Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 5

LARUTAN
I;

Tujuan
1; Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen
2; Mengamati percampuran air dengan berbagai pelarut
3; Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan
4; Menentukan persen masa dan konsentrasi molar larutan sampel

II;

Dasar Teori
Like dssolves like merupakan asas umum dari larutan, dimana
senyawa ion dan polar larutan dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar
larut dalam pelarut nonpolar. Larutan dapat di definisikan sebagai campuran
homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari
larutan begitu seragam ( satu fase) sehingga tidak dapat diamati bagian
bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam
campuran heterogen permukaan permukaan tertentu dapat diamati antara
fase fase yang terpisah (Braddy, 1999).
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah
satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai
pelarut ( solven ). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah
tak sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat
sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Senyawa kovalen
polar akan larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa kovalen nonpolar
akan larut dalam pelarut yang juga nonpolar. Alkohol yang bersifat kovalen
polar akan larut dalam air yang juga bersifat polar dan alkohol tidak akan larut
dalam pelarut benzena. Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa
kovalen (Petrucci, 1992).
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara
zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh dapat
dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih.

Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu,
untuk menghasilkan suatu larutan jenuh dapat disebut sebagai kelarutan zat
terlarut. Dan pada temperatur yang sudah ditentukan (Brady, 1999).
Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat larutan
jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem
pada keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut
dikonsumsi. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah
kelarutannya dengan kehadiran senyawa lain yang memberikan ion senama.
Pengaruh ion senama yang ditambahkan dalam larutan jenuh adalah
menurunkan kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak senama yang lebih
dikenal dengan istilah pengaruh garam, cenderung meningkatkan kelarutan
(Oktoby, 2001).
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam
keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen
murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat
terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan
terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam
pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut
lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa
cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan
terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah
maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya
keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat
(yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding
terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada
perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang
peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair.
Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu
(Nachtrieb, 2001).
2

III;

Alat
1; Gelas beker 250 ml (1 buah)
2; Gelas beker 500 ml (1 buah)
3; Gelas ukur 25 ml (1 buah)
4; Gelas arloji kecil (2 buah)
5; Pipet tetes (1 buah)
6; Spatula (1 buah)
7; Pengaduk gelas (1 buah)
8; Corong(1 buah)
9; Rak tabung reaksi (1 buah)
10; Tabung reksi (8 buah )
11; Kaki tiga (1buah)
12; Botol semprot (1 buah)
13; Korek api (1 buah)
14; Spiritus (1 buah)

IV;

Bahan
1; Kloroform (2 ml)
2; Aseton (2 ml)
3; Garam dapur
4; Akuades
5; Kristal kalium permanganat
6; Iod
7; Kristal natrium asetat
8; Etanol

V;

Prosedur Kerja
a; Pelarut dan zat terlarut polar dan nonpolar
1; Kelarutan
1; Mempersiapkan 5 tabung reaksi dalam rak

2; Kemudian 2 tabung diisi 2 ml air ,dan kloroform , lalu


dijatuhkan 1 kristal kalium permangganat kedalam masimgmasing tabung kemudian dkocok.
3; Lakukan percobaan sekali lagi, dengan menggunakan kristal
iod
Bagan percobaan menggunakan kristal kalium permangganat :
a; Tabung berisi air

b) Tabung berisi kloroform

2 ml air

2 ml kloroform

Dijatuhkan kristal kalium


permangganat

Dijatuhkan kristal
kalium
permangganat

Terlarut dengan sempurna

Tidak dapat terlarut

Bagan percobaan menggunakan kristal iod :


a; Tabung berisi air

b) Tabung berisi kloroform

2 ml air

2 ml kloroform

4
Dijatuhkan
Iod
Tidak
dapat ierlarut

Terlarut
denganIod
sempurna
Dijatuhkan

2; Percampuran
1; Menyiapkan 2 tabung reaksi
2; Kemudian Menambahkan 2 ml etanol dan aseton, lalu
dikocok
3; Mengamati kelarutan cairan
Bagan percobaan :

2 ml etanol

2 ml aseton

Dilarutkan
dengan 2 ml air

Dilarutkan
dengan 2 ml air

Digoyangkan
Digoyangkan
Tidak dapat bercampur

bercampur

b; Kecepatan kelarutan
1; Membuat penggagas air
2; kemudian menyiapkan 4 tabung reaksi berisi akuades, lalu
3 tabung dimasukan kedalam gelas piala berisi penggagas
air

3; Panaskan gelas piala sampai air mendidih


4; Dan siapkan 4 butir NaCl

Bagan percobaan 1 :
Sebutir NaCI

Dilarutkan dengan air


akuades dengan
volume setengah
tabung

Mengamati
waktu kelarutan
NaCl

Bagan percobaan 2 :

Sebutir NaCl

Dimasukan ke dalam air


penggagas dengan
volume setengah tabung

Mengamati waktu kelarutan NaCl

Bagan percobaan 3 :
Sebutir NaCl

Dimasukan ke daalm
penggagas air dengan
volume setengah
6
tabung
Diaduk hingga
Mengamati waktu kelarutan NaCl
melarut

Bagan percobaan 4 :

Sebutir NaCl yang dihaluskan

Dimasukan kedalam
penggagas air dengan
volume setengah
tabung

Diaduk hingga
merata

Mengamati waktu kelarutan NaCl


c; Demonstrasi larutan lewat jenuh

natrium asetat serbuk

Masukan kedalam
tabung reaksi
,dicampurkan akuades
hingga menutupi
7

Dimasukan
kedalam gelas
beker berisi air
panggagas

Diaduk sampai
melarut, didinginkan

Masukan satu kristal


dan diaduk

Ditamabahkan 20
tetes akuades

Dipanaskan ,
kemudian
didinginkan

Tamabahkan
satu 1 butir
natrium asetat

Terlarut

VI;

Data Pengamatan
Kloroform

VII;

air

Pembahasan
Dalam pelarutan terdapat zat terlarut polar dan nonpolar. kelarutan
adalah perkalian kelarutan antar konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar
larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan koefisiennya masing. Hasil kali
kelarutan dilambangkan dengan Ksp. Percobaan kesetimbangan hasil kali
kelarutan dilakukan dengan dua larutan yaitutelah diketahui bahwa
dengan percobaan Air dan kloroform (CHCl). Air lebih muda trlarut
dibandingkan kloroform, karena air merupakan pelarut polar yang mana

air

melarutkan

kristal

kalium

permangganat.

Sedangkan

kalium

permangganat lebih sukar.


Dari percobaan yang dilakukan ternyata kloroform yang dicampur
dengan akuades memiliki dua fasa (heterogen) dimana fasa atasnya
adalah kloroform dan fasa bawahnya adalah akuades. Hal ini disebabkan
karena massa jenis akuades lebih besar daripada kloroform sedangkan
kloroform yang dicampur dengan dietil eter memiliki satu fasa (homogen).
Hal ini menunjukkan bahwa kloroform termasuk senyawa nonpolar sebab
larut dalam dietil eter yang bersifat nonpolar juga.
Ternyata baik etanol yang dicampur dengan akuades hanya
memiliki satu fasa. Maka dari itu etanol tidak dapat bercampur dengan
akuades. Hal ini menunjukkan bahwa etanol memiliki sifat antara polar
dan nonpolar (semipolar) tetapi sesungguhnya dalam teorinya etanol
cenderung bersifat polar karena adanya gugus hidroksil pada etanol yang
menyebabkan penyebaran pasangan elektron yang tidak merata.
Penyimpangan yang terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor.
Membandingkan antara kelarutan dan etanol dalam akuades. Dari
percobaan yang dilakukan ternyata baik aseton yang dicampur dengan
akuades maupun dietil eter hanya memiliki satu fasa (homogen). Hal ini
menunjukkan bahwa aseton memiliki sifat antara polar dan nonpolar
(semipolar).
Kriterianya apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan
koefisiennya masing-masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum
jenuh dan tidak terjadi endapan, kemudian apabila hasil kali ion-ion yang
dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama dengan nilai Ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan dan apabila hasil
kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka
larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan. Jika suatu garam
memiliki tetapan hasil kali larutan yang besar, maka dikatakan garam
tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga tetapan hasil kali larutan dari
suatu garam tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa NaCl tersebut
sukar untuk larut.

10

Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah
dengan perubahan temperatur. Umumnya kenaikan temperatur akan
memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga harga tetapan hasil kali
kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar. Maka kristal natrium
asetat merupakan larutkan lewat jenuh. Yang mana terlarut dalam
percobaan demonstrasi larutan lewat jenuh, jadi sesungguhnya yang
mempengaruhi larutannya adalah suhu bukan zat yang ada.
VIII;

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa :
1; Air lebih muda trlarut dibandingkan kloroform, karena air
merupakan pelarut polar yang mana air melarutkan kristal
kalium permangganat. Sedangkan kalium permangganat
lebih sukar.
2; NaCl yang dicampurkan dengan air yang lebih mudah
terlarut adalah dengan proses diaduk
3; Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum
kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan
atau gas dalam zat cair.

Daftar Pustaka

Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi ke-4.


Jilid1.Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi, penerbit Erlangga, Jakarta
Oxtoby, D, 2001, Prinsip-prinsip Kimia Modern, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar. Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas. Jilid I. Penerbit Binarupa Aksara,
Jakarta.

11

Gontor Putri 1, 03 Desember 2015


Disetujui oleh

Diperiksa oleh

Dibuat oleh,

Dosen Pengampu,

Asisten,

Praktikan,

Himyatul Hidayah, S.Si, Apt

Wafa Aufia

Selvi Sugiyarti

12

Anda mungkin juga menyukai