Anda di halaman 1dari 124

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

PEMERIKSAAN LAPANGAN

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap
konus dan hambatan pelekatnya.
Perlawanan tanah terhadap konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.

2.

SPESIFIKASI PERALATAN
1. Mesin sondir, terdiri dari mesin sondir ringan (2 ton) atau
mesin sondir herat ( 10 ton).
2. Stang sondir.
3. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai
dengan kebutuhan dengan panjang masing-maisng satu meter.
4. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas.
5. Sondir ringan 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 250 kg/cm2 .
6. Sondir be rat 0 - 50 kg/cm2 dan 0 - 600 kg/cm2 .
7. Patent konus dan bikonus.
8. Empat buah angker dengan perlengkapan (angker daun atau
spiral).
1

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

9. Ambang penekan.
10. Peralatan penunjang seperti kunci pipa, alat-alat pemoersih, oli,
minyak - hidrolik (kastrol oil, SAE 10) dan lain-lain.
3.

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat


jangkar spiral sesuai kondisi tanah dengan jarak tertentu agar
sesuai dengan kaki sondir.

2.

Jepitlah kaki sondir dengan ambang padajangkar tadi JaJu atur


posisi sondir agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci
tiang samping lalu gunakan water pass.

3.

Bukalah baut penutup luhang pcngisian oli dan buka kedua kran
manometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.

4.

Tekan berkali-kali keatas sampai oli keluar semua.

5.

Setelah oli yang lama habis, kran tetap terbuka, isilah oli dari
lubang pengisian oli sampai penuh lalu gerakkan kunci piston
naik

turun

secara

perlahan-Iahan

untuk

menghilangkan

gelembung udara, setelah tidak ada gelembung udara tersisa


tutup luhang pengisian tadi.
6.

Tutup salah satu han manometer, tekan kunci piston pada alas
rangka, perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan
penekanan dan tahan (kunci) stang pemutar apabila jarum akan
mencapai 25 % ke hatas maksimal manometer, bila teljadi
renurunan pada jarum manometer berarti ada kebocoran antara
lain pada sambungan nepel, baut penutup oli pada seal piston.
Lakukan hal yang sama untuk manometer yang satunya lagi.

7.

Pasang patent konus/bikonus pada draad stang sondir berikut


stang di dalamnya. Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

pemusat pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang kop
penekan.
8.

Dorong treker pada posisi lubang terpotong laiu putarlah engkol


pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan
dan pengukuran sudah siap dilakukan.

9.

Tiang sondir diberi tanda tiap 20 cm dengan menggunakan


spidol, gunanya untuk mengetahui dimana akan dilakukan
pembacaan manometer.

10. Engkol pemutar kembali diputar sehingga patent konus/bikonus


masuk kedalam tanah. Setelah mencapai kedalaman 20 cm (Iihat
tanda spidol), engkol pemutar diputar sedikit dengan arah
berlawanan. Treker ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat.
11. Buka kran yang menuju manometer 60 kg/cm.
12. Engkol pemutar diputar diputar kembali sehingga stang dalam
tertekan kedalam tanah dengan kecepatan 2 cm/dt. Stang dalam
akan menekan piston lalu akan menekan oli di dalamnya,
tekanan yang terjadi akan menekan manometer. Patent konus
hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc) sedangkan
bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan
dinding terhadap tanah.
13. Tekan stang, catat angka yang ditunjukkan oleh manometer
teruskan penekanan sampai jarum manometer bergerak untuk
kedua kalinya
14. Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum
manometer. Bila diperkirakan diperkirakan tekanan akan
melebihi kapasitas manometer, tutup kran manometer tersebut
dan kran manometer kapasitas besar dibuka. Stang sondir jangan
sampai menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

tekanan secara drastic dan merusak manometer.


15. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi
lubang terpotong. Lakukan penekanan kemhali sejarak 20 em
herikutnya dan ulangi prosedur 12 s/d 14.
16. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir perlu
disambung. Naikkan piston penekan supaya stang sondir
berikutnya bisa disambungkan dengan yang terdahulu Gunakan
kunci pipa untuk mengencangkannya. Ulangi prosedur 8 s/d 15.
17. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tekanan konus lehih
hesar dari 150 kg/em:) percobaan dihentikan. Stang sondir yang
sudah ditanam perlu dicabut kembali dengan cara sebagai
berikut :
a.

Putar engkol pemutar agar piston penekan


terangkat.

b.

Tarik treker pada posisi lubang penuh.

c.

Pasang kop penarik.

d.

Putar

engkol

pemutar

sampai

treker

melewati kepala stang sondir.


e.

Dorong treker pada Posisi lubang terpotong.

f.

Putar engkol pemutar sehingga stang sandir


terangkat sampai stang sondir berikutnya
terlihat.

g.

Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar


rangkaian bawahnya tidak jatuh.

h.

Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.

i.

Ulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya.

j.

Percobaan sondir telah selesai dilakukan.

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

CATATAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan


sondir sebagai berikut :

Angker dipasang pada 4 titik sehingga kedudukannya


vertical.

Pengisian minyak hams bebas geJembung udara.


Rangkaian pipa pertama bersama konus/bikonus.

Apabila memakai bikonus, penetrasi akan mendorong


ujung konus ke bawah sedalam 4 cm, pembacaan
manometer

menunjukkan

perlawanan

penetrasi

Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus


beserta selubungnya ke bawah dan pembacaan
manometer menunjukkan jumlah penetrasi konus dan
hambatan pelekat.

Stang

sondir

hanya

menekan

bikonus

sampai

kedalaman tertentu .

Stang dalam ditekan masuk 4 cm, ujung bikonus


menembus lapisan tanah.

Tahanan konus di ukur oleh manometer dengan


perantara stang dalam.

Stang ditekan terus, uj llng bikonus dan dinding gesek


bergerak bersamaan.

Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan


dinding gesek bergahung lagi .
5

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran


pada kedalaman selanjutnya.

apabila

menggunakan

konus,

maka

pembacaan

manometer hanya dilakukan pada penekanan pertama.


Penekanan pipa bersama batang sampai kedalaman
berikutnya, dan pembaeaan dilakukan pada setiap
penekanan pipa sedalam 20 cm.

4.

ANALISA PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus :
1. Dimensi alat bikonus
Diameter ujung hikonus (Dc) cm
Diameter selimut geser (Dg) cm
Tinggi selimut geser (hg) cm
2. Hasil pengukuran
Tekanan konus (qc) kgcm2
Jumlah hambatan (qc+f) kg/cm2)
3. Perhitungan
Cek nilai hambatan konis dan jumlah hambatan
Hambatan konis dicek nilainya apakah qc = 150 dan jumlah
hambatan (qc+f) = 150. Apabila nilainya sama dengan 150,
maka proses sondir dihentikan dengan asumsi bahwa ujung
konis telah meneapai tanah keras.
Hitung nilai hambatan pelekat (f)
Hambatan pelekat (f) = .jumlah hamhatan (qc+f) - Hambatan
Konis (qc). Satuan yang digunakan adalah kg/cm2.
Hitung unit tambahan untuk hambatan pelekat (fs) Unit
6

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

tamhahan untuk hambatan pelekat (fs) = f / 10 Satuan yang


digunakan adalah kg/cm2.
Tentukan nilai unit hambatan pelekat (fs) tiap 20 cm. Unit
tambahan per 20 cm (fs / 20 cm) = 2 x fs Satuan yang
digunakan adalah kg/cm'.
Akumulasikan /total nilai hambatan pelekat (Tf)
Total hambatan pelekat (Tf) = Total hambatan pelekat
sehelumnya + Hambatan pelekat per 20 cm.
Satuan yang digunakan adalah kg/cm'.
Tentukan rasio hambatan(Fr)
Rasio hambatan (Fr)= Unit hambatan pelekat (f5) / Hambatan
konis (qe). Bukan unit hambatan per 20 cm nya.
Satuan yang digunakan adalah %.

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Tabel Perhitungan
Tabel 1.1 Tabel Perhitungan Percobaan Sondir

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Hasil Percobaan

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

INTERPRETASI
Hasil percobaan Sondir dapat digunakan untuk :
Menentukan jenis pondasi
Menetukan kedalaman letak pondasi
Menentukan daya dukung tanah empiris
Jika anda ingin membuat interpretasi dasil percobaan, sebaiknya
didasarkan pada pedoman sebagai berikut :
Nilai tahanan konus (qc) mengalami perubahan seiring
dengan perubahan kedalaman,
Pada kedalaman tertentu qc dan JHP menjasi maksimum,
Nilai tahanan konus san Jumlah Hambatan Pelekat dapat
dibaca untuk mengetahui apakah kondisi tanah adalah
granular atau kohesif, situasinya tentu berlawanan
dengan jenis tanah granular.
Hubungan antara Tahanan konus (qc) dengan Hambatan
setempat (HS) dinyatakan dalam friction ratio yaitu Rf
yakni :
Rf = HS / qc x 100 %
Rasio gesekan

(Rf) memberi indikasi mengenai tipe

material yang dipenetrasi/disondir. Jika nilai Rf lebih


rendah dari 3% maka material tersebut asalah tanah pasir
dan jika nilainya diantara 4% dan 8% memberi indikasi
tanh lempung.
Nilai tahanan konus dapat menjadi panduan untuk
menentukan kepadatan tanah pasir berdasarkan Tabel
Meyrhof (1956).

10

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Correlation between the relative density, penetration resistance, and


internal angle of friction, respectively, of sands

Density

Relative
density
Dre

Very loose
Loose
Mediun Impact

< 2,0
0,2 - 0,4
0,4 0,6

Standard
Penetration
Resistances
Impact
Number / 30
cm
<4
0,2 -0.4
10- 30

Compact

0,6 0,8

30 -50

Very comapct

> 0,8

> 50

Penetration
resistance to
static
sounding
KN/m2
2000
2000 -4500
4500 -13000
13000
22000
> 22000

Angle
of
internal
friction
< 30
30- 35
35 - 40
40 - 45
> 45

4. GAMBAR / FOTO PERCOBAAN


Gigi penekan

Gigi lambat

Gigi cepat

Tiang pelurus
Setelan rantai

Manometer

Kamar instalasi/ Ruang


oli

Engkel pemutar

Batang sondir

Profil

Angker

Bikonis

Gambar 1.1 Sketsa alat Sondir dan bikonis beserta bagian-bagiannya

11

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Ditekan untuk
mengetahui nilai
konis HK

Ditekan untuk
mengukur nilai
konis ditambah
hambatan pelekat.

Ditekan untuk
masuk pada
kedalaman
berikut

Mantel untuk mengukur


hambatan pelekat (HP)

Gbr 1.2. Pipa Sondir yang ujungnya dipasang paten konis


bikonis

12

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Gambar 1.3 Foto Mesin Sondir dan perlengkapan yang digunakan

13

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Percobaan Hand Bor dimaksudkan untuk :
1.

Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah yang ada di bawah


yang akan menjadi lapisan pondasi.

2.

Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli


atau tidak asli.

3.

Mengumpulkan data/informasi untuk menggambarkan


Profil tanah .

4.

Pengamhilan contoh tanah asli & tidak asli untuk


penyelidikan lebih lanjut di laboratorium

2.

SPESIFIKASI PERALATAN
1. Kepala pengambilan contoh tanah beserta kuncinya.
2.

Dua stang bor beserta stang dalamnya.

3.

Pemutar stang bor ( T stuk).

4.

Tabung contoh tanah.

5.

Kantong contoh tanah (kantong plastik)

6.

Pisau untuk memotong contoh tanah

7.

Kunci pipa

8.

Pensil, kertas, tali dan lain-lain.

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Mata bor dipasang pada bor.

14

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2.

Batang bor dan mata bor setelah disambung ditegakkan di atas


tanah yang akan diselidiki dan dipasang batang pemutar pada
ujung lainnya.

3.

Alat tersebut diputar, biasanya dengan 4 orang sehingga mata


bor masuk ke dalam tanah.

4.

Setiap mata bor penuh, maka batang bor ditarik ke atas untuk
kembali melihat warna tanah tersebut yang kemudian dicatat
sebagai data.

5.

Untuk mengambil contoh tanah pada kedalaman yang


dikehendaki, maka bor dibuka dan diganti dengan tabung dari
besi yang mempunyai panjang 20 cm.

6.

Alat pemutar pada tangkai bor tadi kita buka dan diganti
dengan kepala bor dengan cara memasukkan ke dalam tanah
yaitu dengan jalan memukul kepala bor hingga masuk.

7.

Setelah contoh tanah pada tabung tadi sudah penuh maka


tangkai bor diputar 1800 lalu ditarik ke atas untuk mengambil
contohnya dan selanjutnya ditutup dengan menggunakan
kantong plastik.

4. INTERPRETASI HASIL PERCOBAAN


Pada percobaan ini kita akan memhuat klasifikasi jenis tanah
dengan

metode

lapangan,

kemudian

digolongkan

herdasarkan

kedalamannya. Oleh karena itu memakai system penyeragaman


klasifikasi tanah (Unfied Soil Classifications).
Didalam

membuat

klasifikasi

tanah,

kita

melakukan :
1. Pemeriksaan ukuran butiran

15

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2. Pemeriksaan bentuk atau susunan


3. Pemeriksaan kekuatan kering
4. Pemeriksaan guncangan
5. Pemeriksaan kilauan
6. Pemeriksaan kekenyalan
Selanjutnya dilakukan pengisian data tanah herdasarkan kedalaman pada
table percobaan bor tangan dengan menggambar symbol tekstur dan
warna tanah, serta penjelasan tanah tersebut per kedalamannya.
Sehingga nantinya akan diperoleh gambaran struktur tanah pada lokasi
titik yang dibor.

16

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Tabel Perhitungan

17

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5.

GAMBAR / FOTO PERALATAN

Gbr 2.1 Gambar alat yang digunakan dalam percobaan Hand Boring

18

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan kedalaman lapisan tanah
dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung

2.

SPESIFIKASI PERALATAN
2.1 Alat yang Digunakan
1.

Sand cone bottle (SO-40 1)

2.

Sand cone fannel (SO-402)

3.

Base plate (SO-403)

4.

Graduate sand (SO-404)

5.

Sample can (GE-380)

6.

Round spoon (GE-SO 1 )

7.

Spoon (GE-861)

8.

Trowel (GE-871)

9.

Chisel (GE-880)

11. Rubber mallet (GE-900)


Peralatan tambahan :
1.

Glass plate (SO-314)

2.

Moisture content test (SO-450)

3.

Heavy duty solution balance (GE- 157)

19

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2. 2

Bahan yang Digunakan


- Graduate sand

3. PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Bersihkan permukaan tanah yang akan digali hingga bersih dan


keadaan datar

2.

Letakkan base plat (plat lapangan) di permukaan tanah dalam


posisi yang mantap

3.

Galilah lubang bulat dengan diameter lubang plat lapangan.


Gunakan chikel (pahat), rubber mallet (palu karet) dan spoon
(sendok tanah)

4.

Timbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan


kosong (W -7)

5.

Masukkan semua tanah hasil galian tersebut ke dalam kaieng


lapangan lalu timbang beratnya (W-8)

6.

Ambil sebagian tanah tersebut lalu masukkan ke dalam samle can


(kaleng lapangan) untuk pemeriksaan Kadar airnya

7.

lsilah sand cone bottle dengan gradated sand (pasir gradasi) yang
telah dikalibrasi

8.

Timbang botol sand cone belisi pasir gradasi belikut sand cone
funnel (corong) (W-IO)

9.

Letakkan botol sand cone berikut botol turun dan mengisi corong
bagian bawah dali lubang tadi

10. Buka kran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi
corong bagian bawah dan lubang tadi
11. Setelah pasir berhenti mengalir tutup keran corong
12. Timbang corong serta botol yang berisi sisa pasir didalamnya
(W-ll)
13. Ambil

kembali

pasir

yang

mengisi

lubang

tadi

untuk
20

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

dipergunakan pada percobaan selanjutnya.


KALIBRASI PASIR
1.

Timbang berat botal kosong dengan corong (W-I)

2.

Isi botol dengan air dari corongnya sampai penuh batas volume
lalu suhunya dicatat kemudian ditimbang (W-2)

3.

Ulangi prosedur ini (l s/d 2) sampai 3 kali percobaan

4.

Hitung

volume

botol

setelah

dikoreksi

dengan

koreksi

temperature kemudian hitung volume rata-ratanya


5.

Perbedaan volume botol dengan harga rata-rata tidak boleh lebih


dari 3ml

6.

Kosongkan botol lalu keringkan

7.

Masukkan pasir ke dalam botol melalui corong sampai batas


volume. Biarkan pasir turun dengan bebas

8.

Setelah penuh, timbang berikut corong (W-3), ulangi 3 kali


berturut-turut. Ambil harga rata-ratanya, perbedaan antara berat
masing-masing dengan harga rata-ratanya tidak boleh lebih dari
1%

9.

Hitung kepadatan pasir tersebut

10. Masukkan pasir ke dalam botol kemudian pasang corongnya lalu


timbang (W-4)
11. Letakkan plat lapangan pada permukaan yang datar dan bersih
kemudian pasang botol berikut corong tadi diatasnya
12. Buka kran corong dan biarkan pasir mengisi corong bawah
13. Setelah pasir berhenti mengalir, kran corong ditutup kembali
14. Timbang corong serta botol yang berisi sisa pasir di dalamnya
(W-5)
15. Ulangi prosedur ini (9 s/d 13) sebanyak 3 kaIi, lalu hasilnya

21

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

dirataratakan. Perbedaan hasil antara masing-masing percobaan


tidak boleh lebih dari 1 %.
4. ANALISA PERHITUNGAN
1. Data Percobaan
Berat botol + corong (kosong)

= W1

Berat botol + corong + air

= W2

Berat botol + pasir + corong (kalibrasi)

= W3

Berat botol + pasir + eorong (kalibrasi)

= W4

Berat sisa pasir + botol + corong (kalibrasi)

= W5

Serat pasir + botol + corong

= W6

Berat sisa pasir + botol + corong

= W7

Berat pasir di corong

= W4 W5

Berat tanah basah lapangan + kaleng lapangan = W8


Berat kosong kaleng lapangan

= W9

2. Perhitungan
Kepadatan tanah = berat volume kering tanah ; yk = yb I (l + w)
yk = Kepadatan kering tanah (Kg/em3)
yb = Kepadatan basah tanah (Kg/em3)
w = Kadar air tanah (%)
Dimana:
yb = W / V
W = Berat tanah basah dari lubang
= W8-W9
V

= Volume tanah = Volume lubang


= Volume pasir yang lnenbrisi lubang
= Wpasir /0

Wpasir (W10) = Berat (pasir di corong + lubang) - (Berat pasir di

22

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

corong)
= (W6 W7) - (W4 W5)
o = berat volume pasir
o =(W3-Wl)I(W2-Wl)
Jadi : k = b / I + w
= (W8 W9) / V . 1/ (1 + w)
= W8 - W9/{[(W6 - W7) - (W4 - W5)]/[(W3 - W1)/
(W2- W1)]}.

{1-(1 +w)}

23

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Tabel Perhitungan

24

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Pada umumnya lubang untuk sand cone agak kecil, sehingga
memungkinkan adanya kesalahan. Yang terpenting adalah
tidak ada dari tanah galian dari lubang yang hilang pada saat
ekskavasi. Sebagai pedoman, ASTM memberikan hasil yang
reasonablesimana pengujian harus mengikuti :

5.

Max Sieve Size of

Vol. Of Test Hole

Size of Water

Soil
No. 4
12.7 mm
25
50

700
1400
2100
2800

Content Sample
100
250
500
1000

GAMBAR / FOTO ALAT

Gambar 3.1 Alat-alat percobaan Sand Cone

25

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Maksud dari test ini yaitu untuk mengetahui nilai CBR
terkecil dan terbesar dari sub base perkerasan pada kedalaman
tertentu, yang dapat digunakan sebagai kontrol pembuatan jalan.

2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Konus baja yang diperkeras dengan diameter 2 mm kemiringan
60.
2. Penumbuk berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm.
3. Mistar penetrasi.
4. Stang penetrasi diameter 16 mm.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan
tanah/sirtu yang akan diperiksa.
2. Alat ini diletakkan sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesadahan
pengukuran yang relatif besar.
3. Posisi awal penunjukan mistar (X1) dibaca dalam satuan terdekat.
Penunjukan nilai X0 karena nilai X0 akan diperhitungkan pada nilai
penetrasi.
4. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu
dilepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan
ini

menyebabkan

konus

menembus

tanah/lapisan

sirtu di

bawahnya.

26

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. Posisi penunjukan mistar ukur (X1) dibaca setelah terjadi penetrasi.


Nilai X1 dimasukkan pada blangko data untuk tumbukan n = 1.
6. Prosedur di atas dilakukan berulang kali sampai batas kedalaman
lapisan yang akan diperiksa.
7. DataX2, X3, X4, ... dimasukkan pada blangko data antara nilai X 1
dan X3.
8. Nilai penetrasi diisi pada blangko data yaitu selisih antara nilai Xa
dan Xb.
9. Nilai tumbukan diisi per 25 mm dengan rumus :
25
n
X n X o

10.Dengan menggunakan grafik 1 tentukan nilai CBR yang


bersangkutan dengan cara sebagai berikut :
Angka tumbukan per 25 mm dimasukkan pada skala mendatar.
Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik.
Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.
Titik perpotongan tersebut menunjukkan nilai CBR-nya.
Masukkan nilai CBR pada blangko data.
11.Dengan menggunakan grafik 2, tentukan nilai CBR dengan cara
sebagai berikut :
Angka

yang

menunjukkan

nilai

tumbukan

dimasukkan/diplotkan pada skala mendatar


Tarik garis vertikal ke atas.
Angka penetrasi dimasukkan pada skala vertikal.
Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis horizontal ke kiri
sampai memotong skala vertikal.

27

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Titik perpotongan tersebut menunjukkan nilai CBR-nya.


Masukkan nilai CBR pada blangko data.
12.Ambil harga CBR terkecil di antara nilai CBR yang diperoleh
melalui kedua grafik tersebut.

CATATAN

Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua orang operator, tanpa


memerlukan perhitungan khusus, pekerjaan quality control
menjasi cepat dan efisien tanpa mengabaikan keterangan hasil
pengukuran.
Alat ini didesain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga.
Rangakaian alat dapat dipasang dengan mudah dan cepat.
Peraltan berupa : Handle (pemegang), Hammer (pemberat), Guide
Rod (stang penghantar), Anvil (kepala penumbuk), penetration
rod (stang penetrasi), cone (konus), mistar skala (penetration
scale) dan kunci pas.
4. ANALISA PERHITUNGAN
Penyelesaian rumus :
Melakukan penentuan titik yang akan dilakukan DCP-nya.
Menentukan nilai penetrasi menggunakan rumus :
- Penetrasi = pembacaan DCP pada saat n pembacaan
DCP mula-

mula.

28

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

25

- Penetrasi per 25 mm = penetrasi jumlah tumbukan


- Jumlah tumbukan per 5 kali.
Tentukan CBR dari grafik 1 dan grafik2.
Pilih nilai minimal.
Tabel Perhitungan

29

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik DCP Result

5. GAMBAR / FOTO ALAT

Gambar 4.1 Alat-alat pada pemeriksaan DCP

30

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah
yang lolos Saringan No.40 dengan menggunakan labu ukur.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara.berat butir-butir dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada
temperatur tertentu.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
2.1. Alat yang Digunakan
1.

Oven Laboratorium

2.

Saringan no. 40

3.

Piknometer dengan kapasitas 50 ml

4.

Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.

5.

Corong.

6. Hot plate dan cawan yang berisi pasir


7. Cawan perendam.
8. Termometer.
2.2. Bahan yang Digunakan
1.

Tanah lolos saringan no. 40.

2.

Air suling.
31

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

3. PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Siapkan benda uji yang lolos saringan No.40, masukkan dalam


oven selama 24 jam

2.

Setelah 24 jam, dikeluarkan dari dalam oven lalu dinginkan.

3.

Cuci piknometer kemudian biarkan mengering dalam udara


terbuka.

4.

Timbang piknometer yang telah kering dalam keadaan kosong


(W1)

5.

Isi piknometer dengan air suling sampai penuh lalu timbang.


(W2)

6.

Ambil sampel tanah sekitar 25 gram, masukkan dalam


piknometer. Pada saat dimasukkan, usahakan tidak ada tanah yang
tersisa atau tumpah, lalu tambahkan air suling secukupnya.

7.

Keluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam


tanah dengan cara memanaskan piknometer tersebut diatas hot
plate.

8.

Dinginkan, lalu tambahkan air sliling sampai menyentuh garis


batas piknometer. Ulangi berkali-kali sampai tidak tel:jadi
penllrunan air pada gar:s batas piknometer tersebllt.

9.

Catat suhunya, lalu ditimbang. (W3)

4. ANALISA PERHITUNGAN
Jika

W1

: Berat piknometer kering dan kosong

W2

: Berat piknometer dan air suling

W3

: Berat piknometer, tanah dan air sliling.

Ws

: Berat tanah

32

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Maka, Berat jenis (Spesific gravity) adalah


Gs =
Karena

temperatur

Ws
(W 2 Ws W 3)

mempengaruhi

hasil

pengukuran

dimana

temperatur standar untuk air destilasi adalah 20 C, sehingga:


Gs =

.Ws
(W 2 Ws W 3)

Dimana :
= Faktor koreksi
= T / 20
T =

Nilai koefisien temperatur air pada saat pembacaan


termometer.

20 = Nilai koefisien air destilasi.


Tabel Perhitungan

33

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Berat jenis tanah (Gs) dihiutnbg dari nilai rata-rata butiran
tanah. Berat jenis tanah juga dapat dihirung dari analisa void
ratio (angka pori) yang didpatkan dari analisa butiran melalui
hidrometer. Hal ini juga berguna untuk menghitung berat
volume tanah. Terkadang, berat jenis tanah dapat diguanakan
untuk membuat klasifikasi mineral misalnya berat jenis besi
lebih besar dari berat jenis silica.
Pedoman yang dapat anda gunakan untuk menentukan
kebenaran dari hasil pengukuran adalah :
Tabel 5.2. Pembagian jenis tanah berdasarkan berat jenis
Type Tanah

Gs

Sand (Pasir )

2.65 2.67

Silty Sand ( Pasir Berlanau )

2.67 2.70

Inorganic Clay ( Lempung Inorganic)

2.70 2.80

Soil with mica or iron

2.75 3.00

Gambut
Humus Soil

<2
1.37

Grafel

>2.7

(Sumber: L. D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, tabel 1.1, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum)

34

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. GAMBAR ALAT

Gambar 5. Alat-alat percobaan penetuan berat jenis

35

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air sampel tanah
yaitu perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut.
2. PERALATAN
Cawan kadar air (tinboks)
Timbangan ketelitian 0,01 gr
Oven
Desicator
3. PROSEDUR PERCOBAAN
Timbang tin box yang akan dipakai berikut tutupnya beri
nomor / tanda.
Masukkan benda uji yang akan diperiksa ke dalam tin box
tersebut lalu tutup.
Timbang tin box yang telah berisi benda uji tersebut.
Masukkan ke dalam oven yang suhunya telah diatur 110
C selama 24 jam sehingga beratnya konstan (tutup tin box
dibuka).
Setelah dikeringkan dalam oven, tin box tersebut lalu
dimasukkan ke dalam desicator agar cepat dingin.

36

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Setelah dingin, timbang kembali tin box yang telah berisi


tanah kering tersebut.

CATATAN

Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus disesuaikan


dengan butiran tanah maximum agar didapatkan hasil yang teliti.
Ukuran butir

Berat benda uji

maksimum

minimum
1000 gr

# 10

100 gr

0,1 gr

# 40

10 gr

0,01 gr

Ketelitian
1 gr

Jika tidak tersedia oven pengering, pengeringan dapat dilakukan


dengan cara :
Di goreng di atas kompor.
Di bakar langsung setelah disiram dengan spiritus (khusus
untuk tanah yang tidak mengandung bahan yang mudah
terbakar).
Menggunakan speedy moisture content test.
Masing-masing tin box dan tutupnya harus diberi tanda yang
jelas agar tidak tertukar.
37

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Pada waktu menimbang, tutup tin box selalu terpasang.


Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya, setiap sampel
tanah diuji sebanyak 3 kali.
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Pemeriksaan kadar air ini adalah suatu pengujian rutin dalam
laboratorium untuk menentukan kadar air pada tanah.

Ww
x100%
Ws

Tabel Perhitungan

38

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan, maka dalam
pengambilan sampel darus didasarkan pada :
Maximum size of soil particles
(95 100 % passes the given
sieve)
No. 4 (4,75 mm)

Recommended minimum
sample weight (g)
100

No. 40 (0,420 mm)

10 50

12,5 mm

300

50,0 mm

1000

5. GAMBAR ALAT

Gambar 6.1 Peralatan pada percobaan kadar air (moisture content)

39

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui berat isi, angka
pori, derajat kejenuhan suatu sampel tanah.

2.

PERALATAN
Ring berat isi
Jangka sorong
Desicator
Pan

3.

PROSEDUR PERCOBAAN
Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan
jangka sorong, hitung volumenya.
Timbang ring tersebut dengan ketelirian 0,01 gram.
Masukkan sampel tanah ke dalam ring langsung dari
tabung contoh dengan menggunakan extruder.
Ratakan permukaan tanah di kedua ujung ring kemudian
timbang kembali berikut pan.
Masukkan tanah yang berisi sampel tanah dan tanah tadi
ke dalam oven yang bersuhu 110 C selama 24 jam.
Masukkan ke dalam desicator sampai dingin lalu timbang
kembali.

40

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

4.

ANALISA / PERHITUNGAN
Penyelesaian Rumus
Asumsi yang kita pegang adalah :
i.

Tanah mempunyai berat.

ii.

Udara tidak mempunyai berat (volume yang sering


kita pakai).

iii.

Air mempunyai berat. Umumnya kita mengambil 1


g/cm3 (9,807 kN/m3), meskipun nilai ini benar pada
temperatur 4 C. pada temperatur 18 - 25 C, berat air berkisar
0,9986 0,9971 g/cm3.
Berikut beberapa simbol yang akan kita pakai pada praktikum :
e

= Void ratio

= Spesific gravity

Gs

= Spesific gravity untuk tanah padat (solid soil)

Gw = Spesific gravity untuk air


n

= Porositas

= Kadar air

= Derajat kejenuhan (Degree of Saturation)

Ws = Berat tanah yang kering padat


Wt

= Berat total suatu massa tanah termasuk udara


di dalamnya

Ww = Berat air yang berada di suatu massa tanah


Va

= Volume udara yang berada pada massa tanah

Vs

= Volume tanah padat pada massa tanah

Vt

= Volume total massa tanah = Vs + Vw + Va

Vw = Volume air yang berada di suatu massa tanah


Vv

= Volume void pada suatu massa tanah = Vw +


Va

41

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

= Berat isi (unit weight) suatu material (g/cm 3


atau kN/m3)

Void ratio :

= Berat isi kering tanah

= Berat isi jenuh tanah

= Berat isi air


e

= Vv/Vs

Tabel Perhitungan

INTERPRETASI

42

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan, maka dalam


pengambilan sampel darus didasarkan pada :
Maximum size of soil particles
(95 100 % passes the given
sieve)
No. 4 (4,75 mm)

Recommended minimum
sample weight (g)
100

No. 40 (0,420 mm)

10 50

12,5 mm

300

50,0 mm

1000

5. GAMBAR ALAT

Gambar 6.2 Peralatan pada percobaan berat isi tanah

43

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan lmtuk menentukan kadar air dari
contoh tanah pada keadaan plastis dan keadaan cair
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
2.1.

Alat yang Digunakan


1. Saringan no. 40
2. Plat kaca
3. Spatula
4. Alat pengukur batas cair ciptaan Casagrande
5. Grooving tool
6. Container
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 mg.
8. Oven.

2.2. Bahan yang Digunakan


1. Tanah lolos saringan no. 40
2. Air Suling

3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan alat batas cair
2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara:
3. Kendurkan kedua baut penjepit 1alu putar tuas pemutar
sampai pasisi mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar
baut belakang sehingga ujung tangkai atas pembuat alur tepat

44

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

masuk diantara dasar mangkok dan alas.


4. Ambil contoh tanah secukupnya yang telah lolos saringan
No.40 lalu letakkan diatas plat kaca.
5. Dengan menggunakan spatula, aduklah contoh tanah sambi1
ditambahkan air suling sedikit demi sedikit. Pengadukan
hams di1akukan secara sempuma agar didapat campuran
yang homagen.
6. Setelah didapat campuran yang homogen, ambi1 sedikit
contah tanah tersebut dengan spatula lalu masukkan kedalam
mangkok batas cair. Ratakan pennukaannya sehingga sejajar
dengan dengan alas (mangkok dalam posisi menyentuh alas).
Lapisan tanah yang paling tebal kira-kira 1 cm
7. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam
mangkok tersebut. Gunakan grooving tool melalui garis
tengah mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan
mangkok.
8. Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik
( dalam 1 detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi
tanah bertemu sepanjang

(12,7 mm). Catat jumlah

pukulan yang diperlukan


9. Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
10. Ulangi dengan kadar air yang berbeda (minimal 3 x kadar
air).

4. ANALISA PERHITUNGAN
Rumus mencari Kadar air (w)

45

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

w=

Ww
x100%
Ws

Rumus mencari batas cair


WL = Wn x (

N 0.12
)
25

Dimana:
WL

= batas cair

WN

= Kadar air pada pukulan N

= pukulan yang mendekati pukulan ke-25

Tabel Perhitungan & Grafik

Interpretasi
Untuk mengukur batas cair suatu tanah adalah apabila

46

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

tanah berada dalam keadan cair maka dalam alat


Cassagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang
terpisah oleh alur selebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7
mm oleh 25 pukulan.
Semakin tinggi kadar airnya, maka akan semkain sedikit
pula jumlah pukulan untuk menitip alur sepanjang 12,7
mm.

5. GAMBAR ALAT

Gambar 7.1 Alat percobaan Batas Cair.

47

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan

ini

dimaksudkan

agar

praktikan

dapat

mengetahui cara menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada
keadaan semi padat ke keadaan plastis.
2. ALAT & BAHAN
2.1 Alat yang Digunakan
1. Oven laboratorium.
2. Saringan no.40
3. Plat kaca yang bersih
4. Spatula
5. Container
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 mm.
2.2

Bahan yang Digunakan


1. Tanah lolos saringan no. 40
2. Air Suling

3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah yang lolos saringan no 40 kemudian campur
dengan air sampai merata ( homogen ) dengan bantuan spatula.
2. Jika eontoh tanah sudah tereampur/homogen, ambil sekitar 10
gram dan buat gulungan tanah diatas plat kaea dengan diameter 3
mm dan terputusputus sepanjang 1 cm. Contoh tanah yang tepat
pada diameter 3 mm mulai menunjukkan retak-retak, maka tanab
tersebut menunjukkan dalam keadaan batas plastis.
3. Ambil Container/wadah timbang kosong, kemudian sample dan
container tersebut ditimbang untuk meneari kadar airnya.
48

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

4. Jika batangan tanah belum meneapi diameter 3 mm sudah


menunjukkan retak maka tanah sudah meneapai diameter 3 mm
dan belum menunjukkan retak maka tanah terlalu basah dan perIu
dikeringkan.
5. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 2 kali.

4. ANALISA PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus :
Rumus mencari kadar air () :

Ww
x100% ...........................................VII.2.1
Wd

Dimana :

Ww = Berat air (gram).


Ww = W1 W2
Wd = Berat tanah kering (gram).
Wd = W2 W3
W1 = Berat tanah basah + container (gram).
W2 = Berat tanah kering + container (gram).
W3 = Berat container (gram)
Rumus mencari indeks plastisitas (IP) :
IP = LL PL ................................................................... VII.2.2
Dimana :
LL = Batas cair pada ketukan 25 (%).
PL = Batas plastis (%).

49

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

INTERPRETASI
Dalam menilai hadil percobaan, kita mendasarkan pada
pedoman :
1. Jika salah satu batas cair atau batas plastis

keadaan

tanahnya tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa Index


Platisitasnya = NP (non plastic).
2. Jika tanahnya banyak mengandung pasir, kerjakan batas
palstis terlebih dahulu daripada batas cairnya, laporkan
bahwa tanahnya non plastic (NP).
3. Jika ternyata batas plastis sama dengan atau lebih besar
dari

batas

cairnya,

juga

laporkan

bahwa

Index

Plastisitasnya non platic (NP).


