Anda di halaman 1dari 64

SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1.

UMUM
1.1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan terletak pada :
Kota
: Bulukumba
Kabupaten
: Bulukumba
Propinsi
: Sulawesi Selatan
1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan timbunan tanah
3. Pekerjaan beton
4. Pasangan batu

2.

KETENTUAN UMUM
Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-syarat serta gambar bestek. Segala perubahan
hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapat persetujuan pengawas lapangan secara tertulis.
Segala perintah dan petunjuk dari pengawas lapangan harus ditaati dan dilaksanakan dengan baik demi
sempurnanya pekerjaan. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan, pekerjaan
harus diserahkan kepada pengawas lapangan dalam keadaan baik dan memuaskan, yang disertai Berita
Acara Penyerahan Pekerjaan dalam keadaan baik dan memuaskan.

3.

FASILITAS PELAKSANAAN
Semua fasilitas pelaksanaan (temporary works) harus disimpan, dilakukan, dioperasikan dan dipelihara oleh
Penyedia Jasa, kecuali yang sudah diatur dalam kontrak. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan
memelihara semua jalan, jembatan, saluran, tanggul dan lain-lain yang digunakan pada waktu pelaksanaan
pekerjaan. Sebelum mengangkut, membawa dan memindahkan peralatan berat, Pnyedia jasa harus
menginspeksi batas-batas beban yang diizinkan pada jalan-jalan yang akan dilewati. Oleh karena itu
Penyedia Jasa harus membicarakan dengan pengawas lapangan atau yang berwenang sebelum memulai
pekerjaan. Penyedia jasa harus memelihara/melindungi sarana lingkungan dan lain-lain pada waktu dan
akibat dari pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut pengawas lapangan, Penyedia jasa beroperasi diluar areal
lokasi Pekerjaan dan mengakibatkan kerusakan alam/lingkungan, maka pengawas lapangan berhak untuk
meminta kepada Penyedia jasa untuk melakukan perbaikan atas beban Penyedia Jasa. Untuk melakukan
pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi yang dilakukan Penyedia Jasa terhadap hal-hal tersebut diatas
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.Penyedia Jasa harus menjaga setiap kemungkinan bahaya
yang akan timbul. Oleh karena itu Penyedia Jasa harus dapat mengatur peralatan pelaksanaan maupun
bahan di lokasi dengan sebaik-baiknya terhadap pengangkutan, penempatan material dan pengisian bahan
bakar untuk peralatan dan kendaraan yang dipergunakan untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
Semua material, peralatan untuk keperluan pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia Jasa setiap saat dan
Penyedia Jasa harus menyiapkan fasilitas pengecekan tanpa meminta tambahan biaya untuk keperluan
tersebut.

4.

PERALATAN
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
jenis dan volume pekerjaan. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini serta jumlah yang cukup.
Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan pada
malam hari sehingga seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada malam hari.

5.

FOTO DOKUMENTASI
Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut :
* Sebelum pekerjaan dimulai (0 %)
* Pekerjaan mencapai 50 %
* Pekerjaan selesai seluruhnya (100 %)
Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang sama setiap tahapan
sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara kronologis dan jelas. Foto-foto yang baik khususnya
0

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

yang dapat menunjukkan tahapan pekerjaan 0 %, 50 % dan 100 %, yang dianggap penting disusun
dalam album dan diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya, dan
selanjutnya menjadi dokumen proyek.
6.

GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN


Penyedia Jasa diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar rencana dengan keadaan
setempat. Apabila terdapat kelainan atau tidak sesuai keadaan lapangan, maka Penyedia Jasa harus
segera memberitahukan kepada pengawas lapangan. Pengawas lapangan akan menentukan perubahan
pada rencana pekerjaan yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan tersebut. Gambar-gambar tender
nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang juga di pergunakan sebagai gambar rencana untuk
melaksanakan pekerjaan. Ukuran-ukuran pokok dapat dilihat pada gambar rencana, ukuran-ukuran yang
tidak tercantum dalam gambar atau kurang jelas, dapat ditanyakan kepada pengawas lapangan Gambargambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh pengawas lapangan harus dibuat oleh Penyedia
Jasa berupa gambar kerja dan sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas
lapangan serta menjadi milik pengawas lapangan. Apabila selama pelaksanaan ada perubahan perubahan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar - gambar revisi yang telah disetujui direksi dalam
rangkap 3 (tiga), masing-masing :
1 (satu) set untuk Penyedia Jasa
1 (satu) set untuk Pengawas Lapangan
1 (satu) set untuk Pengguna Jasa
Perubahan-perubahan gambar dapat dibuat dengan tinta merah diatas gambar cetak aslinya. Catatan dari
gambar revisi pada gambar tersebut, harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan pada bagian tersebut dimulai.

7.

PENGAMANAN
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan. Penyedia Jasa
berkewajiban mengambil tindakan yang perlu demi keamanan pekerjaan. Tempat pekerjaan harus
senantiasa bersih dan teratur rapih. Penyedia Jasa wajib menolak orang-orang yang dinilai pengawas
lapangan mengganggu jalannya pekerjaan. Bila perlu pengawas lapangan minta bantuan penguasa
setempat dan Pemborong tidak berhak menuntut ganti rugi karenanya.

8.

KESELAMATAN KERJA
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan bagi para
karyawan dan pekerja-pekerja, antara lain dengan menyediakan kotak PPPK lengkap dengan obat
kebutuhan sebagai alat penolong jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan. Biaya perawatan menjadi
beban Penyedia Jasa. Penyedia Jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan
yang berlaku. Pemborong berkewajiban mematuhi semua peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang berlaku di Indonesia.

9.

PROGRAM PELAKSANAAN
Penyedia Jasa harus membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat- syarat kontrak. Program
tersebut harus di buat dalam bentuk barchart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
a). Jenis Kegiatan dan volume.
b). Waktu Pelaksanaan.
c). Program dan realisasi kemajuan pekerjaan.
d). Jumlah dan jenis tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan mobilisasi,
persiapan dll, serta kelonggaran waktu dengan adanya hari libur umum.

10.

RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK (PRE CONSTRUTION MEETING)


1). Sebelum Pelaksanaan Kontrak, pengguna jasa bersama-sama dengan Penyedia Jasa, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan kontrak.
2). Pengguna jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak (Pre-Constrution
Meeting) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
3). Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah:
a. Organisasi kerja
b. Tata cara pemgaturan pelaksanaan pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
1

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

e.
f.
g.

Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan


Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat mengenai rencana kerja.
Penyusunan program mutu (program penerapan sistim jaminan mutu).

11.

PROGRAM PENERAPAN SISTIM JAMINAN MUTU


Program penerapan sistim jaminan mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa dan disepakati pengguna jasa
pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
Program penerapan sistim jaminan mutu berisi :
a. Informasi pengadaan jasa
b. Organisasi pengguna jasa dan penyedia jasa
c. Jadwal pelaksanaan
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur instruksi kerja
f. Pelaksana kerja.

12.

RAPAT BERSAMA
a. Rapat Mingguan :
Tempat
Pelaksanaan
Peserta
b.
Rapat Bulanan
Tempat
Pelaksanaan
Peserta

: Kantor Direksi (pengawas lapangan)


: Minimum satu kali tiap minggu, tergantung kebutuhan.
: Pengawas Lapangan, Site Manager dan Pelaksana.
:
: Kantor PPK Satker PPLP Propinsi Sulawesi Selatan di Makassar
: Minimum satu kali tiap bulan, tergantung kebutuhan.
: 1. PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan
2. Pelaksana Teknik
3. Pengawas Lapangan.
4. Pimpinan Perusahaan.
5. Site Manager.
Tujuan
: - Membahas dan evaluasi kemajuan pekerjaan dalam bulan tersebut
termasuk hambatan yang timbul.
Menyusun program pelaksanaan untuk pekerjaan bulan berikut.
13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
1). Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan
pekerjaan dilapangan dicatat di dalam buku harian sebagai Laporan Harian pekerjaan.
2). Laporan Harian dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa dan disetujui oleh pengawas pekerjaan.
3). Laporan Harian berisi :
a. Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
c. Jumlah jenis dan kondisi peralatan.
d. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
4). Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
5). Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman Laporan Mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan Laporan.
6). Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat) yang terdiri dari :
a. 2 (dua) rangkap untuk PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan
b. 1 (satu) rangkap untuk pengawas lapangan/Ketua Direksi
c. 1 (satu) rangkap untuk penyedia jasa sebagai arsip.
7). Selambat-lambatnya akhir minggu pertama bulan berikutnya penyedia jasa telah menyerahkan 2 (dua)
rangkap laporan bulanan yang telah disetujui pengawas lapangan/Ketua Direksi ke kantor PPK
Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
14.

BAHAN DAN PERLENGKAPAN


14.1. B a h a n
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari kandungan lokal 100 % (Produksi
dalam Negeri).Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk
2

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

menyelesaikan Pekerjaan, berkualitas baik serta sesuai dengan standar Nasional (SNI) dan Standar
Industri Indonesia (SII), atau sesuai dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi dan
mendapatkan persetujuan pengawas lapangan sebelum bahan tersebut dipakai. Bila Penyedia jasa
dalam mengusulkan penyediaan bahan tidak sesuai dengan suatu standar dan spesifikasi seperti
tersebut diatas, Penyedia jasa harus segera memberitahukan kepada PPK Satker PPLP Provinsi
Sulawesi Selatansecara tertulis untuk mendapatkan jawaban apakah bahan tersebut dapat
digunakan atau tidak.
14.2. Peralatan
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
dalam jumlah yang cukup dan jenis alat yang sesuai. Apabila pengawas lapangan memandang
belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia jasa harus segera memenuhi kekurangannya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
14.3. Bahan Pengganti
Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, apabila bahan tersebut tidak tersedia di
pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti yang sesuai dengan mendapat izin tertulis dari
PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
14.4. Pemeriksaan Bahan/Material
Material yang akan digunakan oleh Penyedia jasa harus mendapat persetujuan dari PPK Satker
PPLP Provinsi Sulawesi Selatan
15.

Lain-Lain
Hal-hal yang belum terdapat dalam persyaratan ini yang diperkirakan akan berpengaruh dalam
pelaksanaan pekerjaan, akan di tambahkan di dalam Aanwijzing (Peninjauan Lapangan).

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.

Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan
SPMK yang meliputi ;
Mendatangkan peralatn-peralatn terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya
Mendatangkan personil-personil
Mobilisasi peralatn terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan.

2.

Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan di mulai dari semua tumbuhan,
termasuk pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain pada daerah tertentu ditempat pekerjaan. Semua hasil
pembongkaran / pembersihan tersebut dibuang ketempat yang telah ditunjuk oleh pengawas lapangan.
Ukuran - ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar-gambar rencana atau ditentukan
oleh PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3.

Pekerjaan Pengukuran
3.1. Titik Tetap (Bench Mark)
Sebelum pekerjaan dimulai Pengawas Lapangan menentukan titik tetap lapangan yang ketinggiannya
akan diberikan secara tertulis pada pihak Penyedia jasa. Titik tetap ini akan merupakan titik utama
dalam melaksanakan pekerjaan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga ( peil peil ) pada sumbu tanggul dan bangunan-bangunan lainnya. Selama pelaksanaan, Penyedia jasa
diwajibkan untuk menjaga dan mencegah kemungkinan-kemungkinan rusak dan berubahnya titik
tetap. Jika merasa perlu Pengawas Lapangan dapat memerintahkan kepada pemborong untuk
mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.
3

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

3.2.

Pengukuran Mutual Check


Untuk menerapkan gambar rencana yang ada terhadap kondisi lapangan, maka Pengawas Lapangan
bersama-sama dengan Pihak Penyedia jasa melaksanakan pengukuran Mutual Check untuk
menentukan duga (peil) terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pengukuran dilaksanakan
sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada pada gambar rencana. Apabila terdapat elevasi pada gambar
yang tidak sesuai, agar tidak mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan, gambar akan
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pengukuran terakhir dilaksanakan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai, yakni pada saat pekerjaan akan diserah terimahkan. Pengukuran meliputi :
Pengukuran elevasi, panjang dan lebar bangunan.

