Juklak PDTT 2009
Juklak PDTT 2009
Menimbang
a. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan
Tanggung
Jawab
Keuangan
Negara,
pelaksanaaan
yang
sesuai
pemeriksaan
dengan
tujuan
dengan
tujuan
tertentu,
perlu
dan
standar
menetapkan
Mengingat
4. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/IVIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara
Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas Pada
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
5. Keputusan
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Nomor
39/K/I-
Pelaksana
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik
Indonesia;
6. Keputusan
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Nomor
1/K/I-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PENUTUP
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Jakarta
27 Februari 2009
Anwar Nasution
Wakil Ketua;
Inspektur Utama;
Anggota I-VII;
Tortama KN I-VII;
LAMPIRAN
NOMOR
TANGGAL
:
:
:
BPK-RI
KEPUTUSAN BPK-RI
2 /K/I-XIII.2/2/2009
27 FEBRUARI 2009
300.000/2009
Petunjuk Pelaksanaan
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pedoman Umum
Juklak
SPKN
Kode Etik
PMP
100
Pemeriksaan Keuangan
200
Pemeriksaan Kinerja
300
Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
400
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu
500
Laporan Hasil Pemeriksaan
600
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan
Juknis
200.001
Penentuan Area Kunci
100.002
Pemahaman dan Penilaian
Risiko Pemeriksaan
200.002
Penentuan Kriteria
302.000
Pemeriksaan atas Pengelolaan
Limbah RSUP/RSUD
201.000
Pemeriksaan Atas Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RHL)
303.000
Pemeriksaan atas
Pengendalian Pencemaran
Udara dari Sumber Bergerak
202.000
Pemeriksaan Atas
Pengendalian dan
Pengelolaan Limbah Industri
304.000
Pemeriksaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
100.003
Penetapan Batas Materialitas
Pemeriksaan Keuangan
100.004
Penentuan Metode Uji Petik
Pemeriksaan Keuangan
Keterangan :
101.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL
Sudah ditetapkan
Proses penetapan
102.000
Pemeriksaan LKPD
Legal Drafting
Sedang disusun
Akan disusun
301.000
Pemeriksaan Investigatif atas
Indikasi Tindak Pidana Korupsi
yang mengakibatkan Kerugian
Negara/Daerah
100.001
Pemahaman dan Penilaian SPI
Pemeriksaan Keuangan
203.000
Pemeriksaan atas
Pengendalian dan
Pengelolaan Lingkungan
Pertambangan Bahan Galian
103.000
Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bank Indonesia
400.001
Reviu Pemeriksaan
601.001
KKP Elektronik
305.000
Pemeriksaan atas Bantuan
Operasional Sekolah
306.000
Pemeriksaan Subsidi Pangan
Program Raskin dan Biaya
Perawatan Beras
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
i
ii
iii
iv
PENDAHULUAN ........
A. Latar Belakang ....................
B. Tujuan.............................................
C. Lingkup........................................
D. Dasar Hukum...........................
E. Sistematika Penulisan...
1
2
2
3
3
GAMBARAN
UMUM
PEMERIKSAAN
DENGAN
TUJUAN
TERTENTU......................................................................................
A. Tujuan dan Konsep Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu..................
B. Penentuan Jenis Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu......................
C. Standar Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
D. Panduan Manajemen Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu...............
E. Tahapan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu...................................
4
7
9
9
10
12
13
21
24
30
31
33
35
36
36
40
40
PENUTUP...................................................................................................
A. Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan...........................
B. Perubahan Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan...................
C. Pemantauan Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan...............................
42
42
42
v
vi
viii
LAMPIRAN
PENYUSUN
Direktorat Litbang
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Hubungan Jenis Pemeriksaan dengan Sifat Pemeriksaan.....
13
iDirektorat Litbang
ii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1
2.1
2.2
10
Direktorat Litbang
iii
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
III.1a
III.1b
Contoh Kertas Kerja Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan untuk Agreed
Upon Procedures
III.2
III.3a
Contoh Kertas Kerja Penilaian Risiko dan SPI untuk PDTT yang Bersifat Eksaminasi
III.3b
Contoh Kertas Kerja Penilaian Risiko dan SPI untuk PDTT yang Bersifat Reviu
III.4
III.5
V.1
V.2
V.3
Direktorat Litbang
iv
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01
Amanat
Undang-Undang
02
Alasan
penyusunan
juklak PDTT
03
Kedudukan
juklak PDTT
Direktorat Litbang
04
Penyusunan juklak PDTT ini mengacu kepada SPKN, PMP, dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), serta praktik-praktik internasional terbaik (international
best practices) dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Bab I
Hubungan
dengan standar
pemeriksaan
lain
B. Tujuan
05
Tujuan
penyusunan
C. Lingkup
06
07
Juklak ini mengatur tata cara pelaksanaan PDTT mulai dari tahap
perencanaan hingga tahap pelaporan. Tahap tindak lanjut atas tindakan
perbaikan yang direncanakan tidak dibahas dalam juklak ini karena akan
dibahas dalam petunjuk terkait pemantauan tindak lanjut. Juklak ini tidak
mengatur hal-hal yang bersifat teknis dalam pemeriksaan. Hal-hal yang
bersifat teknis tersebut dapat dirujuk kepada petunjuk pelaksanaan atau
petunjuk teknis terkait.
