Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Daftar Isi
Halaman Sampul

............................................................................

Kata Pengantar

....................
............................................................................

ii

Daftar Isi

....................
............................................................................

iii

BAB 1 Pendahuluan

....................
............................................................................

1.1

Latar Belakang

....................
............................................................................

1.2

Rumusan Masalah

....................
............................................................................

1.3

Tujuan Umum

....................
............................................................................

....................
............................................................................

BAB 2 Pembahasan

....................
............................................................................

2.1

Definisi

....................
............................................................................

2.2

Epidemiologi

....................
............................................................................

2.3

Klasifikasi Derajat

....................
............................................................................

2.4

Faktor Risiko

....................
............................................................................

2.5

Etiologi

....................
............................................................................

2.6

Manifestasi klinis

....................
............................................................................

2.7

Pemeriksaan

....................
............................................................................

Diagnostik
2.9 Patofisiologi

....................
............................................................................

2.9

....................
............................................................................

2.10 Komplikasi

....................
............................................................................

BAB 3 Penutup

....................
............................................................................

1.4

Tujuan Khusus

Penatalaksanaan

....................

3.1

Kesimpulan

............................................................................

3.2 Saran

....................
............................................................................

Daftar Pustaka

....................
............................................................................

10

....................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang
Aspirasi mekonium adalah suatu penyakit paru yang parah yang ditandai
oleh pneumonitis kimiawi dan obstruksi mekanisme saluran nafas. Aspirasi
mekonium adalah sekumpulan gejala disfungsi pernapasan yang terjadi karena
cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh janin. Aspirasi
mekonium merupakan suatu keadaan serius yang menjadi salah satu penyebab
kematian bayi baru lahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspirasi mekonium
merupakan

kumpulan

berbagai

gejala

klinis

dan

radiologis

akibat

janin

atauneonatus menghirup atau mengaspirasi mekonium. Penurunan insidens SAM

iii

dari 5,8% sampai 1,5% terjadi selama periode 1990 sampai 1997 yang
mendukung penurunan insidens kematian 33% pada bayi dengan umur
kehamilan lebih 41 minggu. Oleh karena itu diperlukan pembahasan lebih lanjut
mengenai

faktor

risiko,

manifestasi

klinis,

proses

terjadi

penyakit,

penatalaksanaan medis, dan pemeriksaan diagnostik.


1.2RumusanMasalah
1. Untukmengetahuipengertiandariasfikasi mekonium
2. Untukmengetahuiepidemiologidariasfikasi mekonium
3. Untukmengetahuifaktorrisiko dari asfikasi mekonium
4. Untukmengetahuietiologidariasfikasi mekonium
5. Untukmemahami kriteria derajatdariasfikasi mekonium
6. Untukmemahamimanifestasiklinisdariasfikasi mekonium
7. Untukmemahamipatofisiologidariasfikasi mekonium
8. Untukmemahamipemeriksaandiagnostikdariasfikasi mekonium
9. Untukmemahamipenatalaksanaandariasfikasi mekonium
10.Untukmengetahuikomplikasidariasfikasi mekonium
1.3Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Untukmenambahwawasan,

pengetahuan

dan

memenuhitugas

mata

kuliahFundamental Pathofisiologi of Reproduksi System mengenai topik


bahasandariasfikasi mekonium
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Apapengertiandariasfikasi mekonium ?
2. Bagaimanaepidemiologidariasfikasi mekonium ?
1

3. Bagaimanafaktorrisikodariasfikasi mekonium ?
4. Apasajaetiologidariasfikasi mekonium ?
5. Apasajakriteria derajatdariasfikasi mekonium ?
6. Apasajamanifestasiklinis dari asfikasi mekonium ?
7. Bagaimanapatofisiologidariasfikasi mekonium ?
8. Apasajapemeriksaandiagnostik dari asfikasi mekonium ?
9. Bagaimanapenatalaksanaandariasfikasi mekonium ?
10.Apasajakomplikasidariasfikasi mekonium ?

