Anda di halaman 1dari 15

HARGA TRANSFER (TRANSFER

PRICING) SEBAGAI
STRATEGI PERENCANAAN PAJAK
BAGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Oleh:
FAUZA ALIYA
1501103010113

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Perusahaan Manufaktur Batu Bata.

Makalah ini disusun untuk

memenuhi ujian akhir semester.


Dalam menyusun makalah ini penyusun banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun menyampaikan ucapan
terimakasih kepada
1. Dosen pembimbing mata kuliah praktikum sistem informasi akuntansi
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mengdoakan dan memberikan
bantuan baik moral ataupun materi
3. Seluruh teman-teman
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan ............................................................................
1.2 Sejarah Singkat Usaha..................................................................... 1
1.3 Struktur Organisasi Perusahaan...................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses Pencetakan...........................................................................................
2.2 Proses Penjemuran..........................................................................................
2.3 Proses Pembakaran.........................................................................................

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI YANG ADA


DI PERUSAHAAN BATU BATA
3.1
3.2
3.3

Siklus Produksi...............................................................................
Siklus Penjualan.............................................................................
Siklus Pembelian............................................................................

3.4

Siklus Penggajian...........................................................................

BAB IV SISTEM

INFORMASI

AKUNTANSI

REKOMENDASI SETIAP SIKLUS


4.1
4.2
4.3

Rekomendasi Siklus Penjualan.....................................................10


Rekomendasi Siklus Pembelian....................................................11
Rekomendasi Siklus Penggajian...................................................12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Jenis

: Batu bata

Pemilik usaha

: Bp Abdu Rofa

Alamat

: Jl. Laksamana malahayati Desa kaju

Tahun pendiri

: 2005

Jumlah karyawan

: 5 orang

1.2 Sejarah Singkat Usaha


Didirikan setelah tsunami tepatnya sekitar Maret 2005, perusahaan Batu
Bata Pak Abdul Rofa begitu sapaan pemiliknya merupakan salah satu perusahaan
manufaktur yang berlokasi di Jl.Laksamana Malahayati Desa Kajhu. Usaha batu
bata pak Abdul Rofa adalah milik sendiri, menggunakan modal sendiri, dan
dengan lahan sendiri di daerah seputaran rumahnya pula di desa Kajhu. Dari awal
usahanya berdiri hingga saat ini dia telah mempekerjakan 5 0rang karyawan yang
sudah sangat terampil sekali, walaupun terlihat sedikit sekali karyawan, namun
usahanya boleh dikatakan cukup berkembang. Sebab, usaha miliknya telah
dilengkapi peralatan yang cukup seperti cangkul, pencetak batu bata, mesin
penggiling batu bata, mesin pembakar atau tungku pembakaran, dan kayu
bakarnya. Sementara bahan baku hanya terdiri dari dari tanah liat, pasir, air, dan
abu sisa pembakaran. Biasanya untuk bahan-bahan baku pak Abdul Rofa sendiri
yang memesannya untuk diantarkan ke pabrik, untuk produksi batu bata tidak
dapat dipastikan berapa perhari batu bata yang dapat diproduksi, karena menurut
pengakuan pekerja setiap hari mereka membuat batu bata sesuai dengan
kesanggupan mereka.

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

karyawan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSES PRODUKSI


Alat dan Bahan
a. Mesin penggiling Tanah Modern
Mesin pencetak batu bata ini terdiri dari 1 buah diesel. Harga mesin ini
berkisar Rp 25.000.000 bahan bakar mesin ini menggunakan solar.
b. Tanah liat tanah liat ini diperoleh dari gunung.
Harga 1 truk tanah liat Rp 200.000 Biasanya 1 truk tanah bisa membikin
sampai 2.400 Batu bata.
c. Alat percentak batu bata manual
Alat ini terbuat dari kayu yang memanjang, yang terdiri dari beberapa
kotak yang membentuk persegi panjang. Ukuran tiap kotak meliputi :
panjang 23 cm, lebar 11.5 cm dan tebal 4,5 cm.
d. Tempat pembakaran/ Tobong
Tobong ini memuat 35.000-40.000 bata.

2.2 PROSES PENCETAKAN


1. Pertama bapak abdu rofa menyiapkan tanah 1 truk dan disiram air dibantu
sama 3 orang karyawan.
2. Kemudian tanah disiram dengan air hingga basah dan tanah tersebut tidak
menggumpal.
3. Setelah di siram dengan air, tanah tersebut dimasukan ke dalam mesin
penggiling tanah, sehingga berbentuk seperti lumpur, tetapi padat.

4. Setelah dimasukan ke mesin penggiling dan berbentuk seperti lumpur,


kemudian dimasukan ke dalam alat pencetak berbentuk persegi panjang 23
cm, panjang 11.5 cm, tebal 4,5 cm

2.3 .PROSES PENJEMURAN


1. Setelah dicetak, kemudian batu bata yang masih basah disusun memanjang
dan melebar sesuai kapasitas tempat.
2. Setelah disusun batu bata tersebut dijemur untuk di keringkan, proses
pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan cuaca panas, tapi jika keadaan
cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 3 hari atau lebih. Tujuan
di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah patah

2.4 PROSES PEMBAKARAN


1. Setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut
dibakar selama dua hari dua malam disebuah ruangan yang bisa
menampung 35.000-40.000 batu bata. Bahan bakar nya berupa kayu bakar.
2. Setelah itu batu bata disusun.
3. Dalam proses pembakaran bapak abdu rofa mempekerjakan 1 orang
karyawan. Bahan bakar dari batu bata tersebut bapak abdu rofa memakai
kayu yang dibeli dari langganan nya.
4. Setelah pembakaran selesai tumpukan batu bata tersebut dibuka pelanpelan dan di angin-anginkan selama empat hari.
5. Setelah di angin-anginkan batu bata ditata dan siap dijual.