Lingkup
Direktorat Litbang
Bab I
D. Dasar Hukum
08
Dasar hukum
penyusunan
E. Sistematika Penulisan
09
Materi juklak
10
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab III : Perencanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab IV : Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab V : Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Bab VI : Penutup
Daftar Istilah
Referensi
Lampiran-lampiran
Direktorat Litbang
Bab II
BAB II
GAMBARAN UMUM
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
A. Tujuan dan Konsep Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
01
Pengertian
PDTT
menurut SPKN
02
Terminologi baku yang digunakan oleh IAI adalah jasa atestasi. Menurut
seksi 100 standar atestasi SPAP, suatu perikatan atestasi adalah
perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan untuk menerbitkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan
asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Sedangkan
atestasi didefinisikan sebagai suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah
asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material dengan kriteria
yang ditetapkan.
Pengertian
atestasi menurut
IAI
03
Standar atestasi
terdiri dari 3 tipe
04
Definisi
eksaminasi,
reviu, dan
agreed upon
procedures
Direktorat Litbang
Bab II
dengan kriteria.
05
Menurut SPAP, simpulan yang diberikan adalah atas asersi tertulis, namun
menurut SPKN, pengertiannya diperluas menjadi simpulan atas suatu hal
yang diperiksa. Dengan demikian SPKN tidak membatasi simpulan yang
diberikan hanya pada asersi tertulis, namun atas hal yang diperiksa.
06
Apabila ketiga sifat pemeriksaan, yaitu eksaminasi, reviu, dan agreed upon
procedures dikaitkan dengan tiga jenis pemeriksaan yaang diatur dalam
SPKN, yaitu pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan PDTT,
maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Kaitan standar
pemeriksaan
dengan sifat
pemeriksaan
Tabel 2.1
Hubungan Jenis Pemeriksaan dengan Sifat Pemeriksaan
Jenis
Pemeriksaan
Keuangan
Pemeriksaan
Kinerja
Eksaminasi
Reviu
Agreed upon
procedures
PDTT
Sifat
07
Perbedaan
eksaminasi,
reviu, dan
agreed upon
procedures
Tabel 2.2
Perbedaan Eksaminasi, Reviu, dan Agreed Upon Procedures
Keyakinan
pada PDTT
Direktorat Litbang
Tingkat
Keyakinan
Keluasan
Prosedur
Eksaminasi
Tinggi
Tidak terbatas
Reviu
Menengah
Terbatas
Agreed upon
procedures
Bervariasi
(antara
menengah
sampai dengan
tinggi)
Sesuai
kesepakatan
Bentuk
Simpulan
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Simpulan
berupa
temuan atas
penerapan
prosedur
agreed
08
Bab II
Karakteristik
setiap bentuk
PDTT
Contoh
pernyataan
positif
10
Contoh
pernyataan
negatif
Bab II
11
Kesamaan
ketiga sifat
PDTT
a. Harus ada asersi, baik dinyatakan atau tidak, yang dibuat oleh satu
pihak yang akan digunakan oleh pihak lain. Harus ada kriteria yang
akan digunakan untuk menguji keakuratan hal yang diperiksa (kecuali
dalam pemeriksaan investigatif, yang bertujuan untuk membuktikan
adanya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundangundangan). Semua pihak harus sepakat/setuju mengenai cara
bagaimana hal tersebut diuji dengan menggunakan metodologi
pengujian yang ada.
b. Kriteria yang digunakan harus jelas dan terbuka. Siapapun yang
menggunakan kriteria tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan,
akan menghasilkan simpulan yang sama.
