Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan, diantaranya : tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi
lingkungan. Dengan demikian kemiskinan tidak hanya dipahami atau dilatar
belakangi oleh ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh kegagalan
dalam memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan masyarakat dalam menjalani
kehidupannya.
Kompleksitas kemiskinan yang terjadi di perkotaan dan pedesaan menjadi
fenomena yang sangat krusial yang dimana harus diatasi. Masalah kemiskinan
yang terjadi sekarang tidak bisa dijawab atau diatasi melalui program
pembangunan yang bersifat parsial, tetapi diperlukan sebuah kebijakan yang
holistik. Adapun kebijakan yang akan dibuat hendaknya mengcakup dua isu yang
sedang berkembang dan mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja. Dalam mengatasi masalah kemiskinan tersebut yaitu
dengan upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban masyarakat kurang
mampu (miskin) melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan
manusia dan pemberdayaan lingkungan.
Strategi dalam mengurangi angka kemiskinan pada semua lapisan masrakat
yang ada di perkotaan maupun di pedesaan. Adapun strategi yang dilakukan yaitu
dengan cara memberikan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat
khususnya di pedesaan agar mau meningkatkan kapasitas dan kualitasnya sebagai
manusia. Salah satunya dengan peningkatan kualitas maupun produktivitas
melalui pendidikan yang bersifat informal, formal maupun nonformal.
Seperti yang dikatakan oleh Anwar (2007) bahwa konsep dari pembangunan
masyarakat merupakan suatu proses pemberdayaan yang bersumber dari, oleh dan
untuk masyarakat itu sendiri. Program untuk mengurangi kemiskinan melalui

pemberdayaan juga tidak terkecuali melibatkan kaum perempuan dalam upaya


pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di pedesaan dan diperkotaan.
Peningkatan sumber daya manusia diperlukan ruang utama dalam
pembangunan itu sendiri, dimana untuk mencapai suatu perubahan terhadap
pembangunan dibutuhkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia terdiri
dari laki-laki dan perempuan, sehingga jika kedua peran sumber daya manusia
tersebut mampu berperan secara lebih optimal maka hasil yang akan didapatkan
juga akan lebih maksimal. Tetapi, dalam kehidupan di masyarakat, muncul adanya
deskriminasi perbedaan gender anatar laki-laki dan perempuan. Hal ini disebutkan
oleh Cleved Mosse (2002) mengasumsikan bahwa munculnya permasalahan kaum
perempuan disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya kaum perempuan itu
sendiri. Hal tersebut mengakibatkan ketidak mampuan kaum perempuan untuk
bersaing denga kaum laki-laki dalam pembangunan.
Kesenjangan sosial antara laki-laki dan perempuan ini lah yang terjadi
dimasyarakat pada umumnya. Bagi kebanyakan masyarakat menggangap bahwa
perempuan hanyalah teman hidup untuk kaum lelaki. Karena keterbatasan
tersebut, banyak perempuan yang kurang bisa mengali potensi dan kreatifitas yang
ada dalam diri mereka. Menurut Anwar (2006) bahwa salah satu penyebab dari
ketertinggalan kaum perempuan adalah tidak terjangkaunya sistem pendidikan
persekolahan dan kurang berkembangnya pendidikan diluar sekolah yang ada di
daerah pedesaan. Kehadiran program-program pendidikan luar sekolah berbasis
sosial

budaya

dan potensi

alam sekitarnya

sangat

dibutuhkan

dalam

memberdayakan masyarakat.
Dengan adanya pemberdayaan maka akan membekali masyarakat dengan
pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
menentukan masa depannya dan mereka juga dapat berpartisipasi dalam
mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. untuk itu dengan adanya pemberdayaan
khususnya bagi perempuan melalui KWT bisa membantu perekonomian keluarga,
dan membuka pemikiran bahwa perempuan bisa produktif sehingga perlu
ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah dan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada disekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah

Peran wanita tani dapat didukung dengan pendekatan waktu atau tenaga
(White 1976, dalam sajogyo 1995) yang imbalannya memiliki nilai ekonomi
yang didapakan dari hasil pendapatan maupun nilai sosial ( mengatur rumah
tangga dan solidaritas dalam mencari nafkah dalam menghasilkan pendapatan
rumah tangga).
Di sisi lain, wanita tani berperan aktif dalam membantu aktivitas
usahatani dan mencari nafkah di subsektor oof maupun on farm. Makin
banyak tenaga wanita yang tercurah, yang mengindikasikan variasi dan ragam
aktivitas dan kuantitas curahan waktu atau tenaga wanita tani. Makin rendah
tingkat ekonomi suatu rumah tangga petani, makin besar curahan watu atau
tenaga wanita dalam menghasilkan pendapatan keluarga ( Elizabeth 2007)
Secara umum dapat diketahui bahwa permasalahan yang terjadi karena
adanya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki di kalangan masyarakat
pada umumnya. Masyarakat masih beranggapan bahwa perempuan tidak bisa
menghasilkan pendapatan sendiri dan perempuan hanya teman dan ibu rumah
tangga bagi kaum laki-laki. Karena hal tersebut, banyak perempuan yang
kurang mau untuk mengali kemampuan dan potensi yang ada didalam dirinya.
Pada KWT mawar Desa BanjarArum, Singosari. Terdapat beberapa
masalah yang ditemui dan kelompok wanita tani disana bisa menfaatkan
sumber daya lokal yang ada di desa BanjarArum untuk mengajak para
perempuan-perempuan didesa tersebut agar bisa menghasilkan pendapatan dan
membantu keluarga mereka. Dalam menjalankan pemberdayaan tersebut
masih mengalami kendala juga . Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh
beberapa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

dalam

pelaksaan

suatu

pemberdayaan perempuan.
Bagaimana Peran Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita
Tani (KWT) Mawar Berbasis Sumber Daya Lokal di Desa BanjarArum,

Singosari Kab.Malang?
Bagaimana pemanfaatan

perempuan oleh wanita tani?


Apa faktor penghambat dan pendukung kelompok wanita tani dalam
pemberdayaan perempuan?

1.3 Tujuan

sumberdaya

lokal

dalam

pemberdayaan

Menganalisis Peran Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita


Tani (KWT) Mawar Berbasis Sumber Daya Lokal di Desa BanjarArum,

Singosari Kab.Malang
Menganalisis pemanfaatan sumberdaya lokal dalam pemberdayaan

perempuan oleh wanita tani


Menganalisis faktor penghambat dan pendukung kelompok wanita tani
dalam pemberdayaan perempuan

1.4 Manfaat
Untuk kelompok wanita tani dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi KWT dalam memberikan dalam berbentuk program

pemberdayaan yang berimbas pada kemajuan kelompok.


Untuk peneliti dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan

pengalaman dalam kegiatan pemberdayaan.


Untuk pemerintah dapat dijadikan sebagai suatu kebijakan bidang
pertanian, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan sehubungan
dengan upaya pemberdayaan kelompok wanita tani.

Anda mungkin juga menyukai