Anda di halaman 1dari 26

OLEH

Dr. Santer Sitorus, SH.,, M.Hum.


Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya

Diselenggarakan KEMENPAN Pada Tanggal 12 Mei 2015


BATAM

12/05/2015

ASAS UU AP

Mengedepankan dasar hukum


B/PP yg menerbitkankan Kpts/tind hrs B/PP yg berwenang

Legalitas

B/PP yg mengunakan W wajib berdasarkan Perun dan AAUPB


B/PP dilarang menyalahgunakan gewenang

ASAS
UU AP

Perlindungan
HAM

Tidak boleh melanggar hak-hak dasar warga masy

1. Kepastian hukum
2. Kemanfaatan
3. Ketidakberpihakan
AAUPB

4. Kecermatan
5. Tidak menyalahgunakan kewenangan
6. Keterbukaan
7. Kepentingan umum
8. Pelayanan Yang Baik
9. AAUPB lain sepanjang dijadikan dasar
penilaian hakim dlm putusan

SUMBER KEWENANGAN
Diatur dlm UUD/UU
Wewenang baru yang sebelumya belum ada
Tj berada pada B/PP yang menerima
Tidak dpt didelegasikan lagi

Kecuali diatur

Dlm lingkungan pem sendiri


Ditetapkan berdasarkan Perun
Diberikan oleh B/PP kepada B/PP lainnya
DELEGAS
I

Merupakan pelimpahan kewenangan yg sebelumnya telah ada

Tdk dpt didelegasikan lagi

Kecuali ditentukan lain Perun

Dpt mengunakan sendiri yang telah diberikan

Kecuali Perun

Tdk efektif dicabut dpt ditarik kembali


Ditugaskan atasan
Pelaksanaan tugas rutin
Penerima harus menyebutkan nama pemberi mandat

Penerima mandat tdk berwenang mengambil kpts/tindakan strategis

PEMBATASAN WEWENANG BERDASARKAN


MANDAT

MANDAT

PEJABAT YANG
MELAKSANAKAN
TUGAS RUTIN

PELAKSANA
HARIAN

PELAKSANA TUGAS

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh


Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil
Keputusan dan/atau Tindakan yang bersifat strategis yang
berdampak pada perubahan status hukum pada ASPEK
ORGANISASI,
KEPEGAWAIAN,
DAN
ALOKASI
ANGGARAN.

LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG

1. Melampaui W

melampaui masa jabatan


atau batas waktu
melampaui batas wilayah

LARANGAN
PENYALAHGUNA
AN WEWENANG

3. Mencampur
adukkan W

3. Bertindak
Sewenang2

Tidak
Sah

Dpt
Dibatal
kan
bertentangan dengan tujuan W

di luar cakupan bidang


atau materi W

tanpa dasar Kewenangan

bertentangan dengan
Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap

Tidak
Sah

PENYELESAIAN SENGKETA ADA ATAU TIDAKNYA


UNSUR PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN
Tdk ada
kesalahan
INTERNAL

PENYELESAIAN
SENGKETA
KEWENANGAN

EKSTERNAL
PENGADILAN

Hasil
Pengawasan
APIP

Ada kesalahan
adm
Kesalahan adm,
menimbulkan
kerugian
keuangan negara

Penyempurnaan
adm
Pengembalian
paling lama 10
hk

FINAL DAN
MENGIKAT

PENGUJIAN ADA TIDAKNYA


PENYALAHGUNAAN
WEWENANG
Pasal 21

PT TUN

PENGADILAN

Permohonan

B/PP

- Tenggang wkt pengajuan


- Objeknya
- Pihak

?
- Setelah APIP
- Setelah APIP ada perbedaan
pendapat antara hasil
Pegawasan dgn B/PP
- Apakah hasil APIP dpt
dibatalkan

Uji
KeW

PTUN
ALAT
UJI

PERUN

21 hk
sejak diterima
banding
21 hk
sejak permohonan

AAUPB

Kewenangan
Prosedur Penggunaan Kewenangan
Subtansi Penggunaan Kewenangan
DISKRESI
Tujuan Diskresi
Prosedur Diskresi

MORAL
BEJAT

BAB XX
TINDAKAN HUKUM THDP ASN DI INSTANSI DAERAH
UU No. 23 Thn 2014 Ttg Pemerintahan Daerah

Pasal 384

KECUALI:
Penyidik memberitahukan
kepada kepala daerah sebelum
melakukan penyidikan thdp ASN
yang disangka melakukan
pelanggaran hukum dalam
pelaksanaan tugas, dalam
jangka waktu 2 X 24 Jam

1. Tertangkap tangan
2. disangka telah melakukan
tindak pidana kejahatan yg
diancam pidana 5 thn lebih

3. Disangka telah melakukan


tindak pidana kejahatan
terhadap keamanan negara

Pasal 384
1) Msy dpt menyampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan yg
dilakukan oleh ASN kpd APIP dan/atau Penegak hukum
2) APIP wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan yg
diadukan masy
3) Aparat Penegak Hukum melakukan pemeriksaan yg diadukan masy,
setelah terlebih dahulu berkoordinasi dgn APIP (atau yg membidangi
Pengawasan)

4) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti ada


penyimpangan yg bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan
kepada APIP
5) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti penyimpangan
yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada aparat
penegak hukum.