Direktorat Litbang
Bab II
Gambar 2.1
Alur Pikir Penentuan Jenis Pemeriksaan
Direktorat Litbang
Bab II
13
Jenis
pemeriksaan
ditentukan
berdasarkan
tujuannya
14
Rekomendasi
dalam PDTT
15
Syarat untuk
memberikan
saran
16
Kewajiban tindak
lanjut
17
Penentuan sifat
PDTT
18
Penentuan
eksaminasi,
reviu, dan
agreed upon
procedures
Standar Umum,
Pelaksanaan,
dan Pelaporan
PDTT
Direktorat Litbang
Bab II
Tahapan
Pemeriksaan
Dengan Tujuan
Tertentu
Gambar 2.2
Tahapan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
22
Direktorat Litbang
Tahap
Perencanaan
PDTT
10
Bab II
23
Tahap
Pelaksanaan
PDTT
24
Tahap
Pelaporan PDTT
25
Direktorat Litbang
11
Bab III
BAB III
PERENCANAAN
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
A. Pengantar
01
02
03
04
Tujuan
perencanaan
pemeriksaan
05
Direktorat Litbang
12
Bab III
Tabel 3.1
Perbedaan dalam Perencanaan Eksaminasi, Reviu,
dan Agreed Upon Procedures
Langkah
Perencanaan
Eksaminasi
Reviu
Pemahaman
Tujuan dan
Harapan
Penugasan
Dikomunikasikan
secara internal
dengan pemberi
1
tugas
Dikomunikasikan secara
internal dengan pemberi
tugas
Pemahaman
Entitas
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan dengan
mempertimbangkan harapan dari
pemakai tertentu
Penilaian Risiko
dan SPI
Dilakukan melalui
pemahaman dan
pengujian SPI secara
mendalam
Dilakukan melalui
pemahaman dan
pengujian SPI secara
terbatas
Penetapan Kriteria
Pemeriksaan
Ditetapkan oleh
Pemeriksa
Penyusunan P2
dan PKP
Disusun oleh
Pemeriksa
B. Perencanaan Eksaminasi
1.
06
Pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
07
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
Pemberi tugas adalah Badan, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Anggota, atau Pejabat yang ditunjuk atau dikuasakan oleh Badan.
Pemakai tertentu adalah yang secara khusus disebut dalam perikatan prosedur yang disepakati, seperti auditee, DPR, atau
pihak lain yang disebutkan dalam prosedur yang disepakati.
3
Pemeriksa pada langkah ini adalah Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab pada Tim Persiapan
Pemeriksaan.
2
Direktorat Litbang
13
08
Bab III
Pentingnya
komunikasi
tujuan
eksaminasi
Tujuan
eksaminasi
10
Tujuan PDTT
dapat lebih dari
satu
11
Dokumentasi
tujuan dan
harapan
penugasan
2. Pemahaman Entitas
12
Tujuan
pemahaman
entitas
a. tujuan entitas;
b. aktivitas utama entitas/program/kegiatan;
c. tujuan program/kegiatan;
d. sistem akuntansi entitas;
e. prosedur pelaksanaan dan pengawasan aktivitas;
f.
Direktorat Litbang
Manfaat data
dan informasi
tentang entitas
14
14
Bab III
Data dan
informasi untuk
pemahaman
entitas
15
Langkahlangkah
pemahaman
entitas
16
17
Pemahaman
menyeluruh
lingkungan
entitas
18
Faktor penentu
keberhasilan
Direktorat Litbang
15
Bab III
Identifikasi faktor
penentu
20
Identifikasi
pemeriksaan
sebelumnya
22
23
Pemahaman
dampak
kecurangan dan
penyimpangan
Tujuan penilaian risiko dan SPI dalam perencanaan PDTT yang bersifat
eksaminasi adalah untuk menentukan cakupan dan kedalaman
pemeriksaan.
Tujuan penilaian
risiko
25
Input penilaian
risiko dan SPI
16
Bab III
26
Langkahlangkah
penilaian risiko
Langkahlangkah
penilaian SPI
17
28
29
30
31
Bab III
Penentuan
materialitas dan
uji petik
Tujuan
penetapan
kriteria
Pertimbangan
dalam
penetapan
kriteria
Langkahlangkah dalam
penetapan
kriteria
Sumber-sumber
kriteria
a. Peraturan perundang-undangan.
b. Output tenaga ahli.
c. Laporan pemeriksaan periode sebelumnya.
d. Laporan kinerja entitas periode sebelumnya.
e. Dokumen anggaran, misalnya RKAP.
Direktorat Litbang
18
f.
Bab III
g. Prosedur atau praktik terbaik (best practice) dari negara lain yang
relevan dan dapat diperbandingkan (comparability).
h. Laporan hasil studi kelayakan dan rencana yang telah disetujui.
i.
Jurnal dan kajian ilmiah, sumber internet yang kredibel, dan buku
teks.
j.
