Anda di halaman 1dari 3

LEUKEMIA KRONIK

Definisi
Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi
leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Leukemia kronik dibedakan dari
leukemia akut berdasarkan progesinya yang lebih lambat sampai lebih dari 10
hingga 20 tahun. Leukemia kronik juga sulit diobati dan leukemia kronik dapat dibagi
secara luas menjadi kelompok myeloid dan limfositik. Leukemia myeloid kronik
mencakup enam tipe yang berbeda.

Gejala klinis
Hematologi rutin: leukositosis (20.000 60.000/mm 3). Didapatkan peningkatan
persentas eosinofil dan basofil, kemudian kadar Hb biasanya normal atau sedikit
menurun, dan pada beberapa kasus jumlah trombosit dapat normal atau
trombositopenia, tapi sangat jarang. Biasanya jumlah trombosit ditemukan
berkisar antara 500.000 600.000/mm 3 .
Pada pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan polikromatofil, tampak
seluruh tingkatan diferensiasi dan maturasi seri granulosit, peningkatan
persentase sel mielosit, metamielosit, basofil, dan eosinofil.
Pada hapusan sumsum tulang, terlihat gambaran hiperselular dan didapatkan
peningkatan jumlah megakariosit.
Karyotyping, hilangnya sebagian lengan panjang kromosom 22 (kromosom
Philadelphia/Ph). Kemudian, pada pemeriksaan sitogenetika fluorescence in situ
hybridization (FSH), ditemukan translokasi resiprokal antara lengan panjang
kromosom 22 dengan lengan panjang kromosom 9.

Terdapat 3 fase ada penyakit LMK yaitu fase kronik, fase akselerasi, dan fase
blastik. Fase kronik, terdapat:
- Jumlah leukosit 20.000->50.000/L
-

Jumlah trombosit >1.000.000/L dengan morfologi abnormal. Trombosit


dengan ukuran besar tanpa adanya granula dan dijumpai megakariosit
pada 14 kasus LMK.

Gambaran darah tepi dan sumsum tulang yang klasik dengan dominasi
mielosit dan neutrofil.

- Pada darah tepi didapatkan anemia normositik normokrom.

Fase akselerasi, bila dijumpai salah satu dari kriteria di bawah ini:
-

Blas 10-19% di darah tepi/sumsum tulang

Basofilia > 20%

Trombositopenia persisten (<100x109/L) yang tidak responsif terhadap


pengobatan

Ukuran limpa makin membesar dengan jumlah leukosit meningkat, tidak


ada respon terhadap pengobatan.

Fase Blastik, didapatkan bila memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

14

Blas 20% di darah tepi / sumsum tulang

Proliferasi blas ekstramedular

Ditemukan kelompok / cluster sel blas pada biopsi sumsum tulang

Tatalaksana

1. Hidroxyurea, dosis 30 mg/Kg/BB/hari per oral. Diberikan dosis tunggal atau


dibagi dalam 2-3 dosis. Jika kadar leukosit >300.000/mm 3 dosis dapat
ditingkatkan hingga maksimal 2,5 g/hari. Konsumsi dihentikan dahulu jika
kadar leukosit <8.000/mm3 atau trombosit <100.000/mm3. Efek yang
ditimbulkan berlangsung dalam beberapa hari sampai minggu setelah
pengobatan dihentikan.
2. Busulfan, dosis 4-8 mg/hari per oral, maksimal 12 mg/hari. Terapi dihentikan
jika leukosit berkisar antara 10.000 20.000/mm 3, dan dimulai kembali jika
sudah >50.000/mm3. Jika kadar leukosit sangat tinggi maka disarankan untuk
mengkombinasikan dengan allopurinol dan dukungan hidrasi yang baik. Efek
yang ditimbulkan adalah fibrosis paru dan supresis sumsum tulang yang
berkepanjangan, Busulfan di kontraindikasikan pada wanit hamil.
3. Imatinib mesyalate, untuk mencapai remisi hematologic, sitogenik, dan
biologis molecular. Obat ini menghambat aktivitas tirosin kinase daru fusi gen
BCR-ABL, dan obat ini diindikasikan sebagai terapi line pertama. Pada
pasien yang baru di diagnosis LGK, terapi dengan obat ini dapat memberikan
hasil yang baik.
4. Interferon alfa, untuk mencapai remisi sitogenik.
5. Cangkok sumsum tulang, merupakan terapi definitif LGK sehingga
memperpanjang remisi sampai lebih dari 9 tahun. Akan tetapi, prosedur ini

tidak dilakukan pada LGK dengan pemeriksaan kromosom Ph negatif atau


BCR-ABL negatif. 5

Anda mungkin juga menyukai