PEMERIKSAAN LAPANGAN
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap
konus dan hambatan pelekatnya.
Perlawanan tanah terhadap konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.
2.
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Mesin sondir, terdiri dari mesin sondir ringan (2 ton) atau
mesin sondir herat ( 10 ton).
2. Stang sondir.
3. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai
dengan kebutuhan dengan panjang masing-maisng satu meter.
4. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas.
5. Sondir ringan 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 250 kg/cm2 .
6. Sondir be rat 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 600 kg/cm2 .
7. Patent konus dan bikonus.
8. Empat buah angker dengan perlengkapan (angker daun atau
spiral).
1
9. Ambang penekan.
10. Peralatan penunjang seperti kunci pipa, alat-alat pemoersih, oli,
minyak - hidrolik (kastrol oil, SAE 10) dan lain-lain.
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
3.
Bukalah baut penutup luhang pcngisian oli dan buka kedua kran
manometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
4.
5.
Setelah oli yang lama habis, kran tetap terbuka, isilah oli dari
lubang pengisian oli sampai penuh lalu gerakkan kunci piston
naik
turun
secara
perlahan-Iahan
untuk
menghilangkan
Tutup salah satu han manometer, tekan kunci piston pada alas
rangka, perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan
penekanan dan tahan (kunci) stang pemutar apabila jarum akan
mencapai 25 % ke hatas maksimal manometer, bila teljadi
renurunan pada jarum manometer berarti ada kebocoran antara
lain pada sambungan nepel, baut penutup oli pada seal piston.
Lakukan hal yang sama untuk manometer yang satunya lagi.
7.
pemusat pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang kop
penekan.
8.
9.
b.
c.
d.
Putar
engkol
pemutar
sampai
treker
f.
g.
h.
i.
j.
CATATAN
menunjukkan
perlawanan
penetrasi
Stang
sondir
hanya
menekan
bikonus
sampai
kedalaman tertentu .
apabila
menggunakan
konus,
maka
pembacaan
4.
ANALISA PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus :
1. Dimensi alat bikonus
Diameter ujung hikonus (Dc) cm
Diameter selimut geser (Dg) cm
Tinggi selimut geser (hg) cm
2. Hasil pengukuran
Tekanan konus (qc) kgcm2
Jumlah hambatan (qc+f) kg/cm2)
3. Perhitungan
Cek nilai hambatan konis dan jumlah hambatan
Hambatan konis dicek nilainya apakah qc = 150 dan jumlah
hambatan (qc+f) = 150. Apabila nilainya sama dengan 150,
maka proses sondir dihentikan dengan asumsi bahwa ujung
konis telah meneapai tanah keras.
Hitung nilai hambatan pelekat (f)
Hambatan pelekat (f) = .jumlah hamhatan (qc+f) - Hambatan
Konis (qc). Satuan yang digunakan adalah kg/cm2.
Hitung unit tambahan untuk hambatan pelekat (fs) Unit
6
Tabel Perhitungan
Tabel 1.1 Tabel Perhitungan Percobaan Sondir
INTERPRETASI
Hasil percobaan Sondir dapat digunakan untuk :
Menentukan jenis pondasi
Menetukan kedalaman letak pondasi
Menentukan daya dukung tanah empiris
Jika anda ingin membuat interpretasi dasil percobaan, sebaiknya
didasarkan pada pedoman sebagai berikut :
Nilai tahanan konus (qc) mengalami perubahan seiring
dengan perubahan kedalaman,
Pada kedalaman tertentu qc dan JHP menjasi maksimum,
Nilai tahanan konus san Jumlah Hambatan Pelekat dapat
dibaca untuk mengetahui apakah kondisi tanah adalah
granular atau kohesif, situasinya tentu berlawanan
dengan jenis tanah granular.
Hubungan antara Tahanan konus (qc) dengan Hambatan
setempat (HS) dinyatakan dalam friction ratio yaitu Rf
yakni :
Rf = HS / qc x 100 %
Rasio gesekan
10
Density
Relative
density
Dre
Very loose
Loose
Mediun Impact
< 2,0
0,2 - 0,4
0,4 0,6
Standard
Penetration
Resistances
Impact
Number / 30
cm
<4
0,2 -0.4
10- 30
Compact
0,6 0,8
30 -50
Very comapct
> 0,8
> 50
Penetration
resistance to
static
sounding
KN/m2
2000
2000 -4500
4500 -13000
13000
22000
> 22000
Angle
of
internal
friction
< 30
30- 35
35 - 40
40 - 45
> 45
Gigi lambat
Gigi cepat
Tiang pelurus
Setelan rantai
Manometer
Engkel pemutar
Batang sondir
Profil
Angker
Bikonis
11
Ditekan untuk
mengetahui nilai
konis HK
Ditekan untuk
mengukur nilai
konis ditambah
hambatan pelekat.
Ditekan untuk
masuk pada
kedalaman
berikut
12
13
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Percobaan Hand Bor dimaksudkan untuk :
1.
2.
3.
4.
2.
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Kepala pengambilan contoh tanah beserta kuncinya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kunci pipa
8.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
14
2.
3.
4.
Setiap mata bor penuh, maka batang bor ditarik ke atas untuk
kembali melihat warna tanah tersebut yang kemudian dicatat
sebagai data.
5.
6.
Alat pemutar pada tangkai bor tadi kita buka dan diganti
dengan kepala bor dengan cara memasukkan ke dalam tanah
yaitu dengan jalan memukul kepala bor hingga masuk.
7.
metode
lapangan,
kemudian
digolongkan
herdasarkan
membuat
klasifikasi
tanah,
kita
melakukan :
1. Pemeriksaan ukuran butiran
15
16
Tabel Perhitungan
17
5.
Gbr 2.1 Gambar alat yang digunakan dalam percobaan Hand Boring
18
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan kedalaman lapisan tanah
dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung
2.
SPESIFIKASI PERALATAN
2.1 Alat yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Spoon (GE-861)
8.
Trowel (GE-871)
9.
Chisel (GE-880)
2.
3.
19
2. 2
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
lsilah sand cone bottle dengan gradated sand (pasir gradasi) yang
telah dikalibrasi
8.
Timbang botol sand cone belisi pasir gradasi belikut sand cone
funnel (corong) (W-IO)
9.
Letakkan botol sand cone berikut botol turun dan mengisi corong
bagian bawah dali lubang tadi
10. Buka kran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi
corong bagian bawah dan lubang tadi
11. Setelah pasir berhenti mengalir tutup keran corong
12. Timbang corong serta botol yang berisi sisa pasir didalamnya
(W-ll)
13. Ambil
kembali
pasir
yang
mengisi
lubang
tadi
untuk
20
2.
Isi botol dengan air dari corongnya sampai penuh batas volume
lalu suhunya dicatat kemudian ditimbang (W-2)
3.
4.
Hitung
volume
botol
setelah
dikoreksi
dengan
koreksi
6.
7.
8.
9.
21
= W1
= W2
= W3
= W4
= W5
= W6
= W7
= W4 W5
= W9
2. Perhitungan
Kepadatan tanah = berat volume kering tanah ; yk = yb I (l + w)
yk = Kepadatan kering tanah (Kg/em3)
yb = Kepadatan basah tanah (Kg/em3)
w = Kadar air tanah (%)
Dimana:
yb = W / V
W = Berat tanah basah dari lubang
= W8-W9
V
22
corong)
= (W6 W7) - (W4 W5)
o = berat volume pasir
o =(W3-Wl)I(W2-Wl)
Jadi : k = b / I + w
= (W8 W9) / V . 1/ (1 + w)
= W8 - W9/{[(W6 - W7) - (W4 - W5)]/[(W3 - W1)/
(W2- W1)]}.
{1-(1 +w)}
23
Tabel Perhitungan
24
Interpretasi
Pada umumnya lubang untuk sand cone agak kecil, sehingga
memungkinkan adanya kesalahan. Yang terpenting adalah
tidak ada dari tanah galian dari lubang yang hilang pada saat
ekskavasi. Sebagai pedoman, ASTM memberikan hasil yang
reasonablesimana pengujian harus mengikuti :
5.
Size of Water
Soil
No. 4
12.7 mm
25
50
700
1400
2100
2800
Content Sample
100
250
500
1000
25
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Maksud dari test ini yaitu untuk mengetahui nilai CBR
terkecil dan terbesar dari sub base perkerasan pada kedalaman
tertentu, yang dapat digunakan sebagai kontrol pembuatan jalan.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Konus baja yang diperkeras dengan diameter 2 mm kemiringan
60.
2. Penumbuk berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm.
3. Mistar penetrasi.
4. Stang penetrasi diameter 16 mm.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan
tanah/sirtu yang akan diperiksa.
2. Alat ini diletakkan sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesadahan
pengukuran yang relatif besar.
3. Posisi awal penunjukan mistar (X1) dibaca dalam satuan terdekat.
Penunjukan nilai X0 karena nilai X0 akan diperhitungkan pada nilai
penetrasi.
4. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu
dilepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan
ini
menyebabkan
konus
menembus
tanah/lapisan
sirtu di
bawahnya.
26
yang
menunjukkan
nilai
tumbukan
27
CATATAN
mula.
28
25
29
30
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah
yang lolos Saringan No.40 dengan menggunakan labu ukur.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara.berat butir-butir dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada
temperatur tertentu.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
2.1. Alat yang Digunakan
1.
Oven Laboratorium
2.
Saringan no. 40
3.
4.
5.
Corong.
2.
Air suling.
31
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4. ANALISA PERHITUNGAN
Jika
W1
W2
W3
Ws
: Berat tanah
32
temperatur
Ws
(W 2 Ws W 3)
mempengaruhi
hasil
pengukuran
dimana
.Ws
(W 2 Ws W 3)
Dimana :
= Faktor koreksi
= T / 20
T =
33
Interpretasi
Berat jenis tanah (Gs) dihiutnbg dari nilai rata-rata butiran
tanah. Berat jenis tanah juga dapat dihirung dari analisa void
ratio (angka pori) yang didpatkan dari analisa butiran melalui
hidrometer. Hal ini juga berguna untuk menghitung berat
volume tanah. Terkadang, berat jenis tanah dapat diguanakan
untuk membuat klasifikasi mineral misalnya berat jenis besi
lebih besar dari berat jenis silica.
Pedoman yang dapat anda gunakan untuk menentukan
kebenaran dari hasil pengukuran adalah :
Tabel 5.2. Pembagian jenis tanah berdasarkan berat jenis
Type Tanah
Gs
Sand (Pasir )
2.65 2.67
2.67 2.70
2.70 2.80
2.75 3.00
Gambut
Humus Soil
<2
1.37
Grafel
>2.7
(Sumber: L. D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, tabel 1.1, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum)
34
5. GAMBAR ALAT
35
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air sampel tanah
yaitu perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut.
2. PERALATAN
Cawan kadar air (tinboks)
Timbangan ketelitian 0,01 gr
Oven
Desicator
3. PROSEDUR PERCOBAAN
Timbang tin box yang akan dipakai berikut tutupnya beri
nomor / tanda.
Masukkan benda uji yang akan diperiksa ke dalam tin box
tersebut lalu tutup.
Timbang tin box yang telah berisi benda uji tersebut.
Masukkan ke dalam oven yang suhunya telah diatur 110
C selama 24 jam sehingga beratnya konstan (tutup tin box
dibuka).
Setelah dikeringkan dalam oven, tin box tersebut lalu
dimasukkan ke dalam desicator agar cepat dingin.
36
CATATAN
maksimum
minimum
1000 gr
# 10
100 gr
0,1 gr
# 40
10 gr
0,01 gr
Ketelitian
1 gr
Ww
x100%
Ws
Tabel Perhitungan
38
Interpretasi
Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan, maka dalam
pengambilan sampel darus didasarkan pada :
Maximum size of soil particles
(95 100 % passes the given
sieve)
No. 4 (4,75 mm)
Recommended minimum
sample weight (g)
100
10 50
12,5 mm
300
50,0 mm
1000
5. GAMBAR ALAT
39
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui berat isi, angka
pori, derajat kejenuhan suatu sampel tanah.
2.
PERALATAN
Ring berat isi
Jangka sorong
Desicator
Pan
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan
jangka sorong, hitung volumenya.
Timbang ring tersebut dengan ketelirian 0,01 gram.
Masukkan sampel tanah ke dalam ring langsung dari
tabung contoh dengan menggunakan extruder.
Ratakan permukaan tanah di kedua ujung ring kemudian
timbang kembali berikut pan.
Masukkan tanah yang berisi sampel tanah dan tanah tadi
ke dalam oven yang bersuhu 110 C selama 24 jam.
Masukkan ke dalam desicator sampai dingin lalu timbang
kembali.
40
4.
ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Asumsi yang kita pegang adalah :
i.
ii.
iii.
= Void ratio
= Spesific gravity
Gs
= Porositas
= Kadar air
Vs
Vt
41
Void ratio :
= Vv/Vs
Tabel Perhitungan
INTERPRETASI
42
Recommended minimum
sample weight (g)
100
10 50
12,5 mm
300
50,0 mm
1000
5. GAMBAR ALAT
43
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan lmtuk menentukan kadar air dari
contoh tanah pada keadaan plastis dan keadaan cair
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
2.1.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan alat batas cair
2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara:
3. Kendurkan kedua baut penjepit 1alu putar tuas pemutar
sampai pasisi mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar
baut belakang sehingga ujung tangkai atas pembuat alur tepat
44
4. ANALISA PERHITUNGAN
Rumus mencari Kadar air (w)
45
w=
Ww
x100%
Ws
N 0.12
)
25
Dimana:
WL
= batas cair
WN
Interpretasi
Untuk mengukur batas cair suatu tanah adalah apabila
46
5. GAMBAR ALAT
47
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan
ini
dimaksudkan
agar
praktikan
dapat
mengetahui cara menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada
keadaan semi padat ke keadaan plastis.
2. ALAT & BAHAN
2.1 Alat yang Digunakan
1. Oven laboratorium.
2. Saringan no.40
3. Plat kaca yang bersih
4. Spatula
5. Container
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 mm.
2.2
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah yang lolos saringan no 40 kemudian campur
dengan air sampai merata ( homogen ) dengan bantuan spatula.
2. Jika eontoh tanah sudah tereampur/homogen, ambil sekitar 10
gram dan buat gulungan tanah diatas plat kaea dengan diameter 3
mm dan terputusputus sepanjang 1 cm. Contoh tanah yang tepat
pada diameter 3 mm mulai menunjukkan retak-retak, maka tanab
tersebut menunjukkan dalam keadaan batas plastis.
3. Ambil Container/wadah timbang kosong, kemudian sample dan
container tersebut ditimbang untuk meneari kadar airnya.
48
4. ANALISA PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus :
Rumus mencari kadar air () :
Ww
x100% ...........................................VII.2.1
Wd
Dimana :
49
INTERPRETASI
Dalam menilai hadil percobaan, kita mendasarkan pada
pedoman :
1. Jika salah satu batas cair atau batas plastis
keadaan
batas
cairnya,
juga
laporkan
bahwa
Index
50
5. GAMBAR ALAT
51
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan Kadar air dari
contoh tanah pada keadaan padat dan keadaan semi padat.
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu tuangan
dan lolos saringan No.40 secukupnya kedalam mangkok porselin.
52
53
ANALISA / PERHITUNGAN
Perhitungan :
Wa
x100% ........................................................VII.3.1
Wd
Dimana :
W1
Wd = W3 W1
= Berat mould (gram).
W2
W3
W5 W
...........................................................
VII.3.2
Vw
W4 W1
.............................................................
V.3.3
Dimana :
54
W4 =
W5 =
V V
SL w d
Wd
Dimana :
SL = Batas susut ( % ).
= Kadar air (%).
VW = Volume tanah basah (cm3).
Vd = Volume tanah kering (cm3).
Wd = Berat tanah kering (gram).
Analisa Hasil
Percobaan sudah dianggap sesuai dengan prosedur yang
dilakukan dan dengan data yang benar. Apabila air yang
dikandung oleh suatu tanah menyusut secara perlahan-lahan
dalam tanah, sehingga tanah akan mencapai suatu tingkat
keseimbangan dimana perubahan kehilangan air tidak akan
menyebabkan perubahan volume maka itulah batas susutnya.
Perbedaan kadar air yang cukup jauh berbeda disebabkan pada
saat percobaan benda uji dua mengalami kerusakan / pecah-pecah.
55
Tabel Perhitungan
Interpretasi
pengurangan
kadar
air
selanjutnya
tidak
Susut
volumetric
suatu
tanah
adalah
persentase
56
57
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butir dan susunan
butir (gradasi) tanah yang tertahan saringan No. 200.
Timbangan.
2.
Talang.
3.
Oven.
4.
Palu karet.
5.
Kuas.
6.
Satu set saringan no.4, 10, 18, 40, 60, 100, 200 dengan pan.
7.
2.
Air.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Cara kering
1. Tanah kering oven sebanyak 500 gram, lolos saringan no. 4
2. Bersihkan masing-masing saringan #4, #10, #18, #40, #60,
# 100, #200 + pan yang akan digunakan, kemudian timbang
58
kealat
pengguncang
saringan,
Kencangkan
penjepitnya.
5. Hidupkan motor penggerak mesin pengguncang selama 15
menit.
6. Setelah dilakukan pengguncang selama 15 menit, mesin
pengguncang dimatikan. Biarkan selama 5 menit untuk
memberi kesempatan. agar debu-debu mengendap.
7. Timbang berat masing-masing saringan beserta benda uji
yang tertahan didalamnya demikian pula halnya dengan pan
b. Cara basah
1. Contoh tanah dari lapangan dikeringkan (dijemur) atau
dengan menggunakan alas pemanas lain dengan suhu tidak
lebih dari 60 C. Tumbuk gumpalan-gumpalan tanah dengan
mengunakan palu karet agar butiran-butiranya lepas agar
benda uji dapat mewakili, maka dilakukan cara seperempat
atau dengan memasukkan kedalam sample spliter.
2. Timbang benda uji sebanyak 500 gr, masukkan kedalam
saringan No 200 kemudian cuci sampai air kelihatan bersih.
Keringkan benda uji yang tertahan No. 200 tersebut kedalam
oven selama 24 jam dengan suhu 110C
3. Susun satu set saringan Sesuai dengan standard yang
digunakan.
4. Timbang masing-masing saringan tersebut dan sebelumnya
dibersihkan dengan mengguanakan sikat.
59
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Dalam melakukan percobaan akan diperoleh berat tanah kering,
selain itu diperoleh juga berat tanah yang tertahan serta berat
komulatifnya.
Dari data tersebut maka dapat diperoleh rumus :
tertahan
Berat komulatif
x
Berat total
100%
............... VIII.1
% lolos
100% - persentase
Cv = D60/D10
Cc = (D30)/(D10*D60)
60
Interpretasi
Pada grain size siatributioon analysis, akan diplot semua hasil
pada label menjadi grafik kurva distribusi ukuran butir. Dari
kurva ini kita dapat :
Menghitunbg koefisien keseragaman (Uniform Coffisient;
Cu)
Menghitung koefisien konkavitas (Concavity Coeffisient;
Cc)
Menentukan gradasi untuk mnedapatkan kekuatan tanah
yang mendukung.
Adapum pedoman yang kita pakai dalam percobaan ini :
Batas ukuran butiran menurut ASTM
61
62
Grafik Perhitungan
5. GAMBAR ALAT
63
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran dan susunan butir
(gradasi) tanah yang lolos saringan No.200
2. ALAT & BAHAN
2.1
2.2
Timbangan
2.
Saringan no.200.
3.
Oven.
4.
5.
6.
7.
Stopwatch.
8.
9.
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
64
4.
PERHITUNGAN
Analisa perhitungan :
Rumus penyelesaian
Rcp = R + Temperature Correction + Zero Correction...VIII.2.1
Rcl = R + Minescus Correction ... VIII.2.2
dimana :
Rcp = Hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang sudah
dikoreksi.
65
rumus :
% Butiran halus
Rcp
100% .......... VIII.3
Ws
dimana :
Ws = Berat kering contoh tanah
0,5
VIII.4
dimana :
menggunakan grafik
L
Panjang
efektif
yang
sesuai
dengan
ditentukan
dengan
diberikan pada
harga
yang
bersangkutan
t
= Waktu pembacaan
66
D(mm)
tu
% butiran
(me
Rcp
nit)
halus
.Rcp
x100%
Ws
Rcl
L(cm)
xA
t ( menit )
(cm)
=
Kolom 5
Kolom 8
menggunakan grafik.
Tabel Perhitungan
Grafik Perhitungan
68
69
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan
tanah pada saat dibebani.
2. ALAT & BAHAN
2.1 Alat Percobaan
1. Tabung sample dan ekstruder
2. Ring konsolidasi
3. Spatula.
4. Konsolidometer
5. Batu pori
6. Kertas saring
7. Beban
8. Stopwatch
9. Jarum pembacaan
10. Timbangan
11. Oven
2.2 Bahan
Tanah hasil Hand Boring
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
70
5.
6.
7.
8.
9.
prosedur.
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Koefisien Konsolidasi
CV
0,848 Hdr
2
t 90
0,197 Hdr
CV
........................................................ IX.1
t 50
dimana,
........................................................ IX.2
dr= d/2
d = tinggi tanah setelah perubahan (cm)
t90 dan t50 = adalah waktu konsolidasi pada waktu 90% dan
50%
Tebal bagian
Hs
Wd
................................................................ IX.3
Gs A w
71
A
Angka Pori
e ( H Hs ) / Hs ........................................................... IX.4
Tabel Perhitungan
72
GRAFIK PERHITUNGAN
73
74
75
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan bebas tanah
kohesif dalam keadaan asli (undisturbed) rnaupun keadaan buatan
(rernoulded).
Yang dimaksud kekuatan tekan bebas adalah tekanan aksial benda
uji pada saat mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksial
mencapai 20%.
2.
PERALATAN
1.
Saringan no. 40
2.
Spatula
3.
4.
Pisau pemotong
5.
6.
Timbangan
7.
8.
Trimer
9.
Dial deformasi
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
menghidupkan
Motor
(mesin
elektrik).
Kecepatan
CATATAN
77
a) Bila engkol pemutar tidak bisa diputar dengan lancar, buka box
bagian bawah. Kencangkan baut bor yng menjepit gigi-gigi
penggerak lalu tambahkan stempet secukupnya.
b) Mur penjepit plat penekan atas harus selalu dalam keadan
kencang untuk mencegah rusaknya drat akibat aus.
c) Untuk mesin penekan elektrik, periksa bagian dalamnya secara
berkala.
Periksa
dudukan
motor,
kencangkan
baut-baut
ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
=
LRC
Pembacaan deformasi ( mm ).
Jika diketahui : A
Diperoleh rumus :
a. Regangan aksial
h
........................................................................... X.1
h
b. Gaya aksial
P = Pembacaan Beban x LRC ....................................... X.2
c. Koreksi luas
Ao
Sh
1
h
78
A=
.............................................................. X.3
d. Tegangan
P
A
......................................................................... X.4
Tabel Perhitungan
Grafik Perhitungan
79
Interpetasi
80
batas dengan
Diamana ; Qu =
Untuk nilai Qu berdasarkan konsistensi sifat tanah dapat
dilihat pada tabel hubungan Qu dan konsistensi tanah
dibawah ini :
Qu (kg/cm2)
Konsistensi
81
< 0.25
0.25 0.50
0.50 1.00
1.00 2.00
2.00 4.00
> 4.00
Vey soft
Soft
Medium
Stiff
Very Stiff
Hard
Gambar 10. Alat yang digunakan pada percobaan Kuat Tekan Bebas
82
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan nilai cohesi c dan sudut
geser dalam tanah () secara tepat.
2. PERALATAN
3.
1.
Mesin Pembebanan
2.
Kotak geser
3.
Beban
4.
Tabung sampel
5.
Dial pembacaan
6.
Proving ring
7.
Wire saw
8.
Stopwatch
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
tube),
kemudian
keluarkan
dengan
alat
4.
5.
Setelah itu pasang plat geser atas kemudian pasang pen sehingga
plat geser bawah dan atas lubangnya akan simetris.
83
6.
7.
8.
9.
Atur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan atur pula dial
proving ring pada angka nol.
ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Pada sampel yang diadakan pengujian, terjasi 2 gaya yang
bekerja yaitu gaya vertical Pv dan gaya Horizontal Ph, dimana :
84
4. Menghitung pergeseran
Pergeseran = Waktu x Kecepatan pergeseran
5. Menghitung regangan pecah
Tabel Perhitungan
85
Grafik Perhitungan
Interpretasi
Kuat geser tanah adalah kemapuan tanah untuk melaean
pergeseran yang terjadi dalam tanah.
86
87
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas tanah berbutir
kasar maupun halus secara laboratories.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tabung Permeabilitas
2. Batu Berpori
3. Corong
4. Buret
5. Gelas Ukur
6. Slang
7. Stopwach
8. Aquades
9. Jangka sorong
10. Ring contoh
3. PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Constan Head
88
diinginkan
f. Letakkan batu pori diatasnya lalu masukkan pegas. Tutup
kembali tabung tersebut, catat tinggi benda uji dalam tabung.
g. Nyalakan stopwatch dan tampung air yang keluar dengan
gelas ukur.
Catat waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume
tertentu.
2. Falling Head
a. Ambil contoh tanah kering udara.
b. Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi
selama pengisian tabung sehingga campuran tersebut dapat
mengalir bebas untuk membentuk lapisan-lapisan dalam
tabung.
c. Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori kedalamnya.
d. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung.
e. Letakkan batu pori dan pegas diatasnya lalu tabung ditutup,
catat tinggi benda uji dalam tabung
f. Pasang buret pada tempatnya lalu atur ketinggiannya.
Tempatkan mistar panjang disamping buret sehingga beda
tinggi antara air dalam buret dengan lubang pengeluaran pada
tabung bisa diketahui.
g. Hubungkan selang intake ke buret. (kran buret dalam posisi
tertutup)
h. Bila perlu gunakan pompa vacuum untuk menghampakan
tabung selama 30 menit. Buka kran buret dan biarkan air
mengisi seluruh tabung, tambahkan air kedalam buret terusmenerus. Proses penjernihan ini bisajuga dilakukan tanpa
89
pompa-vacuum
i. Alirkan air melalui benda uji sampai debitnya konstan lalu
tutup kembali kran buret.
j. Isi buret sampai skala tertentu sebagai tinggi awal.
k. Setelah 2 menit catat tinggi akhir air pada buret
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian rumus
1.
QL
........................................................... XII.1
A h t
90
Dimana : q = Q/t
2.
hi
QL
...................................................... XII.2
ln
At
hf
dimana :
Q =
L =
A =
h =
hi =
hf =
KT =
Koefisien
permeabilitas
pada
suhu
saat
percobaan.
3.
Koefisien
permeabilitas
dimana :
KT
20
Void ratio
Ukuran
dan
bentuk
butiran.
Allan
Hazen
Tabel Perhitungan
92
Interpretasi
Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat memnembus
materi yang berpori. Tanah adalah termasuk bahan permable. Air
dapat masuk ke dalam pori-pori tanah. Permeabilitas tanah
ditentukan ukuran pori, jenis tanah, dan kepadatan tanah yang
dinyatakan dengan koefisien permeabilitas = k.
93
K (cm/dtk)
> 10 -1
10 -1 - 10 -3
10 -3 - 10 -5
10 -3 - 10 -5
10 -3 - 10 -5
Lanau padat
10 -5 - 10 -7
Lanau lempung
Lanau tidak murni
Lempung
-5
Keterangan
Permeability tinggi
Permeability sedang
Permeability rendah
Permeability sangat
rendah
-7
10 - 10
10 -5 - 10 -7
< 10 -7
: drainase baik
cm/det
: drainase baik
: drainase baik
: digunakan
sebagai
bahan pervious
10-6 < k < 10-4 cm/det
: digunakan
sebagai
bahan impervious
5. GAMBAR ALAT
94
1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah . Test ini disebut juga proctotor test dan dapat
dilakukan
secara standard maupun modified.
2. SPESIFIKASI PERLATAN
95
Prosedur Percobaan
1.
menggunakan
palu
karet
lalu
saring
dengan
3.
4.
5.
7.
8.
9.
Ambil salah satu sample tanah dari dalam kantong plastik yang
telah dipersiapkan tadi kemudian isikan kedalam mold kurang
lebih sampai setengah tinggi. Tumbuk dengan palu pemadatan
standard 5.516 sebanyak 25 kali secara merata sehingga setelah
memadat, tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi mold.
10. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga
sehingga lapisan terakhir mengisi sebagian collar.
11. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan Straight edge ( pisau pemotong ).
12. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah bekas
potongan sehingga didapatkan permukaan yang rata.
13. Timbang mold dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian l gram.
14.
97
2.
3.
CATATAN
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil
percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva halus yang paling
mendekati dengan titik-titk yang diagambarkan dan tentukan berat
isi kering maksimum dari kurva tersebut denga ketelitian 0.01 gr/cc.
Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maximum ini adalah
kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %. Setelah
diketahui W dan d maksimum gambarlah garis jenuh (zero air viod
98
Dimana :
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air viod
line) dan pada harga kadar air tertinggi menjadi sejajar dengan garis
tersebut.
Tanah yang telah dipadatkan dapat digunaka lagi jika butir tanah
belum pecah. Untuk tanah yang berbutir halus, petunjuk yang baik
guna mendapatkan kadar air optimum adalah batas palstis.
Alat tumbuk mekanis harus dikalibrasi dan kerataan alat alat perata
harus diperhatikan .
Volume cetakan dikalibrasi menurut cara pemerikasaan Berat isi
Aggregat.
4. ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleaian Rumus
Rumus mencari kadar air () :
W5
x100% ............................................... XIII.1
W7
Dimana :
W5 = Berat air (gram).
W5 = W3 W4
99
W7
= Berat container
Wwet
........................................................XIII.3
Vmould
Dimana :
Wwet = Berat tanah basah (gram).
Wwet = W2 W1
= Volume mould (cm3)
Wwet
1
100
..................... XIII.4
Wdry
Vmould
.... XIII.5
Gs
1 ( Gs) ....................................... .. XIII.6
100
Dimana :
Gs = Berat jenis
= Kadar air (%).
Interpretasi
Percobaan pengujian kompaksi ini, dapat digunakan dalam
pelaksanan pemadatan di lapangan mengenai :
Kadar air tanah yang disyaratkan untuk mencapai syarat
kepadatan yang dikehendaki.
Tebal lapisan tanah yang dipadatkan.
Jumlah lintasan atau tumbukan alat pemadat untuk tiap
lapisan pemadatan.
Jika ingin mendapatkan kadar air optimum, anda harus membuat
grafik hubungan antara berat volume kering (k) sebagai ordinat
dan kadar air (w) sebagai absis, dimana :
Kadar air optimum, w optimal, adalah kadar air optimum
yang merupakan puncak garis lengkung pada grafik.
Kepadatan maksimal, k max, adalah berat volume kering
pada pemadatan dengan kdar air optimum.
Maksud pemadatan tanah antara lain untuk :
Mempertinggi kuat geser tanah
Mengurangi sifat mudah mampat
Mengurangi permeabilitas
Mengurangi perubahan volumr sebagai akibat perubahan
kadar air, dll
Penyelidikan
pada
tanah
lempung
yang
dipadatkan
Tabel Perhitungan
102
Grafik Perhitungan
103
1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR tanah
dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada
kadar air tertentu.
2.
SPESIFIKASI PERALATAN
104
1.
2. CBR mold
3. Piringan Pemisah
4. Palu penumbuk
5. Piston penetrasi
6. Pengukur beban dan penetrasi
7. Alat Pengeluar contoh (extruder mold)
8. Timbangan 20 kg
3.
Prosedur Percobaan
1.
2.
3.
100 A
)
100 B
Dimana :
A = Kadar air Asli (%)
B = Kadar air optimum (%) [ dari data kompaksi ]
600 = jumlah contoh (gr)
4.
5.
105
6.
7.
8.
9.
106
Angkat mold dari dalam air, buang genangan air yang ada di
atasnya.
Angkat alat pengukur pengembangan dan keping, kemudian
mold beserta isinya ditimbang kembali
107
CATATAN
ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Kadar air.
W
Ww
100 %
Wd
.................................................
XIV.1
Dimana : Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering
Berat Isi
108
Wwet
Vmould
...................................................
XIV.2
-
wet
1
......................................................
XIV.3
Nilai nilai penurunan dan beban diplotkan ke dalam
inch) & 4500 (untuk penurunan 2 inch) didapatkan nilai CBRnya, lalu nilai CBR ( 1inch + 2inch ) / 2 untuk dapat nilai CBR
rata-rata.
Interpretasi
Dalam percobaan ini, kita menggunakan nilai CBR untuk
penetrasi 0.1. Apabila dalam pemeriksaan ternyata nilai
CBR untuk penetrasi 0.2 lebih besar dari nilai 0.1, maka
percobaan harus diulang.
109
General Rating
Uses
No.
03
37
7 20
Classification System
Unified
AASTHO
Very Poor
Poor to fair
Fair
Subgrade
Subgrade
Subbase
A5, A6, A7
A4,A5,A6,A7
A2, A4, A6,
20 - 50
Good
Base, subbase
SM, SP
GM, GC, SW, SM,
A7
A1b,
> 50
Excellent
Base, subbase
SP, GI
GW,GM
A3, A2-6
A1a, A2-4, A3
A2-5,
Tabel Perhitungan
110
111
Pengujian
dengan
cara
unconsolidated-undrained
(tanpa
112
2.
3.
mencapai
keruntuhan.
Pada
tegangan
deviator
selama
pergeserannya, tidak diizinkan air keluar dari benda ujinya. Jadi selama
pengujian, katup drainase ditutup. Karena pada pengujiaanya air tidak
diizinkan mengalir keluar, beban normal tidak ditransfer ke butiran
tanahnya. Keadaan tanpa drainase ini menyebabkan adanya tekanan
kelebihan tekanan pori (exess pore pressure) dengan tidak ada tahanan
geser hasil perlawanan dari butiran tanahnya.
Pengujian
dengan
cara
Consolidated-Undrained
pengujian
113
dapat menjamin tekanan air pori nol selama pergeserannya. Pada kondisi
seperti ini seluruh tegangan selama proses pengujian ditahan oleh
pergeseran antar butirnya.
UNCONSOLIDATED UNDRAINED
1.
MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengukur Unconsolidated Undrained Strength terhadap
specimen yang berbentuk silinder dari tanah kohesif baik dalam
keadaan undisturb maupun remolded, dengan menggunakan salah
satu cara : strain controlled pada alat triaxial compression test load,
dimana specimen dalam keadaan menerima tekanan sekelilingnya di
dalam triaxial chamber (cc) triaxial.
Data yang diperoleh melalui cara ini adalah strenghth properties
dalam hubungan stress-strain tanah meliputi lingkaran tegangan mohr
dan modulus of deformation.
2.
SPESIFIKASI ALAT
Axial loading device, alat triaxial yang berguna dongkrak
yang digerakkan oleh motor electronic melalui transmisi getar,
yang dilengkapi dengan compressor untuk memberikan tegangan
hidrolik ke dalam chamber triaxial.
Axial load measuring device, berupa proving ring, sratin
gage, hydraulis load coil untuk tanah dengan principal stress pada
saat failure ( 1 ton / feet2) deviace harus mampu satuan axial load
sampai ketelitian 0,01 1 ton/feet 2. Untuk tanah dengan principal
stress pada saat failure 1 ton/feet2, axial load measuring device
114
pressure
maintaining
device,
mengontrol
dipasang
centrist
di
atas
specimen
untuk
115
3.
Specimen trimming
Membrane expander
Remolding eppatus
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Mempersiapkan contoh tanah (specimen) dengan mengikuti
beberapa ketentuan yaitu :
-
116
Undisturbed
specimen,
disiapkan
dari
yang
dilanjutkan
digunakan
untuk
mengoreksi
117
dimulai
beban
axial
dikerjakan
sehingga
CATATAN
118
ANALISA / PERHITUNGAN
PENYELESAIN RUMUS
a.
119
L
L0
Dimana :
Lo = Panjang specimen mula-mula
L = Perubahan panjang specimen pada pembacaan
deformasi indikator
b.
A0
1 1 V
Dimana :
A0 = Luas penampang rata-rata mula dari specimen
V = Volumetric strain, positif untuk penyusutan
volume
c.
V
V0
P
A
120
Dimana :
d.
Grafik
= Axial load
stress-strain,
menunjukkan
hubungan
antara
stress
1 3
2
Jari-jari lingkaran :
g.
1 3
2
Tabel Perhitungan
121
122
Interpretasi
Lingkaran mohr menunjukkan unconsolidated strength dimana
jika lebih dari 1 specimen dites dengan chamber pressure yang
berbeda, lingkaran mohr diplot sehingga menunjukkan
123
124