4. Tanah pada keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi
retak-retak.
5. Pada diagram plastisitas casagrande, maka garis B (garis
50%) dan garis A (garis IP = 0,73 (wl 20 )) dapat
menjadi petunjuk. Jika kadar air suatu sample tanah
terletak si sebelah kanan maka tanah itu dengan platisitas
tinggi. JIka terletak se sebelah kiri, tanah itu memiliki
platisitas rendah.
6. Jika tanah itu nilai IP berada diatas garis IP = 0,73 ( w L
20 ) digolongkan sebagai lempung organik. Jika berada di
bawah, digolongkan sebagai lanau atau bahan organik.
Tabel Perhitungan

50

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. GAMBAR ALAT

Gambar 7.2 Alat percobaan Batas Platis

51

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan Kadar air dari
contoh tanah pada keadaan padat dan keadaan semi padat.

2. ALAT & BAHAN


2.1. Alat yang digunakan
1. Oven laboratorium
2. Saringan No.40
3. Plat kaca
4. Spatula
5. Monel (Mangkuk Shrinkage Limit)
6. Timbangan.
7. Mangkuk porselin
8. Mangkuk peluber
9. Plat kaca dengan tiga lubang
2.2. Bahan yang Digunakan
1. Tanah yang lolos saringan No.40
2. Air Suling
3. Vaselin
4. Air Raksa

3.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu tuangan
dan lolos saringan No.40 secukupnya kedalam mangkok porselin.

52

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata,


perludiperhatikan Kadar air dari pasta lebih tinggi dari batas cair
tanah yang bersangkutan untuk memastikan campuran tanah dan
air telah benarbenar jenuh.
3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaseline setipis mungkin
secara merata dan timbang beratnya (W1).
4. Isi mangkok dengan tanah yang telah dicampur air kira-kira
seprtigaa dari volume mangkok. Getarkan mangkok yang telah
terisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk mangkok tersebut pada
suatu pennukaan yang keras (meja) secara perlahan-Iahan agar
tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggir-pinggiran
mangkok dan tidak ada gelembung udara yang tertinggal atau
terjebak.
5. Ulangi sekali lagi sampai mangkok terisi penuh.
6. Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula sesuai
dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisi-sisi luar dmi mangkok
tersebut. Timbang beratnya (W2)
7. Angin-anginkan tanah yang ditamh dalam mangkok tersebut
selama kirakira 6 jam, kemudian oven selama 24 jam.
8. Keluarkan tanah yang telah dioven dari mangkok, kemudian isi
mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan air raksa dengan
menggunakan pelat kaca yang mempunyai 3 lubang. Kemudian
timbang berat air raksa yang tertinggal dalam mangkok. (W4)
9. Tanah yang telah dikeluarkan dalam mangkok dimasukkan
kedalam mangkok peluberan yang berisi air raksa. Ratakan atau
tekan pelat kaca kedalam mangkok tersebut hingga kelebihan air
raksa tumpah melalui lubang pada kaca tersebut. Hitung berat air
raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan (W5). Berat ini

53

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

dipakai untuk menentukan volume tanah yang ditest.


4.

ANALISA / PERHITUNGAN
Perhitungan :

Rumus mencari kadar air () :

Wa
x100% ........................................................VII.3.1
Wd

Dimana :

Wa = Berat air (gram).


Wa = W2 W3

Ww = Berat tanah basah (gram).


Ww = W2 W1
Wd

= Berat tanah kering (gram).

W1

Wd = W3 W1
= Berat mould (gram).

W2

= Berat tanah basah + mould (gram).

W3

= Berat tanah kering + mould (gram).

Rumus mencari batas susut ( SL)


Vd

W5 W

...........................................................

VII.3.2
Vw

W4 W1

.............................................................

V.3.3
Dimana :
54

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

W4 =

Berat air raksa yang dipakai untuk mengisi mangkok


shringkage (gram).

W5 =

Berat air raksa yang dipindahkan oleh tanah yang ditest


(gram).

Wp = Berat cawan petri (gram).


= Berat jenis air raksa (13, 6 gr/cm3).

V V
SL w d
Wd

x100% ................................. VII.3.4

Dimana :
SL = Batas susut ( % ).
= Kadar air (%).
VW = Volume tanah basah (cm3).
Vd = Volume tanah kering (cm3).
Wd = Berat tanah kering (gram).

Analisa Hasil
Percobaan sudah dianggap sesuai dengan prosedur yang
dilakukan dan dengan data yang benar. Apabila air yang
dikandung oleh suatu tanah menyusut secara perlahan-lahan
dalam tanah, sehingga tanah akan mencapai suatu tingkat
keseimbangan dimana perubahan kehilangan air tidak akan
menyebabkan perubahan volume maka itulah batas susutnya.
Perbedaan kadar air yang cukup jauh berbeda disebabkan pada
saat percobaan benda uji dua mengalami kerusakan / pecah-pecah.

55

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Tabel Perhitungan

Interpretasi

Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum,


dimana

pengurangan

kadar

air

selanjutnya

tidak

menyebabkan berkurangnya volume tanah.

Angka susut suatu tanah adalah angka perbandingan antara


persentase perubahan volume tanah terhadap volume
kering , dengan perubahan kadar air yang terjasi terhadap
tanah (dalam tanah) , dan berlaku pada keadaan diatas
batas susut tanah.

Susut

volumetric

suatu

tanah

adalah

persentase

pengurangan volume tanah terhadap volume kering tanah


apabila tanah pada suatu kadar air (dalam persen) tertentu
berkurang menjadi pada batas tanah.

Susut linear adalah persentase pengurangan sati dimensi

56

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

(panjang) tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air


tanah berkurang menjadi pada batas susut tanah.
5. GAMBAR ALAT

Gbr 7.3 Alat Percobaan Batas Susut

57

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butir dan susunan
butir (gradasi) tanah yang tertahan saringan No. 200.

2. ALAT & BAHAN


2.1 Alat yang digunakan
1.

Timbangan.

2.

Talang.

3.

Oven.

4.

Palu karet.

5.

Kuas.

6.

Satu set saringan no.4, 10, 18, 40, 60, 100, 200 dengan pan.

7.

Motorised dynamic sieves shaker.

2.2 Bahan yang digunakan


1.

Tanah yang lolos saringan no.4 seberat 500 gr.

2.

Air.

3. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Cara kering
1. Tanah kering oven sebanyak 500 gram, lolos saringan no. 4
2. Bersihkan masing-masing saringan #4, #10, #18, #40, #60,
# 100, #200 + pan yang akan digunakan, kemudian timbang

58

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

masing-masing saringan tersebut dan susun sesuai standard


yang dipakai.
3. Masukkan sample kedalam susunan saringan tersebut.
4. Letakkan

kealat

pengguncang

saringan,

Kencangkan

penjepitnya.
5. Hidupkan motor penggerak mesin pengguncang selama 15
menit.
6. Setelah dilakukan pengguncang selama 15 menit, mesin
pengguncang dimatikan. Biarkan selama 5 menit untuk
memberi kesempatan. agar debu-debu mengendap.
7. Timbang berat masing-masing saringan beserta benda uji
yang tertahan didalamnya demikian pula halnya dengan pan
b. Cara basah
1. Contoh tanah dari lapangan dikeringkan (dijemur) atau
dengan menggunakan alas pemanas lain dengan suhu tidak
lebih dari 60 C. Tumbuk gumpalan-gumpalan tanah dengan
mengunakan palu karet agar butiran-butiranya lepas agar
benda uji dapat mewakili, maka dilakukan cara seperempat
atau dengan memasukkan kedalam sample spliter.
2. Timbang benda uji sebanyak 500 gr, masukkan kedalam
saringan No 200 kemudian cuci sampai air kelihatan bersih.
Keringkan benda uji yang tertahan No. 200 tersebut kedalam
oven selama 24 jam dengan suhu 110C
3. Susun satu set saringan Sesuai dengan standard yang
digunakan.
4. Timbang masing-masing saringan tersebut dan sebelumnya
dibersihkan dengan mengguanakan sikat.

59

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. Masukkan benda uji yang tertahan saringan No. 200


kedalam saringan yang telah tersusun. Guncangkan dengan
menggunakan sieve shaker (alat pengguncang) selama 15
menit. Diamkan selama 5 menit agar benda uji mengendap.
6. Timbang benda uji yang tertahan pada masing-masing
saringan.

4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Dalam melakukan percobaan akan diperoleh berat tanah kering,
selain itu diperoleh juga berat tanah yang tertahan serta berat
komulatifnya.
Dari data tersebut maka dapat diperoleh rumus :

tertahan

Berat komulatif
x
Berat total

100%

............... VIII.1

% lolos

100% - persentase

tertahan .............. VIII.2


Koefisien Keseragaman

Cv = D60/D10

D60 = Diameter butiran yang lolos 60%


D10 = Diameter butiran yang lolos 10%
Koefisien Konkavitas

Cc = (D30)/(D10*D60)

D30 = Diameter butiran yang lolos 30%

60

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Pada grain size siatributioon analysis, akan diplot semua hasil
pada label menjadi grafik kurva distribusi ukuran butir. Dari
kurva ini kita dapat :
Menghitunbg koefisien keseragaman (Uniform Coffisient;
Cu)
Menghitung koefisien konkavitas (Concavity Coeffisient;
Cc)
Menentukan gradasi untuk mnedapatkan kekuatan tanah
yang mendukung.
Adapum pedoman yang kita pakai dalam percobaan ini :
Batas ukuran butiran menurut ASTM

Untuk membedakan antara tanah bebutir kasardan tanah


berbutir halus, kita memakai saringan No. 200 :
a) Tanah berbutir kasar adalah butiran yan gtertahan
saringan No. 200 dan kandungan fraksinya > 50 %.
b) Tanah berbutir halus adalah butiran yang lolos
saringan No. 200 dan kandungan fraksinya > 50%.
Untuk membedakan kerikil dengan pasir, kita memakai
saringan No. 3,4, dan 200 :

61

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

a) Kerikil, butiran yang lolos saringan No.3 (7.5 mm)


dan tertahan saringan No. 4 (4.75 mm).
b) Pasir, butiran yanr lolos saringan No. 4 (4.75 mm) dan
tertahan saringan No. 200 (0.075 mm).
Untuk menganalisa lebih lanjut, kita dapat membuat
klasifikasi tanah menurut sisten AASTHO dan sistem
UNIFIED.
Tabel Perhitungan

62

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Perhitungan

5. GAMBAR ALAT

63

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Gambar 8.2 Alat yang digunakan pada analisa saringa

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran dan susunan butir
(gradasi) tanah yang lolos saringan No.200
2. ALAT & BAHAN
2.1

2.2

Alat yang digunakan


1.

Timbangan

2.

Saringan no.200.

3.

Oven.

4.

Gelas silinder yang berukuran 1000 ml.

5.

Gelas silinder yang berukuran 125 ml.

6.

Karet penutup dengan diameter sama dengan gelas ukur

7.

Stopwatch.

8.

Bak air dengan temperatur tetap

9.

Alat ukur hidrometer

Bahan yang digunakan


1. Tanah yang lolos saringan no.200 sebanyak 50 gr.
2. Larutan Calgon ialah larutan kimia yang berfungsi
memisahkan butir-butiran tanah yang satu dengan yang lain.
3. Air suling.

3.

PROSEDUR PERCOBAAN
64

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. Ambil 50 gr tanah yang lewat saringan No.200, oven selama 24


jam.
2. Siapkan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah
butir-butir tanah untuk berflokulasi (bahan kimia yang biasa
digunakan adalah larutan calgon) Larutan ini dapat dihuat dengan
campuran 1000 ml air dengan 40 gram calgon
3. Ambil gelas ukur berukuran 1000 ml lalu isi dengan 10 ml larutan
calgon, la1u masukkan kedalam tanah yang telah dioven.
Tambahkan air sebanyak 125 ml, lalu biarkan larutan tersebut
selama lebih kurang 8 - 12 jam.
4. Tambahkan air suling kedalam gelas ukur sampai permukaan alr
menyentuh tanda yang menunjukkan 1000 ml.
5. Tutup gelas silinder dengan karet penutup, lalu koeok campuran
tersebut dengan cara membolak-halik silinder, lebih kurang 10
menit
6. Letakkan gelas silinder pada bak yang mempunyai temperatur
tetap. Catat waktu tesnya lalu masukkan alat ukur hidrometer
kedaiam gelas silinder secara perlahan-Iahan.