3.3. Pekerjaan Uitzet dan Pemasangan Profil


Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus melakukan
pekerjaan uitzet yang meliputi penentuan elevasi dan (poros) bangunan yang dikerjakan, dengan
melakukan pemasangan profil dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan
dengan menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Pengawas Lapangan. Pada
pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik dengan ukuran 4 cm x 6 cm atau papan
dengan ukuran 2,5 cm x 25 cm, sedemikian rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan
bentuk bangunan yang akan dikerjakan. Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi tanda untuk
mendapatkan batas-batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai pengontrol untuk menentukan posisi
bangunan yang akan dibuat. Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak
maksimum 50 m.
4.

Jalan Logistik/Jalan Sementara.


Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi pekerjaan, termasuk jembatan
sementara bila diperlukan untuk mengangkut bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
Jalan sementara tersebut harus bebas dari segala hambatan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan dan harus tetap terpelihara baik, sampai seluruh kegiatan pekerjaan selesai. Penyedia jasa harus
menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada jalan sementara yang dibuat selama
pekerjaan berlangsung. Jalan sementara yang dibuat harus memiliki jarak terpendek dari jalan umum yang
ada menuju lokasi pekerjaan. Pengawas Lapangan akan memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh
Penyedia jasa sehubungan dengan pembuatan jalan sementara tersebut. Penyedia jasa hendaknya
berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah
angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut. Pemberi
tugas bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan logistik jalan sementara yang digunakan oleh
Pemborong selama Pelaksanaan Pekerjaan.

5.

Direksi Keet (Kantor Lapangan)


Penyedia jasa harus menyediakan/membuat kantor sementara dilapangan (Direksi Keet) untuk tempat
kegiatan administrasi lapangan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan guna effisiensi dan kelancaran kerja.
a. Direksi Keet harus dibuat memenuhi syarat kesehatan dengan ventilasi yang cukup dan dilengkapi
lampu penerangan pada waktu malam hari.
b. Direksi Keet harus dilengkapi dengan keperluan Pengawas Lapangan sebagai berikut :
1 Stel meja kursi tamu
1 Stel Meja tulis dengan dua kursi
1 Almari kantor
1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya
White board, alat tulis, penghapus
ATK
dll.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini menjadi beban Penyedia jasa dan sudah
termasuk dalam harga penawaran.

6.

Gudang
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan peralatan kerja. Bilamana
gudang ditempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat gudang harus dipilih yang berdekatan dengan
lokasi pekerjaan dan mendapat persetujuan dari PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
Biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggungan Pemborong.

4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

7.

Papan Nama Pelaksana Kegiatan


Penyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana Kegiatan. Bentuk, ukuran dan warna akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan dipasang ditepi jalan masuk lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari
Pengawas Lapangan. Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai
pekerjaan.

PASAL 3
ADMINISTRASI

1.

Bouwheer Direksi dan Pengawas


1.1. Sebagai Pemilik Pekerjaan (Bouwheer) adalah :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, dalam hal ini diwakili oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan
1.2. Bertindak sebagai Direksi Pekerjaan ialah PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan, yang
selanjutnya disebut Direksi.
1.3. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari - hari, Pejabat Pembuat Komitmen Satker PPLP Provinsi
Sulawesi Selatan menunjuk pembantu-pembantunya sebagai pengawas pekerjaan.
1.4. Semua perintah dan petunjuk dari pengawas,dianggap sebagai ketentuan dari PPK Satker PPLP
Provinsi Sulawesi Selatan, selama tidak menyimpang dari syarat-syarat pekerjaan ini dan semua
peraturan yang berlaku.

2.

Penyedia Jasa dan Site Manager


2.1. Penyedia Jasa ialah orang atau Badan Usaha yang telah ditunjuk oleh PPK Satker PPLP Provinsi
Sulawesi Selatanuntuk melaksanakan pekerjaan ini secara borongan.
2.2. Penyedia Jasa menunjuk seorang Site Manager yang bertanggung jawab penuh dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan harus berada ditempat Pekerjaan setiap hari. Penunjukan
ini dapat diberitahukan secara tertulis untuk mendapat persetujuan PPK Satker PPLP Provinsi
Sulawesi Selatan. Site Manager sekurang-kurangnya berijazah Sarjana Muda Jurusan Sipil dengan
pengalaman minimal 10 tahun, atau seorang Insinyur Sipil yang berpengalaman sekurangkurangnya 2 (dua) tahun yang disetujui oleh PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
2.3. Jika PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan berpendapat bahwa wakil Penyedia Jasa tidak
cakap dalam melaksanakan tugasnya, maka PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan berhak
memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk mengganti wakil Penyedia Jasa atau Site Manager
tersebut dengan orang lain dan harus mendapat persetujuan dari PPK Satker PPLP Provinsi
Sulawesi Selatan.

3.

Sub Penyedia Jasa/Tark Werker


Penyedia Jasa dapat bekerja sama dengan perusahaan Golongan Ekonomi Lemah sebagai Sub Penyedia
Jasa.
3.1. Pekerjaan yang dapat disubkontrakkan tidak boleh merupakan pekerjaan utama.
3.2. Bila Penyedia Jasa menggunakan Sub Penyedia Jasa, semua tanggung jawab tetap pada Pihak
Penyedia Jasa.
3.3. Direksi tidak bertanggung jawab atas Pembayaran pihak Penyedia Jasa kepada Sub Penyedia Jasa.

4.

Tugas Umum Direksi


4.1. Mengarahkan Penyedia Jasa agar mengenal serta menguasai keadaan lapangan sehingga
pekerjaan dapat dimulai dan di selesaikan tepat pada waktunya.
4.2. Memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa mengenai penempatan bahan-bahan bangunan serta cara
penyimpanannya, lokasi galian tanah dan pembuangan tanah.
4.3. Memberi bimbingan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan dikerjakan sesuai kualitas dan kwantitas
yang disyaratkan (bestek).
4.4. Memberikan persetujuan atau menolak bahan-bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan menunjuk tempat buangan bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas
Lapangan.

5
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

5.

Tugas Umum Penyedia Jasa


5.1. Wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat, gambar bestek dan
petunjuk dari PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatansehingga dapat dicapai kwalitas pekerjaan
yang disyaratkan.
5.2. Wajib melaksanakan perintah-perintah dari PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatanyang sesuai
dengan peraturan dan syarat-syarat yang menjamin bahwa pelaksanaannya dapat dikerjakan.
5.3. Wajib mengikuti rencana kerja yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang telah disetujui oleh PPK
Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
5.4. Wajib tunduk kepada keputusan-keputusan yang diambil PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi
Selatanyang berhubungan dengan kesalahan-kesalahan dan kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh
Penyedia Jasa, juga yang berhubungan dengan adanya perbedaan antara gambar yang satu
dengan yang lainnya atau gambar dengan peraturan dan syarat-syarat.
5.5. Wajib memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekurang sempurnaan pekerjaan.
5.6. Wajib membuat laporan kepada pengawas setiap hari (laporan harian), laporan mingguan dalam
laporan bulanan.
Laporan harian berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang mandor dan lain-lain.
b. Bahan-bahan yang datang yang digunakan dan yang masih tersedia serta material yang
ditolak.
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai.
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, baik yang dioperasikan hari itu
maupun yang tidak dioperasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.
f.
Masalah Teknis yang terjadi dilapangan.
5.7. Penyedia Jasa harus menyediakan antara lain :
Alat tulis kantor/penghapus secukupnya
Buku Harian
Buku perintah Direksi
Kertas gambar secukupnya
Notebook minimal 2 (dua) buah
Alat Komunikasi (walkie talkie) minimal 3 buah.

6.

Pekerjaan Yang Tidak Lancar


6.1. Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu yang tidak sesuai dengan rencana kerja, terlalu lambat atau
terhenti sama sekali, maka PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatanakan memberi peringatanperingatan / teguran-teguran dan petunjuk-petunjuk Penyedia Jasa.
6.2. Apabila penyedia jasa tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk dalam ayat diatas, maka PPK Satker
PPLP Provinsi Sulawesi Selatanberhak membatalkan Kontrak secara sepihak kemudian menunjuk
pihak ketiga untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.
6.3. Pekerjaan yang telah dicapai oleh Penyedia Jasa sampai dengan pembatalan-pembatalan kontrak
akan diperhitungkan oleh PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan.

7.

Perubahan Kegiatan Pekerjaan (Pekerjaan Tambah dan Kurang).


7.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan
gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak maka pengguna jasa bersama
penyedia jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi :
a). Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b). Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c). Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai kebutuhan lapangan
d). Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
7.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan penyedia jasa atas perintah /persetujuan
tertulis dari pengguna jasa.
7.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis kepada penyedia jasa
ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam kontrak awal.
7.4. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan atau kurang digunakan harga-harga satuan yang tercantum
dalam kontrak.
7.5. Untuk pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak akan dilakukan negosiasi teknis dan
harga oleh pengguna jasa.
6

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

7.6.

Pekerjaan tambah dalam rangka penyelesaian pengadaan jasa pemborongan nilainya tidak lebih
10% dari harga yang tercantum dalam kontrak awal.

8.

Rencana Kerja
8.1. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja untuk mendapatkan persetujuan dari PPK Satker
PPLP Provinsi Sulawesi Selatanpaling lambat satu minggu setelah dikeluarkan surat perintah mulai
kerja (SPMK).
Rencana kerja meliputi :
a. Rencana Umum Pekerjaan.
b. Organisasi dan tanggung jawab staf Penyedia Jasa.
c. Daftar dan jumlah peralatan dan material yang akan digunakan.
d. Time Schedule dan jadwal umum pelaksanaan.
e. Metode Pelaksanan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengukuran, dst.
f. Data dan grafik curah hujan.
8.2. Persetujuan dari rencana kerja ini, sekali-kali tidak membebaskan penyedia jasa dari tanggung
jawab. Juga tidak berarti memberi hak pada penyedia jasa untuk menuntut ganti rugi, bila dalam
pekerjaan alat-alat bantu yang digunakan atau urutan dari cara pelaksanaan ternyata tidak tepat.
8.3. Jika disebabkan oleh perubahan-perubahan keadaan, konstruksi atau kelambatan-kelambatan kerja
terdahulu, dengan persetujuan PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi SelatanPenyedia jasa dapat
menyusun kembali rencana kerjanya.

9.

Larangan Pemindah Tanganan


9.1. Pekerjaan yang telah diterima oleh penyedia jasa tidak boleh dipindah tangankan kepada pihak
ketiga hingga pihak Penyedia jasa hanya bertindak sebagai perantara saja.
9.2. Bila hal ini terjadi, maka PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatanakan membatalkan perjanjian
Kontrak pekerjaan ini secara sepihak dan segala resiko ditanggung oleh pihak Penyedia Jasa.
Selanjutnya PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatanberhak menunjuk pihak lain untuk
melanjutkan pekerjaan ini.

10.

Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan


10.1. Penyedia Jasa wajib minta kepada Direksi untuk memeriksa pekerjaan, yang telah dikerjakan
sebelum mulai melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
10.2. Apabila Direksi menganggap perlu untuk memeriksa kemajuan pekerjaan, atau apabila penyedia
jasa memintanya secara tertulis untuk penyerahan seluruh pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna
permintaan pembayaran termyn, maka penyedia jasa/wakilnya harus hadir ditempat pekerjaan
selama waktu pemeriksaan.
10.3. Hasil pemeriksaan ditulis pada buku progres laporan hasil pekerjaan yang ditanda tangani kedua
belah pihak.

11.

Material Yang Didatangkan oleh Penyedia Jasa


11.1. Material yang dibeli oleh penyedia jasa dari leveransir, setelah sampai ditempat pekerjaan dan
disetujui oleh Direksi, leveransir tidak mempunyai hak apapun lagi terhadap bahan-bahan tersebut.
11.2. Direksi tidak bertanggung jawab atas pembayaran penyedia jasa kepada leveransir, dan ongkos
angkut bahan-bahan ketempat pekerjaan menjadi beban Penyedia Jasa.
11.3. Penyedia jasa wajib melapor kedatangan material ditempat pekerjaan kepada Direksi untuk
diperiksa.
11.4. Material yang ditolak oleh Direksi, harus disingkirkan dari tempat pekerjaan semua biaya akibat
penyingkiran bahan-bahan tersebut diatas menjadi beban Penyedia jasa.
11.5. Bila Penyedia jasa menggunakan bahan-bahan yang belum diperiksa dan tanpa izin Direksi, maka
Direksi berhak memerintahkan Penyedia jasa untuk membongkar pekerjaan yang telah
dilaksanakan tersebut atas biaya Penyedia jasa.
11.6. Penyedia jasa wajib segera membongkar pekerjaan - pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan
yang ditolak Direksi atas biaya penyedia jasa.
11.7. Bila Penyedia jasa tetap menggunakan bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi, maka Direksi dapat
menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. Pekerjaan dilanjutkan apabila
Penyedia jasa telah mengganti bahan-bahan yang ditolak dengan bahan yang baru dan memenuhi
syarat.