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Aspirasi mekonium adalah suatu penyakit paru yang parah yang ditandai
oleh pneumonitis kimiawi dan obstruksi mekanisme saluran nafas.
Aspirasi mekonium adalah sekumpulan gejala disfungsi pernapasan yang terjadi
karena cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh janin.
Aspirasi mekonium merupakan suatu keadaan serius yang menjadi salah satu
penyebab kematian bayi baru lahir.
Cairan amnion yang mengandung mekonium terjadi pada gawat janin.
Pada gawat janin terjadi autoregulasi sirkulasi darah. Pada keadaan itu organ
vital seperti jantungdan otak akan mendapat aliran darah yang lebih banyak
dibandingkan denganbagian tubuh lainnya, seperti ginjal dan mesenterium. Hal
ini menyebabkan hipoksia sirkulasi gastrointestinal sehingga terjadi peningkatan
peristaltic usus, relaksasi springter anal dan pengeluaran mekonium ke dalam
cairan amnion.
2.2 Epidiemiologi
Pada > 500.000 kelahiran/tahun yang mewakili 8-20% dari semua
kelahiran, terdapat mekonium pada cairan amnion. Insiden meningkat sejalan
pertambahan usia gestasi. Insiden lebih tinggi terjadi pada bayi afrika amerika
(1,5 x lebih tinggi daripada orang kulit putih)
Mekonium ditemukan dibawah pita suara pada 20-30% kasus tanpa penghisapan
dan pada ketiadaan respirasi spontan saat kelahiran
Meconium stained amniotic fluid (MSAF) yang mempersulit persalinan kirakira 8% sampai 15% dari kelahiran bayi. Insiden dari MSAF pada infant preterm

adalah sangat rendah. Kira-kira 5% dari kelahiran neonatus dengan MSAF dan
berkembang menjadi sindrom aspirasi mekonium. MSAF berhubungan dengan
peningkatan resiko dari gangguan pernapasan, dan kira-kira 50% dai infan ini
membutuhkan ventilasi mekanik.Antara 3% dan 33% bayi mengalami MAS.
Risiko MAS meningkat dengan adanya mekonium yang kental dan depresi
pernafasan saat kelahiran Kematian terjadi pada 4%-19% bayi yang mengalami
MAS
2.3 Kriteria Derajat
Kriteria derajat berat SAM dibedakan menjadi tiga yaitu : (Kosim,2009)
1. Aspirasi

mekonium

ringanapabilabayimemerlukan

O2

kurang

40%padaumurkurang 48 jam,
2. Aspirasi mekoniumsedangapabilamemerlukanlebih 40% padaumurlebih 48
jamtanpakebocoranudara,
3. Aspirasi mekoniumberatapabilamemerlukan ventilator mekanikuntuklebih
48 jamdanseringdihubungkandenganhipertensipulmonalpersisten.
2.4 Faktor Risiko
1. Skor Apgar <5 pada menit ke lima,
2. Mekonium kental merupakan faktor penyebab kematian yang penting
3. Denyut jantung yang tidak teraturatau tidak jelas,
4. Berat lahir.
2.5Etiologi
1. Hipoksiadan/atauinfeksiakut

atau

kronis

bisa

disebabkan

karena

masuknya mekonium in utero. Dalam hal ini, gasping oleh fetus atau anak
baru

lahir

bisa

terkontaminasi

menyebabkan

aspirasi

oleh

dari

cairan

mekonium.

amnion

yang

Mekonium

aspirasisebelumatauselamamelahirkanbisamenyebabkanobstruksijalannap
as, menggangupertukaran gas, danpenyebabkeparahandistrespernafasan
2. Asfiksia fetal
Ketikaterjadiasfiksia, janin menarik napas dan menelan mekonium
(seringkali sangat kental akibat sejumlah besar mekonium yang lewat dan
sedikit

cairan

amnion

yang

tersediasebagaicampuran),

sehinggamengisijalannapasdanlambung.
3. Peningkatanaktivitasjanin.
4. Cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh bayi.
Disebabkan adanya mekonium (Feses janin, jarang terlihat sebelum usia
kehamilan 36 minggu) yang tebal dijalan nafas distal menyebabkan
mekanisme mirip katup yang menyumbat gerakan udara

5. Aspirasimekoniumdapatterjadi pada neonatus yang mengalami distres in


utero

atau

pada

waktu

kelahiran.

