Anda di halaman 1dari 17

SISTEM URINARIA

MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Biocience 1
Yang Dibimbing oleh Ns. Heny Dwi Windarwati .M. Kep.Sp.Kep.J

Oleh

Ageng Bakhtiar Rehatmoko

125070218113018

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI
2016
Kata Pengantar

Segala puji untuk Tuhan Yang Maha Esa atas untaian berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sistem Urinaria. Yang
terdiri atas reproduksi wanita dan pria.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai sumber, mulai dari jurnal hingga materi yang diberikan dosen
pembimbing, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada penulis dosen dan pihak yang telah memberikan
dukungan, dan kepercayaandalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat
pengetahuan penulis dan semua pembaca.

dan

dapat

menambah

Kediri, 04 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
COVER
..
KATA

PENGANTAR..
2
DAFTAR
ISI.
3
BAB I
1.1
Latar
Belakang

1.2

4
Rumusan

Masalah 4
1.3
Tujuan
.. 4
BAB II
2.1
Sistem
Urinaria..
5
2.2

Proses Pembentukan

Urin. 12
BAB III
3. 1
Kesimpulan
.. 17
Daftar
Pustaka
18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sistem

urinary

adalah sistem organ yang

memproduksi,

menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari
dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses
penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan

oleh

tubuh

dan

menyerap

zat-zat

yang

masih

dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh


larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing
.
1.2
Rumusan Masalah
-

Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah anatomi


fisiologi sistem perkemihan manusia?

1.3

Tujuan

Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem perkemihan


pada manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Sistem Urinaria (Perkemihan)


2.1.1 Definisi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zatzat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

2.1.2 Susunan Sistem Urinari


1. Ginjal
2. Ureter
3. Vesika Urinaria
4. Uretra

2.1.3 Fungsi Sistem Perkemihan


a. Keseimbangan hemostatis internal
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Edema adalah tertimbunnya cairan

dalam

jaringan

akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.


Dehidrasi adalah tertimbunnya cairan atau volume air
yang terjadi pada tubuh karena pengeluran berlebihan

dan tidak terganti.


b. Keseimbangan asam basa tubuh
c. Mengeluarkan sisa metabolisme, racun, dan zat toksin
2.1.4 Anatomi Sistem Perkemihan
Sistem urinari terdiri atas:
1. Ginjal
Ginjal terletak pada

dinding

posterior

abdomen,

terutama di daerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang


belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang
peritonium, dan karena itu di luar rongga peritonium.
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai
dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra
lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah daripada
sebelah kiri, karena hati (hepar) menduduki ruang ruang
banyak di sebelah kanan.
Panjang ginjal 6-7,5 cm, dan tebal 1-2,5 cm. Pada
orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Bentuk ginjal
seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap
ke tulang punggung. Sisi luar cembung.
Struktur ginjal
- Nefron
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak neefron
yang merupakan satuan-satuan fungsional ginjal;
diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap
ginjal. Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler
(badan Malpighi atau glomerulus) yang erat tertanam
dalam ujung atas yang lebar pada uriniferus atau
nefron. Dari sini tubulus berjakan sebagian berkelokkelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus

berkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama


atau tubula proximal dan sesudah itu terdapat
sebuah

simpai,

simpai

Henle.

Kemudian

tubula

berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau


tubula

distal,

yang

bersambung

dengan

tubula

penampung yang berjalan melintasi kortex dan


medula,
-

untuk

berakhir

dipuncak

salah

satu

piramidis.
Pembuluh darah
Selain tubulus urineferus, struktur ginjal juga
berisi pembuluh darah. Arteri renalis membawa dara
murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabangcabangnya beranting banyak di dalam ginjal dan
menjadi arteriola aferen (arteriolae afferentes), dan
masing-masing
kapiler

di

membentuk

dalam

salah

simpul
satu

dari

badan

kapilerMalpighi.

