Anda di halaman 1dari 15

TEMU-13

PENEMUAN PENYAKIT DENGAN


SCREENING
TUJUAN
Diakhir kuliah mahasiswa
memiliki kemampuan dasar
tentang penemuan penyakit
dengan screening

PENEMUAN PENYAKIT DENGAN


SCREENING
Screening: penemuan penyakit secara
aktif pada orang-orang yang tampak
sehat dan tidak menunjukkan adanya
gejala.
Uji screening tidak dimaksudkan sebagai
diagnostik; orang-orang dengan tanda
positif atau dicurigai menderita
penyakit seharusnya diberi
perawatan/pengobatan setelah

Langkah-langkah:
1. Uji diterapkan pada penduduk,
mereka dgn hasil test (-) tidak
menderita penyakit;
2. Mereka dengan hasil test (+)
dicurigai menderita penyakit
diagnosa ditegakkan untuk
memastikan menderita penyakit atau
sehat yang sehat kemudian
disisihkan
3. Mereka yang menderita penyakit
dilakukan intervensi

Di Indonesia, pada awal pemberantasan TB


dilakukan pemeriksaan dgn sinar X,
pemeriksaan sputum, pembuatan biakan
baksil. TB adalah contoh pemeriksaan yg
digunakan dlm program penemuan kasus dgn
melakukan MT.
Di-negara2 maju screening telah di-terapkan
untuk berbagai penyakit: kanker payu dara
(mamo-graphy, thermography), kanker mulut
rahim (pap smear), hipertensi, dan
sebagainya.

3 kriteria yg digunakan utk menilai


screening test: validitas, reliabilitas
dan yield
a) Validitas kemampuan dari uji
tersebut untuk meberikan indikasi
pendahuluan siapa yang sakit dan
siapa yang sehat
Unsur2 dari validitas adalah sensitivitas
(Se) dan spesifisitas (Sp)
Se adalah kemampuan untuk menemukan
yang benar2 sakit
Sp adalah kemampuan untuk menemukan

Asumsi bahwa diagnosa yang tepat disusun


tabel 2 x 2
Diagnosa
Diagnosa
Penyakit (+)
Penyakit (-)
Hasil test (+)

Hasil test (-)

Total

a+c

b+d

a = true positives (menderita penyakit dgn diagnosa


(+))
b = false positives (menderita penyakit ttp diagnosa
(-)
c = false negatives (tidak menderita penyakit ttp

Dari tabel tersebut dapat dihitung:


Sensitivitas (Se) = a/(a+c)
Spesifisitas (Sp) = d/(b+d)
False Negatives (FN) = c/(a+c)
False Positives (FP) = b/(b+d)

Diagnosa
Penyakit (+)

Penyakit (-)

Hasil test (+)

a (150)

b (100)

Hasil test (-)

c (30)

d (1700)

Total

a + c (180)

b + d (1800)

Se = 150/180 = 83%
94%

Sp = 1700/1800 =

FN = 30/180 = 17%
6%

FP = 100/1800 =

Reliabilitas : suatu test yang meberikan hasil


yang sama bila diterapkan ditempat lain
dengan keadaan yang relatif sama
Dipengaruhi oleh: a) Variasi yang ada dalam
metoda itu sendiri, b) Variasi intraobserver, c) Variasi inter observer
Variasi dpt diperkecil dgn: a) standardisasi
prosedur, b) latihan intensif, c)
pengecekan secara periodik, d)
menggunakan dua atau lebih obsever
yang bekerja independen

Yield merupakan hasil suatu test


adalah jumlah yang sebelumnya
tidak di-ketahui dan sekarang
dapat diketahui dipengaruhi
oleh:
a) Se,
b) prevalensi penyakit makin tinggi
prevalens makin tinggi yield &
sebaliknya,
c) ada-tidaknya penemuan kasus,
d) sikap penduduk

Telah dilakukan skrining terhadap 950 orang


dengan cara rectal toucher yang dilakukan
oleh dokter untuk mendeteksi adanya
cancer prostat. Dari pemeriksaan yang
dilakukan oleh dokter, 300 orang dinyatakan
postif Ca-prostat. Dengan pemeriksaan lain
yang lebih pasti hasilnya yaitu dengan
biopsy terhadap 950 orang tersebut
diketahui bahwa sebanyak 250 orang positif
Ca-prostat. Dari orang-orang yang
dinyatakan positif dengan pemeriksaan
rectal toucher yang dilakukan dokter
ternyata hanya 100 orang yang dinyatakan
sehat dengan pemeriksaan biopsy.
Dapatkah skrining dengan rectal toucher
memprediksi seseorang menderita Caprostat?

Kerjakan soal-soal berikut, dan kirim


jawaban ke:
idrus.jusat@indonusa.ac.id
atau
idrus@uninet.ne.id

1. Kemampuan suatu fasilitas penyaringan


dapat memproses 1000 orang perminggu.
Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu
penyakit sebesar 4 %, saudara diminta
mencoba meng-uji suatu alat yang
dinyatakan mempunyai sensifitas 95% dan
spesifisitas 90%.
Hitung:
a. Jumlah orang yang betul2 positif (true
positive)
b. Jumlah orang termasuk positif palsu (false
positif)
c. Jumlah orang yang betul2 negatif (true
negatif)
d. Jumlah orang yang negatif palsu (false

2. Dari 130 orang yang diperiksa dengan


Benedict test, sebanyak 60 orang diduga
menderita Diabetes Mellitus. Untuk
memastikan apakah orang-orang tersebut
menderita DM dilakukan penegakan diagnosa
dengan melakukan pemeriksaan Gula darah
puasa dan 2 jam sesudah makan. Dari 130
orang tersebut ternyata 67 orang dinyatakan
TIDAK menderita DM, dimana 5 orang
diantaranya dinyatakan positive DM menurut
pemeriksaan dengan menggunakan Benedict
Test.
a. Berapa nilai Sensitivitas
b. Berapa nilai Specificity
c. Berapa nilai false positive
d. Berapa nilai false negative

Isilah dengan S bila jawabannya screening dan D


bila jawabannya diagnosa standard
Nomor 1
dilakukan pada orang-orang yang rupanya sehat
( )
digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengobatan ( )
Nomor 2
bukan suatu dasar bagi pengobatan
( )
dilakukan pada orang2 dgn penemuan2 sugestif
( )
Nomor 3
secara relatif mahal
( )
dapat diterima pasien
( )
Nomor 4

Anda mungkin juga menyukai