4.

PERHITUNGAN
Analisa perhitungan :
Rumus penyelesaian
Rcp = R + Temperature Correction + Zero Correction...VIII.2.1
Rcl = R + Minescus Correction ... VIII.2.2
dimana :
Rcp = Hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang sudah
dikoreksi.

65

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

= Hasil pembacaan alat ukur hidrometer.

Untuk persentase butiran-butiran halus dapat dihitung dengan


menggunakan

rumus :

% Butiran halus

Rcp
100% .......... VIII.3
Ws

dimana :
Ws = Berat kering contoh tanah

= Koreksi untuk berat jenis dari butiran tanah


GS 1.65
GS 1 GS

Rumus untuk mencari garis tengah butir-butir tanah adalah:


L

0,5

Rasio kekentalan air yang ditentukan dengan

VIII.4

dimana :

menggunakan grafik
L

Panjang

efektif

yang

menggunakan grafik yang


gambar

sesuai

dengan

ditentukan

dengan

diberikan pada
harga

yang

bersangkutan
t

= Waktu pembacaan

66

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Contoh tabel perhitungan :


Wak

D(mm)

tu

% butiran

(me

Rcp

nit)

halus
.Rcp
x100%
Ws

Rcl

L(cm)
xA
t ( menit )

(cm)

Kolom 2 : Adalah hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang diambil


pada waktu seperti yang tercantum pada kolom 1
Kolom 3 : hasil pembacaan alat ukur hidrometer yang sudah dikoreksi
(Rcp)untuk menentukan persenatse dari butir-butir tanah
halus Rcp = R + Ft + Fz, dimana :
Pt = Koreksi temperatur
pz = Koreksi bacaan nol (zero Correction}
Kolom 4 : Kolom ini berisikan persenatse dari butir-butir tanah yang
halus
dimana:
Ws = Berat kering contoh tanah:

=
Kolom 5

= koreksi untuk berat jenis dari butiran tanah


Gs x 1.65
(Gs 1) x Gs

: Kolom ini berisikan harga -harga Rei (Rei = R + Pm)


yang

akan digunakan untuk menentukan harga dari

panjang efektif (L)


Kolom 6

: Adalah harga-harga yang diberikan dari panjang efektif L


yang ditentukan dengan menggunakan grafik yang
67

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

diberikan pada gambar sesuai dengan harga R yang


bersangkutan.
Kolom7

: Kolom ini berisikan harga-harga A yang ditentukan


dengan

Kolom 8

menggunakan grafik.

: Kolom ini berisikan harga-harga dari D ( garis tengah


butir-butir tanah).

Tabel Perhitungan

Grafik Perhitungan

68

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Gbr Alat Percobaan Hidrometer


5. GAMBAR ALAT

Gambar 8.3 Alat yang digunakan pada percobaan Analisa Hidrometer

69

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan
tanah pada saat dibebani.
2. ALAT & BAHAN
2.1 Alat Percobaan
1. Tabung sample dan ekstruder
2. Ring konsolidasi
3. Spatula.
4. Konsolidometer
5. Batu pori
6. Kertas saring
7. Beban
8. Stopwatch
9. Jarum pembacaan
10. Timbangan
11. Oven
2.2 Bahan
Tanah hasil Hand Boring
3.

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Letakkan sampel pada ring konsolidasi, lalu letakkan pada alat


konsolidasi.

2.

Pasang dial, lihat kaki dial menyentuh pada bandul penekan.

3.

Putar baut penekan sehingga menumpu pada lengan, pada saat


ini lengan dalam keadaan seimbang.

4.

Bila lengan tidak seimbang, aturlah bandul keseimbangan


sehingga didapatkan kondisi lengan betul-betul seimbang.

70

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5.

Stel dial pada posisi nol

6.

Letakkan beban pertama pada dudukan beban atas

7.

Putar baut penekan sehingga lengan akan turun

8.

Baca deformasi tanah pada detik ke 6, 15, 30, kemudian pada


menit 1,2,4,8,15,30, dan pada 1,2,4,8 dan 24 jam. Setelah
dibebani 1 menit, sel konsolidasi diisi air sampai penuh.

9.

Pasang beban 2 kali beban pertama lakukan pembacaan sesuai


dengan

prosedur.

10. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam


2 tahap sampai mencapai beban pertama.
11. Setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan benda uji, ukur
tinggi sample, timbang lalu tentukan berat keringnya.

4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Koefisien Konsolidasi
CV

0,848 Hdr
2

t 90

0,197 Hdr
CV

........................................................ IX.1

t 50

dimana,

........................................................ IX.2

dr= d/2
d = tinggi tanah setelah perubahan (cm)

t90 dan t50 = adalah waktu konsolidasi pada waktu 90% dan
50%
Tebal bagian
Hs

Wd
................................................................ IX.3
Gs A w

71

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

dimana : Wd = Berat benda uji kering (gram).


Gs = Berat jenis tanah
= Luas tampang benda uji (cm2).

A
Angka Pori

e ( H Hs ) / Hs ........................................................... IX.4

dimana : H = Tebal benda setiap akhir beban


Hs = Tebal bagian padat
Harga Indeks Compressi (Cc) adalah kemiringan bagian lurus dan
grafik e log
Cc e log

e1 e 2 log 2 log 1 ....................... IX.5


Harga Po, Pc, Pb (dari grafik e log )

Tabel Perhitungan

72

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

GRAFIK PERHITUNGAN

73

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. GAMBAR / FOTO ALAT

74

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Gbr 9. Alat Percobaan Konsolidasi

75

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan bebas tanah
kohesif dalam keadaan asli (undisturbed) rnaupun keadaan buatan
(rernoulded).
Yang dimaksud kekuatan tekan bebas adalah tekanan aksial benda
uji pada saat mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksial
mencapai 20%.
2.

PERALATAN
1.

Saringan no. 40

2.

Spatula

3.

Tabung pipa dengan diameter 3,7 tinggi 7,5 cm

4.

Pisau pemotong

5.

Alat pengeluar contoh

6.

Timbangan

7.

Mesin unconfined compression test

8.

Trimer

9.

Dial deformasi

10. Proving ring


11. Oven laboratorium
3.

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Siapkan benda uji


Ambil tanah yang lolos saringan No. 40 secukupnya campur
dengan air suling sedikit demi sedikit sampai merata
(homogen).

2.

Siapkan tabung/pipa beri Vaseline bagian dalamnya, masukkan


76

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

benda uji tersebut sedikit demi sedikit sambil ditekan-tekan


dengan jari
3.

Keluarkan benda uji dengan alat pengeluar contoh.

4.

Letakkan benda uji pada plat di bawah trimer yang diameternya


sama dengan diameter benda uji, kemudian pasang plat atas
yang bertangkai melalui benda uji sambil diratakan bagian
pinggirnya dengan spatula sampai mencapai ketinggian 7,5 cm.

5.

Timbang benda uji.

6.

Letakkan pada plat penekan di bawah mesin tekan.

7.

Atur ketinggian plat penekan atas agar tepat menyentuh


permukaan atas aneh.

8.

Putar dial beban maupun dial deformasi pada posisi nol.

9.

Lakukan penekanan dengan memutar engkol (mesin manual)


atau

menghidupkan

Motor

(mesin

elektrik).

Kecepatan

penekanan diambil 1 % sampai 2 % permenit dari tinggi contoh


semula.
10. Baca dial beban pada regangan 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, dst sampai
benda uji mengalami keruntuhan.
11. Gambar pola keruntuhan tanah.
12. Oven benda uji tersebut.
13. Diketahui kadar air benda uji.

CATATAN

77

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

a) Bila engkol pemutar tidak bisa diputar dengan lancar, buka box
bagian bawah. Kencangkan baut bor yng menjepit gigi-gigi
penggerak lalu tambahkan stempet secukupnya.
b) Mur penjepit plat penekan atas harus selalu dalam keadan
kencang untuk mencegah rusaknya drat akibat aus.
c) Untuk mesin penekan elektrik, periksa bagian dalamnya secara
berkala.

Periksa

dudukan

motor,

kencangkan

baut-baut

penjepitnya untuk mengurangi getaran mesin.


d) Tambahkan oli pelumas pada speed reducer melaui lubang
pengisisan oli.
e) Ganti sabuk/ban pemutar bila sudah aus/slip.
f) Bial terjasi kebocoran arus listrik, periksa kabel arde/ ground atau
balikkan kedudukan steker input.
4.

ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
=

Luas sampel ( cm2 ).

LRC

Kalibrasi alat kuat tekan ( kg/div ).

Pembacaan deformasi ( mm ).

Jika diketahui : A

Diperoleh rumus :
a. Regangan aksial

h
........................................................................... X.1
h

b. Gaya aksial
P = Pembacaan Beban x LRC ....................................... X.2
c. Koreksi luas
Ao
Sh
1
h

78

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

A=

.............................................................. X.3

d. Tegangan

P
A

......................................................................... X.4

Tabel Perhitungan

Grafik Perhitungan

79

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpetasi

80

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Tanah yang mendapat tekanan dari atas akan melakukan


reaksi untuk melawan

gaya tekan tersebut. Gaya yang

diberikan untuk memecahkan tanah atau untuk memendekkan


tanah sebesar 20 % dari panjang semula apabila tanah belum
pecah, disebut kuat tekan bebad maksimal.
Dengan anggapan tanah tidak dapat menahan tekanan dari
atas lagi. Disebut kuat tekan bebas karena disamping tidak
dikekang, tidak dibungkus karet dan tidak ada tekanan sel
().
Percobaan ini merupakakn cara sederhana, cepat dan mudah
dibanding denan cara triaksial. Cara ini mirip dengan
pengujian ketahahan

batas dengan

benda uji silinder/

triaksial denag tekanan = 0.


Dalam praktek digunakan kekerasan tanah lempung yang
berdasarkan besar kuat tekan bebas. Dari nilai kuat tekan
bebas (Qu), kita dapat memperoleh nilai kohesi tanah (c) dan
sudut gesek internal tanah () dengan rumus :

Diamana ; Qu =
Untuk nilai Qu berdasarkan konsistensi sifat tanah dapat
dilihat pada tabel hubungan Qu dan konsistensi tanah
dibawah ini :

Qu (kg/cm2)

Konsistensi

81

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

< 0.25
0.25 0.50
0.50 1.00
1.00 2.00
2.00 4.00
> 4.00

Vey soft
Soft
Medium
Stiff
Very Stiff
Hard

5. GAMBAR / FOTO ALAT

Gambar 10. Alat yang digunakan pada percobaan Kuat Tekan Bebas

82

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan nilai cohesi c dan sudut
geser dalam tanah () secara tepat.

2. PERALATAN

3.

1.

Mesin Pembebanan

2.

Kotak geser

3.

Beban

4.

Tabung sampel

5.

Dial pembacaan

6.

Proving ring

7.

Wire saw

8.

Stopwatch

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Siapkan benda uji sebanyak 3 buah

2.

Masukkan contoh. tanah kedalam tabung pembuat contoh


(sample

tube),

kemudian

keluarkan

dengan

alat

pengeluarnya (extrude). Ratakan tanah yang menonjol di


kedua ujung benda uji dengan pisau pemotong (wire saw).
3.

Timbang benda uji dengan ketelitian 0.1 gram

4.

Stel bak geser dimana plat geser bawah diletakkan pada


permukaan dasar bak perendam kemudian kencangkan baut
pengunci.

5.

Setelah itu pasang plat geser atas kemudian pasang pen sehingga
plat geser bawah dan atas lubangnya akan simetris.

83

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

6.

Kemudian masukkan plat atas kemudian batu pori. Setelah itu


letakkan benda uji kemudian himpit dengan batu pori dan
penekan contoh.

7.

Pasang instalasi muatan dan palang kecilnya akan berhubungan


dengan lengan keseimbangan. Kemudian atur handle setelah
seimbangnya.

8.

Pasang dial pergeseran dan proving ring.

9.

Atur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan atur pula dial
proving ring pada angka nol.

10. isi bak perendam dengan air sesuai kebutuhan.


11. pasang beban pertama kemudian catat proses konsolidasi,
tentukan t 50 untuk penentuan kecepatan pergeseran.
12. Buka pen pengunci lalu putar pen peregang.
13. Putar engkol sehingga tanah mulai menerima beban geser. Baca
dial proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai
tercapai beban maximum atau deformasi 10% diameter benda
uji.
14. Masukkan benda uji kedua sesuai prosedur 3 s/d 9 (gunakan 2
kali beban pertama). Untuk benda uji ketiga lakukan seperti
prosedur 10 s/d 12 diatas (gunakan beban 3x).
4.

ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus
Pada sampel yang diadakan pengujian, terjasi 2 gaya yang
bekerja yaitu gaya vertical Pv dan gaya Horizontal Ph, dimana :

84

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

A adalah luad specimen


1. Proses menghitung gya geser
P = 0.21 * (X)0.991
X = pembacaan arloji
2. Menghitung luas bidang geser

D = diameter sampel (cm)


3. Menghitung tegangan geser

4. Menghitung pergeseran
Pergeseran = Waktu x Kecepatan pergeseran
5. Menghitung regangan pecah

6. Tebal benda uji/sampel


Tebal = Tebal awal Penurunan
7. Membuat grafik hubungan antara tegangan geser () dan
tegangan normal (), kemiringan terhadap sumbu
adalah sudut gesek intern dan perpotongan garis
tersebut sengan sumbu ordinat adalah nilai kohesi
tanah sesuai rumus Coulomb :

Tabel Perhitungan

85

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Perhitungan

Interpretasi
Kuat geser tanah adalah kemapuan tanah untuk melaean
pergeseran yang terjadi dalam tanah.

86

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Apabila tegangan normal tanah melampaui kuat geser


tanah, maka akan terjadi kelongsoran.
Kuat geser tanah diperlukan untuk brbagai macam soal
praktis, terutama untuk menghitung daya dukung tanah,
tegangan tanah terhadap didnding penahan tanah dan
kestabilan lereng.
Kuat geser langsung juga menunjukkan apakah termasuk
tanah padat atau kurang padat.
5. GAMBAR ALAT

Gambar 11. Alat yang digunakan pada percobaan Geser Langsung

87

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas tanah berbutir
kasar maupun halus secara laboratories.

2. SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tabung Permeabilitas
2. Batu Berpori
3. Corong
4. Buret
5. Gelas Ukur
6. Slang
7. Stopwach
8. Aquades
9. Jangka sorong
10. Ring contoh
3. PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Constan Head

a. Ambil contoh pasir secukupnya.


b. Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi
selama pengisian tabung sehingga campuran tersebut dapat
mengalir bebas untuk membentuk lapisan-lapisan dalam
tabung.
c. Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori kedalamnya.
d. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung. Pengisian
diteruskan sampai didapatkan ketinggian tanah 6 cm.
e. Padatkan lapisan tanah tersebut, sampai ketinggian yang

88

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

diinginkan
f. Letakkan batu pori diatasnya lalu masukkan pegas. Tutup
kembali tabung tersebut, catat tinggi benda uji dalam tabung.
g. Nyalakan stopwatch dan tampung air yang keluar dengan
gelas ukur.
Catat waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume
tertentu.
2. Falling Head
a. Ambil contoh tanah kering udara.
b. Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi
selama pengisian tabung sehingga campuran tersebut dapat
mengalir bebas untuk membentuk lapisan-lapisan dalam
tabung.
c. Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori kedalamnya.
d. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung.
e. Letakkan batu pori dan pegas diatasnya lalu tabung ditutup,
catat tinggi benda uji dalam tabung
f. Pasang buret pada tempatnya lalu atur ketinggiannya.
Tempatkan mistar panjang disamping buret sehingga beda
tinggi antara air dalam buret dengan lubang pengeluaran pada
tabung bisa diketahui.
g. Hubungkan selang intake ke buret. (kran buret dalam posisi
tertutup)
h. Bila perlu gunakan pompa vacuum untuk menghampakan
tabung selama 30 menit. Buka kran buret dan biarkan air
mengisi seluruh tabung, tambahkan air kedalam buret terusmenerus. Proses penjernihan ini bisajuga dilakukan tanpa

89

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

pompa-vacuum
i. Alirkan air melalui benda uji sampai debitnya konstan lalu
tutup kembali kran buret.
j. Isi buret sampai skala tertentu sebagai tinggi awal.
k. Setelah 2 menit catat tinggi akhir air pada buret
4. ANALISA / PERHITUNGAN
Penyeleseian rumus
1.

Metode Constant Head


Koefisien permeabilitas adalah suatu besaran konstan
proporsional yang berhubungan dengan mudahnya suatu zat
cair melewati suatu poros suatu mdium.
Pada dasarnya metode Constan Head atau Falling Head
menggunakan rumus Darcy untuk menentukan besaran
koefisien permeabilitas
V=k.i
Dan kaitannya dengan aliran rata-rata adalah :
Q = k. i . A
Dimana :
Q = Volume air yang terkumpul (cm3).
K = koefisien permeabilitas
I = gradient hidrolik = h/L
H = selisih ketinggian dari sampel
L = panjang sampel diaman h ditentukan
A = luas potongan melintang masa tanah
Atau :
Koefisien permeabilitas :
KT

QL
........................................................... XII.1
A h t

90

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Dimana : q = Q/t
2.

Metode Falling Head


KT

hi
QL
...................................................... XII.2
ln
At
hf

dimana :
Q =

Volume air yang terkumpul (cm3).

L =

Panjang sampel (cm).

A =

Luas potongan melintang sampel (cm2).

h =

Ketinggian hidrolik (cm).

hi =

Tinggi air mula-mula (cm).

hf =

Tinggi air akhir percobaan (cm).

= Waktu pengujian (det).

KT =

Koefisien

permeabilitas

pada

suhu

saat

percobaan.
3.

Koefisien Permeabilitas untuk tanah homogen, isotropic


tergantung pada :
Viscositas pori fluida (biasanya air), pada waktu
temperatur bertambah, viskositas air berkurang dan
koefisien permeabilitas beratmbah serta aliran air
meningkat.

Koefisien

permeabilitas

distandarisasikan pada suhu 200 C dan koefisien


permeabilitas pada segala temperatur :
T
........................................... XII.3
K 20 KT
20

dimana :
KT

Koefisien permeabilitas pada suhu saat


percobaan.

Kekentalan air pada suhu pada saat


percobaan.
91

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

20

Kekentalan air pada suhu 20 C.

Void ratio
Ukuran

dan

bentuk

butiran.

Allan

Hazen

mempelajari pasir penyaring untuk pekerjaan air dan


menyimpulkan bahwa bagi pasir bersig dan kerikil,
koefisien permeabilitasnya dapat dinyatakan :
K = 100 (D10)2
Untu ukuran butir (D) : 0,1 < D10 < 3,0 mm.

Tabel Perhitungan

92

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat memnembus
materi yang berpori. Tanah adalah termasuk bahan permable. Air
dapat masuk ke dalam pori-pori tanah. Permeabilitas tanah
ditentukan ukuran pori, jenis tanah, dan kepadatan tanah yang
dinyatakan dengan koefisien permeabilitas = k.

93

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Nilai k untuk tanah tertentu pada tabel sebagai berikut :


Jenis tanah
Kerikil
Kerikil halus/pasir
Pasir sangat halus
Pasir lanau
Lanau tidak padat

K (cm/dtk)
> 10 -1
10 -1 - 10 -3
10 -3 - 10 -5
10 -3 - 10 -5
10 -3 - 10 -5

Lanau padat

10 -5 - 10 -7

Lanau lempung
Lanau tidak murni
Lempung

-5

Keterangan
Permeability tinggi
Permeability sedang
Permeability rendah
Permeability sangat
rendah

-7

10 - 10
10 -5 - 10 -7
< 10 -7

Impervious (rapat air)

Tanah dengan nilai k tertentu sebagai bahan drainase :


k > 10-4 cm/det
10-6 < k < 10-4

: drainase baik
cm/det

k < 10-6 cm/det

: drainase baik
: drainase baik

Tanah dengan nilai k tertentu sebagai bahan bangunan :


k > 10-4 cm/det

: digunakan

sebagai

bahan pervious
10-6 < k < 10-4 cm/det

: digunakan

sebagai

bahan impervious
5. GAMBAR ALAT

94

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Gbr 12. Alat yang digunakan pada percobaan Permeabilitas

1. MAKSUD PERCOBAAN
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah . Test ini disebut juga proctotor test dan dapat
dilakukan
secara standard maupun modified.
2. SPESIFIKASI PERLATAN

95

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1. Standart proctor mold.


2. Modified proctor mold
3. Standart proctor mammer
4. Modified proctor mammer
5. Alat pengeluar contoh
6. square pan
7. Container
8. Graduated cylinder
9. Scoop
10. Trowel
11. Pisau pemotong
12. Rubber mallet
13. Steel wire brush
Peralatan penunjang
1. Moisture contyent test set
2. Saringan No.4
3. Heavy daty solution balance
3.

Prosedur Percobaan
1.

Siapkan sample tanah yang sudah dijemur lalu hancurkan


dengan

menggunakan

palu

karet

lalu

saring

dengan

menggunakan saringan No.4


2.

Tentukan kadar air tanah tersebut dengan menggunakan speedy

3.

Pisahkan 5 buah sample tanah masing-masing seberat 2 kg


kemudian masukkan ke dalam kantong plastik.

4.

Diamkan selama 24 jam / 1 hari.

5.

Ambil salah satu sample tadi kemudian semprotkan dengan air


sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dengan tangan sampai
merata. Penambahan air dilakukan sampai didapat campuran
96

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

tanah bila dikepalkan dengan tangan lalu dibuka, tidak hancur


dan tidak lengket. Setelah didapat campuran tanah seperti ini ,
catat jumlah air yang ditambahkan tadi
6.

Hitung penambahan air yang diperlukan untuk membuat sample


tanah dengan kadar air yang berbeda
Lakukan penambahan air sesuai dengan perhitungan lalu
simpan sample tanah tersebut selama 24 jam agar didapatkan
kadar air yang benar-benar merata.

7.

Timbang mold standard dalam keadaan bersih dan kosong


dengan ketelitian 1 gr. kemudian olesi dengan oli agar benda uji
tersebut tidak melekat pada mold.

8.

Pasang kollar lalu kencangkan dan tempatkan pada tumpuan


yang kokoh.

9.

Ambil salah satu sample tanah dari dalam kantong plastik yang
telah dipersiapkan tadi kemudian isikan kedalam mold kurang
lebih sampai setengah tinggi. Tumbuk dengan palu pemadatan
standard 5.516 sebanyak 25 kali secara merata sehingga setelah
memadat, tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi mold.

10. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga
sehingga lapisan terakhir mengisi sebagian collar.
11. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan Straight edge ( pisau pemotong ).
12. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah bekas
potongan sehingga didapatkan permukaan yang rata.
13. Timbang mold dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian l gram.
14.

Keluarkan sample tanah dari mold dengan menggunakan


extruder mold dan ambil dua buah sample dibagian intinya

97

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

untuk diperiksa kadar airnya.


15. Lakukan hal yang sama untuk kadar air yang lain sehingga
didapat 5 data pemadatan
Cara Modified proctor
1.

Untuk cara modified proctor, bisajuga menggunakan mold


berdiameter 4" atau 6" dan palu pemadatan 10 lb.

2.

jumlah lapisan per mold adalah 5 lapis

3.

jumlah tumbukan per lapis untuk mold diameter 4" adalah 25


kali tumbukan dan untuk mold 6" adalah 56 kali tumbukan

CATATAN
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil
percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva halus yang paling
mendekati dengan titik-titk yang diagambarkan dan tentukan berat
isi kering maksimum dari kurva tersebut denga ketelitian 0.01 gr/cc.
Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maximum ini adalah
kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %. Setelah
diketahui W dan d maksimum gambarlah garis jenuh (zero air viod

98

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

line) dengan rumus :

Dimana :

Gs = berat air jenuh


= berat isi air (gr/cc)
W = kadar air (%)
Sr = derajat kejenuhan

Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air viod
line) dan pada harga kadar air tertinggi menjadi sejajar dengan garis
tersebut.
Tanah yang telah dipadatkan dapat digunaka lagi jika butir tanah
belum pecah. Untuk tanah yang berbutir halus, petunjuk yang baik
guna mendapatkan kadar air optimum adalah batas palstis.
Alat tumbuk mekanis harus dikalibrasi dan kerataan alat alat perata
harus diperhatikan .
Volume cetakan dikalibrasi menurut cara pemerikasaan Berat isi
Aggregat.
4. ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleaian Rumus
Rumus mencari kadar air () :

W5
x100% ............................................... XIII.1
W7

Dimana :
W5 = Berat air (gram).
W5 = W3 W4

99

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

W7

= Berat tanah kering (gram).


W7 = W4 W6

W3 = Berat tanah basah + container


W4 = Berat tanah kering + container
W6

= Berat container

Rumus mencari kadar air akhir :


Kadar air akhir = kadar air mula-mula + (((kadar air mula-mula +
penambahan air) / berat tanah) x 100 ................................ XIII.2
Rumus mencari berat volume basah :
wet

Wwet
........................................................XIII.3
Vmould

Dimana :
Wwet = Berat tanah basah (gram).
Wwet = W2 W1
= Volume mould (cm3)

W1 = Berat mould (gram).


W2 = Berat tanah basah + mould (gram)
Rumus mencari berat kering ( Wdry ) :
Wdry

Wwet

1

100

..................... XIII.4

Rumus mencari berat isi kering (dry ) :


dry

Wdry

Vmould

.... XIII.5

Rumus mencari berat isi basah ( wet ) :


wet

Gs
1 ( Gs) ....................................... .. XIII.6

100

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Dimana :
Gs = Berat jenis
= Kadar air (%).
Interpretasi
Percobaan pengujian kompaksi ini, dapat digunakan dalam
pelaksanan pemadatan di lapangan mengenai :
Kadar air tanah yang disyaratkan untuk mencapai syarat
kepadatan yang dikehendaki.
Tebal lapisan tanah yang dipadatkan.
Jumlah lintasan atau tumbukan alat pemadat untuk tiap
lapisan pemadatan.
Jika ingin mendapatkan kadar air optimum, anda harus membuat
grafik hubungan antara berat volume kering (k) sebagai ordinat
dan kadar air (w) sebagai absis, dimana :
Kadar air optimum, w optimal, adalah kadar air optimum
yang merupakan puncak garis lengkung pada grafik.
Kepadatan maksimal, k max, adalah berat volume kering
pada pemadatan dengan kdar air optimum.
Maksud pemadatan tanah antara lain untuk :
Mempertinggi kuat geser tanah
Mengurangi sifat mudah mampat
Mengurangi permeabilitas
Mengurangi perubahan volumr sebagai akibat perubahan
kadar air, dll
Penyelidikan

pada

tanah

lempung

yang

dipadatkan

memperlihatka bahwa bila pemadatan dilaksanakan sampai pada


kering optimum, susunan tanah akan tidak bergantung pada
101

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

macam pemadatannya. Pemadatan tanah dengan kadar air pada


basah optimum akan megurangi susunan, kuat geser, serta sifat
kemampatan tanahnya. Pada usaha pemadatan yang sama,
dengan penambahan kadar air, penyesuaian susunan butir akan
bertambah. Pada kering optimum susunan tanah selalu
terflokulasi. Sebaliknya, pada basah optimum susunan tanah
menjadi lebih terdsipersi beraturan.

Tabel Perhitungan

102

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Perhitungan

103

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. GAMBAR / FOTO ALAT

Gambar 13. Alat yangdigunakan dalam percobaan kompaksi

1. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR tanah
dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada
kadar air tertentu.
2.

SPESIFIKASI PERALATAN

104

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

1.

Mesin penetrasi CBR

2. CBR mold
3. Piringan Pemisah
4. Palu penumbuk
5. Piston penetrasi
6. Pengukur beban dan penetrasi
7. Alat Pengeluar contoh (extruder mold)
8. Timbangan 20 kg

3.

Prosedur Percobaan
1.

Ambil contoh tanah kering seperti yang digunakan pada


percobaan pemadatan, sebanyak 3 contoh dengan berat masingmasing 6 kg

2.

Campur bahan tersebut dengan air sampai kepadatan air


optimum. Untuk mencapai kadar air optimum tersebut
diperlukan penambahan air dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

3.

Penambahan air : 600 x ( 1-

100 A
)
100 B

Dimana :
A = Kadar air Asli (%)
B = Kadar air optimum (%) [ dari data kompaksi ]
600 = jumlah contoh (gr)
4.

Masukkan contoh tersebut ke dalam kantong plastik dan tutup


dengan rapat agar tidak terjadi penguapan. diamkan selama 24
jam .

5.

Pasang CBR mold pada alas dan timbang. Masukkan keeping


pemisah (spacer dish). lalu letakkan kertas saring di atasnya

105

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

6.

Padatkan masing-masing contoh tersebut dalam CBR mold


dengan jumlah tumbukan 10, 25, 60 dengan jumlah lapisan dan
berat pemadat sesuai dengan penggunaan pemadatan ringan
(standard compaction). Bila contoh tersebut akan direndarn.
periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila contoh tersebut
tidak direndam maka pemeriksaan kadar air dilakukan setelah
benda uji dikeluarkan dari cetakan

7.

Lepaskan collar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat


perata. Tambal lubang-lubang yang mungkin terjadi karena
lepasnya butir-butir kasar dengan bahan yang lebih halus

8.

Keluarkan piring pemisah (spacer dish) dan kertas saring,


baliklah dan pasang kembali mold yang berisi contoh pada alas,
kemudian timbang

9.

Untuk pemeriksaan CBR langsung, contoh ini tetap siap


diperiksa.
Bila dikehendaki CBR yang direndam (soaked CBR) harus
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Pasang kertas saring di kedua permukaan contoh dalam


mold, lalu pasang kembali alasnya dengan posisi mold
terbalik

Letakkan keeping beban di atasnya, seberat 10 lbs (sebagai


beban pengganti yang akan dilimpahkan pada tanah
nantinya)

Rendam mold tersebut dalam air, sehingga air dapat


meresap dari atas maupun dari bawah. Pasang alat pengukur
pengembangan, cacat pembacaan pertarna, kemudian
pembacaan dilakukan setiap 4 x 24 jam

Permukaan air selama perendaman harus tetap (kira-kira 2,5

106

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

cm) di atas permukaan contoh. Bila contoh sudah tidak


mengalami pengembangan sebelum 2x 24 jam, proses
perendaman dihentikan. Catat pembacaan pada akhir
perendaman

Angkat mold dari dalam air, buang genangan air yang ada di
atasnya.
Angkat alat pengukur pengembangan dan keping, kemudian
mold beserta isinya ditimbang kembali

10. Pasang kembali keping beban seberat 10 Ibs di atas permukan


benda uji. letakkan mold diatas piringan penekan pada alat
penetrasi CBR
11. Atur piston penerrasi supaya menyentuh permukaan benda Uji,
kemudian letakkan penetrasi sampai arloji beban menunjukkan
beban permukaan sebesar 4.5 kg atau 10 Ibs. pembebanan
permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian
arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi dinolkan.
12. Berikan pembebanan yang teratur sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan 1.27 mm/menit atau 0,05"/menit
13. Catat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan
maksimum terjadi sebelum penetrasi 0.05"
14. Keluarkan benda uji dari tekanan dan tentukan kadar air dari
seluruh lapisan. Benda uji untuk pemeriksaan Kadar air
sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus,
sedangkan untuk tanah berbutir kasar sekurang-kurangnya 500
gram.

107

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

CATATAN

Bersihkan dan keringkan mold yang telah selesai untuk


mencegah karat, demikian pula peralatan lainnya
Jaga ujung

piston penetrasi agar tidak terpukul karena bisa

menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaannya.


Kencangkan mur-mur prisma mesin penetrasi untuk mencegah
keausan drat tiang
Lumasi drat pengatur ketinggian alat pengukur pengembangan
supaya dapat diputar dengan lancar dan tidak berkarat
Kencangkan mur penutup palu penumbuk sebelum dipakai
supaya tinggi jatuhnya benar-benar standard dan dratnya tidak
aus
Bila saat jack diputar tidak lancar berbunyi, buka piringan
penekan tempat mold. Hilangkan dempul yang menutup kepala
baut (borg) yang longgar dengan kunci .
4.

ANALISA/ PERHITUNGAN
Penyeleseian Rumus

Kadar air.
W

Ww
100 %
Wd

.................................................

XIV.1
Dimana : Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering

Berat Isi

108

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Berat isi basah


wet

Wwet
Vmould

...................................................

XIV.2
-

Berat isi kering


dry

wet
1

......................................................

XIV.3
Nilai nilai penurunan dan beban diplotkan ke dalam

grafik sehingga di dapatkan persamaan regresinya, kemudian nilai


x ( 0.1 & 0.2 inch ) dimasukkan ke dalam persamaan regresinya
sehingga didapatkan nilai beban (lbs).
Dari nilai beban dibagi dengan 3000 (untuk penurunan 1

inch) & 4500 (untuk penurunan 2 inch) didapatkan nilai CBRnya, lalu nilai CBR ( 1inch + 2inch ) / 2 untuk dapat nilai CBR
rata-rata.

Interpretasi
Dalam percobaan ini, kita menggunakan nilai CBR untuk
penetrasi 0.1. Apabila dalam pemeriksaan ternyata nilai
CBR untuk penetrasi 0.2 lebih besar dari nilai 0.1, maka
percobaan harus diulang.

109

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Apabila ternyata pada percobaan ulangan ini nilai CBR


untuk 0.2 tetap lebih besar dari pada nilai 0.1, maka nilai
CBR yang digunakan adalah nilai CBR untuk 0.2
Dari hasi CBR, kita dapat menilai tanah yang sedang diuji,
apakah memenuhi criteria daya sukungnya dalam subgrade,
subbase, dan base pada teknik jalan raya.
CBR

General Rating

Uses

No.
03
37
7 20

Classification System
Unified
AASTHO

Very Poor
Poor to fair
Fair

Subgrade
Subgrade
Subbase

OH, CH, MH, OL


OH, CH, MH, OL
OL, CL, ML, SC,

A5, A6, A7
A4,A5,A6,A7
A2, A4, A6,

20 - 50

Good

Base, subbase

SM, SP
GM, GC, SW, SM,

A7
A1b,

> 50

Excellent

Base, subbase

SP, GI
GW,GM

A3, A2-6
A1a, A2-4, A3

A2-5,

Tabel Perhitungan

110

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Hasil Perhitungan

111

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

5. GAMBAR / FOTO ALAT

Gambar 14. Alat yang digunakan pada prcobaan CBR

Pengujian triaksial dapat dilaksanakan dengan 3 cara yaitu :


1.

Pengujian

dengan

cara

unconsolidated-undrained

(tanpa

terkonsolidasi tanpa drainase) (UU).

112

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2.

Pengujian dengan cara consolidated-undrainage (terkonsolidasitanpa drainase) (CU).

3.

Pengujian dengan cara consolidated-drainage (terkonsolidasi


dengan drainase) (CD).
Pengujian dengan cara Unconsolidated-Undrained / pengujian cepat,

benda uji mula-mula dibebani dengan penerapan tegangan sel, kemudian


dibebani dengan beban normal, melalui penerapan tegangan deviator
sampai

mencapai

keruntuhan.

Pada

tegangan

deviator

selama

pergeserannya, tidak diizinkan air keluar dari benda ujinya. Jadi selama
pengujian, katup drainase ditutup. Karena pada pengujiaanya air tidak
diizinkan mengalir keluar, beban normal tidak ditransfer ke butiran
tanahnya. Keadaan tanpa drainase ini menyebabkan adanya tekanan
kelebihan tekanan pori (exess pore pressure) dengan tidak ada tahanan
geser hasil perlawanan dari butiran tanahnya.
Pengujian

dengan

cara

Consolidated-Undrained

pengujian

terkonsolidasi cepat. benda uji mula-mula dibebani tegangan sel tertentu


dengan mengizinkan air mengalir keluar sampai konsolidasi selesai.
Tegangan deviator kemudian diterapkan dengan drainase dalam keadaan
tertutup, volume tidak akan berubah selama pergeserannya. Pada
pengujian cara ini, akan terjadi kelebihan tekanan air pori dalam benda
ujinya. Pengukuran tekanan air pori dapat dilakukan selama pengujian
berlangsung.
Pengujian dengan cara Consolidated-Drained, mula-mula tegangan
sel tertentu diterapkan pada benda uji dengan katup drainase terbuka
sampai konsolidasi selesai. Kemudian dengan katup drainase tetap
terbuka, tegangan deviator diterapkan dengan kecepatan rendah sampai
benda uji runtuh. Kecepatan pembebanan yang rendah dimaksudkan agar

113

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

dapat menjamin tekanan air pori nol selama pergeserannya. Pada kondisi
seperti ini seluruh tegangan selama proses pengujian ditahan oleh
pergeseran antar butirnya.