Pembuluh eferen kemudian tampil sebagi arteriola


eferen yang bercabang-cabang membentuk jaringan
kapiler sekelilingtubulus urineferus. Kapiler-kapiler ini
kemudian bergabung lagi untuk membentuk vena
renalis, yang membawa darah dari ginjal ke vena
kava superior. Maka darah yang beredar dalam ginjal
mempunyai dua kelompok kapiler, yang bertujuan
agar darah dapat lebih lama berada di sekitar
tubulus uriniferus, karena fungsi ginjal tergantung
dari hal itu.

Fungsi ginjal
- Mengsekresikan
-

zat-zat

sisa

metabolisme

yang

mengandung nitrogen-nitrogen, misalnya amonia.


Mengsekresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan
(misalnya

gula

dan

vitamin)

dan

berbahaya

(misalnya obat-obatan, bakteri dan zat warna).


Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara

osmoregulasi.
Mengatur tekanan

darah

dalam

arteri

dengan

mengeluarkan kelebihan asam atau basa.


2. Ureter
Terdiri

dari

dua

saluran

pipa

masing-masing

bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjang ureter


kira-kira 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.
- Lapisan dinding ureter terdiri dari:
- Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa).
- Lapisan tengah lapisan otot polos.
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltic yang mendorong masuk ke dalam kandung kemih.

Struktur
Ureter memiliki membran mukosa yang dilapisi
oleh epitel kuboid, dan dinding muscular yang tebal. Urin
didorong melewati ureter dengan gelombang peristaltik,
yang dapat terjadi sekitar 1-4 per menit; urin memasuki
kandung kemih dalam serangkaian semburan kecil. Pintu
masuk yang miring melalui dinding kandung kemih
menjamin bahwa ujung bagian bawah tertutup selama
miksi

dengan

kotraksi

kandung

kemih,

sehingga

mencegah refluks urin kembali ke ureter dan mencegah


penyebaran infeksi dari kandung kemih atas.
3. Kandung Kemih
Kandung kemih bekerja sebagai penampung urin;
organ ini berbentuk buah pir (kendi). Letaknya di dalam
panggul besar, di depan isi lainnya, dan dibelakang simfisis
pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian terbawah
terpancang erat disebut basis, bagian atas atau fundus naik
kalau memekar karena urin. Puncaknya (apex) mengarah ke
depan bawah dan ada di belakang simfisis pubis.
Dinding kandung kemih terdiri atas:
- Sebuah lapisan serus sebelah luar
- Lapisan berotot
- Lapisan submukosa
- Laisan mukosa dari epitelium transisionil (peralihan)
Tiga saluran bersambung dengan kandung kemih. Dua
ureter bermuara secara oblik disebelah basis; letak oblik ini
menghindarkan urin mengalir kembali ke dalam ureter.
Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut
segitiga kandung kemih (trigonum vesica urinarius). Pada
wanita kandung kemih terletak diantara simfisis pubis,
uterus dan vagina. Dari uterus dipisahkan ileh lipatan
peritonium-ruang utero-vesikal atau ruang Douglas.

Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis, dan


serabut saraf simpatis dari plexus hipogastrik. Ciri-ciri urin
normal, jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda
sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya
bertambah

pula

bila

terlampau

banyak

protein

yang

dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan


untuk melarutkan urea.
Urin normal terdiri atas air, urea dan natrium klotida. Pada
seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100
gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda
padat dalam urin adalah sebagai berikut:
-

Air
Benda padat

: 96%
:4% (terdiri atas urea 2% dan produk

metabolik lain 2%)


Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal
dari asam amino yang telah dipindah monianya di dalam hati
dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram
sehari. Kadar ureum darah normal adalah 30 mg setiap 100
ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal
protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum.
Asam urat. Kadar normal asam-urat di dalam darah
adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai
2 mg setiap hari hari diekskresikan ke dalam urin. Kreatinin
adalah

hasil

buangan

kreatinin

dalam

otot.

Produk

metabolisme lain mencakup benda-benda purin, oxalat,


fosfat, sulfat, dan urat. Elektrolit atau garam seperti natrium
dan kalium klorida diekskresikan untuk mengimbangi jumlah
yang masuk melalui mulut.

