadi siang aku habis putus sama Putra, jadi aku ngrasa kesepian.
Sehingga acara pergi bersama Kak Renosa aku anggap sebagai obat sakit hati.
Ah biarlah. Besok perasaan ini pasti juga sudah hilang.
Oh Tuhan!
Pagi ini Kak Renosa mengirimi aku sms untuk membangunkanku dari
mimpi. Kenapa aku merasa keGRan begini? Apa mungkin gara-gara kejadian
semalam, telah menumbuhkan benih-benih cinta? Jangan sampai terjadi deh! Gak
umum banget kalau sampai terjadi.
Sejak sore, Kak Renosa sudah ngajak aku smsan. Biasa, isinya cuma
sekedar basa-basi. Aku pun juga tidak terlalu peduli. Karena aku masih sedikit
memikirkan Putra. Hingga akhirnya aku benar-benar terkejut dan peduli dengan
sms Kak Renosa yang satu ini.
From:
K.Re..>_^ : Y km gmn, mau ga. Eh seandai y km jd pacar q gt gmn y. Menurut km
bs pa ga. Eh ni seandaine lo. Km mau pa ga ?
Satu sms ini sudah bikin aku langsung mau pingsan. Belum lagi sms yang
selanjutnya. Lalu di akhir sms, Kak Renosa benar-benar nembak aku. OMG !!! Aku
langsung cerita aja ke Laurent, sahabatku. Dan Laurent pun sama gak
percayanya kayak aku. Dia bahkan berkata,Rhasya, Kak Re itu masih termasuk
guru kita!!! Umurnya pun pasti di atas 25 tahun. Sedangkan kamu sendiri masih
kelas 3 SMP. Emangnya kamu mau? Dan ingat, Kak Re masih punya pacar.
Aku pun memutuskan untuk menjawab perasaan Kak Re besok. Tidurku
nggak bisa nyenyak, bahkan Kak Re sampai kebawa di mimpi. Aku terbayangbayang wajah Kak Re terus.
Hari ini aku ada pembinaan Pramuka tambahan selama 2jam. Otomatis
aku bakal ketemu Kak Re. Aku benar-benar belum siap untuk ketemu Kak Re.
Karena aku juga belum nyiapin jawaban perasaanku. Pada waktu ketemu di
depan R. Kepala Sekolah, Kak Re bertanya dengan keras,Gimana jadinya?. Aku
cuma bisa tersenyum. Di akhir pembinaan pun Kak Re juga menanyakan hal itu
lagi sambil menarik-narik tasku. Aku jadi semakin bingung. Aku belum siap
jawabannya. Tapi di sisi lain, sepertinya Kak Re serius nembak aku. Cuma status
kita itu Pembina dan murid. Jadi aku mesti mikir dua kali untuk menjawab
pertanyaan itu. Belum lagi Kak Re yang masih punya pacar. Aku benar-benar
nggak konsen seharian ini.
Pulang sekolah, Kak Re melanjutkan sms yang kemarin. Aduh, mau aku
balas tapi ragu-ragu, nggak dibalas malah kasihan Kak Re. Akhirnya aku balas

tapi dengan jawaban yang sama. Yaitu Bingung. Mau nggak mau aku harus
jawab besok pagi. Aku sudah janji sama Kak Re. Dan janji harus ditepati. Dan
malam ini aku kembali nggak bisa tidur lagi.
Esok ini, aku sudah menunggu Kak Re di depan ruangannya. Tapi tiap
aku mau ngomong, aku selalu bimbang. Akhirnya kutunda hingga pulang sekolah.
Padahal, selama pulang sekolah aku sama Kak Re terus di sanggar Pramuka.
Entah kenapa aku masih bimbang juga. Aku pun pulang dengan perasaan yang
masih terbebani.
Akhirnya kuputuskan buat jawab lewat sms. Aku tunggu beberapa jam,
smsku belum dibalas-balas juga. Akupun berpikir, mungkin Kak Re sudah lelah
menanti jawaban dariku. Tapi sore harinya, smsku dibalas juga. Lalu dengan
segera, aku langsung jawab pertanyaan Kak Re.
To:
K.Re..>_^ : Qw jwb IYA
Cuma 3 kata itu yang aku kirimkan. Dan kita pun jadian juga. Awalnya,
aku ngrasa nggak yakin dengan kisah cinta ini. Baru 2hari jadian, aku sempat
berpikir buat mutusin dia karena faktor status. Tapi Laurent melarangku. Dia bilang
itu sama saja aku mempermainkan Kak Re. Akhirnya aku coba jalani semua ini.
Dan ternyata berhasil. Perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan cara pacaran
kita yang Backstreet. Walaupun begitu, ada satu yang masih tertinggal di hatiku.
Pacar Kak Re. Aku nggak mau dituduh yang enggak-enggak. Aku sudah berusaha
bilang pada Kak Re kalau aku nggak mau diduakan. Tetapi Kak Re hanya bisa
berkata,Sabar.
Tak terasa hubungan kita sudah 2 minggu. Dan di minggu kedua inilah
mulai timbul masalah. Sewaktu aku telepon Kak Re, dia cerita kalau pacarnya
tahu hubunganku dengan Kak Re. Aku pun takut setengah mati. Apalagi pacarnya
lebih tua daripada aku. Bisa-bisa aku dilabrak. Sebenarnya ini juga salahku sendiri
kenapa mau menerima Kak Re. Di telepon itulah aku langsung mutusin Kak Re.
Paginya, Kak Re bersikap seolah tidak pernah putus. Aku sempat menghindar.
Karena aku sendiri nggak rela mutusin Kak Re. Pulang sekolah, Kak Re ngajak
aku ngobrol. Terus aku coba tegasin hubungan kita sekarang. Tapi Kak Re
meminta untuk tetap lanjut. Jujur, aku juga masih ingin bersama Kak Re. Aku pun
menerima Kak Re kembali.
Setelah kejadian itu, kupikir sudah tidak ada lagi kejadian lain yang terjadi
di antara kita. Tapi ternyata dugaanku meleset. Seminggu kemudian saat aku baru
saja bangun dari tidur siang, tiba-tiba aku mendapat sms dari nomer tak dikenal.
Setelah kubaca isinya, aku langsung sadar kalau itu adalah sms dari pacar asli
Kak Re. Aku benar-benar takut kali ini. Tanpa pikir panjang, aku segera mutusin
Kak Re lagi lewat sms.
Ini benar-benar keputusan terakhirku. Sejak saat ini dan selamanya, aku
nggak mau dekat lagi sama Kak Re. Walaupun sebagai muridnya. Aku sudah
terlanjur sayang dan cinta banget sama Kak Re, tapi sekarang aku juga sudah
terlanjur sakit hati. Aku benar-benar nggak mau lihat muka Kak Re lagi di sekolah.
Hari ini, aku sengaja menghindar dari Kak Re. Tiap aku tahu Kak Re mau
lewat jalan yang sama kayak aku, aku selalu sembunyi di kelas terdekat. Sampai