Mengkaji
ketepatan
kriteria
37
Kriteria yang
relevan
Kriteria yang
andal
19
39
40
41
Bab III
43
Tujuan
penyusunan P2
dan PKP
Program
pemeriksaan
a. Dasar hukum.
b. Standar pemeriksaan.
c. Tujuan pemeriksaan.
d. Entitas yang diperiksa.
e. Lingkup pemeriksaan.
f. Hasil pemahaman Sistem Pengendalian Intern.
g. Sasaran pemeriksaan.
h. Kriteria pemeriksaan.
i. Alasan pemeriksaan.
j. Metodologi pemeriksaan.
k. Petunjuk pemeriksaan.
l. Jangka waktu pemeriksaan.
m. Susunan tim dan biaya pemeriksaan.
n. Kerangka laporan hasil pemeriksaan.
o. Waktu penyampaian dan distribusi laporan hasil pemeriksaan.
44
Program kerja
perorangan
Direktorat Litbang
20
Bab III
C. Perencanaan Reviu
1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan
46
Pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
47
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
KKP sebelumnya.
48
Tujuan reviu
49
Komunikasi
dengan pemberi
tugas dan
dokumentasi
2. Pemahaman Entitas
50
Tujuan
pemahaman
entitas
Direktorat Litbang
21
51
52
Bab III
Input dalam
pemahaman
entitas
j.
53
54
Langkah
pemahaman
entitas
Tujuan penilaian risiko dan SPI dalam perencanaan PDTT yang bersifat
reviu adalah untuk mengetahui sifat, saat, dan lingkup prosedur reviu
serta mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
Tujuan penilaian
risiko dan SPI
56
Input penilaian
risiko
Direktorat Litbang
22
Bab III
Langkahlangkah
penilaian risiko
Langkahlangkah
penilaian SPI
60
Tujuan
penetapan
kriteria
Input dalam
penetapan
kriteria
23
Bab III
64
Tujuan agreed
upon procedures
67
Kesepakatan
antara para
pihak tentang
prosedur yang
harus
dilaksanakan
68
Larangan unuk
menyepakati
prosedur
subjektif
Distribusi
laporan agreed
upon procedures
bersifat terbatas
Para pihak dalam hal ini adalah pemberi tugas dan pemakai tertentu
Direktorat Litbang
24
Bab III
Pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
71
Input
pemahaman
tujuan dan
harapan
penugasan
Syarat-syarat
agreed upon
procedures
74
Hal-hal yang
dikomunikasikan
a. syarat-syarat penugasan;
b. tanggung jawab pemakai tertentu;
c. tanggung jawab pemberi tugas; dan
d. prosedur yang harus dilaksanakan.
75
Syarat-syarat
penugasan
a. sifat penugasan;
b. identifikasi lingkup agreed upon procedures dan pihak yang
Direktorat Litbang
25
Bab III
penggunaan ahli;
j.
Tanggung jawab
Pemeriksa
77
Jika komunikasi
langsung tidak
dapat dilakukan
dengan
Dokumentasi
hasil komunikasi
2. Pemahaman Entitas
79
Tujuan
pemahaman
entitas
a. tujuan entitas/program/kegiatan;
Direktorat Litbang
26
Bab III
Tujuan
pemahaman
entitas
81
Input dalam
pemahaman
entitas
a. database entitas;
b. rencana strategi dan rencana aksi entitas;
c. kebijakan entitas;
d. sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan entitas;
e. prosedur pelaksanaan dan pengawasan yang digunakan entitas
untuk menjamin pencapaian tujuan;
f.
i. informasi
82
Langkah
pemahaman
entitas agreed
upon procedures
83
Pertimbangan
terhadap hasil
Pemeriksaan
sebelumnya
Manfaat
penilaian risiko
dan SPI
85
Input dalam
penilaian risiko
dan SPI
SPI,
Pemeriksa
dapat
27
Bab III
d. hasil diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan reviu
laporan pemeriksaan intern;
e. peraturan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh
terhadap entitas; dan
Langkah
penilaian risiko
Tujuan
penetapan
kriteria
Input dalam
penentuan
kriteria
Langkahlangkah dalam
penentuan
kriteria
91
92
Direktorat Litbang
Sumber-sumber
kriteria
Penetapan
kriteria
28
Bab III
Kriteria yang
procedures.
telah
disepakati
dituangkan
dalam
94
agreed
upon
Penandatangan
agreed upon
procedures
96
Penyusunan P2
dan PKP
Direktorat Litbang
29
Bab IV
BAB IV
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
1. Pengantar
01
Tujuan
pelaksanaan
Pemeriksaan
02
Langkahlangkah dalam
pelaksanaan
Pemeriksaan
03
04
05
Dalam PDTT yang bersifat agreed upon procedures, selain hal-hal tersebut
di atas, Pemeriksa juga perlu melakukan komunikasi tentang kecukupan
prosedur yang telah ditetapkan pemakai tertentu.