Pernafasan

yang

megap-megap

menyebabkan aspirasi cairan amnion bercampur dengan mekonium ke


dalam paru-paru.
2.6 Manifestasi Klinis
1. Awitan tanda dan gejala muncul segera pada kasus-kasus berat tetapi
secara lebih khas terjadi dalam beberapa jam setelah kelahiran bayI.
Obstruksi kalan nafas akibat atelektasis dam pneumonitis dapat terjadi.
Hipoksemia, asidosis dan hiperkapnea dapat terjadi kadang-kadang
menyebabkan konstriksi paru, pirau kanan ke kiri dan hipertensi paru
persisten pada bayi baru lahir.
2. Didalam uterus, atau lebih sering pada pernafasan pertama, mekonium
yang kental teraspirasi ke dalam paru mengakibatkan obstruksi jalan
nafas kecil yang menimbulkan kegawatan pernafasan dalam beberapa jam 4
pertama dengan gejala takipnea, retraksi, mendengkur dan sianosis pada
bayi yang terkena berat. Obstruksi parsial pada beberapa jalan napas
dapat menimbulkan pneumotoraks atau pneumomediastinum
2. Mekonium mengotori kulit, tali pusat, dan kuku
3. Dada tong atau hiperekspansi dada
4.Ngorok
6. Cuping Hidung mengembang
7. Takipnea
9.Respirasi tidak teratur atau terengah-engah
10. Bunyi nafas bronkial yang kasar denganterdengar bising
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen

dada ditandai dengan bercak-bercak infiltrat, corak kedua lapang

paru yang kasar, diameter antero posterior tambah dan diafragma mendatar
2. Radiograf : infiltrat tebal, udara yang terjebak, pneumotoraks
3. Analisa Gas Darah : PO2 arteri menunjukan hipoksia dan terajdi asidosis
metabolik
4. Foto toraks diagnostik : digunakan untuk melihat paru dalam memastikan
status paru
5. Oksimetri nadi : teknik noninvastid untuk mengukur saturasi oksigen yang
biasanya berkaitan
6. dengan tekanan oksigen parsial arterial (PaO2)
7. Nilai gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi kardiopulmonal

8. Diagnosis infeksi neonatal ditegakkan berdasarkan biakan darah, cairan


serebrospinal, urin, dan infeksi lokal
9. Diagnosis tidak langsung:

Jumlah

leukosit,

hitung

jenis,

leukopenia

<5000

/mm3,

leukositosis

>12000/mm3,hanya bernilai untuk sepsis awitan lambat


2.8 Patofisiologis
2.9 Penatalaksanaan
Gangguan
janin (skor
(hipoksia,
- Untukbayitidakdengankegawatanjanin, bayi
yangkuat
Apgar 8)
Pengeluaran mekonium fisiologis
kompresi talipusat dan lain-lain
dapatlahirmelaluimekonium
yang
tipis
(Terutama
jika lewat bulan )
keluar mekonium
danbisatidakmemerlukanpengobatan.
- Untukbayi
yang
-

memerlukanpengobatanmakaakandilakukanintubasiendotrakea
Cairan amnion tercampur mekonium
Pengobatan
pneumonia
aspirasimekoniummencakupperawatanpendukungdanmanajemenstandaru

ntukkegawatanpernapasan
Terengah-engah dalam
Pemberianoksigenasi
Aspirasi pascauterus
lahir
harusdipertimbangkanterhadaprisikopneumotoraks

PEEP

5
Pemberianterapisurfaktan (tanpamemandangumur), inhalasinitritoksida,
Gangguan
atauoksigenasimembranekstrakorporaldiberikanpadapenderita
yang
berkelanjuta
Aspirasi mekonium
refrakterterhadapventilasimekaniskonvensionalatauventilasifrekuensi- n
tinggi
Pencegahandarimasukmekoniumdalam utero
Ibuadalahresikountukinsufisiensiuteroplasentatermasuk

orang

denganpreeklampsia,
gangguanrespirasikronikataupenyakitkardiovaskuler,
Obstruksi
Perubahan
Radang dan
jalan
nafas
bentuk
pneumonia
gangguanpertunbuhanrahim,
danperokok.
Para
Obstruksi
perifer
vaskularisasi
kimia
jalan nafas
wanitainiharusdipantausecarasesama,
proksimal
denganpemeriksaansampeldarahjaninuntukmenentukanpH.
- Amnioinfusion
Asidosis
Total
Penggunaanamnioinfusiopadawanita
yangdipersulitoleh
MSAF
Parsial
Hipoksemia
tidakmengurangikematianjanin,
Hipertensi
Hiperkapnea
pulmonal
walaupunteknikiniefektifuntukmengobatideselerasijantung.
Atelektasis
Penghisa
persisten
Sebuahujicobasecaraacakpemberianamnioinfusionuntukwanitadenganada
p kalup
nyacairanmekoniumdenganatautanpavariabeldeselerasidenyutjantungjani
bola
WO tak sepadan
ntidakmenunjukkanpenguranganrisikosedangatauberatdari MAS, kematian
Penangka
perinatal, ataukelahiransesar.Namun,
penelitianinitidakmemilikikekuatan
p udara
yang
cukupuntukmenentukansecarapastiapakahamnioinfusiondapatmenguntun
gkankelompokdenganvariabeldeselerasi .
Kebocora
n udara
6