10

4. Uretra
Uretra ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher
kandung kemih ke lubang luar; dilapisi membran mukosa
yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung
kemih. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot lingkar,
yang membentuk sfinkter uretrae. Pada wanita panjang
uretranya 2,5 sampai 3,5 cm, sedangkan pada pria 17
sampai 22,5 cm.
Pada

laki-laki

uretra

berjalan

berkelok-kelok

melalui

tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa


yang menembus tulang pubis kebagian penis panjangnya
kira-kira 20 cm.

Uretra laki-laki terdiri dari:

Uretra prostaria
Uretra membranosa
Uretra kavernosa

11

Lapisan uretra laki-laki terdiri dari mukosa (laisan


paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita
terletak dibelakang simfisis pubis berjalan

iring sedikit ke

arah atas, panjangnya kira-kira 3-4 cm. Lapisan uretra pada


wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan
spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak disebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.2

Proses Pembentukan Urin


Di dalam ginjal terjadi pembentukan urin. Pembentukan urin

terjadi memalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan), zat-zat isa


yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengeluran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak
mungkn disimpan lagi).

2.2.1 Filtrasi (penyaringan)


Pembentukan urin
glomerulus.

Filtrasi

glomerulus

menuju

diawali

merupakan
ke

ruang

dengan

filtrasi

perpindahan
kapsula

darah

cairan

Bowman

di
dari

dengan

menembus membran filtrasi. Membran filtrasi teridir dari tiga


lapisan, yaitu sel endotelium glomerulus, membran basiler, dan
epitel kapsula Bowman. Sel-sel endotelium glomerulus dalam
badan Malpighi akan mempermudah proses filtrasi. Di dalam
glomerulus, sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein
plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
penyaringan tersebut berupa urin primer (filtrat glomerulus).
Urin primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan
yang menembus kapiler menuju ke ruang antarsel. Dalam
keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi
mengandung

protein

yang

kadaenya

kurang

dari

0.03%.

12

kandungan elektrolit (senyawa yang larutannya merupakan


pengatar listrik) dan kristaloid (kristal halus yang terbentuk dari
protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan
jaringan.
2.2.2 Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari
tubulus

renalis

menuju

ke

pembuluh

darah

yang

mengelilinginya, yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus renalis


secara selektif mereabsorpsi zat-zat yang terdapat dalam urin
primer. Reabsorpsi tergantung dari kebutuhan akan zat-zat yang
terdapat di dalam urin primer. Zat-zat makanan seluruhnya
direabsorpsi, sedangkan reabsorpsi garam anorganik bervariasi
tergantung dari kadar zat tersebut di dalam plasma. Setelah
reabsorpsi, kadar urea menjadi lebih tinggi dan zat-zat yang
dibutuhkan tidak ditemukan lagi. Urin yang dihasilkan setelah
proses reabsorpsi disebut urin sekunder (filtrat tubulus),
- Reabsorpsi air
Pada keadaan normal, hampir 99% dari air

yang

menembus membran filtrasi akan di reabsorpsi sebelum


mencapai ureter. Reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal
dilakukan dengan proses osmosis yang disebut reabsorpsi
obligat. Sebaliknya, reabsorpsi air di tubulus kontortus distal
disebut reabsorpsi fakultatif, yaitu reabsorpsi yang terjadi
tergantung

kebutuhan.

Jadi,

jika tubuh terlalu banyak

mengandung air tidak terjadi reabsorpsi. Sedangkan jika


tubuh mengandung air dengan jumlah sedikit, terjadilah
reabsorpsi.

Reabsorpsi

air

di

tubulus

kontortus

distal

dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH) yang diskresikan


oleh kelenjar hipofisis. Bila sekresi hormn antidiuretik dari
kelenjar hipofisis sangat berkurang, maka reabsorpsi air
akan dihambat. Hal tersebut menyebabkan jumlah urin yang
disekresikan menjadi banyak dan dapat mencapai 20 L
selama sehari semalam.

13

Reabsorpi zat tertentu


Reabsorpsi zat tertentu dapat terjadi secara transpor aktif
dan

difusi.