06
07
Direktorat Litbang
30
Bab IV
Lingkup
pengumpulan
dan analisis
bukti
09
Lingkup
pengumpulan
dalam agreed
upon procedures
10
Tujuan
pengumpulan
dan analisis
bukti
11
(1) Pedoman yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis bukti adalah
P2 dan kriteria pemeriksaan.
12
13
kriteria bukti
pemeriksaan
a. Cukup
Bukti harus cukup untuk mendukung simpulan pemeriksaan. Dalam
menentukan kecukupan suatu bukti, Pemeriksa harus yakin bahwa
bukti yang cukup tersebut dapat memberikan keyakinan seseorang
bahwa simpulan telah valid. Apabila dimungkinkan, metode statistik
bisa digunakan untuk menentukan kecukupan bukti pemeriksaan.
b. Kompeten
Bukti dianggap kompeten apabila bukti tersebut valid, dapat
diandalkan, dan konsisten dengan fakta. Dalam menilai kompetensi
suatu bukti, Pemeriksa harus mempertimbangkan beberapa faktor
seperti keakuratan, keyakinan, ketepatan waktu, dan keaslian bukti
tersebut.
c. Relevan
Bukti dikatakan relevan apabila bukti tersebut memiliki hubungan yang
logis dan memiliki arti penting bagi simpulan pemeriksaan yang
bersangkutan.
14
Langkahlangkah dalam
pengumpulan
bukti
Bukti dokumenter dalam bentuk elektronik atau fisik adalah bentuk bukti
pemeriksaan yang umum. Bukti dokumenter dapat berasal dari internal
Direktorat Litbang
31
Bab IV
Khusus PDTT untuk yang bersifat reviu, dalam hal pengumpulan bukti,
Pemeriksa hanya sebatas melakukan reviu dokumen dan wawancara.
Pengumpulan
bukti dalam reviu
16
Pertimbangan
dalam analisis
bukti
dalam
menganalisis
bukti
Langkahlangkah
menganalisis
bukti
19
Pelaksanaan
prosedur
tambahan
Syarat
penetapan
prosedur
tambahan
Direktorat Litbang
32
Bab IV
Prosedur
tambahan pada
PDTT
yangbersifat
eksaminasi
Untuk PDTT yang bersifat reviu dan agreed upon procedures, Pemeriksa
tidak diperkenankan memberikan jaminan yang memadai untuk
mendeteksi kecurangan dan/atau penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan karena lingkup pemeriksaannya sangat terbatas.
23
Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan
harus
didokumentasikan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi
pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan harus berisi
informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung pertimbangan
dan simpulan Pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan berisi informasi yang
menggambarkan catatan penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan
oleh Pemeriksa sesuai dengan standar dan simpulan Pemeriksa.
Dokumentasi pemeriksaan harus disusun secara terinci sehingga mampu
memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan, sumber, dan simpulan
yang dibuat oleh Pemeriksa.
Pendokumentasi
-an pelaksanaan
Pemeriksaan
Isi konsep
temuan
pemeriksaan
Direktorat Litbang
33
25
Bab IV
Tujuan
penyusunan
temuan
pemeriksaan
Input
penyusunan
temuan
pemeriksaan
mengakomodasi
tujuan
oleh
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
penyusunan
temuan
pemeriksaan
bukti-bukti
Langkahlangkah
penyusunan
temuan
pemeriksaan
Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim
Pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas. Khusus
konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh anggota Tim Pemeriksa,
Direktorat Litbang
34
Bab IV
Seluruh
langkah
dalam
penyusunan
temuan
Pemeriksaan
didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
Penyampaian
TP kepada
pejabat entitas
yang berwenang
32
Pemberian
watermark pada
konsep TP
33
Hal ini merupakan batas tanggung jawab Pemeriksa terhadap kondisi dari
objek yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu
kondisi yang terjadi setelah tanggal pelaksanaan pemeriksaan tersebut.
Batas tanggung
jawab Pemeriksa
Direktorat Litbang
35
Bab V
BAB V
PELAPORAN
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
A. Pengantar
01
02
Pelaporan PDTT
Fungsi LHP
04
05
Direktorat Litbang
Penyiapan
penyusunan
konsep LHP
36
Bab V
Konsep LHP disusun oleh Ketua Tim Pemeriksa dan disupervisi oleh
pengendali teknis. Konsep LHP disusun berdasarkan temuan pemeriksaan
yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan. Konsep LHP mengacu
pada format dan tata cara penyusunan yang disajikan dalam juklak
pelaporan pemeriksaan.
Penyusunan
konsep LHP
08
Konsep LHP dibahas secara berjenjang mulai dari Ketua Tim pemeriksaan
hingga penanggung jawab dengan tujuan:
Konsep LHP
dibahas
berjenjang
Konsep LHP yang telah disampaikan oleh Ketua Tim dianalisis dan direviu
oleh pengendali teknis. Penganalisisan oleh pengendali teknis dilakukan
untuk membandingkan konsep LHP dengan risalah diskusi dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
Konsep LHP
dianalisis dan
direviu oleh
pengendali
teknis
Konsep LHP
disampaikan
kepada
penanggung
jawab
11
Informasi
rahasia
12
Sesuai SPKN dan ketentuan yang berlaku, informasi rahasia tidak dapat
diungkapkan dalam LHP namun LHP harus mengungkapkan sifat informasi
yang tidak dilaporkan tersebut.
Pelaporan
informasi rahasia
13
Penyampaian
konsep LHP
kepada
Tortama/Kalan
14
Isi LHP
a. Simpulan hasil pemeriksaan atas hal yang diuji dan temuan Pemeriksa
atas pengujian bukti-bukti selama pelaksanaan pemeriksaan.
b. Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan yang akan
mempengaruhi simpulan pemeriksaan.
c. Simpulan mengenai kelemahan Sistem Pengendalian Intern yang
ditemukan selama proses pemeriksaan.
15
Direktorat Litbang
Hal-hal yang
dimuat dalam
37
Bab V
LHP
hal-hal berikut:
a. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar
pemeriksaan. Pemeriksa dalam menjalankan tugas pemeriksaannya
diwajibkan untuk mengikuti standar pemeriksaan yang ada. Dalam
pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara, Pemeriksa BPK dan/atau
yang bekerja untuk dan atas nama BPK berpedoman pada SPKN.
b. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Suatu laporan hasil
pemeriksaan harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi
pemeriksaan. Pemeriksa harus menjelaskan alasan mengapa suatu
entitas diperiksa, apa yang diharapkan tercapai dari pelaksanaan
Pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan bagaimana cara pemeriksaan
tersebut dilakukan.
c. Hasil temuan berupa temuan pemeriksaan dan simpulan. Salah satu
bagian pokok dari LHP merupakan temuan pemeriksaan yang
merupakan potret kenyataan yang ditemui Pemeriksa dalam
pelaksanaan pemeriksaan. Selain itu LHP juga harus memuat suatu
simpulan pemeriksaan.
d. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan.
Tanggapan tertulis dan resmi harus didapatkan Pemeriksa atas
temuan, simpulan, dan pemeriksaan terhadap entitas yang diperiksa.
e. Tindakan perbaikan yang direncanakan entitas. Pemeriksa harus
memperoleh tindakan perbaikan yang direncanakan oleh entitas atas
temuan dan simpulan Pemeriksa. Tindakan tersebut harus
diungkapkan dalam laporan.
f.
16
Simpulan yang diperoleh harus menjawab tujuan pemeriksaan. Temuantemuan yang diperoleh dalam pemeriksaan diungkapkan dalam laporan
untuk mendukung simpulan. Dalam beberapa kondisi tertentu, terdapat
temuan yang tidak boleh diungkapkan, seperti:
Temuan harus
muncul di
laporan
Simpulan
eksaminasi
Direktorat Litbang
Simpulan reviu
38
Bab V
Hal-hal yang
harus dipenuhi
dalam laporan
reviu
Simpulan agreed
upon procedures
Contoh laporan agreed upon procedures dapat dilihat pada lampiran V.3.
21
Pengungkapan
dugaan unsur
perbuatan
melawan hukum
22
Konsultasi
dengan Ditama
Binbangkum
23
Laporan atas
ketidakpatuhan
24
Isi temuan
Pemeriksaan
atas
ketidakpatuhan
Direktorat Litbang
Temuan
kelemahan
pengendalian
intern
39
Bab V
Muatan temuan
sistem
pengendalian
intern
Pembahasan
konsep LHP
28
Konsep LHP dibahas oleh penanggung jawab atau yang ditugaskan oleh
penanggung jawab dengan pejabat entitas dengan tujuan untuk:
Tujuan
pembahasan
LHP
Dokumentasi
pembahasan
30
Permintaan
tanggapan
tertulis
31
Ttemuan yang
bersifat
kecurangan tidak
perlu
33
Direktorat Litbang
Evaluasi
tanggapan
Pemrosesan
tanggapan
40
Bab V
LHP final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani oleh
penanggung jawab. LHP Final harus dilengkapi dengan tanggapan yang
berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang
bertanggung jawab.
Penyusunan
LHP final
35
Pendistribusian
LHP final
Direktorat Litbang
41
BAB VI
PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan
01
Pemberlakuan
juklak
Perubahan juklak
Pemantauan
dokumen oleh Tim
pemantauan juklak
PDTT
Direktorat Litbang
KEPANJANGAN
A
AUP
IAI
I
: Ikatan Akuntan Indonesia
Juklak
Juknis
J
: Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan
: Petunjuk Teknis
KKP
K
: Kertas Kerja Pemeriksaan
LHP
L
: Laporan Hasil Pemeriksaan
P2
PDTT
PKP
PMP
PSP
P
: Program Pemeriksaan
: Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
: Program Kerja Perorangan
: Panduan Manajemen Pemeriksaan
: Pernyataan Standar Pemeriksaan
RKAP
R
: Rencana Kerja dan Anggaran Pemeriksaan
SPAP
SPI
SPKN
S
: Standar Profesional Akuntan Publik
: Sistem Pengendalian Intern
: Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
TP
TPK
T
: Temuan Pemeriksaan
: Tindak Pidana Korupsi
Direktorat Litbang
Glosarium
GLOSARIUM
A
Asersi
C
Causalitas Analysis
D
Bertujuan menentukan faktor-faktor yang berakibat pada
suatu karakteristik kualitas, yang menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat, terdiri dari 5 faktor utama:
1. manusia
2. metode kerja
3. lingkungan
4. mesin/alat
5. material/bahan
dan merupakan bagian dari langkah pemecahan masalah
(problem solving).
Data, catatan, dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau
diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan
kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain
maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat
dilihat, dibaca, atau didengar. Dokumen perusahaan terdiri
dari dokumen keuangan dan dokumen lainnya.
Diagram sebab-akibat
Dokumen
Dokumen internal
Dokumen eksternal
K
Kriteria
Direktorat Litbang
vi
Glosarium
P
Pemakai tertentu
Pemberi tugas
Penerima tugas
R
Reviu
Direktorat Litbang
vii
Referensi
REFERENSI
Agung Rai, I. G., Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi Kasus, Salemba Empat,
Jakarta, 2008
Arens, A. , Elder, J.R., Beasley, M.S., Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach,
Pearson International Education, New Jearsey, 2006
Australian Government Auditing and Assurance Standard Board, AUS 904: Engagement to
Perform Agreed-Upon-Procedures, Australian Accounting Research Foundation, Australia,
2002
Australian Government Auditing and Assurance Standard Board, ASAE 3100: Compliance
Engagement, Auditing and Assurance Standard Board, Australia, 2008
Badan Pemeriksa Keuangan, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta, 2008
Badan Pemeriksa Keuangan, Panduan Manajemen Pemeriksaan, Jakarta, 2008
Eilifsen, A and Messier, F. W. Jr, Auditing and Assurance Service International Edition, The
McGraw-Hill Companies, New York, 2006
Government Auditing Standards, (The Yellow Book), US Government Accountability Office, 2007
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2001
Direktorat Litbang
viii
LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran III.1.a
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN
Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah Pemeriksa dapat memahami tujuan dari
dilaksanakannya Pemeriksaan dan harapan dari pemberi tugas.
I.
Tujuan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
II.
Harapan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
III.
1. ..
..
Lampiran III.1.a
2. ..
..
3. ..
..
4. ..
..
5. dst
Jakarta,
Ketua Tim,
Pengendali Teknis
Penanggung Jawab
Pemberi Tugas
Lampiran III.1.b
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN
UNTUK AGREED UPON PROCEDURES
Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah Pemeriksa dapat memahami tujuan dari
dilaksanakannya Pemeriksaan dan harapan dari pemberi tugas.
IV.
Tujuan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
V.
Harapan Penugasan
1. ..
..
2. ..
..
3. ..
..
4. dst
VI.
1. ..
..
Lampiran III.1.b
2. ..
..
3. ..
..
4. ..
..
5. dst
Jakarta,
Ketua Tim,
Pengendali
Teknis
..
Penanggung
Jawab
..
Pemakai
Tertentu
Pemberi
Tugas
..
Lampiran III.2
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
Lampiran III.2
..
..
6. Pengelolaan risiko yang dijalankan entitas
..
..
..
..
7. Perencanaan dan manajemen strategis entitas
..
..
..
..
8. Budaya organisasi
..
..
..
..
9. Aktivitas utama entitas/program/kegiatan
..
..
..
..
10. Sumber daya yang dikelola organisasi
..
..
..
..
11. Manajemen sumber daya organisasi
..
..
..
..
12. Critical Success Factors bagi pencapaian tujuan dan sasaran
..
..
..
..
Lampiran III.2
Lampiran III.3.a
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RISIKO DAN SPI UNTUK PDTT YANG
BERSIFAT EKSAMINASI
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar Pemeriksa dapat mengidentifikasi areaarea yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus Pemeriksaan. Poin-poin yang ada
dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan Pemeriksa.
I.
No
Kegiatan/Proses
Risiko
Dampak
Low
High
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
1.
2.
3.
II.
Medium
III.
A.
Kegiatan/ Proses
Perencanaan
a.
b.
Efektivitas SPI
Risiko Akhir
Low
Medium
High
Peraturan
SOP
DLL
Low
Medium
High
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Lampiran III.3.a
Risiko Awal
No
Kegiatan/ Proses
Efektivitas SPI
Risiko Akhir
Low
Medium
High
Peraturan
SOP
DLL
Low
Medium
High
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
Keterangan:
Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.
Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian risiko (butir I).
Risiko akhir adalah risiko setelah memperTimbangkan SPI.
Suatu kegiatan/proses yang memiliki risiko akhir tinggi akan diperTimbangkan menjadi fokus Pemeriksaan.
Lampiran III.3.b
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RISIKO DAN SPI
UNTUK PDTT YANG BERSIFAT REVIU
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar Pemeriksa dapat mengetahui sifat,
saat, dan lingkup prosedur reviu serta mengevaluasi hasil prosedur tersebut. Poin-poin
yang ada dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan Pemeriksa.
I.
No
Kegiatan/Proses
Risiko
Dampak
Low
1.
2.
3.
II.
Medium
High
Perencanaan
a.
b.
c. dst
Pelaksanaan
a.
b..
c. dst
Dst
Lampiran III..4
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
...
...
...
...
2. Teknik yang digunakan dalam pengembangan kriteria:
.....
...
...
Lampiran III.5
No. Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK RI
CONTOH PERJANJIAN PDTT YANG BERSIFAT AGREED UPON PROCEDURES
Kepada:
(pemakai tertentu)
di
................
Surat ini bertujuan untuk mengkonfirmasikan pemahaman kami atas bentuk dan tujuan
penugasan kami dan sifat serta batasan penugasan yang akan kami lakukan.
Saudara telah meminta kami untuk melakukan prosedur-prosedur berikut dan melaporkan
hasil pekerjaan kami kepada Anda:
(deskripsikan sifat dan luas pekerjaan yang dilakukan, termasuk referensi khusus, apabila
memungkinkan, untuk mengidentifikasikan dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang
harus dibaca, pihak-pihak yang harus dihubungi, dan pihak-pihak yang merupakan sumber
perolehan informasi).
Prosedur-prosedur yang akan kami laksanakan adalah benar-benar untuk membantu Anda
dalam ...................(nyatakan tujuannya) dan akan dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip
dasar dan pedoman umum yang berlaku, perjanjian penugasan agreed upon procedures,
dan hal tersebut akan kami nyatakan dalam laporan kami.
Laporan hasil penerapan prosedur kami tujukan hanya kepada ............ (sebutkan pihakpihak yang akan menggunakan laporan tersebut) dan tidak digunakan untuk tujuan lain.
Prosedur-prosedur yang akan kami laksanakan bukan berupa Pemeriksaan atau reviu
yang dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Internasional5, dan karena itu
tidak ada keyakinan atas asersi yang akan disajikan.
Kami mengharap kerja sama penuh dari pegawai Saudara dan kami percaya bahwa
pegawai Saudara akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi apapun yang
kami butuhkan sehubungan dengan penugasan kami.
5
Lampiran III.5
(Pemakai Tertentu)
.
(Pemakai Tertentu)
.
Lampiran V.1
Lampiran V.1
Lampiran V.2
Lampiran V.2
Lampiran V.3
Lampiran V.3
Tidak ada tanggal pengiriman yang tercantum dalam sampel dokumen pengiriman yang
diinspeksi melewati 31 Desember 20XX.>
Kami tidak melaksanakan Pemeriksaan yang tujuannya untuk menyatakan pendapat
atas unsur, akun, atau pos. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat.
Jika kami melaksanakan prosedur tambahan, hal-hal lain mungkin dapat kami ketahui
dan kami laporkan.
Laporan ini dimaksudkan semata-mata untuk digunakan oleh pemakai tertentu yang
disebutkan di atas dan tidak harus digunakan oleh mereka yang tidak menyepakati
prosedur tersebut dan tidak bertanggung jawab atas kecukupan prosedur untuk tujuan
mereka.
<tanda tangan, nama dan nomor penanggung jawab>
<tanggal>
Tim Penyusun
PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU
Daeng M. Nazier
Gudono
I Nyoman Wara
Astilda Sinabutar
Ipoeng Andjar Wasita
Hery Subowo
Agung Dodit Muliawan
Yitno
Sigit Prakosa
M. Yusuf John
M. Hairil Anwar
Iman Santoso
Dewi Sukmawati
Tiwi Pawitasari
Intan Rahayu
Dwi Cahyo Kurniawan
Herlina Dasuki
Iis Istianah
Hendarto Eka Yoga
Chandra Puspita