7
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

12.

Gambar Kerja, Grafik dan Time Schedule


12.1. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar kerja, time schedule, grafik, curah hujan, tenaga
kerja dan sebagainya yang disyahkan oleh Direksi (Rencana Kerja).
12.2. Penyedia jasa wajib mengisi grafik-grafik, cuaca sesuai kondisi tiap hari, time schedule dan gambargambar kerja setiap hari sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

13.

Jam kerja
13.1. Agar rencana pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya, maka Penyedia jasa bekerja
minimum 7 jam setiap hari.
13.2. Penyedia jasa dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja atau malam hari demi kesempurnaan
dan cepat selesainya pekerjaan, untuk ini Penyedia jasa harus memberitahukan hal tersebut kepada
Direksi secara tertulis sehari sebelumnya.

14.

Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Peralatan


14.1. Penyedia jasa diharuskan menyediakan segala keperluan peralatan, bahan dan tenaga kerja untuk
pelaksanaan secara baik, effisiensi dan teratur sesuai jadwal yang telah disetujui/disahkan oleh
Direksi.

15.

Perpanjangan Waktu Pelaksanaan.


15.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa atas pertimbangan yang
layak dan wajar antara lain :
a. Pekerjaan tambah
b. Perubahan desain
c. Perubahan alam
d. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna jasa
e. Masalah yang timbul diluar kewenangan penyedia jasa
f. Keadaan Kahar (Force Majeur).
15.2. Pengguna jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia jasa.
15.3. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Amandemen Kontrak.

16.

Resiko dan Denda atas Kelambatan Penyerahan


16.1. Semua biaya material yang ditimbulkan akibat dikeluarkannya Surat Perjanjian Kontrak ini menjadi
beban Penyedai Jasa.
16.2. Apabila Penyedai Jasa tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai
dengan yang tercantum dalam kontrak, maka Penyedia Jasa dikenakan denda untuk setiap
kelambatan 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak setiap hari keterlambatan.
16.3. Bersama denda maksimum sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

17.

Perselisihan
17.1. Apabila terjadi perselisihan antara pihak Direksi dan pihak Penyedia jasa, maka harus diusahakan
penyelesaian secara musyawarah.
17.2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka dibentuk Panitia Arbitrage
yang terdiri dari :
Seorang wakil dari pihak Direksi
Seorang wakil dari pihak Pemborong
Seorang ahli yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan tersebut
Pengangkatannya disetujui oleh kedua belah pihak
17.3. Bilamana cara-cara diatas belum dapat dicapai penyelesaiannya, maka perselisihan tersebut
diajukan ke Pengadilan Negeri Makassar.

18.

Pembayaran Prestasi Pekerjaan


18.1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna jasa, apabila
penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan
18.2. Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.
18.3. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan dengan sisitim sertifikat bulanan
yang didasarkan pada prestasi pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan, alat-alat yang
ada dilapangan.
8

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

18.4. Pembayaran bulanan / termin harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka, denda
(bila ada) dan pajak.
18.5. Untuk kontrak yang mempunyai Sub kontrak, permintaan pembayaran kepada pengguna jasa harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh Sub Penyedia Jasa sesuai dengan perkembangan
(Progres) pekerjaannya.
19.

Harga Satuan Pekerjaan


19.1. Harga satuan pekerjaan sudah termasuk biaya umum, keuntungan Penyedia jasa, retribusi dan
biaya lain.
19.2. Harga satuan selain memperhitungkan biaya langsung pelaksanaan pekerjaan, secara proporsional
harus sudah mencakup keuntungan, resiko, pajak-pajak diluar PPN dan biaya Overhead baik office
maupun site overhead yang meliputi antara lain :
a. Pembayaran sewa untuk tanah/ganti rugi tanaman diluar tempat pekerjaan (untuk tempat
buangan hasil galian tempat pengambilan, jalan masuk / jalan logistik dll).
b. Harga material dan angkutan material.
c. Biaya operasi alat yang digunakan (upah operator, bahan bakar, pelumas serta perawatan alat
dan penyusutan dll.
d. Sewa rumah okomodasi staf pelaksana.
e. Administrasi Bank.
f. Administrasi Teknik.
g. Pembuatan contruction drawing dan as build drawing dalam rangkap 3 (tiga).
h. Asuransi-asuransi meliputi : asuransi tenaga kerja, asuransi Property Damage dan asuransi
pekerjaan.
i. Kemungkinan kenaikan harga yang menjadi tanggungan Penyedia jasa.
j. Pekerjaan pengukuran (mutual Check dan final Check).
k. Pembayaran pajak bahan tambang galian golongan C.
l. Direksi Keet.

20.

Keadaan Kahar (Force Majeur)


20.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak
sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
20.2. Apabila terjadi keadaan Kahar (Force Majeur) maka penyedia jasa memberitahukan dalam waktu 14
(empat belas) hari dari hari terjadinya keadaan Kahar dengan meyertakan pernyataan keadaan
Kahar dari Instansi yang berwenang.
20.3. Yang digolongkan keadaan Kahar (Force Majeur) adalah :
a. Peperangan
b. Kerusakan
c. Revolusi
d. Bencana Alam : Banjir, Gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit,
dan angin topan.
e. Pemogokan
f. Kebakaran
g. Gangguan Industri Lainnya.

21.

Penghentian dan Pemutusan Kontrak.


21.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.
21.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal duluar kekuasaan kedua belah pihak,
sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang ditentukan di dalam kontrak antara
lain :
a. Timbulnya perang
b. Pemberontakan di Wilayah Republik Indonesia
c. Keributan, kekacauan dan huru-hara
d. Bencana alam
Dalam hal kontrak dihentikan, maka Pengguna jasa membayar kepada Penyedia jasa sesuai
dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan proyek yang telah dicapai.
21.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilaman penyedia jasa cidera janji, tidak memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur didalam kontrak.
21.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilaman para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak
korupsi baik dalam proses pengadaan maupun melaksanakan pekerjaan dalam hal ini, penyedia
jasa dapat dikenakan sanksi yaitu :
9

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

a.
b.
c.

Jaminan pelaksanaan di cairkan dan disetorkan ke Kas Negara.


Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa
Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.

22.

Serah Terima Pekerjaan


22.1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (Seratus persen), Penyedia jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan pekerjaan (Penyerahan pertama).
22.2. Pengguna jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia
jasa.
22.3. Bilamana terdapat kekurangan - kekurangan dan atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia jasa wajib
memperbaiki/menyelesaikannya.
22.4. Pengguna jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan kontrak (Berita Acara Penyerahan Pertama) yang disertai bukti-bukti
bahwa pekerjaan telah selesai 100 % (Seratus persen) dan disertai pernyataan bahwa kewajiban
Penyedia jasa terhadap Pihak ke TIGA telah diselesaikan.
22.5. Pembayaran dilakukan sebesar 95 % (Sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak, sedangkan
yang 5 % (Lima persen), dari nilai kontrak yang diterbitkan oleh Bank Umum atau oleh Perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (Surety bond) dan diasuransikan kepada
perusahaan asuransi di luar Negeri yang bonafit.
22.6. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
22.7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan (Penyerahan ke Dua).
22.8. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia jasa melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik dan melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar.
22.9. Apabila Penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka
pengguna jasa berhak menggunakan uang jaminan pemeliharaan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan.

23.

Penutup
Bilamana terdapat kekeliruan dalam peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan ini, maka akan
ditinjau kembali/akan dibahas dalam Aanwyzing.
Bilamana dalam peraturan dan syarat syarat pelaksanaan pekerjaan ini terdapat kekurangan-kekurangan
maupun pasal-pasal yang tidak dipergunakan, maka akan diadakan ralat atau pasal-pasal tambahan.

10
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

A. SPESIFIKASI TEKNIS

1.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1.

Mobilisasi dan Demobilisasi

1.1.1.

Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang
tercantum dalam kontrak, dari tempat aslinya ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan.
Sedangkan yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan
personil dari lapangan pekerjaan ke tempat semula.

1.1.2.

Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai kebutuhan kontrak
yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.
Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta
tambahan peralatan, maupun personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas yang akan didatangkan.
Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan,
dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

1.1.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:

Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil telah berada seluruhnya
di lapangan dan diterima baik oleh direksi.

Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai
seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

1.2.

Dokumentasi dan Penggambaran

1.2.1.

Umum
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, penyedia jasa harus menyediakan foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan kamera digital. Sementara untuk
penggambaran dari pengukuran MC-0 dan MC-100 harus disediakan dan diserahkan kepada
direksi secepatnya.

1.2.2.

Cara Pelaksanaan Foto Dokumentasi


a. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan telah mencapai bobot 0%, 50%
dan 100% untuk suatu titik atau lokasi pengambilan foto yang sama.
1. Foto 0% adalah diambil pada saat pekerjaan belum dimulai yang dipakai untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa.
2. Foto 50% adalah foto yang diambil untuk melihat kondisi lapangan yang sebenarnya
pada kondisi 50%.
3. Foto 100% adalah foto yang diambil untuk melihat kondisi akhir pekerjaan yang telah
selesai.
b. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi
dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

11
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

c.
1.
2.
3.

Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R cm dilengkapi dengan album foto
dan diberi catatan sebagai berikut :
Nama Kontrak
Nama Bangunan atau Lokasi Sungai/Saluran
Tahap/Progress Pekerjaaan 0%, 50% atau 100%
d. Penyedia jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut dalam bentuk album sebanyak 3 (tiga)
ganda bersama 1 (satu) negatifnya kepada direksi.
e. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus dari titik dan arah
yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.

1.2.3.

Cara Pelaksanaan Penggambaran


a. Penyedia jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak, posisi,
dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
kepada direksi.
b. Penyedia jasa harus membuat titik-titik referensi/bench mark (BM) sementara untuk
kepentingan penyedia jasa sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik
referensi/BM sementara harus mendapatkan persetujuan dari direksi. Setiap titik referensi/BM
sementara harus berpangkal pada titik referensi/BM yang ditetapkan direksi di lapangan.
c. Penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran titik referensi/BM di lapangan.
d. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok,serta
peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran/setting out. Penyedia jasa harus
menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk
pengukuran/setting out dan mengontrol pekerjaan.
e. Penyedia jasa harus segera mengirim semua data survai serta hasil perhitungan dan gambargambar dari pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada direksi secepatnya, dengan rincian
sebagai berikut:
- Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
- Gambar dengan ukuran A1 sebanyak 1 asli (kalkir) dan 1 rekaman serta ukuran A3
sebanyak 2 rekaman.

1.2.4.

Cara Pengukuran dan Pembayaran foto dokumentasi.


a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif progres pekerjaan dengan
ketentuan akan dibayar 100% bilamana keseluruhan foto dokumentasi yang disyaratkan telah
diserahkan kepada direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

1.2.5.

Cara Pengukuran dan Pembayaran Penggambaran.


a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif progres pekerjaan dengan
ketentuan akan dibayar 100% bilamana keseluruhan data-data ukur, hasil perhitungan dan
gambar-gambar hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan kepada direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

2.

PEKERJAAN TANAH

2.1.

RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu
serta pengukuran dan pembayaran.
Pedoman ini mencakup kegiatan :
Galian tanah
Timbunan
Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa
12

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
2.2.

ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1742-1989 :
SNI 03-1743-1989 :
SNI 03-1966-1989 :
SNI 03-1965-1990 :
SNI 03-1967-1990 :
SNI 03-1976-1990 :

SNI 03-2636-1992 :

SNI 03-2828-1992 :
SNI 03-2832-1992 :
SNI 03-3422-1994 :
SNI 03-3423-1994 :
SNI 03-3637-1994 :

SNI 13-6425-2000 :

Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah


Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
Metode Pengujian Batas Plastis.
Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang mengandung Butir
Kasar
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Bangunan
Sederhana
Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir
Metode Pengujian untukMendapatkan Kepadatan Tanah Maksimum
Metode Pengujian Batas Susut Tanah
Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer
Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan Benda
Uji
Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah

2.3.