UNCONSOLIDATED UNDRAINED
1.

MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengukur Unconsolidated Undrained Strength terhadap
specimen yang berbentuk silinder dari tanah kohesif baik dalam
keadaan undisturb maupun remolded, dengan menggunakan salah
satu cara : strain controlled pada alat triaxial compression test load,
dimana specimen dalam keadaan menerima tekanan sekelilingnya di
dalam triaxial chamber (cc) triaxial.
Data yang diperoleh melalui cara ini adalah strenghth properties
dalam hubungan stress-strain tanah meliputi lingkaran tegangan mohr
dan modulus of deformation.

2.

SPESIFIKASI ALAT
Axial loading device, alat triaxial yang berguna dongkrak
yang digerakkan oleh motor electronic melalui transmisi getar,
yang dilengkapi dengan compressor untuk memberikan tegangan
hidrolik ke dalam chamber triaxial.
Axial load measuring device, berupa proving ring, sratin
gage, hydraulis load coil untuk tanah dengan principal stress pada
saat failure ( 1 ton / feet2) deviace harus mampu satuan axial load
sampai ketelitian 0,01 1 ton/feet 2. Untuk tanah dengan principal
stress pada saat failure 1 ton/feet2, axial load measuring device

114

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

harus sanggup mengukur axial load sampai ketelitian 1% dari


axial load pada saat failure.
Chamber

pressure

maintaining

device,

mengontrol

pressure regulator dan diukur dengan pressure gage.


Triaxial compression chamber, alat dimana di dalamnya
dipasang cylinder sell specimen, ditutup dengan impermeable
membrane yang di atas specimen dan bawahnya dipegang oleh
specimen base.
Piston

dipasang

centrist

di

atas

specimen

untuk

meneruskan beban axial. Piston dibuat sedemikian sehingga


gesekannya kecil.
Specimen sap dan base, dari bahan tahan karat dan bulat.
Diameter specimen cap dan base harus sama denga diameter
tanah specimen. Specimen base dihubungkan dengan axial
chamber sedemikian rupa agar dapat memegang piston tetap
horizontal. Specimen cap dibuat sedemikian rupa agar dapat
memegang piston tetap centrist. Permukaan slinder specimen
yang berhubungan dengan membrane harus rata dan bebas dari
geseran-geseran agar tidak terjadi kebocoran-kebocoran.
Deformasi indikator, dial indikator dengan ketelitian 0,001
inchi, dan mempunyai kapasitas pengukuran paling sedikit sedikit
20% panjang specimen.
Rubber membranes, digunakan untuk membungkus
specimen dan menjaga kebocoran, tebal total membran tidak
boleh melebihi 1 % dari diameter specimen.
Sample ejector, harus dapat mengeluarkan inti tanah,
tanah dari tabung sample pada arah sama seperti waktu sample
tersebut dimasukkan ke dalam tabung dan tidak merusak sample.

115

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Varnier capiler, harus cocok untuk menetapkan ukuran


specimen sampai ketelitian 0,01 inchi.
Timer, alat pengukur kelangsungan waktu sampai
ketelitian 1 detik, digunakan untuk menetapkan rate of stress atau
strain.
Weight device (balance), harus dapat menimbang soil
specimen dengan ketelitian sebagai berikut : specimen yang < 100
gram ditimbang sampai ketelitian 0,001 gram dan specimen yang
> 100 gram ditimbang sampai ketelitian 0,1 gram.
Perlengkapan lainnya :

3.

Specimen trimming

Membrane expander

Remolding eppatus

Moisture constant containers

Data sheet yang diperlukan.

PROSEDUR PERCOBAAN
a. Mempersiapkan contoh tanah (specimen) dengan mengikuti
beberapa ketentuan yaitu :
-

Ukuran specimen, perbandingan tinggi dan


diameter harus sekitar 2 dan 3. Dengan menggunakan vernier
caliper, tinggi dan diameter specimen ditetapkan sampai
ketelitian 0,01 inchi (0,2 mm). Diameter minimum 1,3 inchi
untuk ukuran-ukuran partikel terbesar yang terkandung /10
dari diameter specimen. Untuk specimen yang berdiameter
2,8 inchi atau lebih, ukuran partikel tanah serbesar diameter
specimen. Ketentuan lain harus dicatat pada tabel data.

116

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Undisturbed

specimen,

disiapkan

dari

undisturbed sample yang lebih besar (dari tabung contoh).


Waktu memegang specimen harus hati-hati jangan sampai
terganggu, ukuran-ukuran berubah atau jangan sampai
terganggu. ukuran-ukuran berubah atau kadar air berkurang.
Berat specimen ditimbang. Kemudian ditutup dengan rubber
membrane dan diikat pada specimen cap dan base. Ambil
sample yang representative dari sisa potongan specimen untuk
tes kadar air, pada kondisi awal ( sebelum dilakukan tes
triaxial).
-

Remolded specimen, disiapkan dari undisturbe


specimen yang sudah hancur atau dari disturbed sample.
Campur material ini di dalam kantong plastik (karet) dan
hancurkan dengan tangan (diremas). Padatkan disturbed
material di dalam mold (pencetak specimen), sesuai dengan
kadar air dan kepadatan yang dikehendaki, keluarkan dari
mold, timbang beratnya, kadar airnya dan densitynya.

b. Dengan specimen yang ditutup dalam membrane, yang diikat


pada specimen cap dan base dan telah terpasang dalam chamber,
pasanglah triaxial chamber dan stel pada posisi axial loading
device, hubungkan alat pengukur tegangan dan isilah chamber
dengan cairan. Sesuaikan alat pengukur tegangan dengan pressure
chamber tetapi usahakan agar tidak terjadi gaya ke arah / pada
piston yang akan menimbulkan rekasi terhadap alat pembebanan
triaxial. Sebelum piston mengenai specimen cap, ukur dan catat
gesekan piston mula-mula akibat gaya ke atas akibat chamber
pressure,

yang

dilanjutkan

digunakan

untuk

mengoreksi

pembacaan axial load atau alat pengukur beban axial. Setelah

117

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

piston menyentuh specimen, catat pembacaan pertama pada


deformasi indicator.
c. Cara dengan Contolled Strain, segera setelah tekanan chamber
diberikan,

dimulai

beban

axial

dikerjakan

sehingga

mengakibatkan axial strain sebesar 0,5-0,2 % per menit, dan catat


beban dan perubahan-perubahannya setiap : 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ;
0,5 % starin (pada setiap 0,5 % setelah mencapai 3 % dan setiap 1
% setelah 10 % strain dan tiap 2 % jika strain telah melebihi 10
%). Pembebanan dihentikan pada 15 % strain jika telah terjadi
keruntuhan, jika belum teruskan sampai 2 % strain. Pembacaan
diambil sedemikian rupa supaya bisa digambar stress-strain
curve.
d. Cara dengan Controlled Stress, dimana sebelum tes, perkirakan
bahan axial yang akan terjadi pada saat failure untuk specimen
yang bersangkutan (berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan
pengalaman untuk berbagai type alat dan jenis material); segera
setelah bekerja chamber pressure, beban axial pertama ditaruh
pada specimen sebesar 1/10 1/15 dari beban axial yang
diperkirakan akan terjadi pada saat failure. Setelah 0,5 3 menit
baca perubahan (deformasi) kemudian beban berikut diletakkan
lagi di atas specimen seperti yang pertama dan seterusnya.
Lakukan proses ini terus sampai terjadi keruntuhan pada
specimen atau sampai 20 % strain. Perubahan-perubahan yang
terjadi dicatat sebelum penambahan masing-masing beban.
e. Tentukan kadar air. Buat sheet dari specimen pada keadaan
failure, kalau bisa sudut keruntuhan diukur.

CATATAN
118

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan


Triaxial sebagai berikut :
Kekuatan tanah tergantung pada tegangan yang bekerja
dalam air pori selama pembebanan maupun pada tegangan total
yang dihasilkan oleh pembebanan ; jika air pori dibiarkan
mengalir dari / ke dalam pori tanah pada saat beban bekerja
mengakibatkan tegangan air pori tidak sesuai dengan keadaan
dimana drainase tidak boleh terjadi.
Untuk metode ini drainage tidak boleh terjadi, karena
kekuatan tanah diukur dalam keadaan tegangan total, ini hanya
akan sesuai dengan keadaan lapangan pada keadaan dimana
drainage tidak terjadi selama pembebanan.
Principal stress difference adalah selisih antara mayor dan
minor principal stress pada specimen atau sama dengan unit axial
load yang merupakan perbandingan antara axial load dan luas
penampang specimen.
Triaxial compression test adalah specimen yang berbentuk
prisma yang ditekan sekelilingnya oleh cairan di dalam pressure
chamber dan ditekan oleh sutau tekanan isotropic ditambah
dengan beban compressive yang bekerja arah axis dari specimen
yang disebut axial load.
Failure adalah tegangan pada saat unit axial load
maximum atau unit axial load 20 % axial strain.
4.

ANALISA / PERHITUNGAN
PENYELESAIN RUMUS
a.

Hitung axial strain e, untuk setiap perubahan beban axial


sebagai berikut :

119

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

L
L0

Dimana :
Lo = Panjang specimen mula-mula
L = Perubahan panjang specimen pada pembacaan
deformasi indikator
b.

Hitung luas penampang rata-rata untuk setiap penambahan


beban axial sebagai berikut :

A0

1 1 V

Dimana :
A0 = Luas penampang rata-rata mula dari specimen
V = Volumetric strain, positif untuk penyusutan
volume

= Axial strain untuk setiap keadaan penambahan


beban axial.

Untuk satu rated specimen, volumetric strain


dianggap nol. Untuk specimen yang kurang jenuh,
perubahan volumetric dari volume specimen selama
tes sampai failure, V, dapat diukur melalui perubahan
volume cairan dalam chamber yang dikoreksi untuk
perubahan dari chamber dan piston.
Dengan volume asal = Vo dari specimen, harga V
dapat dihitung sebagai berikut :
V

c.

V
V0

Hitung perbedaan principal stress (1-3) sebagai berikut :


1 3

P
A

120

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Dimana :

d.

Grafik

= Axial load

= Luas penampang rata-rata

stress-strain,

menunjukkan

hubungan

antara

Principal Stress Differences dan axial strain. Plot principal


stress differences sebagai ordinat dan axial strain sebagai
absis. Tentukan Principal Stress Differences dan axial strain
pada saat failure.
e.

Hitung mayor dan minor principal stress pada axial strain


pada saat failure sebagai berikut :
Minor principal stress = 3 = chamber pressure
Mayor principal stress = 1 = principal

stress

differences pada saat failure + chamber pressure


f.

Buat lingkaran tegangan mohr pada saat failure pada skala


biasa dengan shear stress sebagai ordinat dan normal stress
sebagai absis.
Titik pusat lingkaran diletakkan pada absis sebesar :

1 3
2
Jari-jari lingkaran :
g.

1 3
2

Hitung c dan secara geometri

Tabel Perhitungan

121

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Grafik Hasil Perhitungan

122

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Interpretasi
Lingkaran mohr menunjukkan unconsolidated strength dimana
jika lebih dari 1 specimen dites dengan chamber pressure yang
berbeda, lingkaran mohr diplot sehingga menunjukkan

123

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

unconsolidated undrained strength dari tiap-tiap specimen


dalam grafik yang sama.
Penggambaran garis singgung yang diteruskan memotong
sumbu tegangan geser menyatakan besar kohesi tanah (c) dan
sudut kemiringan garis singgung dengan sumbu mendatar
menunjukkan sudut perlawanan geser.
Laporan hasil tes meliputi lingkaran tegangan mohr, grafik
stress-strain, tipe specimen, spesifikasi tanah (kadar air, derajat
kejenuhan, jenis tanah), axial strain % failure/rata-rata dan
penggunaan stress/straon control.
5. GAMBAR / FOTO PERALATAN

124

Anda mungkin juga menyukai