BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan umum
BAB 2
PERSIAPAN PENYULUHAN
Penanggung Jawab
Panitia Pelaksana
Ketua
: Maulida Angraini
Pemateri
Sie Pencatatan
: Gusti Ramadani
Wirasasmita Paripih
Tempat
Jam
: 07.00 08.30
Materi telah disiapkan 3 hari sebelum hari pelaksanaan, materi diambil dari
berbagai sumber termasuk internet. Materi penyuluhan dalam bentuk power point
dikerjakan langsung oleh penyaji.
Alat bantu penyuluhan berupa tempat yang disiapkan oleh pihak puskesmas.
Kemudian media yang digunakan adalah dengan LCD proyektor dengan
menampilkan bahan penyuluhan.
BAB 3
SASARAN, METODE, DAN MATERI PENYULUHAN
3.1 Sasaran
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan
lelaki lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan, dan leher. Secara
pertentangan.
predisposisi
OA
Aktivitas-aktivitas
cedera
traumatik
tertentu
(misalnya,
dapat
robek
menjadi
meniskus,
10
Lokasi
Trauma
Tangan:
Nodul
Heberden
dan Akut
Bouchard,
Non
nodul
osive Kronik (pekerjaan, OR)
interphalang aritritis, Metacarpal 1
Kongenital atau perkembangan
Kaki: Halluks valgus, Halluks rigidus, Penyakit lokal : Legg-Calve-Perthes,
dislokasi panggul congenital, epifisis
Contracted toes (hammer/cock-up
selip
toes), Talo navicular
Faktor mekanis: panjang ekstremitas
Lutut:
bawah tidak sama, deformitas
valgus/valrus, hipermobilitas
Kompartemen medial
11
Penyakit casson
Hemoglobinopati
Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang sering kali membawa
pasien ke dokter (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya. Nyeri baisanya beratambah dengan gerakan dan sedikt
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menibulka rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan lain. Nyeri pada
OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada
OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang emnimbulkan stenosis spinal
mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasanya disebut
dengan claudication intermitten.1,2
b.
c.
Kaku pagi.
Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah
imobilitas, seperti duduk di kursi atau obil dalam waktu yang cukup lama
12
13
14
Pada sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena osteografi
sudah cukup memberikan gambaran diagnostik yang lebih canggih. 1,2,10
Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnostik OA ialah:
oochoronosis,
displasia
epifisis,
hiperparatiroidime,
d.
15
lebih canggih. 2
Pemeriksaan lebih lanjut (khususnya MRI) dan mielografi
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin juga diperlukan pada pasien
dengan OA tulang belakang untuk menetapkan sebab-sebab gejala dan
keluhan-keluhan kompresi radikular atau medulla spinalis. 2
16
b.
17
4,6,7
4,5
Beberapa hal yang berkaitan dengan diet pada OA, antara lain :
-
18
tulang.
Defisiensi Vitamin D meningkatkan resiko terjadinya penyempitan
celah sendi dan perkembangan OA. Suplementasi vitamin D yang
Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan OA, yang
meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat.
Pemakaian panas yangmsedang diberikan sebelum latihan untuk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
sebaiknya diberi dingin, dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pemanasan.
Berbagai
sumber
panas
dapat
dipakai,
seperti
19
20
Prolotherapy
Prolotherapy adalah terapi medikal alami untuk memperbaiki
tendon, ligamen, dan kerusakan kartilago. Prolotherapy merangsang
tubuh untuk mengubah daerah dengan menginduksi reaksi inflamasi
ringan pada ligament dan kartilago yang lemah. Terjadinya inflamasi
menyebabkan sirkulasi ke ligamen meningkat. 4
b. Terapi farmakologis :
Analgesik oral non-opiat
Pada umumnya pasien telah mencoba untuk mengobati sendiri
penyakitnya, terutama dalam hal mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit. Banyak sekali obat-obatan yang dijual bebas yang mampu
mengurangi rasa sakit. Pada umumnya pasien mengetahui hal ini dari
iklan pada media masa, baik cetak (koran), radio maupun televisi. 2
21
Analgesik topikal
Analgesik topikal dengan mudah dapat kita dapatkan dipasaran dan
banyak sekali yang dijual bebeas pada umumny pasien telah mencoba
terapi dengan cara ini, sebelum memkai obat-obatan peroral lainnya. 2
OAINS
Apabila dengan cara-cara tersebut di atas tidak berhasil, pada umumny
apasien mulai datang kedokter. Dalam hal seperti inikita pikirkan
untuk pemberian OAINS, oleh karena obat golongan ini disamping
mempunyai efek analgetik juga mempunyai efek anti inflamasi. Oleh
karena pasien OA kebanyakan usia lanjut, maka pemberian obatobatan jenis ini harus sangat hati-hati. Jadi pilihan obat yang efek
sampingnya minimal dan dengan cara pemeakaian yangs ederhana, di
samping itu pengawasan terhadap kemungkinan tibul efek samping
selalu harus dilakukan 2
Chondroprotective
Chondroprotective agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga
atau merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien OA.
Sebagian penelitian menggolongkan obat-obatan tersebut dengan
Slow Acting Anti Osteoartrithis Drugs (DMAODs). Sampai saat ini
yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklini, asam
hialironat,
kondrotin
sulfat,
glukosaminoglikan,
vitamin
22
Tetrasiklin
dan
derivatnya
mempunyai
kemampuan
untuk
tulang
rawan
melal
agregasi
dengan
proteoglikan.
23
sulfat adalah tulang rawan sendi dan zat ini merupakan bagian dari
-
c. Terapi Bedah
Terapi ini diberikan apabila terai farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga utuk melakukan korksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. 2
Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus
Arthroscopic debridement dan joint lavage
Osteotomi
Artroplasti sendi total
24
3.11 Komplikasi
Komplikasi yang utama pada OA adalah nyeri. Tingkat nyeri berbedabeda, dari ringan menjadi berat.
3.12 Pencegahan
Pencegahan primer dan sekunder berguna dalam pengobatan OA.
Mengatur berat badan ideal merupakan faktor utama untuk mencegah OA
pada sendi-sendi yang menahan tubuh.11
Asupan vitamin D juga mempengaruhi osteoarthritis. Asupan yang
kurang berhubungan dengan peningkatan progresifitas OA.11
2.10
Prognosis
BAB 4
PELAKSANAAN PENYULUHAN
25
: Selasa
Tanggal
: 22 Februari 2016
Waktu
: 07.30
07.20
07.25
penyuluhan
Menempati tempat dan tugas masing masing
Mulai mengarahkan warga untuk duduk pada ruangan tunggu
07.30
07.45
07.50
puskesmas
Materi dan diskusi
Post test
Acara selesai
BAB 5
HASIL KEGIATAN
26
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
27
Dari hasil post test yang dilakukan bahwa masyarakat Balowerti mulai
mengerti tentang Osteoartritis, dilihat dari antusias responden berpartisipasi dalam
post test. Sehingga hal ini dapat membantu mengubah pola hidup penduduk untuk
mencegah terjadinya Osteeorporosis di daerah Balowerti dan sekitarnya.
6.2 Saran
Perlu adanya kegiatan penyuluhan dan yang berkelanjutan dan terprogram
untuk penyakit-penyakit lansia yang perlu dicegah di puskesmas Balowerti.
Penyuluhan tidak hanya dilakukan di puskesmas induk melainkan juga di
puskesmas pembantu dibawah pengawasan puskesmas induk.