ISTILAH DAN DEFINISI

2.3.1.

Galian biasa adalah mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu,
galian bangunan, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal, dan
masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat
maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).

2.3.2.

Galian biasa sebagai bahan buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan
sebagai bahan timbunan atau material galian dianggap tidak diperlukan dalam konstruksi

2.3.3.

Galian bangunan adalah galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau
ditunjukkan dalam gambar untuk bangunan.

2.3.4.

Galian tanah biasa adalah galian tanah pada lapisan tanah yang dapat digali dengan cangkul.

2.3.5.

Kupasan (striping) adalah pengupasan lapisan tanah bagian atas.

2.3.6.

Lump Sum (LS) adalah biaya yang dibayarkan langsung tanpa membutuhkan rincian berbagai
jenis pekerjaan atau komponennya.

2.3.7.

Tebas tebang adalah memotong dan membersihkan segala macam tumbuh-tumbuhan besar dan
kecil.

2.3.8.

Nilai aktif adalah perbandingan antara indexs plastisitas dengan prosentase kadar lempung

2.3.9.

Timbunan tanah adalah proses penimbunan tanah baik secara manual atau secara mekanis

2.3.10.

Timbunan biasa adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau bahan galian batu yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan
dalam pekerjaan permanen

2.3.11.

Timbunan pilihan adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau tanah berbatu yang
memenuhi semua ketentuan timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya
13

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

2.4.

KETENTUAN DAN PERSYARATAN

2.4.1.

Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagai berikut:
Pembersihan
Galian termasuk pembentukan dan saluran
Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
Penimbunan
Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi

Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan
oleh Direksi.
2.4.2.

Ketelitian dalam pekerjaan tanah


Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini, apabila luas
rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi.

Dasar Saluran
: + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
Level Puncak Timbunan
: + 0.10 m atau 0.10 m vertikal
Dasar Kemiringan
: + 0.05 m horisontal
Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

2.4.3.

Pekerjaan Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah,
atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah
pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam spesifikasi adalah tinggi
permukaan tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang
berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
Pekerjaan galian dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut :
2.4.3.1. Galian tanah biasa
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada
umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai
dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk
daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
14

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh
dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih
besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat
Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian
Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garisgaris bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat
dalam meter kubik untuk item dalam BOQ.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan
material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan
tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan
dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal
pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat- dekatnya dengan lokasi yang
memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya longsor,
pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu
oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil
galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh 1 km.
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah
persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif lain
berupa galian secara manual.

2.4.3.2. Galian untuk pekerjaan pasangan beton


Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana beton akan
ditempatkan akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada
material akan diijinkan untuk ditambahkan dalam garis baku dari struktur beton.
Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan tertulis dari
Direksi diantara batas yang diperlukan untuk menerima struktur penambahan galian akan
segera diisi penuh dengan beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dan
dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.
2.4.4.

Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali


Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai pasal
ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukan
dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan
dijumpai dan diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang
15

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai
akibat dari perubahan- perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan
Direksi.
Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada dibawah
galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang disebabkan oleh
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnya material dibawah batas
penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian Penyedia
Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan
material yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
2.4.5.

Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai dari muka tanah
dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak
atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat
yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak
layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan
kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu tempat
yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk
timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan
timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering (dimana
dalam kondisi kering akan dibangun seperti dalam Sub-bag 1.6.1
Pekerjaan Pengeringan). Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender
dalam BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah.
Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan
terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan
untuk melebar dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter
dimana permukaan tidak dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton secara
umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.
Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang diarahkan oleh
Direksi, keperluan pengukuran untuk pembayaran galian terbuka terhadap kemiringan seperti
disebutkan dibawah ini:
KEMIRINGAN GALIAN
MATERIAL
Batu Batu
Lapuk Tanah
Galian Deposit
Sungai

KEMIRINGAN (V : H)
1: 0.5
1: 0.8
1: 1.0
1: 1.0

DISKRIPSI
Untuk kemiringan permanen Untuk
kemiringan
permanen
Untuk
kemiringan
permanen
Untuk
kemiringan permanen

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menggali saluran terbuka /
parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini
akan ditanggung oleh Penyedia Jasa kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari
pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari harga satuan tender
16
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

dalam BoQ.
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah, kerikil, dan batuan
kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga
mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah
ditetapkan oleh Direksi.
Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan
penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan
tanah timbunan yang sesuai atau beton K100 atas biaya Penyedia Jasa.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai
elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai
garis elevasi sesuai dengan syarat- syarat yang ditentukan.

2.4.6.

Pekerjaan Timbunan
Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan kembali di
lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material
harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak
diijinkan.
Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai bahan untuk
timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai
sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan
dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk menentukan efektifitas
dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil
dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan
dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan,
efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasuk
penempatan/penghamparan dari material dari borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan
kadar air dan dalam lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi
dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam
segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrak
Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka
percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan
tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap
sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan
tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia
Jasa harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang gagal
tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan tanah yang
dilaksanakan di tempat lain.
Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh)
hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment).
Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut :

Kepadatan Lapangan (field density)


Permeability lapangan (field permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air (water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
17

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial embankment). Semua
biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk uji pemadatan, penghamparan, dan
berikut pembongkaran material serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample)
adalah sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam
BoQ.

2.4.7.

Jenis Pekerjaan Timbunan


Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah yang akan
diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

1)

Timbunan tanah kembali dari galian


Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Timbunan lolos air.
Timbunan tanah kembali dari hasil galian.
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan
tersebut dapat dipertangung jawabkan.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur
bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati
dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara
lapis perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan.
Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah
hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak
cukup maka Kotraktor dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow area)
atas ijin Direksi.

2)

Timbunan tanah dengan material dari borrow area


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area
adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan
dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis
dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan
material tanah timbunan tersebut.
Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan borrow area
yang telah disetujui oleh Direksi. Semua bagian dari timbunan akan dihitung dan dibayar
terhadap material terpasang dalam lokasi timbunan dengan dasar setelah pekerjaan
pemadatan.

3)

Timbunan Lolos Air


Timbunan kembali lolos air harus ditempatkan berdasarkan garis, ketinggian dan ukuran
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi.
Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari segregasi.
Metode dari pelaksanaan timbunan kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapis horisontal dengan ketebalan tidak
lebih dari 50 (lima puluh) cm sentimeter sebelum dipadatkan dan dipadatkan secara
menyeluruh dengan alat pemadat kapasitas 10 ton (vibratory roller) atau berdasarkan
kepadatan dari uji timbunan yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Material filter dapat diperoleh dari sungai setempat, galian pondasi BENDUNG/ bangunan air
18

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

atau lokasi yang telah disetujui Direksi. Material filter harus terdiri dari material yang layak,
awet, pasir dan kerikil bergradasi baik dengan ukuran partikel kurang dari 8 (delapan)
sentimeter. Juga material tidak boleh mengandung fraksi lolos saringan no.4 dalam jumlah
lebih dari 50% (limapuluh persen) begitu juga lolos saringan no. 200 tidak lebih atau kurang
dari 10 % (sepuluh persen).

2.5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan tanah
harus memuat :
2.5.1.

Pekerjaaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui volume dan lokasi galian, serta volume
dan lokasi timbunan.

2.5.2.

a.

Penetapan Disposal area :


a) Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian yang
tidak dapat dipakai sebagai material timbunan
b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah-daerah pembuangan yang
menguntungkan ditinjau dari segi biaya dan waktu. Dalam banyak hal daerah yang
terdekat biasanya menjadi pilihan yang baik.
c) Ukur jarak tempat pembuangan (Disposal Area) dari tempat galian. Untuk dapat
menghitung jumlah dump truck yang diperlukan (ingat cara menghitung kebutuhan Dump
Truck didasarkan atas volume lepas) dan menghitung biaya angkutan.

b.

Penetapan Quarry Tanah Timbunan


a) Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk mencari daerah- daerah
yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat untuk material timbunan.
b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah yang menguntungkan dengan
pertimbangan biaya, waktu dan mutu tanahnya. Usahakan letaknya searah dengan disposal
area (atau sebaliknya) sehingga dump truck yang balik dalam keadaan kosong dapat
dimanfaatkan
c) Ambil sampel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume kering maksimumnya di
laboratorium,
untuk dipergunakan sebagai standar pengukuran kepadatan dalam
pelaksanaan. Karena standar hanya berlaku untuk jenis tanah yang sama, maka harus diberi
tanda supaya tidak tertukar dengan yang lain.
d) Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif, maka jalan kerja jalan kerja
menuju quarry dan disposal area, perlu dapat perhatian yang serius serta dilengkapi
dengan drainase lingkungan.

c.

Penetapan Base Camp


Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknya
diperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.

d.

Dokumentasi
Perlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja dan kondisi sepanjang
saluran

Pembersihan Medan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan rumput liar
yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga
profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Sampah yang berasal dari pembersihan harus
diatur dan disebar disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan
dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia Jasa harus
19

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang
dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan mengijinkan harus
dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempattempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran
harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap
saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran
api dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi
tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan
saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah
dihitung berdasarkan luasan seperti dalam tabel berikut :

No
1
2
3
4

2.5.3.

2.5.4.

Diameter Batang
(cm)
10 15
15 20
20 25
> 25

Luas Area (konversi)


2
m
4
9
16
25

Kupasan / Stripping
1)

Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan dilakukan pada
semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai bahan timbunan,
pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum
pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

2)

Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang tidak
cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti rumput, tanah
lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman
minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.

3)

Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil kupasan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik, dapat
membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan acuan,
pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan
dan kegiatan pekerjaan lainnya.

2.5.4.1.

Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan
(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap
yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan
dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan.
Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan
menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan
setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga
20

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara
yang dapat disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
2.5.4.2.

Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk
detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan
Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

2.5.4.3.

Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang
dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu tambahan
pekerjaan.

2.5.4.4.

Perapihan Permukaan Galian


Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang
disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau
timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila
tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat
berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan
petunjuk Direksi atas biaya Penyedia Jasa.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m
yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang
mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan
semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

2.5.5.

Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat


2.5.5.1.

Di Lokasi Saluran
a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pembantu
dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
b.

Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan
dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia.

c.

Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan (jumlah
kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan
kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck
sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.

d.

Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok
bantuan yang selalu terjaga.

e.

Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya


dengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir,
dapat langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.

f.

Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,
sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi sebagai
saluran drainase.
21

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

2.5.5.2.

2.5.6.

Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan di stock
dengan Bulldozer.
b.

Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .

c.

Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel
Loader untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan

d.

Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader dan
Excavator

Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai


Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu tempat
didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam
gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya
dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk serta yang
berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di saluran, mata air dan pompa
akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya
penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan saluran bisa
dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan
material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan dan
penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut harus
dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus
mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah.
Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan diangkut untuk
dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi.
Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang akan
dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi
permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian
rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan
material galian untuk pekerjaan timbunan.
Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan, untuk menghindari
dari erosi akibat hujan.
Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari Penyedia Jasa
sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga puluh (30) hari untuk
mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi
yang telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.
Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan untuk perawatan dari
lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam harga satuan per meter
kubik untuk pekerjaan galian.

2.5.7.

Longsoran di Talud
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya
longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia Jasa hrus memperbaiki
semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan setiap perubahan yang
22

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

diperlukan sampai memuaskan Direksi.


2.5.8.

Gebalan Rumput
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan saluran gendong
harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus diratakan dan
digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan rumput harus rata
dengan permukaan lereng saluran.
Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnya sampai gebalan itu tumbuh
dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan diganti.
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :

Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.


Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m dibawah muka air rencana untuk
saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.

Persyaratan gebalan rumput.

Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar-akarnya


Bukan berasal dari tanah yang susut besar
Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm
Cerucuk untuk Gebalan

Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran dari cerucuk tadi
paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2 buah cerucuk untuk setiap
gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.

2.5.9.

Pelaksanaan Penimbunan
Permukaan tanah pada lokasi rencana kerja harus dibersihkan dan dikupas atau digali hingga
mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan untuk tanggul
saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak
antara alur lebih kurang 1.00 meter.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari
retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang
digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar
airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang terjadi pada
permukaan tanah, harus diratakan.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang ditunjukan pada
gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggultunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari
tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambargambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan
maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.
Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi material yang baik
23

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk mencapai tujuan ini Direksi
akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material akan ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau
dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat
kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada
Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah
harga satuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak boleh ada
rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh
/Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya tanpa ada biaya penggantian.
Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan, kepadatan
kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan kering
maksimum laboratorium.
Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang dibutuhkan
dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat
lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam)
lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh
mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan dengan
menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji percobaan ini harus
disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50
meter panjang saluran per lapis timbunan.
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan dihitung dalam meter kubik
timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan
penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan
timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya Penyedia
Jasa.

Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan/ berada di sekitar
struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia Jasa
harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.
Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya harus ditunda
atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan
ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil pembebanan tidak
seimbang pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan dalam perencanaan.

2.5.9.1.

Kontrol Pengendalian Pengujian untuk Pekerjaan Timbunan


Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan timbunan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa seperti yang ditetapkan sesudah ini atau seperti
arahan Direksi.
Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian mutu dari
pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan dan meneliti semua
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam rangka bahwa Penyedia Jasa
dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan melaksanakan tes dan pengambilan
contoh uji (sample) agar dapat memenuhi spesifikasi teknik. Direksi akan dan berhak
24

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
jika pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik.
Dalam kasus demikian Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang dari
pekerjaan yang tidak memenuhi dengan biaya sendiri.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan dan perlengkapan uji dan menyediakan
semua tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan semua uji yang diperlukan
untuk memenuhi kewajiban menurut spesifikasi dibawah pengawasan dari Direksi.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian pengendalian mutu. Semua biaya untuk
pelaksanaan uji pengendalian mutu termasuk semua tenaga, material, peralatan
konstruksi dan peralatan, pengambilan contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk
dalam harga satuan dalam BoQ.
2.5.9.2.

Operasi dari Borrow area


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di borrow area
dibawah pengawasan dan instruksi Direksi.
Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian setempat tidak memungkinkan
untuk dipakai, maka harus diambil dari tanah luar (Borrow area) sesuai yang ditunjukan
dalam gambar atau atas perintah Direksi. Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi
kepada pemilik daerah tersebut dalam memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang
ditunjukan oleh Direksi. Biaya ganti rugi tanah timbunan, biaya pengupasan dan
penggalian tanah telah termasuk dalam harga satuan penawaran.
Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga sebelum
digali dari lokasi borrow-area, dengan cara memberi atau menambah air dengan
mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran atau parit pembuang
untuk mengurangi kelebihan air.
Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow area seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dan dari kebutuhan dengan galian, jika demikian
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
Garis batas dari borrow area seperti ditunjukkan dalam gambar kerja hanya kira-kira dan
mungkin akan meluas jika diperlukan dengan persetujuan dari Direksi. Pada saat
perluasan Penyedia Jasa tidak akan mengajukan tambahan biaya terhadap harga satuan
untuk material tersebut dalam BoQ.

Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian di lokasi
tersebut Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
mengenai kelengkapan da
ditinggalkan dalam keadaan rapi dan dalam kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengan
demikian Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk memulai melaksanakan pekerjaan tersebut
sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dan bebas
dari kotoran dan sisa-sisa akar pohon, dan secara seksama dikupas dan dihilangkan
bahan-bahan organiknya seperti rumput, lapisan tanah permukaan dan akar pohon, dengan
demikian tanah timbunan tidak mengandung tunggul, semak belukar, akar, rumput, humus,
gumpalan- gumpalan tanah dan unsur lain yang mudah membusuk.
Borrow area harus dioperasikan sehingga tidak merusak kegunaan dari segala bagian
dari pekerjaan. Apabila terdapat material yang mempunyai ukuran lebih dari tiga puluh
(30 cm) sentimeter di lokasi borrow area maka material tersebut harus di pisahkan atau
dibuang oleh Penyedia Jasa atau pada saat material sebelum dipadatkan.
Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan (stripped) (termasuk material
humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin akan ditimbunkan kembali) harus
dikembalikan ke borrow area di mana pada saatnya akan ditutup seperti arahan Direksi
25
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

untuk memelihara kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang.
Jika dilokasi manapun di borrow area (sebelum atau selama operasi penggalian) terdapat
daerah yang terlalu basah, akan diambil langkah yang memungkinkan untuk mengurangi
kandungan air dengan jalan pemilihan daerah galian untuk menjamin material dalam
kondisi tidak jenuh air atau dengan cara di jemur atau material di tempatkan dilokasi
stock yang telah di setujui oleh Direksi dan apabila ditemukan kelebihan kandungan air
diijinkan untuk dikeringkan atau dengan menggunakan alat lain yang telah disetujui.
Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan tanggul, Penyedia Jasa
harus mengatur dalam borrow area tersebut dengan suatu cara sedemikian rupa agar
elevasi permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow area sama tinggi,
sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Untuk menghindari terbentuknya kolam air di borrow area, parit saluran dari borrow area
ke pengeluaran terdekat harus di buat oleh Penyedia Jasa dimana jika parit saluran
tersebut diperlukan.
Penyedia Jasa tidak diijinkan memindahkan atau membawa material dari borrow area
untuk keperluan Penyedia Jasa dan atas kemauan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.
Kecuali ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk biaya persiapan, operasi
dan pemeliharaan borrow area termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang diperlukan hingga syarat-syarat timbunan tersebut sesuai
untuk digunakan dalam pekerjaan pembuatan tanggul.
Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga satuan pada sub pasal
yang ada sangkut pautnya untuk pekerjaan pembuatan tanggul, dimana tanah timbunan
diambil dari Borrow area.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar
air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode
Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi
pemadatan yang sama.
2.5.10.

Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat


Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat
pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman kasar,
adalah sebagai berikut :
b.
c.

Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;


Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu tinggi.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :


a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.
Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :
a) Percobaan Pemadatan

Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan yang telah
26

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh lebih
dari 30 cm)

Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang (tetapi lebih
baik agak kurang daripada kelebihan)

Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dan
dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan diukur
kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurang padat, maka lintasan
pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila tingkat kepadatannya telah
dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.

b) Pemadatan Timbunan

Dasar
tanah
yang
sesuai persyaratannya.

Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan Dump Truck,
ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan. Jarak tumpukan diatur
sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh permukaan dapat
tertimbun.

Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau Grader untuk
mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan kadar airnya secara
visual .

Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus dihentikan.

Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih 50 cm,
dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan
Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan
yang telah dilakukan .

Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh permukaan
terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan, diambil sampelnya setiap
jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa kepadatannya .

Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya baru diperbolehkan
untuk dihampar.

Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada
(daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakai sebagai
pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikuti lapisan-lapisan yang
telah selesai .

Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk menjamin mutu
timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampai separuh kedalaman
saluran (untuk saluran yang tidak lebar)

Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, dan juga
dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harus dipedomani lagi
dengan profil saluran.
Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain), penambahan akan
sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.

akan

ditimbun,

dipadatkan

seperlunya,

Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawah dan
dengan sambungan bertangga

27
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

2.6.

PEKERJAAN PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan tanah harus memuat :

2.6.1.

Pekerjaan Galian
a) Penerimaan bahan
1) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang berbeda.
2) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian
bangunan
b) Pemeriksaan mutu bahan
1)

Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser dalam,
dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan ketinggian muka
air tanah.

2)

Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake
durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.

3)

Galian bangunan
(a) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan pemikul
beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan
(konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.
(b) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir
tanah.
(c) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan
berkaitan dengan kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data ketinggian muka
air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir.
(d) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan mengenai
pengendalian mutu timbunan.
(e) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaan dilakukan pada
lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan kestabilan, parameter longsoran
dan parameter daya dukung tanah setempat.

2.6.2.

Pekerjaan Timbunan
a)

Penerimaan bahan
1) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan
akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup
seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling sedikit tiga contoh yang
mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
2) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Direksi Pekerjaan dapat
memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau sumber
bahannya dapat diamati.

b)

Pengujian mutu bahan


Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk
28

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan
timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu
pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan timbunan, yang ditentukan oleh nilai
aktif.
c)

Percobaan Pemadatan di lapangan


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai
tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan
yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti :
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat
dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa untuk
menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk
seluruh pemadatan berikutnya.

2.6.3.

Dasar Pembayaran
2.6.3.1.
Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran
dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.

2.6.3.2.
Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing- masing harga yang dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga
tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
3.

PEKERJAAN BETON

3.1.

RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu
serta pengukuran dan pembayaran.
Pedoman ini mencakup kegiatan :
Beton K.225
Beton rabat
Pembesian
Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton,
lantai kerja dan pemasangan turap seperti pemancangan atau tindakan lain.

3.2.

ACUAN NORMATIF
Standar
(SNI) :
-

Nasional

SNI 03-1968-1990
SNI 03-1969-1990
SNI 03-1972-1990

Indonesia

: Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.


: Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
: Metode Pengujian Slump Beton
29

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

SNI 03-1973-1990
SNI 03-1974-1990
SNI 03-2417-1991
SNI 03-2458-1991
SNI 03-2460-1991

SNI 03-2461-1991
SNI 03-2491-1991
SNI 03-2492-1991
SNI 03-2493-1991
SNI 03-2495-1991
SNI 03-2530-1991
SNI 03-2531-1991
SNI 03-2816-1992

SNI 03-2823-1992

SNI 03-2834-1992
SNI 03-2854-1992
SNI 03-2914-1992
SNI 03-2915-1992
SNI 03-3402-1994
SNI 03-3407-1994

SNI 03-3418-1994
SNI 03-3419-1994
SNI 03-3421-1994
SNI 03-3449-1994

SNI 03-3976-1995
SNI 03-4141-1996

SNI 03-4142-1996

SNI 03-4154-1996

SNI 03-4155-1996

SNI 03-4156-1996
SNI 03-4169-1996

SNI 03-4430-1997

SNI 03-4431-1997

SNI 03-4433-1997
SNI 03-4805-1998

SNI 03-4806-1998

SNI 03-4807-1998
SNI 03-4808-1998
SNI 03-4809-1998

SNI 03-4810-1998
SNI 03-4811-1998
SNI 03-4812-1998
SNI 03-4817-1998
SNI 03-4820-1998

: Metoda Pengujian Berat Isi Beton


: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
: Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
: Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.
: Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran
Beton
: Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur
: Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
: Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti
: Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium.
: Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton
: Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland
: Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
: Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran
Mortar dan Beton
: Metode Pengujian Kuat
Lentur Beton
Memakai
Gelagar
Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah
: Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
: Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton
: Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
: Spesifikasi Beton Tahan Sulfat
: Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural
: Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Natrium
Sulfat dan Magnesium Sulfat.
: Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar
: Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium
: Metode Pengujian Kuat Tekan
Beton Isolasi Ringan di Lapangan
: Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan Agregat
Ringan
: Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton
: Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah
Dalam Agregat.
: Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos No.200
(0,075 mm).
: Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji Sederhana Yang
dibebani Terpusat Langsung
: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Patahan Balok
Bekas Uji Lentur
: Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar
: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio Poison Beton
dengan Kompresor Ekstensometer
: Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton Dengan Alat Palu
Beton Tipe n dan nr
: Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua Titik
Pembebanan
: Spesifikasi Beton Siap Pakai
: Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton Keras Yang
Memakai Semen Hidrolik
: Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar dengan
Titrasi Volumetri
: Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar Semen Portland
: Metode Pengujian Kadar Air dalam Beton Segar Dengan Cara Volumetri
: Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton Berdasarkan
Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan
: Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan
: Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan
: Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung
: Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan Beton
: Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan Perubahan panjang,
Pasta, Mortar Dan Beton Semen Yang Sudah Mengeras
30

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

SNI 03-6369-2000
SNI 03-6429-2000

SNI 06-6430-2000
SNI 06-6430.1-2000

SNI 03-6430.2-2000

SNI 03-6451-2000
SNI 03-6477-2000
SNI 03-6805-2002

SNI 03-6806-2002
SNI 03-6807-2002

SNI 03-6808-2002

SNI 03-6809-2002
SNI 03-6810-2002

SNI 03-6811-2002
SNI 03-6812-2002
SNI 03-6814-2002
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6816-2002
SNI 03-6817-2002
SNI 03-2461-2002
SNI 03-6817-2002
SNI 03-6717-2002
SNI 03-6889-2002

: Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder Beton


: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan Cetakan Silinder Di
Dalam Tempat Cetakan
: Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding
: Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan Agregat
Praletak di Laboratorium
: Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton dengan Agregat
Praletak di Laboratorium
: Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik
: Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat
: Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton pada Umur
Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya
: Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural
: Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada Campuran
Graut untuk Beton Agregat Praletak di Laboratorium
: Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat Praletak
(Metode Pengujian Corong Alir)
: Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity
: Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan Anorganik dalam
Air Untuk Campuran Beton
: Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot
: Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk Tulangan Beton
: Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan Beton
: Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton
: Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton
: Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton
: Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur
: Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton
: Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat
: Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat

3.3.