Waktudan Cara Bersalin


Dalamkehamilan yang terusmelewatitanggaljatuh tempo, induksisedini 41
minggudapatmembantumencegah

MAS

denganmenghindarimasuknyamekonium,
carabersalintidakkelihatansecarasignifikanberdampakpadaaspirasimekoniu
m.
Prognosis
Diperkirakan bahwa bayi yang tercatat mekonium memiliki mortalitas yang lebih
tinggi daripada mortalitas bayi tidak tercatat, dan aspirasi mekonium biasanya
menyebabkan proporsi kematian neonatus yang bermakna. Sisa masalah pada
paru jarang dijumpai, tetapi meliputi batuk bergejala, mengi, dan hiperinflasi
persisten selama 5-10 tahun. Prognosis akhir bergantung pada luasnya jejas
sistem saraf pusat akibat asfiksia, and adanya masalah-masalah terkait seperti
adanya sirkulasi janin
Bila tidak ada kegawatan janin,

2.10 Komplikasi
Sindrom kehabisan udara (sekitar 20-30% kasus)
Emfisema intertisial paru
Hemoragi paru
Edema paru
Hipertensi paru persisten
Pneumonia
Asfiksia berat
Infeksi (mekonium merupakan media terbaik tumbuhnya bakteri)
Trombositopenia
Anemia
Gagal jantung kongestif
Hipotensi
Asidosis metabolik
Retardasi mental
Paralisis serebral
Kejang
Perubahan perkembangan bayo dan perilaku orang tua
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Aspirasi mekonium adalah gangguan pernafasan pada janin yang di


akibatkan karena cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh
janin. Sindrom aspirasi mekonium ini lebih banyak mengenai pada saluran
pernafasan

sehingga

bisa

menyebabkan

janin.Penatalaksanaan

yang

tepat

dan

gangguan

cepat

sangat

pernafasan

pada

deperlukan

untuk

menghindari beberapa komplikasi yang mungkin bisa terjadi dan dapat


membahayakan nyawa janin.
3.2 Saran
Dalam

makalah

kam

masih

terdapat

banyak

kekurangan

meliputi

komplikasi yang tidak disebutkan secara lengkap tentang bagaiamana hal


tersebut bisa menjadi tanda gejala dari hiperbilirubin, Mengingat masih banyak
kekurangan dalam makalah kami memohon kritik saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.

Daftar Pustaka
Sinclair, Constance.2010.Buku Saku Kebidanan.Jakarta:EGC.Hal 221-223
Arvin,Behrman

Klirgman.2009.Ilmu

Kesehatan

Anak

Nelson.

Vol.

1.E/15.Jakarta:EGC.Hal 600-601
Leveno,

Kenneth

J.,

Dkk.2009.Obstetri

Williams:

Panduan

Ringkas,

Ed.

21.Jakarta:EGC.Hal 321-322
Graber, Mark A., Toth, Peter P., Jr, Robert L. Herting.2006.Buku Saku Dokter
Keluarga, Ed. 3.Jakarta:EGC.Hal 447
Hull, David, Johnston, Derek I.,2008.Dasar-Dasar Pediatrik, Ed. 3.Jakarta:EGC.Hal
58-59
Benson, Ralph C.,Pernoll, Martin L.,2009.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi,
Ed.9.Jakarta:EGC.Hal 270-271
Surasmi, Asrining, Handayani, Siti,& Kusuma, Heni Nur.2003.Perawatan Bayi
Risiko Tinggi.Jakarta:EGC. Hal 85-88
Betz, Cecily Lynn, Sowden,Linda A.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatri Ed.
5.Jakarta:EGC.Hal 394-396
Kosim, M. Sholeh.2009.Infeksi Neonatal Akibat Air Ketuban Keruh.Semarang:Sari
Pediatri.Hal 214
9

Tucker Martin Susan, Canobbio M. Mary, Paquette Vargo Eleanor, Wells Fyfe
Majorie, 1999, Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Evaluasi Patient Care Standar Vol 1 2 3 4. Jakarta: EGC
Cloherty, John P., Eichenwald, Eric C., Stark, Ann R. 2008.Maual of neonatal care,
ed. 6th.Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

1
0

Anda mungkin juga menyukai