BAB III

SISTEM INFORMASI AKKUNTANSI YANG ADA DI


PERUSAHAAN BATU BATA
3.1 Siklus Penjualan
Batu Bata

Siklus penjualan dimulai dari pelanggan, pelanggan menemui pemilik untuk


melakukan pesanan, kemudian pemilik mencatat pesanan dari pelanggan dan
mengeluarkan pesanan pelanggan, selanjutnya pemilik memberikan pesanan
pelanggan kepada bagian produksi. Bagian produksi menerima pesanan pelanggan
kemudian bagian produksi menyiapkan batu bata. batu bata yang telah di hasilkan
diberikan kepada bagian angkut untuk mengantarkan batu bata kepada pelanggan.
Pemilik membuat kwitansi untuk diberikan kepada pelanggan, lalu pelanggan
melakukan pembayaran kepada pemilik.

Kelemahan Internal Control Siklus Penjualan

Tidak ada kartu stock


Tidak menggunakan catatan akuntansi
Tidak ada bagian gudang, sehingga batu bata yang telah siap diletakkan di
depan pabrik. Kelemahannya batu bata bisa dirusak oleh binatang atau di curi
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab

3.2 Siklus Pembelian


Beserta barang

Siklus pembelian berawal dari bagian produksi memulai untuk


membuat pesanan pembelian kemudian mengeluarkan pesanan pembelian
selanjutnya diserahkan kepada pemilik. Pemilik menerima pesanan pembelian
lalu mengeluarkan pesanan pembelian (beserta uang) untuk diserahkan ke
bagian vendor. Bagian vendor menerima, kemudian mengeluarkan kwitansi
(beserta barang) untuk diserahkan ke pemilik.
Kelemahan internal control pada siklus pembelian

1. Tidak ada dokumen resmi


2. Tidak ada pencatatan akuntansi
3. Tidak ada penyimpanan dokumen

3.3 Siklus Penggajian


Uang gaji

Siklus penggajian berawal dari karyawan memulai untuk mencatat


masing - masing jumlah batu bata yang telah mereka kerjakan. Kemudian
karyawan memberikan catatan tersebut kepada Pemilik. Pemilik menerima
catatan jumlah batu bata dan menyiapkan daftar gaji untuk melakukan
pembayaran gaji lalu mencatatnya dalam buku daftar gaji, lalu mengeluarkan
uang gaji. Uang gaji tersebut kemudian dibayarkan ke masing-masing
karyawan.

Kelemahan-kelemahan internal control pada siklus pengeluaran kas

1. Tidak ada bagian pencatatan akuntansi


2. Tidak ada kartu pekerjaan
3. Tidak ada bukti tanda terima gaji

BAB IV
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REKOMENDASI
SETIAP SIKLUS
4.1 Rekomendasi Siklus Penjualan

Batu Bata

Rekomendasi Siklus Penjualan :


Pelanggan menemui pemilik untuk melakukan pesanan lalu pelanggan
membayar uang DP, kemudian pemilik menerima DP dan membuat kwitansi DP
setelah itu diberikan kepada pelanggan. Pemilik kemudian menyerahkan pesanan
pelanggan ke bagian gudang, lalu bagian gudang mengambil barang (batu bata)
dan melakukan pencatatan stok. Batu bata selanjutnya diserahkan ke bagian
angkut. Bagian angkut menyerahkan batu bata ke pelanggan. Lalu pelanggan
membayar lunas sisa DP kepada pemilik. Setelah diterima, pemilik membuat
kwitansi tanda lunas dan menyerahkan kepada pelanggan.
NB : Kami mengusulkan perusahaan melakukan pencatatan stok dan menambah
tanda bukti kwitansi DP (uang muka) sebagai tanda jadi. Dan kami menambahkan
bagian gudang agar batu bata tidak mudah di curi atau di rusak oleh binatang.

4.2 Rekomendasi Siklus Pembelian

Mencatat transaksi

Rekomendasi Siklus Pembelian:


Bagian produksi membuat daftar kebutuhan barang yang dibutuhkan dan
diberikan langsung kepada pemilik. Pemilik menerima dan membuat surat
pesanan bahan untuk dikirim ke vendor. Vendor menyiapkan pesanan. Lalu
mengirimnya beserta kwitansi kepada pemilik. Pemilik menerima barang beserta
kwitansi dan melakukan pembayaran transaksi pembelian. Kemudian data harga
yang dibeli diberikan kepada bagian akuntansi untuk di bukukan/di catat.
NB : Kami mengusulkan untuk menambahkan bagian akuntansi untuk
memudahkan pencatatan dalam transaksi pembelian.

4.3 Rekomendasi Siklus Penggajian


Beserta uang

Rekomendasi Siklus Penggajian


Karyawan menyerahkan kartu pekerja kepada pemilik. Pemilik menyiapkan daftar
gaji dan membayar gaji dan membuat slip gaji sebanyak 2 rangkap, satu rangkap
diserahkan kepada karyawan beserta dengan uang, satu lainnya diberikan kepada
bagian akuntansi untuk di simpan dan di bukukan.
NB : Kami menyarankan untuk membuat slip gaji untuk mengetahui karyawankaryawan yang telah menerima gaji. Kami juga menyarankan untuk di bukukan di
bagian akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai