1, Maret 2004
IMPLEMENTASI
TEKNIK
FEATURE
MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
Luciana Abednego dan Nico Saputro
Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung.
E-mail : nico@home.unpar.ac.id
Intisari
Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring dengan semakin
mudah dan murahnya penggunaan teknologi tersebut. Pada tulisan ini, akan
dibahas salah satu teknik pembuatan animasi yaitu teknik feature morphing.
Pada feature morphing ada dua tahap pemrosesan, yaitu proses mengubah
bentuk gambar asal menjadi gambar tujuan (warping), dilanjutkan dengan
proses mengubah warna gambar (cross dissolve). Penggunaan garis-garis
feature membuat animasi yang dihasilkan dengan terlihat lebih alami.
Kata kunci : feature morphing, warphing, cross-disolve, proses invers
Abstract
This paper will discuss one of the animation making technique, i.e. feature
morphing technique.Feature morphing consist of two processing level, i.e.
process changing the shape of source image to the shape of target image
(warping) and process changing the color of source image to the color of
target image (cross disolve). The use of feature lines has made the animation
look more natural.
Keyword : feature morphing, warphing, cross-disolve, invers process
Diterima : 25 Februari 2004
Disetujui untuk dipublikasikan : 9 Maret 2004
1. Pendahuluan
Efek morphing adalah efek perubahan secara
perlahan-lahan suatu objek menjadi objek
lain. Dua tahap proses yang umumnya
terjadi di balik morphing adalah warping
dan cross dissolve. Warping merupakan
langkah pertama dari proses morphing.
Prinsip
kerja
warping
adalah
membentangkan (stretch) dan menyusutkan
(squeeze) sebuah gambar, yang disebut
gambar asal, sehingga hasilnya sama dengan
gambar tujuan. Cross dissolve adalah
langkah berikutnya setelah proses warping.
Prinsip kerjanya adalah memadukan warna
gambar asal dengan warna gambar tujuan.
36
2. Tweening
Sebelum membahas lebih lanjut tentang
teknik feature morphing, akan dibahas
terlebih dahulu salah satu konsep dalam
dunia animasi, yaitu tweening.
Gambar 2.2 Garis horizontal yang akan ditweening menjadi garis vertikal
37
mempengaruhi
kehalusan
perubahan
gerakan.
2.2 Algoritma Tweening ( Interpolasi 2D )
Diberikan 2 buah titik : A(XA,YA) dan
B(XB,YB). Titik tengah (midpoint) M adalah:
M={
X A + X B Y A + YB
,
}
2
2
, YA +
Ti = X A +
N
N
(2.2)
dengan 1 i N. Titik awal dengan nilai i=0
dan titik akhir dengan nilai i=N.
Waktu
eksekusi
untuk
operasi
penjumlahan pada komputer lebih cepat
dibandingkan dengan waktu eksekusi untuk
operasi perkalian. Untuk itu, rumusan di atas
dapat
diubah
menggunakan
operasi
penjumlahan dengan nilai increment D
(Delta array)
DX =
DY
(X B X A )
N
(Y YA )
= B
(2.3)
38
d=
AP AB1
(3.1)
| AB |
f =
AP AB
| AB |
f =
AP AB
| AB | 2
(3.2)
A' B'
| A' B' |
dapat
(3.4)
A' B'
| A' B' |
(3.5)
39
P' = P +
D1W1 + D2W2
(3.9)
W1 + W2
P' = P +
DW
i =1
n
(3.10)
W
i =1
4. Pengujian
w1 .r1 + w2 .r2
(3.11)
w1 + w2
w . g + w2 . g 2
(3.12)
g= 1 1
w1 + w2
w .b + w2 .b2
b= 1 1
(3.13)
w1 + w2
r=
40
5. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data,
analisis, perancangan, dan implementasi
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Animasi yang dihasilkan dengan teknik
feature morphing, lebih berkesan alami
dibandingkan
teknik
morphing
sebelumnya, yaitu teknik cross dissolve.
Semakin banyak garis feature, semakin
lama waktu proses tetapi semakin halus
dan alami animasi yang dihasilkan.
2. Semakin banyak frame gambar, semakin
lama waktu proses tetapi animasi yang
dihasilkan lebih berkesan alami.
3. Penempatan kombinasi garis feature
perlu dilakukan secara hati-hati karena
dapat mengakibatkan animasi yang
dihasilkan kurang begitu baik atau
bahkan buruk.
6. Daftar Pustaka
[1] Anderson, Scott, Morphing Magic 1st
Edition, Sams Publishing, 1993
[2] Nalwan, Agustinus, Movie and Special
Effect 2, Elex Media Komputindo,
2001
[3] Kerlow, Isaac, The Art of 3-D Computer
Animation and Imaging, Van Nostrand
Reinhold, 1996
41
Lampiran
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.3 Hasil cross-disolve, (a) Gambar Asal, (b) Gambar transisi, (c) gambar tujuan
Gambar 4.4 Animasi feature morphing dengan 10 frame, kiri atas adalah gambar asal,
kanan bawah adalah gambar tujuan.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.5 Animasi feature morphing dengan 4 frame, (a) gambar asal, (b) dan (c)
gambar transisi, (d) gambar tujuan
42