ISTILAH DAN DEFINISI

3.3.1.

Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4 mm.

3.3.2.

Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5 mm.

3.3.3.

Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran beton pada bangunan
yang sudah dilaksanakan.

3.3.4.

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain, agregat halus, agregat
kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk masa padat

3.3.5.

Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap mempertahankan cetakan
sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan.

3.3.6.

Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.

3.3.7.

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur
bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan.

3.3.8.

Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi secara kimia
dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious.

3.3.9.

Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.

3.3.10.

Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica amorf yang dihasilkan
dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.

31
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

3.3.11.

Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro beton segar

3.3.12.

Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan cukup banyak
dan sangat berbeda.

3.4.

KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :

3.4.1.

Toleransi
1)

Bangunan Beton
a)

Batas penyimpangan pada gambar gambar plat, balok mendatar dan pengganti pagar
Terlihat
Tertimbun

b)

c)

d)

Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar, lantai, dinding, balok
dan sebagainya.
Minus
Plus

: 1 cm
: 5 cm

Penyimpangan pada plat jembatan


Minus
Plus

: 1 cm
: 2 cm

Dasar pondasi
Penyimpangan ukuran ukuran dalam perencanaan
Minus
Plus

: 1 cm
: 5 cm

e)

Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi, terhadap rencana
tidak lebih dari 5 cm.

f)

Pengurangan ketebalan

g)

Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka : 5 cm

h)

Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu dan bangunan
bangunan air yang serupa : 0,1%

i)

Penempatan tulangan baja


- Penyimpangan untuk beton pelindung
- Penyimpangan dari tempat yang seharusnya

j)

2)

: 1 cm setiap 3 m
: 5 cm setiap 3 m

5%

: 10%
: 2 cm

Perletakan beton pra cetak


- Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari panjang beton pra
cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton pra cetak
yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan vertikal tidak
boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

Pekerjaan Water Stop


Penyimpangan pemasangan as dari water stop untuk kearah kanan dan kiri +5 mm
32

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

3.4.2.

Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan
bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung
udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu
merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 036817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas
mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat
digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang
sama.
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
-

Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan,
tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan
harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus
dicor.

(2) Sifat-sifat Agregat


-

Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.

Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila contohcontoh diambil dan diujisesuai dengan prosedur yang berhubungan.

d) Batu untuk Beton Siklop


Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga dan tidak rusak
oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan
bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.
Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 25 cm.

33
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat
berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi
pori dalam campuran beton.
(1) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 032495-1991.
Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut
:
(a) Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan pengunaannya
bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam campuran sesuai
dengan workability yang diinginkan, atau untuk meningkatkan workability ada
angka water-cement rasio yang telah ditetapkan.
(b) Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen,
sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah jenis ini
digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana waktu
pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek
dikarenakan suhu yang tinggi.
(c) Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen, yang
akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat kekuatan
beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton precast (dimana
perlu pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat
penting.
(d) Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan memperlambat waktu
pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton mempunyai
kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi density, ketahanan dan
kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan sangat berguna untuk waktu
pengangkutan adukan beton yang lama ke tempat pengecoran, pengecoran
dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari cold joint.
(e) Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan mempercepat waktu
pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan kekuatan awal
yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada
workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada precast karena
memungkinkan pelepasan bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan
perbaikan dimana kekuatan awal sangat diperlukan.
(f) Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizer.
34
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam
campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E.
Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow concrete) untuk
menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan beton pompa
(pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.
(g) Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi
atau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B, tetapi slump
loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang menggunakan
superplasticizer.
(2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan,
silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 032460-1991.

3.4.3.

Persyaratan Kerja
1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan
dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal
ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu
beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian
mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu
tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untuk seluruh
perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana
pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan
persetujuannya
paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang
disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang terlindung
dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian tidak kurang
dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene)
selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat
penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak
ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat penyimpanan agregat,
35

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar matahari dan hujan sepanjang waktu
pengecoran.
c)

Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat atau
ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3) Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika:
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
4) Pencampuran dan Penakaran
a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 032834-2000.
b)

Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-28342000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan
peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton yang kelihatan
cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan
cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.
6) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagianbagian bangunan dari pekerjaan besi.
Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat, dikasarkan, dibersihkan, dan
dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan demikian
disetujui Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas,
dapat dilaksanakan. Penyedia Jasa dapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan
adukan beton dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe
yang sama.
b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhatihati, harus bersatu dengan
beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan beton lama dan semua pekerjaan
besinya.

3.5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan beton,
bekisting dan waterstop harus memuat :

3.5.1.

Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja

36
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin
dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur,
bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus
dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan lantai kerja
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, maka
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi Pekerjaan berhak menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus
memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.
b) Cetakan Beton
i.

Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.

ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton
sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak
berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai
dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan,
37
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi


Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, aluralur, belahan, atau cacatcacat lainnya. Mengisi celahcelah
sambungan cetakan beton harus berhatihati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah celah harus diisi secukupnya untuk
mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas
dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan air
dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat
dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua bautbaut harus dipasang pada posisinya, semua
yang diperlukan dan alatalat lain untuk menutup lubang harus dipasang pada
cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan
Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan dilakukan
pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubangbekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidak boleh
kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua permukaan cetakan
yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk memastikan
bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan harus berhati
hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum
pengecoran dan pembesian semua celahcelah cetakan yang telah diisi dengan
dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk
pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sekurang
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperiksa.
c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i.

Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.

ii.

Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari


dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan

Tipe Campuran
Beton

Kuat tekan
umur 7 hari
(kg/cm2)

Kuat tekan
umur 28
hari
(kg/cm2)

Ukuran
agregat
maksimum
( mm )

Nilai faktor air


semen
maksimum (%)

Perkiraan
kebutuhan
semen
(kg/m3)

38
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

AR fc = 25
MPa (K-300) A
fc = 22,5 MPa
(K-225) B fc =
15 MPa (K175)
C fc = 10

195
147
114
82
65

300
225
175
125
100

20
40 (20)
40
40
40

50
50
50
57
60

400
330 (350)
310
250
200

Tabel 2 Klasifikasi Jenis Beton


Tipe

Uraian

AR

Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai BENDUNG, mercu dan tembok BENDUNG

Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan sebagainya

Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan lining beton

Beton tumbuk

Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi

iii. Proporsi campuran untuk masingmasing klas beton diatas akan diberikan
oleh Direksi,
berdasarkan
hasilhasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk mendapatkan
kepadatan maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan, kekentalan dan
kekuatan dengan faktor air semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan
Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.
v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas yang
ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan
yang benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman kekentalan beton
pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan beton harus
mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.
Tabel 3 Nilai Slump Beton
Tipe Campuran
AR
A
B

C
D

Tipe Konstruksi
Mercu
lantai
dan
tembok
BENDUNG
Unit beton pra cetak
Plat dan balok jembatan
Klas I dan Klas II
Plat,
dinding,
balok
dari
tembok dan dermaga
Talud pada transisi
Konstruksi massal Trotoar,
gorong gorong Pondasi

Besaran Nilai
Slump
7,5 2,5
12,5 5,0
15,0 7,5
12,5 5,0
5,0 2,5
7,5 2,5
7,5 5,0
9,0 2,5

(2) Penakaran

39
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

i.

Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi


Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan seperti yang
diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masingmasing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.

ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5 (lima)
meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan mencampurkan
agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air menjadi suatu campuran yang
merata tanpa pemisahanpemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan
perubahan kadar air dari agregat, serta merubah berat materialmaterial yang
ikut tercakup.
iii. Jumlah masingmasing bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan
dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran. Meskipun
demikian material beton dapat juga diukur secara volume, bilamana disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan peralatan
lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap tiap skala
pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian periodik terhadap
perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan pekerjaan adukan.
(3) Mesin Pengaduk Beton
i.

Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam waktu
yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan
sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.

ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu pencampuran
terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih besar dari 0,75
m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik
pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan
warna yang merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.
iv. Semua peralatan pencampur
harus
selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada dalam alat pencampur
perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.
(4) Truk Pencampur
i.

Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drumdrum yang ada
pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan yang dianjurkan oleh
Pabrik.

ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah bahanbahan
pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu beton dapat
diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat mengeras,
waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
(5) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia

40
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

i.

Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika


situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat mungkin
ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak pengaduk yang
bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka selasela kayu harus
ditutup agar tidak ada kehilangan air dari adukan.
iii. Semua agregat dan semen harus diadukaduk dalam keadaan kering sekurang
kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur- angsur dipuncak
adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang
kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
2) Pengecoran
Pelaksanaan Pengecoran

a)
i.

Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).

i.

Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa Tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.

ii.

Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan, pengecoran


beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk
menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.

iii.

Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.

iv.

Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan


penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.

v.

Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan mulai dari
bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya,
adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).

vi.

Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan bagian
bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui Direksi
Pekerjaan secara tertulis.

vii.

Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan
butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu
lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton diatasnya.

viii.

Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan oleh
Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam
waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.

ix.

Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang. Beton
jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali
41

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.


x.

Jika pelaksanaan pengecoran


dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan
pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan dibuat
kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .

xi.

Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau


disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab dan
dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.

xii.

Beton harus dicor pada posisi dan urutan urutan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan langsung
pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan
penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian bagian yang tertanam, serta
membentuk lapisan lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.

xiii.

Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada


gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

xiv.

Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih
tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum
dicorkan.

xv.

Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau


mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.

b) Pemadatan
i.

Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan
yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.

ii.

Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di antara
dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan sehingga
setiap rongga dan gelBendung udara terisi.

iii.

Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.

iv.

Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang- kurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.

v.

Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai
kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan
yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan
digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan
dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan
beton sudah mengkilap.

vi.

Jumlah minimum alat penggetar mekanis


Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar yang

vii.

42
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.


viii.

Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat
awal (initial setting).

3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a)

Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis bangunan
yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen- elemen bangunan kecuali ditentukan
demikian.

b)

Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua sambungan konstruksi
harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan
pada titik dengan gaya geser minimum.

c)

Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan
sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.

d)

Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke dalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi dan dinding. Untuk
pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas permukaan dengan cara manual,
sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai
luas maksimum 40 m2.

e)

Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan jika pekerjaan terpaksa
mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau
penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.

f)

Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.

g)

Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak diperkenankan
berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

4) Beton Siklop
b)

Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang
tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk
cetakan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.

b)

Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu
pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.

c)

Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batu harus
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecah maksimum
30 cm dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm. Permukaan bagian atas
dilindungi dengan beton penutup (caping).

5) Lining Beton
a)

Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada Gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi.

b)

Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan ketentuan.

43
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

d)

Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai dilakukan, pada
saat perapian sedang dikerjakan.

e)

Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi, dilaksanakan sesuai
dengan gambargambar detail yang ada terutama yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan.

f)

Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.

6) Pekerjaan Pondasi Beton


a)

Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus membersihkan semua
kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan
genangan air yang ada sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.

b)

Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor bersih dari
genangan air.

c)

Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaan memeriksa dan
menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.

d)

Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan
gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

e)

Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan pengecoran,
permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelah bersih.

g)

Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan dibuat


bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen ditempatkan diatasnya.

h)

Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semenpasir yang sama dengan
perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.

i)

Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau proteksi pondasi
dibuat dengan cara lain.

7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa mengabaikan
perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton
menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan yang
diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan vertikal
yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk
memegang acuan, dan acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau
dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan
beton. Tonjolan mortar
44
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus


dibersihkan.
- Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang
tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.
- Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan
harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan
pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat
dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali
digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton
dan harus diselesaikan secara manual sampai rata dengan menggerakkan perata
kayu secara memanjang dan melintang, atau dengan cara lain yang sesuai sebelum
beton mulai mengeras.
Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus
sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih belum rata
harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan
sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir
halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan,
ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan
yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di
tempat.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i.

Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,


temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

ii.

Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras


(sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat
jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau
lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan yang dirawat.

iii.

