PRAKTIKUM BIOKIMIA 2
: Devi Komalasari
NIM
: 06101181320027
Kelompok
: 3 (Tiga)
Anggota
: 1. Agustin Kurniati
(06101181320031)
2. Arif Fardillah
(06101181320006)
3. Ayu Lestari
(06101281320008)
(06101181320013)
5. Nurul Hakima
(06101181320003)
6. Wiwit Apriliyani
(06101181320036)
I. Percobaan Ke
: 4 (Empat)
II. Tanggal Percobaan : 12 Februari 2016
III.Judul Percobaan
: Pembutan Nata de Soya dan Uji Boraks
IV. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui pembuatan nata de soya dengan menggunakan bahan baku
limbah tahu dan perubahan yang dihasilkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan zat pengawet yang berupa boraks pada
V.
Nata de Soya
20
2,35
1,68
3,2
4,6
2
1,75
1,25
0,001
4,5
Nata de Soya
97,25 %
0,31 %
1,20 %
10,60 %
0,00 %
0,09 %
Nata de Coco
98,27 %
0,20 %
1,06 %
8,51 %
1,53 %
0,00 %
tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh
dibandingkan dengan organ lainnya. Dosis fatal boraks antara 0,1 0,5 g/kg berat
badan (Cahyo, 2006).
Boraks ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung boraks memiliki
kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak
daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama
(Anonim, 2009).
Boraks termasuk kelompok mineral borat yang merupakan senyawa kimia
alami yang tersusun dari atom boron (B) yang merupakan logam berat dan oksigen
(O). Boraks sudah lama digunakan oleh masyarakat dan industri kecil dari pangan
seperti gendar, kerupuk, mie dan bakso. Boraks secara lokal dikenal sebagai air bleng,
atau cetitet, garam bleng atau pijer. Boraks sebetulnya sudah dilarang penggunaannya
oleh pemerintah sejak juli 1978 dan diperkuat lagi dengan SK Menteri Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/Per/IX/1988 (Winarno, 1997).
Asam boraks merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa,
mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau
granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks ataupun asam
borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks
juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik
kayu (Khamid, 2006).
Bahan
1. 2 liter limbah tahu
2. 200 gram gula pasir
3. 10 gram urea
4. 200 ml starter
5. Krtas koran
2. Uji Boraks
Alat
1. Kertas saring
2. Pipet tetes
3. Gelas beaker
Bahan
1. Boraks
2. Larutan Kunyit
3. Tempe
4. Coklat
5. MieI nstan
10 menit.
Kemudian dilakukan pendinginan pada suhu kamar dengan cara menempatkan di
Nata dibilas dan direndam dengan air bersih selama 2-3 hari, tiap harinya air
hari.
Pengemasan nata dapat dilakukan dengan memasukkan nata ke dalam plastik
dengan kondisi masih panas (mendidih) dengan perbandingan nata de soya dan
cairan adalah 3 : 1 dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam kemasan
agar mikroba aerob tidak memungkinkan untuk tumbuh, sehingga daya simpannya
lebih lama.
3. Uji Boraks
Buatlah larutan kunyit dengan memblender dan menyaring ekstraknya, lalu dan
Hasil
Pengamatan
Whey tahu
tahu (2 L)
(keruh) + Gula
+ Gula
(putih) + urea
(200 gr)
(putih)
+ urea
Larutan I
(10 gr)
(bening).
lalu
dipanaska
n
Larutan I
Larutan
+ starter
B(bening) +
(200 ml)
starter (putih
keruh)
larutan II
(bening).
