TUBERKULOSIS
REZKY MAWARNI
20100310187
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
: An. A
: 3 th
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Panas > 2 minggu, batuk > 3 minggu
Riwayat Penyakit Dahulu
Belum pernah mengalami hal yang serupa
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakek batuk lama (TB +)
Riwayat Tumbuh Kembang
Tidak ada keterlambatan tumbuh
kembang
Riwayat Imunisasi
Lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
Bentuk
kepala:
Normochepal
Mata: Cekung (-/-), SI
(-/-), CA (-/-), sianosis
disekitar bibir (-)
Hidung: Discharge (-/-),
deformitas
(-),
epistaksis (-)
Telinga:
Otore
(-/-),
nyeri tekan (-/-)
Mulut: Lidah kotor (-),
sariawan (-)
Pharing: Hiperemis (-)
Leher:
Limfonodi
teraba,
pembesaran
THORAKS
Inspeksi
:
Bentuk
simetris, retraksi (-)
Palpasi : Nyeri tekan
(-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,wheezing -/-
ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi :
Supel,
turgor baik, hepar dan
lien tidak teraba
EKSTREMITAS
akral
hangat
(+),
sianosis (-), CRT < 2
detik.
Perkusi :
Timpani,
batas hepar normal.
Auskultasi: Bising usus
(+) normal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
Lekosit
6,47
4,5-11
Hemoglobin
12,3
14-18
Hematokrit
34,4
32-44
Trombosit
244
150-450
HEMATOLOGI
Radiologi
Mantoux tes
Positif ( 10 mm)
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
- PKTB
PENATALAKSANAAN
Paracetamol 3x 1 cth
Rifampisin 160 mg 1x1 hari
Isoniazid 160 mg + B6 10 mg 1x1 hari
Pirazinamid 160 mg 1x1 hari
ANALISA MASALAH
Patogenesis
Waktu yang diperlukan sejak masuknya
kuman TB hingga terbentuknya kompleks
primer secara lengkap disebut sebagai masa
inkubasi TB. Masa inkubasi TB biasanya
berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan
rentang waktu antara 2-12 minggu. Dalam
masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh
hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah
yang cukup untuk merangsang respons
imunitas seluler.
Setelah imunitas seluler terbentuk, focus
primer di jaringan paru biasanya mengalami
resolusi secara sempurna membentuk fibrosis
atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis
perkijuan dan enkapsulasi. Kelenjar limfe
regional juga akan mengalami fibrosis dan
enkapsulasi, tetapi penyembuhannya biasanya
tidak sesempurna focus primer di jaringan paru.
Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap
selama bertahun-tahun dalam kelenjar ini,
tetapi tidak menimbulkan gejala TB.
Perjalanan alamiah
TB
2. Sulitnya melakukan pengambilan spesimen,
karena lokasi kelainannya diperenkim tidak
berhubungan dengan langsung dengan bronkus,
maka produksi sputum minimal/ tidak ada. sputum
yang representatif untuk dilakukan pemeriksaan
mikroskopis adalah sputum yang kental dan purulen,
berwarna hijau kekuningan dengan volume 3-5 ml.
Walaupun batuknya berdahak , pada anak biasanya
dahak akan ditelan, sehingga diperlukan bilas
lambung yang diambil melalui nasogastrik tube
(NGT) dan cara ini membuat pasien tidak nyaman.
Manifestasi klinis TB
2. Manifestasi spesifik
Tergantung organ yang terkena, misalnya kelenjar
limfe, susunan saraf pusat (SSP), tulang, kulit.
Kelenjar limfe
Pemebesaran kelenjar limfe supefisisalis sebagai
manifestasi TB tersering dijumpai. Kelenjar yang
sering terkena adalah kelenjar limfe kolli anterior
atau posterior, tetapi juga dapat terjadi diaksila,
inguinal, submandibula,dan supraklavikula. Secara
klinis karakteristik kelenjar dapat dijumpai multipel,
unilateral, tidak nyeri tekan, tidak hangat pada
perabaan, mudah digerakkan, dan dapat saling
melekat (confluence) satu sama lain.
Kulit
Manifestasi kulit yang paling sering dijumpai yaitu dalam
bentuk skrofuloderma. Skrofuloderma sering ditemukan
dileher, diwajah, ditempat yang mempunyai kelenjar getah
bening misalnya daerah parotis, submandibula, supraclavikula
dan lateral leher.
Skrofuloderma terjadi terutama
pada anak-anakdan dewasa
muda. Perjalanan penyakit ini
kronik dan sering kambuh. Fokus
primer didapatkan pada daerah
yang aliran getah beningnya
bermuara pada kelenjar getah
bening yang meradang. Dimulai
dengan satu atau beberapa nodul
indolen, keras dan dalam, dan
melekat dengan kulit diatasnya.
Setelah beberapa minggu, lesi
menjadi kemerahan, melunak
dan mengalami supurasi dan bila
pecah, tepinya tidak teratur.
Pemeriksaan
penunjang
TB
Uji tuberkulin
Komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenik
yang kuat. Jika disuntikkan secara intrakutan pada seseorang
yang terinfeksi TB maka akan terjadi reaksi berupa indurasi
dilokasi suntikan. Indurasi terjadi karena vasodilatasi lokal,
edema, endapan fibrin dan terakumulasinya sel-sel inflamasi
didaerah suntikan.
Mempunyai nilai diagnostik dengan sensitivitas dan
spesifisitas > 90%.
Uji tuberkulin cara mantoux dilakukan dengan menyuntikkan
0,1 ml PPD RT-23 2TU, intrakutan dibagian volar lengan
bawah. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.
Radiologi
Gambaran fhoto thorax pada TB tidak khas, kelainankelainan pada Tb dapat juga dijumpai pada penyakit
lain. Dengan demikian pemeriksaan fhto thorax saja
tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis TB.
Secara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB
adalah sebagai berikut :
pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan
atau tanpa infiltrat
Konsolidasi segmental/lobular
Kalsifikasi infiltrat
Atelektasis
Kavitas
Efusi pleura
tuberkuloma
Mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologis terdiri dari dua
macam, yaitu pemeriksaan mikroskopis apusan
langsung untuk menemukan BTA dan
pemeriksaan biakan kuman M. Tuberkulosis.
Hasil pemeriksaan mikroskopik langsung pada
anak sebagian besar negatif, sedangkan biakan
M. Tuberkulosis memerlikan waktu yang lama
yaitu sekitar 6-8 minggu.
Tatalaksana TB
Rifampisin (R), Isoniazid
Obat TB yang digunakan
(H), Pirazinamid(Z), Etambutol (E), Streptomisin (S).
Isoniazid
Diberikan secara oral, dosis harian 5-15
mg/kgBB/hari maksimal 300 mg/hari diberikan
dalam satu kali pemberian.
Konsentrasi puncak didalam darah, sputum, dan
CSS dapat dicapai dalam 1-2 jam, dan menetap
selam 6-8 jam. Isoniazid dimetabolisme melalui
asetilasi dihati.
Mempunyai efek toksik yaitu hepatotoksik dan
neuritis perifer.
Rifampisin
Bersifat bakterid pada intrasel dan ekstrasel, dapat
memasuki semua jaringan,dan dapat membunuh
kuman semidorman yang tidak dapat dibunuh oleh
isoniazid.
Diabsorpsi dengan baik melalui sistem gastrointestinal
pada perut kosong ( 1 jam sebelum makan), dan kadar
serum puncak tercapai dalam 2 jam.
Diberikan secara oral, dosis 10-20 mg/kgBB/hari dosis
,maksimal 600 mg/hari dengan dosis satu klai
pemberian perhari.
Ekskresi terjadi melalui traktus bilier.
Efek samping : perubahan warna urin, ludah, keringat,
sputum dan air mata menjadi warna orange
kemerahan. Gangguan gastrointestinal dan
hepatotoksisitas.
pirazinamid
Derivat dari nikotinamid, berpenetrasi baik pada
jaringan adan cairan termasuk CSS, bakterisid
hanya pada intrasel dan suasana asam, dan
direabsorbsi baik pada saluran cerna.
Diberikan secara oral dengan dosis 15-30
mg/kgBB/hari , dengan dosis maksimal 2 gr/hari.
Kadar serum puncak 45 g/ml dalam waktu 2
jam.
Efek samping : hepatotoksisitas, anoreksia, dan
iritasi saluran cerna.
Etambutol
Memiliki aktivitas bakteriostatik, tetapi dapat
bersifat bakteriosid jika diberikan dengan dosis
yang tinggi dengan terapi intermiten.
Dosis 15-20 mg/kgBB/hari, maksimal 1,25
gr/hari, dengan dosis tunggal.
Kadar serum puncak 5g dalam waktu 24 jam.
Ekskresi melalui ginjal dan saluran cerna.
Streptomisin
Bersifat bakterisid dan bakteristatik terhadap
kuman ekstraseluler pada keadaan basal atau
netral, sehingga tidak efektif untuk membunuh
kuman intraseluler.
Diberikan secara IM 15-40 mg/kgBB/hari,
maksimal 1 gram/hari dan kadar puncak 40-50
g/ml dalam waktu 1-2 jam.
Toksisitas utama terjadi pada nervus kranial VIII
yang menggangu keseimbangan dan
pendengaran denga gejala berupa telinga
mendengung (tinismus) dan pusing.
Panduan obat TB
Pengobatan Tb dibagi menjadi dua fase , yaitu
fase intensif (2 bulan) rifampisin, isoniazid,
pirazinamid, dan fase lanjutan (4 bulan)
rifampisin , isoniazid.
PERTANYAAN