RUANG LINGKUP LAPANGAN PEMERINTAHAN


REGELING

di lingkungan pemerintah

Gugatan
Eksekutif
Legislatif
Yudikatif
Badan Penylenggara lain

good governance
clean goverment
rechtmatigeheid van
bestuur > < onrechtmatig
Pelayanan publik

Permohonan
UJI
KEWENANGA
N
Psl 53

OBJEK SENGKETA
TIDAK ADA PENGECUALIAN

melancarkan penyelenggaraan pemerintahan


mengisi kekosongan hukum
Laporan
memberikan kepastian hukum
Mengatasi stagnasi pemerintahan

Tujuan

sesuai dengan tujuan Diskresi


tidak bertentangan Perun / AAUPB

1
Lapora
n

berdasarkan alasan objektif


tidak menimbulkan Konflik Kepentingan

Mengatasi
Persoalan

Tdk
Ditanggapi 5 h

Psl 1 angka
9

Kptsn

Tindakan

DISKRESI
4
Diskresi/
Kebebasan
Terbelenggu

dilakukan dengan iktikad baik

Sewenang W
Tdk ber W
Tj tdk sah

5 hk Atasan
C7 / Tdk

instrumen memecahkan masalah yang tidak dapat


dijangkau oleh hukum, agar menjadi legality,
rechtmatigheid
mendorong kreativitas B/PP memecahkan masalah
untuk mencapai tujuan

DISKRESI
KEBIJAKAN
(beleidsvrijheid)

RANAH
HAN

Mendorong dinamika kreativitas B/PP mencapai


tujuan mensejahterakan masya (tanpa masalah)
Merupakan kelengkapan/instumen yang secara
inheren melekat pada setiap administrasi negara
atau setiap pengelola organisasi
Diskresi pada hakikatnya berada diantara hukum
dan moral (etika dalam arti sempit) Roscoe Pound

Kriminalisasi suatu kebijakan dapat diartikan memasang rantai belenggu


atau memasung suatu organisasi sehingga tidak dapat bergerak
memecahkan masalah atau mencapai tujuan

Hakekat

Keluwesan utk bertindak demi kepentingan yang


lebih besar tetapi tetap dalam bingkai hukum dan
AAUPB

Diskresi dapat bahkan mudah digunakan sebagai instrumen


penyalahgunaan kekuasaan atau bertindak sewenang-wenang.

PENYELESAIAN SENGKETA KPTS & TINDAKAN

UPAYA
ADMINISTRATIF

Pasal 75 Pasal 78

Komunikasi langsung

Upaya Adm
Warga Masy

Psl
77

SOP

Psl 7 h 49

Psl
78

Tdk menunda pelaksanan


Kecuali ditentukan lain Perun
Menimbulkan kerugian lebih
besar.
Tdk dibebani biaya

D
i
t
T a
d n i
l g
g
a
p

Setelah Melalui
Upaya Adm
PTUN

Penerbitan Kpts &


Tindakan Badan atau
Pejabat Pemerintahan

Psl 76
(4)