Jika acuan kayu tidak


dibongkar maka acuan tersebut harus dipertahankan
dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk mencegah terbukanya
45

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

sambungan-sambungan dan pengeringan beton.


iv.

v.
vi.

Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus dirawat setelah
permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan ditutupi
oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus dibasahi
sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28
hari.

vii.
(2) Perawatan dengan Uap
i.

Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan awal yang tinggi,
tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan kecuali atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.

i.

Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana
beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:
Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh
melebihi tekanan luar.
Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi
380C selama 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian
temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650C dengan
kenaikan temperatur maksimum 140C / jam secara bertahap.
Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan uap tidak
boleh melebihi 5,50C.
Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan secara bertahap
dan tidak boleh lebih dari 110C per jam.
Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruang penguapan
tidak boleh lebih dari 110C dibanding udara luar.
Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh dengan
uap air.
Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan dengan uap harus
dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
iii. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan
temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan
dan tidak tergantung dari cuaca luar.
iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus dilindungi
secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan
menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

(3) Perawatan dengan Cara Lain


i. Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton segera sesudah
air meningggalkan permukaan (kering), terlebih dahulu setelah beton dibuka
cetakannya dan finishing dilakukan. Jika seandainya hujan turun maka harus
dibuat pelindung sebelum lapisan membran cukup kering, atau seandainya
lapisan membran rusak maka harus dilakukan pelapisan ulang lagi.
ii. Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton dengan bahan
lembaran kedap air yang bertujuan mencegah kehilangan kelembaban ari
permukaan beton. Beton harus basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang.
Lembaran bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan apabila
ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode perawatan
46
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

berlangsung.
iii. Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan sebagai
dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton dalam
masa perawatan
3.5.1.1.

Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan

I.
Kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batas dari bahan pokok tiap kelas
harus mengikuti Standar Nasional Indonesia NI - 2 PBI - 71, sebagai pendekatan berdasarkan
pengalaman komposisi masing-masing kelas seperti dibawah ini :

Kelas
Pemakaian

Ukuran maks
dari kerikil

Berat minimal
Dari PC tiap
m3 Betontiap

Berat maks
dari air
kg

( cm )

( kg )

( kg )

A (K-225)
B (K-225)
C (K-175)
D (K-175)
E (K-125)
F (K-125)
G (K-125)
(catatan : 1 zak = 50 kg)

20
40
20
40
20
40
80

400 (8,0 zak)


350 (7,0 zak)
325 (6,5 zak)
300 (6,0 zak)
275 (5,5 zak)
250 (5,0 zak)
225 (4,5 zak)

0,55
0,55
0,55
0,55
0,55
0,55
0,55

PC

Beton Bertulang
Beton Bertulang
Beton Bertulang
Beton Bertulang
Beton Massa
Lantai Kerja
Beton Siklop

Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan / diperbaiki
selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan campuran beton
atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
Penggunaan semen dengan berat minimal dalam analisa adalah tersebut diatas sementara bahan
lainnya adalah proposional dan aplikasi penggunaan akan ditetapkan berdasarkan hasil mix
design concrete oleh laboratorium yang ditunjuk. Untuk memproduksi beton Kontraktor diharuskan
menggunakan pengaduk mekanis (concrete mixer / molen) minimal ukuran 250 liter dan juga
dilengkapi dengan concrete vibrator pada saat pengecoran sebagai pemadat.

II.

Uji Bahan dan Perbandingan Campuran

Kontraktor harus mengadakan uji bahan dan uji campuran berdasarkan percobaan campuran
untuk beton K 125, K 175 dan K 225 sedemikian sehingga disetujui Direksi. Pengambilan bahan
agregat yang dipakai sebagai bahan uji harus diketahui oleh Direksi dan dibuat berita acara
tertulis, sedang merk semen yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi, dimana uji
bahan meliputi :

Bahan Jenis Pengujian

Kriteria Evaluasi

Semen

a. berat jenis
b. berat isi
c. kehalusan

Agregat Halus

a. berat jenis
b. analisa gradasi
c. pelapukan agregat
d. kadar lumpur

a. 2.50 ~ 2.65
b. 2.30 ~ 3.30
c. < 10 %
d. < 5 %

Agregat Kasar

a. berat jenis

a. 2.50 ~ 2.65
47

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

b. analisa gradasi
c. pelapukan agregat
d. kadar lumpur
e. abrasi

b. mod. kehalusan 6 ~ 8
c. < 10 %
d. < 5 %
e. maks. 10 % - 100 putaran
f. maks. 45 % - 500 putaran

Hasil percobaan laboratorium harus menguraikan secara jelas perbandingan campuran masingmasing mutu beton maupun perlakuan penggunaan bahan beton dan beton uji, selanjutnya
perbandingan campuran dan perlakuan tersebut harus dipakai sebagai acuan oleh Kontraktor di
lapangan.
Setiap penggantian sumber bahan alam maupun semen yang dilakukan oleh Kontraktor harus
diketahui oleh Direksi dan bila dianggap perlu Direksi berhak meminta Kontraktor untuk
mengadakan uji laboratorium ulang.
Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan beton permanen sampai ijin Direksi untuk campuran
bahan-bahan yang diusulkan dan disetujui. Berat jenis dari kubus uji beton selama pekerjaan
berlangsung tidak boleh kurang dari 94% dari rata-rata kubus beton percobaan.
Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka uji bahan di laboratorium maupun uji beton selama
pelaksanaan sudah termasuk dalam harga satuan beton yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
III.

Percobaan Campuran (Trial Mixes)

Kontraktor harus membuat percobaan campuran untuk setiap klas beton dengan memakai alatalat yang sama dengan yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan denag mengikuti perlakuan
bahan dan beton sesuai dengan perlakuan selama uji bahan dan beton di laboratorium. Sisa beton
untuk percobaan campuran ini hanya boleh digunakan untuk dipasang pada bagian pekerjaan
bukan struktur bangunan.
Percobaan campuran di lapangan dilakukan pada saat awal dimulainya pekerjaan beton dengan
cara membuat dua puluh benda uji kubus beton dibuat untuk setiap macam mutu beton yang
dibutuhkan dan diuji setelah beton berumur 28 hari atau sesuai dengan pengarahan Direksi.
Pengolahan hasil percobaan lapangan diselesaikan menurut PBI 71 (NI 2) pasal 5.5, hasil
percobaan tidak lebih dari satu buah dari ke 20 benda uji tersebut berada dibawah persyaratan
kekuatan tekan kubus karakteristik.
IV.
Pengujian Beton Selama Pelaksanaan
Kontraktor selama masa kontrak harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat-alat
pengambilan contoh uji beton berupa minimum 6 (enam) buah cetakan kubus (cube mould) ukuran
bersih bagian dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm yang terbuat dari baja dan bisa disetujui oleh
Direksi, hal ini diperlukan untuk mengambil contoh kubus beton yang harus diuji sesuai dengan
PBI NI2, di samping itu Kontraktor harus menyiapkan contoh batuan air untuk diuji sesuai dengan
ASTM volume 05.02 dan AASHTO T26. Kontraktor juga harus menyediakan thermometer yang
diperlukan untuk mengukur suhu beton, bahan-bahan beton dari udara.
Selama pelaksanaan di lapangan Kontraktor harus mengambil contoh beton dari campuran
percobaan dari beton yang baru dicor dan merawat sesuai dengan perlakuan uji kelaboratorium
dan kemudian mengirimkan ke laboratorium yang disetujui untuk diuji menurut PBI NI2. Pengambil
contoh minimum 1 kubus per 5 kubik beton struktur dan 1 contoh per 10 kubik untuk beton massa,
bila volume pekerjaan beton dalam satu hari kurang dari 5 kubik beton struktur atau 10 kubik beton
massa maka minimum diambil 1 (satu) contoh uji per harinya. Sebelum mengecor beton untuk
pekerjaan tetap harus mengambil contoh beton dari campuran percobaan dari beton yang baru
dicor, merawatnya dan kemudian mengirimkan ke laboratorium yang disetujui untuk di uji.
Sebelum mengecor beton untuk pekerjaan tetap, Kontraktor harus melaksanakan "Slump test"
pada setiap waktu mulai menuangkan beton. "Slump test harus dilaksanakan sebagaimana
diterangkan dalam PBI NI2 ayat 5.5. Jika tidak diperintahkan lain nilai (slump harus melebihi 25
mm dan tidak lebih dari 150 mm, seperti yang dijelaskan PBI NI2, table 5.5.1.
48
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Berdasarkan pengalaman di lapangan, bahwa sample kubus beton yang sudah dibuat biasanya
diberikan perawatan cukup sehingga juga menghasilkan kuat tekan yang direncanakan, namun
sering kali berbeda dengan beton yang terpasang dilapangan, yang mana terkadang pelaksanaan
dan perawatannya tidak optimal, untuk itu harus dilaksanakan uji kuat tekan beton dengan
menggunakan Concrete Hammer Test yang dilaksanakan pada umur 28 hari, jumlah pengetesan
kurang lebih 1 titik untuk tiap 2 m2 bila luas bidang lebih dari 3m2 atau minimal 3 titik untuk satu
bidang yang sempit, untuk kemudahannya akan ditetapkan oleh Direksi kemudian.
Kontraktor harus membuat catatan untuk tiap pengujian yang memberikan keterangan secukupnya
dalam sistem metric seperti disebutkan dalam ASTM volume 05.02. Pemborong harus membuat
catatan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi dalam rangkap 3, dan menyerahkan kepada
Direksi tidak lebih dari 3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan. Pemborong juga harus
membuat dan menyerahkan catatan tentang suhu udara beton dan bahan-bahan beton untuk
mendapat persetujuan Direksi.
V.

Mengawasi dan Mencampur Bahan-bahan

Kontraktor harus memeriksa secara hati-hati kwalitas bahan dan beton yang akan
digunakan.Khusus untuk bahan agregat kasar dan halus, 24 jam sebelum bahan digunakan harus
disiram dulu dengan air bersih yang disetujui oleh Direksi. Perbandingan penakar bahan beton
harus didasarkan pada ukuran volume bahan sesuai dengan hasil uji laboratorium atau hasil uji
coba (trial mixes) pada saat awal pekerjaan dan disetujui oleh Direksi. Urutan pemasukan bahan
ke dalam mesin pengaduk mekanis (mixer) adalah air, semen, agregat kasar dan agregat halus.
Penambahan zat tambahan (additive) dilakukan sesuai dengan petunjuk penggunaan bahan
tambahan. Paling lama proses pencampuran bahan beton didalam mesin pengaduk adalah 3
(tiga) menit atau secepatnya setelah bahan beton benar-benar sempurna tercampur.
Dalam kondisi apapun Kontraktor tidak diijinkan mengaduk campuran bahan beton secara manual
kecuali seijin Direksi, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang dari 1 (satu)
zak semen 50 kg, sehingga kapasitas minimum molen yang diijinkan adalah 250 liter,
Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat percampuran dan tempat bahan-bahan untuk
ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi,
sebelum alat percampuran dan bahan-bahan diletakkan.
VI.

Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton

Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan ia masih mempunyai
mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi penambahan atau
pengurangan apapun sejak ia meninggalkan tempat adukan.
Untuk pengecoran yang tinggi, beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan melalui
talang secara tak terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m, yaitu harus ber trap secara
perlahan sehingga tidak terjad pemisahan bahan. Normalnya ukuran vertikal dari beton yang
dituangkan pada satu kali pelaksanaan harus tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatar harus
tidak lebih dari 7 m. Untuk hal ini Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi terhadap
pengaturan yang diusulkan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan yang disediakan
sebelum permulaan pembetonan. Kontraktor harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai
rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin
penggetar (concrete vibrator), tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan.
Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan harus
dengan persetujuan Direksi.
VII.

Sambungan Batas Pengecoran Beton

Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilangsungkan.

49
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pangaruh dari penyusutan dan
suhu sangat di perkecil. Dimana pekerjaan beton memanjang atau meluas dan jika menurut
pendapat Direksi mungkin dilaksanakan, maka kontraktor harus mengatur rencana pelaksanaan
sedemikian rupa, sehingga beton sudah mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru
diletakkan terhadapnya.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan yang
kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungin dapat dilaksanakan pada tempat
gaya lintang yang terkecil.
Sebelum pengecoran beton baru yang berhubungan dengan beton yang sudah mengeras, beton
lama harus dikasarkan dan dibersihkan dari kotoran dan melepaskan agregat permukaan atau
gelBendung semen yang lapuk dengan palu besi.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pelaksanaan harus tidak lebih dari 1,5 m
dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi.
VIII.

Beton Pracetak

Sebelum memesan atau mendatangkan beton pracetak ke lokasi pekerjaan Kontraktor harus
menyerahkan sertifikat spesifikasi yang berlaku dan dipergunakan. Semua beton pracetak yang
tak bisa dihilangkan dan kalau tanda ini hilang, beton pracetak tidak boleh dipakai sebelum 28 hari
sesudah kedatangannya dilampaui.
IX.

Pembetonan di Atas Permukaan Tembus Air (Permiable)

Kontraktor tidak boleh menempatkan beton di atas permukaan yang dapat ditembus air tanpa
menutupi permukaan itu lebih dahulu dengan lapisan kulit kedap air atau bahan lain yang kedap
air, dan semuanya harus mendapat persetujuan Direksi.
X.

Pembetonan dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan

Kontraktor tidak boleh mencor beton pada waktu hujan deras. Apabila suhu udara melebihi 35
derajat Celcius, Kontraktor tidak boleh mencor beton tanpa persetujuan Direksi dan tanpa
mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu
pencampuran dan penuangan di bawah 35 derajat Celcius, misalnya dengan cara menjaga bahanbahan beton dan acuan-acuan agar terlindung dari sinar matahari atau disemprot dengan air.
XI.

Melindungi dan Merawat Beton (Curing)

Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Kontaktor harus
melindungi beton dari pengaruh jelek angin, matahari, tinggi atau rendahnya suhu, pergantian atau
pembalikan derajat suhu muatan sebelum waktunya, benturan atau tumbukan tanah agresif.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatannya harus dijaga supaya
terus basah sesudah dicor tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen penahanan Sulfat,
atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Perawatan diijinkan pula
menggunakan zat kimia yang ada dipasaran.
Permukaan yang telah dibuka acuannya, harus segera ditutup dengan kain tebal atau pasir atau
bahan-bahan lain yang mungkin disetujui oleh Direksi, yang harus terus menerus berhubungan
dengan beton dan dijaga supaya dalam keadaan basah. Perawatan dengan metode lain akan
diijinkan setelah ada usulan dari Kontraktor.
Tidak ada biaya khusus untuk perawatan beton, biaya ini sudah termasuk dalam biaya tidak
langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan harga.

3.5.1.2.

Tulangan Baja
I.

Daftar Baja Tulangan


50

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Kontraktor harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam gambar-gambar dan
Spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan
baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Kebutuhan baja tulangan harus dituang dalam
bentuk daftar tulangan (bar list) sesuai dengan bangunan masing-masing. Demikian juga daftar
bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor ketelitiannya harus dirinci
sendiri oleh Kontraktor.
Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 2 cm atau lebih harus dibengkokkan pada
mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi.
Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Bab. 8 Standar Nasional NI - 2 PBI - 71 kecuali jika
ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi.
Pembayaran baja tulangan dihitung dalam satuan kilogram berat baja terpasang sesuai dengan
bar list yang disetujui oleh Direksi.
II.

Pemasangan

Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu
akan tetap ada pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel untuk
memasang dengan tepat batang bersilang dengan sudut yang tegak lurus harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Pengelasan lainnya tidak diperbolehkan. Pengokoh ganjal dan tali
pengikat harus atas persetujuan Direksi. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus
berkualitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan
Spesifikasi . Tulangan utama dari tulangan anyamanesk pabrik harus disambung dengan overlap
30 cm dan tulangan melintang dengan overlap 15 cm . Kontraktor tidak boleh mencor beton
sekeliling tulangan baja tersebut sampai Direksi memeriksa dan menyetujui.
3.6.

PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan beton,
bekisting harus memuat :

3.6.1.

Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus diperiksa oleh
pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan
Beton, Bekisting dan Waterstop.

3.6.2.

Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk
melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja.

3.6.3.

Perencanaan Campuran
1)
Ketentuan
Campuran

Sifat-sifat

a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya dinyatakan dengan
nilai slump) seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila
Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas.
Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelBendung udara atau
gelBendung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
51
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh,
perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 034810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah kekuatan yang
disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut,
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan di atas. Kekuatan
beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda
uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton
karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.
d) Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia
Jasa untuk mengambil tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas
dasar hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia
Jasa harus segera menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat
memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan
menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan tersebut tidak boleh
berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia
Jasa dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan perbaikan tersebut.
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengan
syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan
yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur
dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen dapat
ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi
Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru
berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa.
d) Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan
52
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian


campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus
mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran
yang sangat halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu
terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag), yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka penggunaan
bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa
hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pada
Gambar Rencana dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal penggunaan bahan
tambahan dalam campuran beton, maka bahan tersebut ditambahkan pada saat
pengadukan beton. Bahan tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan
kinerja beton segar (fresh concrete). Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam
hal-hal sebagai berikut:
Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;
Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan;
Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton
(ekspansi);
Mengurangi terjadinya bleeding;
Mengurangi terjadinya segregasi
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan campuran
beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)
Meningkatkan kekuatan pada beton muda
Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton,
terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi.
Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut
Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)
Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan secara hati-hati
dan dengan takaran yang tepat sesuai manual penggunaannya, serta dengan proses
pengadukan yang baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai
secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa dosis
yang berlebih akan dapat mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang
lebih parah, dapat menimbulkan kerusakan pada beton.
3)

Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
i. Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk mutu beton fc
< 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1994. Bila
digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
ii. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering permukaan (SSDsaturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka harus dilakukan
koreksi penakaran sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam
sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.

53
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

iii. Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku untuk
seluruh peralatan yang digunakan untuk keperluan penakaran bahan-bahan beton
termasuk saringan agregat pada perangkat ready mix.
b) Pencampuran
i.

Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.

ii. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
iii. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama masukkan
sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai kondisi yang cukup
basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga
tercampur dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk
menyempurnakan campuran.
iv. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira
seperempat waktu pencampuran tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin
berkapasitas m3 atau kurang harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
v. Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui
pencampuran beton dengan cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual
harus dibatasi hanya pada beton non-bangunanal.
4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan
atau wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang
nilai slump ( 2 cm) yang disyaratkan .
b) Pengujian Kuat Tekan
i.

Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set)
untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap
kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran.

ii.

Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan
benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan
harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang
akan dirawat di laboratorium.

iii. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau
komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak
diantara keduanya.
iv. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara
manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda uji dan untuk
54
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

setiap komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
v. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix,
diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
vi. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton umur
28 hari.
vii. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai
kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka
benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan
yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji
yang berdekatan nilainya.
viii. Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari benda uji lebih
besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
fc= fcm k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari hasil uji tekan,
dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji
(k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama dengan
dari 30)
2
n
(f

f
)
ci cm
i
S=
n 1
dimana,
fc = Kuat tekan beton
karakteristik fci = Kuat tekan
beton yang diuji fcm = Kuat
tekan beton rata-rata
ix. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85 fc.
x.

Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan
langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari
bangunan tidak membahayakan.
xi. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya
dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada
daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal ini
harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak
membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau
terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
xii. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap secara
bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti
tersebut tidak kurang dari 0,85 fc, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc. Dalam hal ini, perbedaan umur beton
saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan
untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang
dihasilkan.

c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
55
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

i.

Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo, Ultrasonic
Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil pengujian tidak boleh
digunakan sebagai dasar penerimaan);

ii.

Pengujian

pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang dipertanyakan;

iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;


iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

3.7.

i.

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan,atau
yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan antara lain

ii.

Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;

iii.

Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;

iv.

Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh pada bagian


pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.

v.

Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan
yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk
melaksanakannya.

vi.

Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail rencana perbaikan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton harus memuat :

3.7.1.

Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
i.

Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan
untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau
oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong
pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.

56
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton bangunan
atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc=20 MPa (K-250) atau lebih tinggi dan
Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc=15 MPa
(K-175) atau fc=10 Mpa (K-125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih
tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang
lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
i.

Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus
sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi
ketentuan.

ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen
atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau
pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai
mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
3.7.2.

Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan
di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan
pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, lubang sulingan, acuan,
perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk
semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.

4.

No.

Uraian

1.
2.
3.
4.
4.
6.

Beton mutu sedang dengan fc=30 MPa (K-350) Beton


mutu sedang dengan fc= 25 MPa (K-300) Beton mutu
sedang dengan fc= 20 MPa (K-250) Beton mutu rendah
dengan fc= 15 MPa (K-175) Beton Siklop fc=15 MPa (K175)
Beton mutu rendah dengan fc= 10 MPa (K-125)

Satuan Pengukuran

Meter Kubik Meter


Kubik Meter Kubik
Meter Kubik Meter
Kubik Meter Kubik

PASANGAN BATU
a) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan
awet dengan sifat sebagai berikut :
A.
B.

Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.


Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
57

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

C. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4%.


D. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari
40 kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

b) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian
hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.

c) Adukan Pengisi (Grout)


Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton fc 15 MPa
atau K-175 seperti yang disyaratkan.

4) Adukan Semen
i.

Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994

ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04


iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan lekukan (popping
& pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207
iv. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 036817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keragu-raguan
atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat
digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
4.1.

PERSYARATAN KERJA
1) Pasangan Batu
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan
dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan
pasal ini. Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada persetujuan
Direksi Pekerjaan.
b) Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi cukup
2) Adukan Semen
Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan
yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat
58

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

bahan sesuai dengan bagian ini.


4.2.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pasangan harus memuat :

4.2.1.

Pasangan Batu
1)

2)

3)

Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan


a)

Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu
adukan yang baik dan terlindung.

b)

Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan


dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah
sekitarnya ).

c)

Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.

d)

Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak kotak takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan
ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.

Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)


a)

Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk
Bagian Galian Spesifikasi ini.

b)

Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau
bertangga yang juga horisontal.

c)

Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan
jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.

d)

Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu
pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan
dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

Pelaksanaan Pemasangan Batu


a)

Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,
penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan.
Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai
kerja.

b)

c)

Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.

d)

Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
59

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

4)

e)

Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5


cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

f) Isi

rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan


menggunakan sendok adukan.

g)

Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan,


sayap BENDUNG dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk
diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.

h)

Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu
sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselangseling arah vertikal.

i)

Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

Pelaksanaan Kotak Adukan


a)

Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan
harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

b)

Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc :4 Ps)

c)

Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2 takar
pasir berikutnya.

d)
e)
f)
g)

h)
i)

j)

k)
l)

Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .
Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan homogen.
Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada
yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.
Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu. Tidak
terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama 1
jam setelah selesai diaduk.
Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan
kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi
penuh.
Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi
sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.

m)
n) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.
5)

Pelaksanaan Plesteran
a)

Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di


plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.

b)

Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara
batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu. Kemudian
permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
60

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

pasangan dan plesteran.


6) Pelaksanaan Siaran

4.3.

a)

Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi
harus disiar.

b)

Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar.

c)

Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batubatu halus dikorek sampai
kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3
cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan pasangan
harus memuat :

4.3.1.

Pasangan Batu
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
2) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu)
b)

Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan
harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu
lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

c)

Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus
dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya
dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk
pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk
sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.

d)

Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat
hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan.

3) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


e)

Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.

f)

Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus
dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai
permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran
air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan
ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.

61
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

g)

Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan
batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

h)

Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan
Beton.
Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang
tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan
kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Bagian Pekerjaan
Timbunan.

i)

j)

Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh
bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan
drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

4) Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusak

4.3.2.

a)

Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

b)

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari semua pekerja
yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya sendiri untuk menukar dan
mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik, yang menurut Direktur Pekerjaan
disebabkan oleh kelalaian Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tidak diminta
pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti angin topan atau
tanah longsor yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut
telah diterima dan dinyatakan secara tertulis bisa diterima alasannya oleh Direksi
Pekerjaan.

Adukan Semen
1) Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan
beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen
dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang
dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi
ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
2) Adukan Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus
mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

4.4.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pasangan harus memuat :

4.4.1.

Pengukuran
1)

Pasangan Batu
a)
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak
b)
62

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

diukur atau dibayar.


Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous.
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan
lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.

c)

2)

4.4.2.

Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus
dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.

Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per satuan
dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan
seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk
pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan
untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
Nomor Mata
Pembayaran
1.
2.
3.

Uraian

Pasangan Batu
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Siaran

Satuan Pengukuran

Meter Kubik
Meter Persegi
Meter Persegi

63
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Drainase Kota Bulukumba

Anda mungkin juga menyukai