istirahat pertama, aku berhasil menghindar dari Kak Re. Aku cuma ngelihat
mukanya dari jauh. Aku nggak pingin Kak Re tahu kalau aku masih merhatiin dia.
Ketika aku duduk rame-rame dengan teman-teman se-genk di kantin, Bu
Yuni menyuruhku untuk fotocopy daftar nilai di kantor. Ugh, sia-sia usahaku
menghindar dari Kak Re hari ini. Karena di sekolah, Kak Re lah yang biasa
melayani untuk fotocopy. Berarti aku mau nggak mau harus ketemu Kak Re juga.
Pas sudah sampai di kantor, aku Cuma bilang fotocopy, sedetikpun tidak
memandang wajahnya. Lalu katanya, Tinggal aja dulu. Masih antri soalnya..
Tanpa basa-basi aku langsung meninggalkan kantor. Benarnya nggak sopan juga.
Tapi kali ini aku nggak peduli sama etika kesopanan kalau berhadapan sama Kak
Re. Soalnya aku benar-benar sakit hati. Setengah jam kemudian, aku mengambil
fotocopyan itu. Aku juga nggak bilang makasih sedikitpun. Dan saat aku membaca
mading, Kak Re kebetulan lewat dan memegang pundakku seraya bertanya,
Maafin aku yah. Tapi aku sama sekali menggubrisnya. Benar-benar bukan sikap
murid pada umumnya. YahCinta ini juga tidak semestinya. Hari pertama setelah
aku putus dengan Kak Re begitu berat bagiku. Malamnya aku langsung sms
supaya besok bisa ngomong sebentar cuma buat ngejelasin masalah ini.
Berhari-hari aku sudah berusaha nyempetin waktuku buat ngomong sama
Kak Re. Karena ku ngrasa ada yang masih tertinggal di hatiku kalau aku nggak
ngomong langsung sama Kak Re. Tetapi berhari-hari juga Kak Re sibuk. Jadi gak
ada waktu buat ngomong sama aku.
Ya beginilah akhir kisahku dengan Kak Re. Yang hanya menyisakan
puing-puing hati yang sudah hancur. Tak terasa seminggu lebih kulalui tanpa Kak
Re. Entah kenapa bayangan Kak Re masih menghantui hari-hariku. Mimpiku
selalu dipenuhi kehadiran Kak Re. Semuanya tentang Kak Re belum bisa hilang
dari hatiku. Aku sudah berusaha mencobanya. Rupanya sia-sia. Aku benar-benar
masih sayang Kak Re.
Suatu malam, Kak Re meneleponku. Dia berkata kalau dia juga masih
sayang aku. Tetapi dia bingung harus gimana. Dia bilang biar waktu saja yang
menjawab. Katanya, walaupun aku dulu cuma kekasih gelapnya, tapi cinta dia
sempat dalem ke aku. Kata-kata Kak Re malam itu semakin membuat aku nggak
bisa lupain dia.
Untuk waktu ke depan, aku nggak mau pacaran dulu. Aku ingin
menyimpan rasa sayangku ke Kak Re untuk sementara waktu sampai aku benarbenar melupakannya. Biarlah semua yang indah menjadi kenangan yang terus
tersimpan dalam lubuk hatiku. Biarlah yang pahit kubuang bersama rasa sakit
hatiku ini. Cukup satu kali aku merasakan pacaran dengan guru. Akan aku jadikan
pengalaman yang tak akan pernah terulang.
Buat semua yang baca kisah ini, jangan pernah ditiru. Karena di akhirnya
kalian bakal ngrasain susah sendiri. Mencintai seseorang yang tidak selayaknya
dicintai. Memendam cinta yang tak semestinya. Berat sekali untuk diri kita.

Anda mungkin juga menyukai