Tingkat kesadaran klien adalah pengukuran dari kesadaran dan respon klien terhadap
rangsangan dari lingkungan eksternal. Pengukuran tingkat kesadaran terbagi atas 2 macam,
pengukuran tingkat kesadaran kualitatif dan kuantitatif yang menggunakan Glasgow Coma
Scale.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap rangsang verbal, dan
tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik. Respons
terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. KOMA
Yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada
respons terhadap rangsang nyeri.
2. Tingkat Kesadaran Kualitatif (Glasgow Coma Scale) :
GCS (Glasgow Coma Scale) adalah skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
secara kuantitatif pada klien dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang
diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara
dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (skor).
Glasgow Coma Scale (GCS) :
Respon Membuka Mata (E)
Reaksi (-)
Dengan Nyeri
Dengan Perintah
Mengerang
2
Bicara Kacau
Disorientasi tempat &
waktu
Ekstensi abnormal
Fleksi abnormal
Menghindari nyeri
Melokalisasi Nyeri
5
Orientasi baik dan
5
sesuai
Mengikuti perintah
6
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E
VM
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 15 = CKR (cedera kepala ringan)
GCS : 9 13 = CKS (cedera kepala sedang)
GCS : 3 8 = CKB (cedera kepala berat
Spontan
Jenis pemeriksaan
Nila
i
Respon
Eye (mata)
a. spontan
b. rangsangan suara
4
3
c. rangsangan nyeri
d. tidak ada
Respon verbal
a. orientasi baik
Respon motorik
a. mematuhi perintah
b. melokalisasi
c. menarik
b. bingung
c. mengucapkan kata yang tidak
tepat
d. mengucapkan kata-kata yang tidak
jelas
e. tidak ada
3
4
3
d. fleksi abnormal
e. ekstensi abnormal
f. tidak ada
INTERPRETASI
masing-masing pemeriksaan E,V,M dijumlahkan, dan di masukan dalam kriteria
cidera otak berikut:
1. berat, dengan GCS 8
2. sedang, GCS 9-12
3. ringan 13
DAFTAR PUSTAKA
Weinstock, doris (2010). Rujukan cepat di ruang ICU/ CCU.Jakarta:EGC
Cara Pemeriksaan: menggerakan rahang kesemua sisi, pasien memejamkan mata, sentuh
dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh permukaan kornea dengan kapas.
Nervus Abdusen (N. VI)
Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral
Cara pemeriksaan: sama seperti nervus III
Nervus Fasialis (N. VII)
Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah
Cara pemeriksaan: senyum, bersiul, mengngkat alis mata, menutup kelopak mata dengan
tahanan, menjulurkan lida untuk membedakan gula dan garam
Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)
- Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengran dan keseimbangan
Cara pemeriksaan: test webber dan rinne
Nervus Glosofaringeus (N. IX)
- Fungsi: saraf sensorik dan motorik, untuk sensasi rasa
Cara pemeriksaan: membedakan rasa manis dan asam
Nervus Vagus (N. X)
- Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan
Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva, disuruh mengucap
ah
Nervus Asesoris (N. XI)
- Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu
cara pemeriksaan: suruh pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan tahanan sambil
pasien melawan tahanan tersebut.
Nervus Hipoglosus
- Fugsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah
cara pemeriksaan: pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi ke sisi.
KEKUATAN OTOT