Interen

IMPERATIF

TUNTUTAN

TUNTUTAN

Diubah
Dicabut
Batal/tdk sah
Ganti Rugi
Sanksi Adm
Tindakan:
Berbuat
Tdk Berbuat

unsur kelayakan
keadilan
keseimbangan

Dicabut
Batal/Tdk Sah
PMH
Ganti rugi
Sanksi Adm
Dimumkan
dimedia

SAHNYA KEPUTUSAN

ditetapkan oleh
pejabat yang
berwenang
dibuat sesuai prosedur

Tdk Mempu
Konflik Intres
Sesuai
SOP
Sesuai
Maksud &
Tujuan

UNSUR KEPUTUSAN UU AP
Psl 1 angka 7 + Psl 87

Pribadi

Badan

JENIS SANKSI ADMINISTRATIF

SANSKSI ADMINISTRATIF RINGAN


1. B/PP mengunakan W tdk berdasarkan Perun dan AAUPB
2. B/PP tdk mencantumkan/menunjuk ketentuan Perun yg menjadi
dasar kewenangan & dasar penerbitan K/T.
3. B/PP yg mempergunakan diskresi yg akan berpotensi merubah
alokasi anggaran tdk menguraikan maksud, tujuan, substansi, serta
dampak adm dan keuangan.
4. Sebelum mengunakan Diskresi yg berpotensi merubah alokasi
anggaran tdk terlebih dahulu mendapat persetujuan dr Atasan.
5. Sebelum mengpergunakan diskresi (yg menimbulkan keresahan
masy, keadaan darurat, mendesak, bencana alam) tdk
memberitahukan kepada Atasan
6. Setelah mempergunakan Diskresi (yg menimbulkan keresahan
masy, keadaan darurat, mendesak, bencana alam) tdk
melaporkannya kpd Atasan.

7. B/PP menolak memberikan bantuan kedinasan dalam keadaan


darurat
8. B/PP tdk memberikan persetujuan/penolakan atas permohonan
ijin, dispensasi, konsesi dlm batas wkt yg ditentukan Perun / 10 hk
apabila batas wkt tdk diatur Perun.
9. B/PP tdk memberitahukan ada kemflik kepentingan kpd Atasan.
10. Atasan tdk memeriksa loporan masy adanya konflik kepentingan
dlm wkt 5 hk.
11. Atasan tdk mengambil alih K/T dlm hal penilayannya ada konflik
kepentinga.
12. Atasan yg mengambil K/T tdk melaporkan kpd Atasan dan tdk
memberitahukan kpd Pejabat yg mempunyi konflik kepentingan.
13. B/PP tdk membut / tdk melaksanakan SOP.
14. Dlm wkt 5 hk B/PP tdk memberitahukan kpd Pemohon bhw
permohonannya telah memenuhi persyaratan.

15. Dlm wkt 5 hk B/PP tdk memberitahukan kpd Pemohon bhw


permohonannya tdk lengkap.

16 B/PP tdk membuka akses dokumen AP kpd warga masy kecuali yg


di larang.
17 B/PP tdk menyampaikan kpts kpd pihak2.
18 B/PP tdk mengumumkan di media massa kpts yg menyangkut
kepentingan umum.
19 B/PP tdk segera menyelesaikan UA yg berpotensi membebani
keungan negara.
20 B/PP tdk mengeluarkan kpts atas UA Keberatan yg telah
diterima/dikabulkan.

21 B/PP tdk mengeluarkan kpts dlm wkt 5 hk yg dianggap kabul atas


UA keberatan.
22 B/PP tdk mengeluarkan kpts atas UA Banding yg telah diterima
atau dikabulkan.
23 B/PP tdk mengeluarkan kpts dalam waktu 5 hk yang dianggap
kabul atas UA Banding.

SANSKSI ADMINISTRATIF RINGAN DIPERBERAT

SANKSI ADMINISTRATIF SEDANG

SANKSI ADMINISTRATIF BERAT

UU AP

1. Diskresi merupakan
kreativitas
2. Perlindungan hukum
(Dekriminalitas)
Penyelenggaran urusan
Pemerintahan
3. Mengutamakan
penyelesaian internal
4. Tj Kerugian keuangan
negara hrs dilihat dr
penggunaan kewenangan

1. B/PP bertj atas kpts yg


dibuatnya.
2. UU ini mengatur
Tindakan shg kalau
B/PP tdk melaksanakan
suatu kewajib atau abai
dpt digugat
3. Fiktif Positif
4. B/PP secara limitatif
dikenai saksi adm
apabila melanggar UU
AP

KONFLIK KEPENTINGAN

Psl 43

1. Ada kepentingan pribadi/


N
bisnis
E
P
2. Hub kekerabatan dan
keluarga Sampai derajat O
kedua lurus/ kesamping, T
Mertua dan ipar
I
S
3. Hub dengan wakil pihak M
yg terlibat
KE
4. Hub perkerjaan dan
mendapat gaji
5. Hub dgn pihak yg
memberikan rekomendasi

1. orang tua kandung/tiri/angkat


2. saudara kandung/tiri/angkat
3. suami/isteri
4. anak kandung/tiri/angkat
5. suami/isteri dr anak kandung/tiri/angkat
6. kakek/nenek kandung/tiri/angkat
7. cucu kandung/tiri/angkat
8. sdr kandung/tiri/angkat dr suami/isteri

L
9. suami/isteri dr sdr kandung/tiri/angkat
U

6. Hub dgn pihak-pihak lain


S
yg dilarang Perun
I

10. sdr kandung/tiri/angkat dari orang tua


11. mertua

Anda mungkin juga menyukai