Anda di halaman 1dari 22

KIMIA KLINIK

PENDAHULUAN

PENGERTIAN
Kimia klinik merupakan ilmu dasar yang
memerlukan pemahaman yang baik tentang
fisiologis dan proses biokimia tubuh dalam
keadaan normal dan terjadi penyakit.
Kimia klinik merupakan penerapan sains dimana
analisis dilakukan pada berbagai cairan tubuh
atau spesimen jaringan untuk mendapatkan
informasi nilai klinis pada diagnosis dan
pengobatan berbagai penyakit.

PENGERTIAN
Kimia klinik dapat menjelaskan gambaran
tentang metabolisme dan pertumbuhan
serta penjelasan tentang pengujian umum
yang dilakukan dalam laboratorium kimia
klinik dan teknik pengujiannya.

Prinsip Dasar Kimia Klinik


Fungsi laboratorium klinik adalah untuk
mengukur perubahan kimia yang terjadi
didalam tubuh untuk kepentingan
diagnosis, pengobatan dan prediksi
penyakit.
Secara normal komponen kimia diketahui
jumlahnya yaitu sedikit dan konstan, jadi
jika terjadi perubahan berarti terjadi
penyakit

Prinsip Dasar Kimia Klinik


Makin parah penyakit, semakin tinggi
perubahan jumlahnya. Saat sakit mudah
dideteksi karena terjadi perubahan
komponen kimia dalam jumlah yang
masih kecil. Sehingga kemungkinan
kesalahan dapat menyebabkan
perubahan jumlahnya, bukan kondisi yang
sebenarnya.

Peralatan
Pada umumnya laboratorium klinik
membutuhkan alat yang akurat dalam
pengukuran spesimen, maka semua
instrumen dan alat yang digunakan harus
akurat.
Untuk alat gelas digunakan yang bermutu
tinggi dan tervalidasi.

Beberapa Tujuan Tes


Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan
tes ke penyakit tertentu misalnya dengan
urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif
yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya
adalah untuk melihat gangguan faal hati.
Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis,
misalnya anemia, malaria, TBC, diabetes
melitus.
Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan,
misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.

Beberapa Tujuan Tes


Memasukan/mengeluarkan dari diagnosis
diferensial misalnya pasien dengan panas;
tifoid, malaria, demam berdarah dengue.
Menentukan beratnya penyakit misalnya
hepatitis, infeksi saluran kemih.
Menentukan tahap penyakit misalnya
penyakit kronik, TBC paru, sirosis hepatitis.

Beberapa Tujuan Tes


Menyaring penyakit dalam seleksi calon
donor darah.
Membantu menentukan rawat inap,
misalnya observasi tifoid, observasi
leukemia.
Membantu dalam menentukan terapi atau
pengelolaan dan pengendalian penyakit
misalnya leukemia, diabetes.

Beberapa Tujuan Tes


Membantu ketepatan terapi, misalnya tes
kepekaan kuman terhadap antimikroba.
Memonitor terapi misalnya tes HbA1c pada
diabetes, tes Widal pada tifoid.
Menghindari kesalahan terapi dan
pemborosan obat, setelah ditemukan
diagnosis.

Beberapa Tujuan Tes


Membantu mengikuti perjalanan penyakit
misalnya diabetes, hepatitis
Membantu menentukan pemulangan
pasien rawat inap, misalnya bila hasil testes laboratorium kembali normal.

Beberapa Tujuan Tes


Memprediksikan atau menentukan
prognosis penyakit misalnya dislipidemia
dengan penyakit jantung koroner, kanker
dengan kematian
Membantu dalam bidang kedokteran
kehakiman misalnya tes untuk
membuktikan perkosaan.
Mengetahui status kesahatan umum
(general check up)

Efektivitas Tes Laboratorium


Idealnya tes laboratorium itu haruslah :
1. Presisi atau teliti berarti kemampuan ubtuk
mendapatkan nilai yang hampir sama pada tes
berulang-ulang dengan metode yang sama,
namun teliti belum tentu akurat.
2. Akurat atau tepat berarti kemampuan untuk
mendapatkan nilai benar yang diingikan, tetapi
untuk mencapainya mungkin membutuhkan
waktu yang lama dan mahal.

Efektivitas Tes Laboratorium


3. Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang
lama dan lekas diketahui oleh dokter yang
merawat.
4. Sensitif bererati kemampuan menentukan
substansi pada kadar terkecil yang diperiksa.
Tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih
namun karena nilai normalnya sangat rendah
misalnya enzim dan hormon, atau tinggi
misalnya darah samar, dalam klinik lebih dipilih
tes yang dapat menentukan nilai abnormal.

Efektivitas Tes Laboratorium


5. Spesifik berarti kemampuan mendeteksi
substansi yang ada pada penyakit yang
diperiksa dan tidak menentukan substansi
yang lain, misalnya TPHA (Treponema
Pallidum Hemaglutination Assay). Secara
teoritis spesifitas sebaiknya 100 % Hingga
tidak ada positif palsu.
6. Tidak Mahal dan tidak sulit artinya dapat
dimanfaatkan oleh banyak laboratorium dan
orang/penderita yang memerlukan tes
laboratorium

Jenis-Jenis Tes Laboratorium


Efektivitas pemeriksaan berarti ketepatan
memilih tes laboratorium dan kebenaran
hasilnya dalam waktu yang cepat yang
semuanya akan mendukung diagnosis.
Untuk efektivitas pemeriksaan tersebut,
biasanya dokter memilih jenis tes yaitu tes
saring, tes saring dan penunjang atau tes
saring ganda serta tes diagnosis.

Tes Saring
Tes saring adalah tes untuk menyaring
ada atau tidak adanya penyakit yang
biasanya hasilnya cepat, sensitif dan
tidak mahal. Contoh tes saring:
1. Urinalisis untuk menyaring diabetes
melitus, ikterus dan infeksi saluran kemih

Tes Saring
2. Kadar glukosa sewaktu tinggi mungkin
diabetes melitus, sesudah makan
(hiperglikemia alimenter), hipertiroidisme atau
sindrom Cushing.
3. Tes laju endap darah, Hb, jumalh eritrosit,
leukosit, trombosit, waktu perdarahan adalah
contoh tes hematologi untuk menyaring
adanya kelainan hematologi misalnya
perubahan jumlah komponen darah yang
mengarah ke infeksi atau radang

Tes Saring Ganda


Tes saring ganda ialah kelompok tes
untuk menyaring ada atau tidak adanya
penyakit misalnya, pemeriksaan darah
lengkap dengan Cobas Micros, urinalisis
dengan Miditron dan beberapa
parameter kimia seperti glukosa,
kolesterol total, kolesteril HDL,
trigliserida dengan Cobas Mira,

Tes Saring Ganda


Tes saring ganda berguna untuk :
1. Menentukan kesehatan umum atau status
kesehatan,
2. Penyaring penyakit, kadang-kadang sekaligus
sebagai diagnosis misalnya dengan technicon,
Cobas atau Coulter untuk leukemia dan
anemia.
3. Memonitor pengobatan
4. