Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO 1 BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

KEPUTIHAN

Pasien wanita, umur 26 tahun, Ibu rumah tangga, baru 2 bulan menikah datang
berobat ke dokter dengan keluhan keputihan yang banyak, cair, berbau anyir
yang kadang-kadang disertai gatal sejak 3 minggu yang lalu. Penderita
mempunyai siklus menstruasi yang normal dan tidak menggunakan kontrasepsi.
Suami penderita bekerja sebagai supir dan riwayat melakukan hubungan seksual
dengan wanita lain disangkal. Pada pemeriksaan genetalia eksterna : labium
mayus dan minus tampak eritema dan sedikit erosi. Pada pemeriksaan inspekulo
didapatkan: discharge vagina homogen, keabu-abuan dan tampak melekat pada
dinding vagina. Pasien disarankan melakukan Pemeriksaan PAPsmear.

SKENARIO 1 BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

KEHAMILAN

Ny. 35 th G5 P2 A2 datang ke dokter dengan keluhan mules disertai keluar darah


lender sejak 1 jam. Pasien mengaku hamil 9 bulan dan belum pernah
memeriksakan kehamilannya. Pasien dengan suami seorang tukang ojek. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak astenikus TB 155 cm BB 40 kg. Status
generalis: TD 110/80 mmHg, FN 90x/menit, konjungtiva pucat.
Pada palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 34 cm, his 2x/10/20
detak jantung janin 140 dpm. Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan genetalia
eksterna normal. Pada pemeriksaan Vaginal Toucher didapatkan : porsio lunak,
aksial, pembukaan 2 cm, selaput ketuban (+), kepala H I. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan anemia dengan Hb 8 g/dL. Pasien diberikan garam Fe.
Pasien mengaku saat ini sedang berpuasa Ramadhan dan bertanya apakah
puasanya boleh diteruskan atau tidak.

SKENARIO 1 BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

RETARDASI MENTAL

Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog


dengan keluhan kesulitan belajar,terutama belajar membaca dan menulis, dalam
berbicara sehari hari tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat
diri seperti mandi, berpakaian dan bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis
ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tingal kelas, karena nilai
rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai
Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Retardasi
Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di
Sekolah Luar Biasa (SLB), dengan pertimbangan bila di sekolah umum klien
akan banyak mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.
Dari riwayat kehidupan social, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial
ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh
anggota keluarga. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak
diasuh oleh kakak perempuannya yang paling tua; kedua orang tua bekerja,
ayah buruh kasar dan ibu buruh cuuci, sehingga pemberian makan pada usia
balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal di usia tersebut adalah
periode penting bagi pertumbuhan terutama sel sel otak
Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukan anaknya ke SLB
terhubung biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang
tergolong kaum daufa, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini
mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak
mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukan
anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dari kewajiban orang tua
kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusus yang dilanjutkan dengan
pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak tergantung
dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai