M.K.Pengantar Biokimia
J3H115005
Ridwan Suntoko
J3H115011
Eko Setio
J3H215069
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroks aldehida atau polihidroksi keton yang
oligosakarida.
Molekul
polisakarida
terdiri
atas
banyak
molekul
dengan reagent Molisch, yaitu -naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah
pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui
dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Karateristiknya tidak bisa larut
atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, Dengan prinsip berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan Benedict.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat
dalam suatu bahan atau larutan serta untuk mengetahui bahan yang termasuk
dalam gula pereduksi.
BAB II
METODOLOGI
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pada praktikum yang dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan
karbohidrat pada suatu sampel dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
cara yaitu dengan menggunakan uji molisch dan benedict.
Uji Molisch :
Larutan
Hasil
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa
Gambar
Pati 1%
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang
terdiri dari -naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk
karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangkan
warna hijau adalah negatif (Sumardjo 2009).
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada fruktosa 1%,
sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1% positif mengandung karbohidrat
karena terbentuk cincin ungu kemerahan pada batas diantara pereaksi dengan
larutan coba. Cincin ungu kemerahan itu terbentuk dari reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat). H2SO4 pekat berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu kemerah-merahan (Rahayu Anny et al 2005).
Uji Benedict
Larutan
Glukosa 1%
Hasil
+
+
Fruktosa 1%
Gambar
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa
Pati 1%
Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang
mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi
merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus
OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil
bahwa larutan glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa menghasilkan warna larutan
yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
tersebut mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O 2
sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Larutan sukrosa dan pati tidak
menunjukan warna merah bata atau tidak bereaksi dikarenakan bukan gula
pereduksi.
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti
Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa,
fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula
non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari data yang didapatkan dapat diketahui bahwa berdasarkan strukturnya
karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
pengujian molisch semua bahan yang dipraktikumkan mengandung karbohidrat
hal ini dapat diketahui dengan adanya cincin berwarna ungu dalam semua larutan
yang telah direaksikan dengan pereaksi molisch dan larutan asam sulfat pekat
(H2SO4). Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida
untuk menghasilkan furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga
terbentuk cincin berwarna ungu pada larutan karbohidrat. Dalam pengujian
benedict dapat disimpulkan bahwa larutan sukrosa dan pati bukan termasuk dalam
gula pereduksi hal ini dapat diketahui dengan tidak berubahnya warna dari larutan
tersebut ketika dipanaskan.
4.2 SARAN
Dalam praktikum selanjutnya untuk pembagian bahan atau larutan agar
lebih kondusif lagi agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia-Press
Rahayu Anny et al. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan
Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi Asepergillus oryzae.
Bioteknologi. 2 (1): 14-20
Saifuddin, Sirajuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi.
Laboratorium Kimia UMM: Malang.
Wahyu, Iwan. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV Regina