Sebagai

contoh,

pada

sisi

tubulus

yang

berdekatan dengan lumen tubulus renalis terjadi difusi ion


Na+, sedangkan pada sisi sel tubulus yang berdekatan
dengan kapiler terjadi transpor aktif ion Na +. Adanya
transpor aktif Na+ di sel tubulus kapiler menyebabkan
menurunnya kadar ion Na+ di tubulus renalis, sehingga difusi
Na+ terjadi dari lumen sel tubulus renalis.pada umumnya zat
yang penting bagi tubuh direabsorpsi secara transpor aktif.
-

Reabsorpsi zat yang penting bagi tubuh


Zat-zat penting bagi tubuh yang secara aktif direabsorpsi
adalah protein, asam amino, glukosa, asam asetoasetat, dan
vitamin. Glukosa dan asam asetoasetat merupakan sumber
energi, sedangkan protein dan asam amino merupakan
bahan pengganti sel yang sudah tua. Zat-zat tersebut
direabsorpsi secara aktif di tubulus proksimal, sehingga tidak
ada lagi di lengkung Henle.

2.2.3 Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang
tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal.
Peristiwa ini disebut juga sekresi tubular. Sel-sel tubulus
mengelurkan zat-zat tertentu yang megandung ion hidrogen dan
ion

kalium

kemudian

menyatu

dengan

urin

sekunder.

Penambahan ion hidrogen sangat penting karena membantu


menjaga keseimbangan Ph dalam darah. Jika Ph dalam darah
mulai turun, sekresi ion hidrogen akan meningkat sampai berada
pada keadaan Ph normal (7,3-7,4) dan urin yang dihasilkan
memiliki Ph dengan kisaran 4,5-8,5. Urin yang terbentuk akan
disimpan

sementara

di

kantung

kemih

untuk

selanjutnya

dibuang melalui uretra.

14

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin


Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang menyangkut hormon (antidiuretik dan
insulin) dan faktor ekternal yang menyangkut jumlah air yang
diminum.
- Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon antidiuretik di keluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis
(neurohipofisis). Pengeluran hormon ini ditentukan oleh
reseptor khusus di dalam otak yang secara terus-menerus
mengendalikan

tekanan

osmotik

darah

(keseimbangan

konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu, hormon ini


akan mempengaruhi proses reabsorpsi air pada tubulus
kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan
-

meningkat.
Hormon insulin
Hormon insuln adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau
Langerhans

dalam

pankreas.

Hormon

insulin

berfungsi

mengatur gula dalam darah. Penderita diabetes memiliki


konsentrasi hormon insullin yang rendah, sehingga kadar
gula dalam darah akan tinggi. Akibat dari keadaan tersebut
adalah terjadi gangguan reabsorpsi di dalam tubulus distal,
-

sehingga dalam urin masih terdapat glukosa.


Jumlah air yang diminum
Jumlah air yang diminum tentu akan

berpengaruh

konsentrasi dalam darah. Jika minum banyak air, konsentrasi


air dalam darah menjadi tinggi, dan konsentras protein dalam
darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain
itu, keadaan seperti ini menyebabkan darah lebih encer,
sehingga sekeresi ADH akan menyebabkan menurunkan
penyerapan

air,

sehingga

urin

yang

dihasilkan

akan

meningkat dan encer.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem urinari (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh
manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Zat yang
diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjals (renal kidney) dengan
saluran keluarurine berupa ureter dari setiap ginjal. &reter itu
bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder, vesica
urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (public
bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah uretra.

16

Daftar Pustaka
Diah Aryulina, Ph.D., dkk. Biologi 2: SMA dan MA untuk Kelas XI. 2006.
Jakarta: ESIS
Andriyani, Rika dkk. Biologi Reproduksi dan Perkembangan. 2015.
Sleman: DEEPUBLISH
Gibson, John. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. 2002. Jakarta:
EGC
Pitriana. Risa. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas (Askeb
III). 2012. Sleman: DEEPUBLISH

17

Anda mungkin juga menyukai