Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum ke-1

M.K.Pengantar Biokimia

Hari/ tanggal: 29 Februari 2016


Kel/Shift
: 11/1
Dosen
: dr. Husnawati
Asisten
:

KARBOHIDRAT DENGAN UJI MOLISCH


DAN UJI BENEDICT
Disusun oleh:
Navi Sintia Putri

J3H115005

Ridwan Suntoko

J3H115011

Eko Setio

J3H215069

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN


MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroks aldehida atau polihidroksi keton yang

mengandung unsure-unsur karbon ( C ), hydrogen ( H ), dan oksigen ( O ) dengan


rumus empiris total.(Dr. Saifuddin, 2013)
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuhtumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering
dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji,
buah dan akar tumbuhan. karbohidrat dibentuk dari air (H 2O) berasal dari tanah,
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu
reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa)
disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah 6CO2 + 6H2O + 673
cal C6H12O6 + 6 O2. Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang
peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Selain itu karbohidrat juga menjadi
komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh (Sumardjo, Damin. 2009: 205).
Manusia tidak dapat terlepas dari peranan karbohidrat dalam melaksanakan
aktivitasnya. Berbagai sumber makanan seperti beras dan jagung merupakan
sumber karbohidrat utama. Karbohidrat didalam tubuh manusia disimpan dalam
bentuk glikogen yang terdapat dalam otot sekitar 245-350 gram, dalam hati sekitar
90-108 gram dan di darah dalam bentuk glukosa sekitar 17 gram. Rata-rata kita
hanya membutuhkan 1 gram per berat badan per hari, artinya bila memiliki berat
tubuh 50 kg, maka kebutuhan tubuh kita akan karbohidrat per hari adalah 50 gram
(Wahyu, Iwan. 2006: 144).
Berbagai senyawa yang termasuk kelompk karbohidrat mempunyai molekul
yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki
berat molekul 90 hingga senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan
lebih. Berbagai senyawa tersebut dibagi kedalam tiga golongan, yaitu golongan
monosakarida, golongan olisakarida, dan golongan polisakarida. Monosakarida
terdiri atas beberapa atom saja dan tidak dapat diuraikan secara hidrolisis dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. (Supriyanti, 2005).
Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa,fruktosa dan galaktosa.
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstroksa karena

mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan, glukosa


terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Fruktosa
merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar kekiri dan
karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Fruktosa terdapat pada madu lebah.
Galaktosa merupakan monosakarida yang jarang terdapat di alam, yang umumnya
berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat bebas
susu (Poedjiadi, 2005).
Oligosakarida atau disakarida merupakan senyawa yang terdiri atas dua
buah atau lebih monosakarida yang dengan pengaruh asam senyawa ini dapat
mengalami hidrolisa menjadi bentuk-bentuk monosakarida penyusunnya. Bila
senyawa ini terdiri dari dua monosakarida penyusun, disebut disakarida, dan
apabila terdiri dari tiga penyusun disebut trisakarida, apabila terdiri dari empat
penyusun disebut tetraosa dan demikianlah seterusnya. Contohnya adalah sebagai
berikut ini; stakiosa, sukrosa, sakarosa, maltosa, dan laktosa (Ronditasyah, 2009).
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono
dan

oligosakarida.

Molekul

polisakarida

terdiri

atas

banyak

molekul

monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja


disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan
tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak bersifat mereduksi.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa
polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen, dekstrin,
selulosa, dan pati (Poedjiadi, 2005) .
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
H2SO4 pekat yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Sampel yang diuji dicampur

dengan reagent Molisch, yaitu -naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah
pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui
dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Karateristiknya tidak bisa larut
atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, Dengan prinsip berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan Benedict.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat
dalam suatu bahan atau larutan serta untuk mengetahui bahan yang termasuk
dalam gula pereduksi.

BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Karbohirat dengan Uji Molisch dan Uji Benedict dilaksanakan
pada tanggal 22 Februari 2016 pada pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di
Laboratorium CB Bio, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum Karbohirat dengan Uji
Molisch dan Uji Benedict yaitu rak tabung reaksi, 12 tabung reaksi, pipet tetes,
pipet ukur, bulp, gegep, kaki tiga, gelas beaker, korek api, dan bunsen. Bahan
yang digunakan yaitu beberapa jenis larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa dan pati), asam sulfat pekat, akuades, pereaksi molisch
dan benedict.
2.3 Prosedur Kerja
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah peralatan disiapkan.
Kemudian larutan yang akan diuji seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa,
maltosa dan pati, masing masing dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2,5
ml untuk digunakan sebagai uji molisch. Sedangkan untuk uji benedict disiapkan
larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa dan pati sebanyak 8 tetes
kedalam tabung reaksi.
Setelah larutan yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung reaksi, hal
yang harus dilakukan dalam uji menggunakan pereaksi molisch adalah pereaksi
molisch diteteskan sebanyak 2 tetes kedalam 6 larutan yang akan diuji. Kemudian
asam sulfat pekat ditambahkan sebanyak 1,5 ml kedalam 6 larutan yang diuji.
Lalu perubahan yang terjadi diamati. Setelah itu tabung reaksi dicuci karena akan

digunakan untuk menguji larutan dengan pereaksi benedict. Sebanyak 6 tabung


reaksi masing masing diisi dengan 2,5 ml pereaksi benedict, kemudian gelas
beaker diisi dengan air dan didihkan diatas bunsen. Setelah air mendidih tabung
reaksi yang telah diisi dengan pereaksi benedict,masing masing ditambahkan 8
tetes larutan yang diuji kemudian dengan perlahan tabung reaksi dimasukkan ke
air yang sedang dididihkan. Tunggu kurang lebih 5 menit, tabung reaksi diangkat
dan diletakkan dalam rak tabung reaksi. Kemudian diamati warna yang terbentuk
dan apakah terbentuk endapan atau tidak.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pada praktikum yang dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan
karbohidrat pada suatu sampel dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
cara yaitu dengan menggunakan uji molisch dan benedict.
Uji Molisch :
Larutan

Hasil

Glukosa 1%

Fruktosa 1%

Sukrosa 1%

Laktosa 1%

Maltosa

Gambar

Pati 1%

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang
terdiri dari -naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk
karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangkan
warna hijau adalah negatif (Sumardjo 2009).
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada fruktosa 1%,
sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1% positif mengandung karbohidrat
karena terbentuk cincin ungu kemerahan pada batas diantara pereaksi dengan
larutan coba. Cincin ungu kemerahan itu terbentuk dari reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat). H2SO4 pekat berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu kemerah-merahan (Rahayu Anny et al 2005).
Uji Benedict
Larutan
Glukosa 1%

Hasil
+

+
Fruktosa 1%

Gambar

Sukrosa 1%

Laktosa 1%

Maltosa

Pati 1%

Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang
mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi
merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus
OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil
bahwa larutan glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa menghasilkan warna larutan
yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
tersebut mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O 2
sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Larutan sukrosa dan pati tidak
menunjukan warna merah bata atau tidak bereaksi dikarenakan bukan gula
pereduksi.
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti
Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa,
fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula
non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).

Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa,fruktosa dan galaktosa.


Glukosa merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstroksa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan, glukosa
terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Fruktosa
merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar kekiri dan
karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Fruktosa terdapat pada madu lebah.
Galaktosa merupakan monosakarida yang jarang terdapat di alam, yang umumnya
berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat bebas
susu (Poedjiadi, 2005).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari data yang didapatkan dapat diketahui bahwa berdasarkan strukturnya
karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
pengujian molisch semua bahan yang dipraktikumkan mengandung karbohidrat
hal ini dapat diketahui dengan adanya cincin berwarna ungu dalam semua larutan
yang telah direaksikan dengan pereaksi molisch dan larutan asam sulfat pekat
(H2SO4). Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida
untuk menghasilkan furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga
terbentuk cincin berwarna ungu pada larutan karbohidrat. Dalam pengujian
benedict dapat disimpulkan bahwa larutan sukrosa dan pati bukan termasuk dalam
gula pereduksi hal ini dapat diketahui dengan tidak berubahnya warna dari larutan
tersebut ketika dipanaskan.
4.2 SARAN
Dalam praktikum selanjutnya untuk pembagian bahan atau larutan agar
lebih kondusif lagi agar praktikum dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia-Press
Rahayu Anny et al. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan
Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi Asepergillus oryzae.
Bioteknologi. 2 (1): 14-20
Saifuddin, Sirajuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi.
Laboratorium Kimia UMM: Malang.
Wahyu, Iwan. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV Regina

Anda mungkin juga menyukai