Tidak terbentuk
Larutan
(II)
disimpan
tetapi terbentuk
selama 1
jamur.
minggu
2. Uji Boraks
Sampel
Tempe
Mie
Instan
Coklat
Hasil
pengamata
n
Kuning
Kuning
Kuning
Kesimpula
n
Negatif
Negatif
Negatif
Sa
Pengamatan
Te
Pembentukan asam cuka oleh bakteri Acetobacter xylinum adalah sebagai berikut:
Glikolisis
X. Pembahasan
Soya dan Uji Boraks. Pembuatan nata de soya ini, digunakan air limbah tahu sebagai
media starter. Sebagai bahan pendukung dalam pembuatan nata, digunakan Acetobacter
xylinum atau starter sebagai bahan utama, asam asetat, gula, dan urea. Langkah pertama
yang dilakukan dalam pembuatan nata adalah menyaring 2 liter air limbah tahu.
Penyaringan dilakukan menggunakan kain yang yang telah direbus dan dikeringkan
atau dapat pula dioven menggunakan suhu tinggi agar bakteri pada kain dapat
dimatikan. Pori-pori kain yang begitu kecil dapat menyaring air limbah tahu dengan
baik sehingga memperkecil kotoran lolos dari penyaringan.
sampel yang diuji. Sampel yang diuji pada percobaan kali ini adalah tempe, coklat dan
mie instan. Untuk memudahkan dalam pengujian, sampel (tempe, coklat dan mie instan
yang telah direbus) dilumatkan terlebih dahulu dengan menggunakan mortal. Indikator
yang digunakan adalah larutan kunyit yang telah di standarisasi dengan menambahkan
larutan boraks dan warna yang dihasilkan yaitu merah kecoklatan warna merah tersebut
disebut senyawa rososiania. Dari percobaan tersebut dapat diketahui apabila sampel
(tempe coklat dan mie instan) ditambahkan dengan larutan kunyit menunjukkan warna
merah kecoklatan berarti sampel tersebut mengandung boraks. Akan tetapi, pada
percobaan yang telah dilakukan ketiga sampel tersebut negatif terhadap uji boraks
karena tidak menunjukkan warna merah kecoklatan ketika ditambahkan dengan larutan
kunyit.
XI. Kesimpulan
1. Nata adalah padatan mengandung glukosa yang difermentasi oleh bakteri
Acetobacter xilynum.
2. Bakteri Acetobacter xilynum adalah bakteri yang sangat sensitif terhadap kebisingan
sehingga dibutuhkan tempat yang sepi.
3. Kebisingan dapat menyebabkan bakteri stress dan menyebabkan gagalnya
pembuatan nata.
4. Pada pembuatan nata de soya alat yang digunakan harus benar-benar bersih (steril).
5. Penambahan gula pada proses pembuatan nata adalah sebagai sumber karbon dan
glukosa untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum.
6. Penambahan urea/ZA pada proses pembuatan nata adalah sebagai sumber nitrogen
untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum.
7. Sampel protein (tempe, coklat dan mie instan) negative terhadap uji boraks.
8. Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator
kunyit akan berubah warna dari kuning menjadi merah kecoklatan.
9. Uji boraks bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan zat pengawet yang
berupa boraks pada makanan sampel yang diuji.
Anonim. (2011, Oktober 04). Pembuatan Nata de Soya. Retrieved Februari 17, 2016,
from Wordpress: http://lordbroken.wordpress.com/2011/10/04/pembuatan-nata-desoya/
Fafanelisifana. (2013, Mei 24). laporan Kimia Dasar Identifikasi Boraks pada
Makanan. Retrieved Februari 17, 2016, from Wordpress:
https://fafanelisilfana.wordpress.com/2013/05/24/laporan-kimia-dasar-identifikasiboraks-dalam-makanan/
Fajar. (2013, Januari). Pengolahan Limbah Tahu Menjadi Nata de Soya. Retrieved
Februari 17, 2016, from Blogspot:
http://ajanksifajar.blogspot.com/2013/01/pengolahan-limbah-tahu-menjadi-natade.html
Suharmita. (2014, September). Laporan Praktikum Uji Boraks. Retrieved Februari 17,
2016, from Blogspot: http://suharmita-darmin.blogspot.co.id/2014/09/laporanpraktikum-uji-boraks.html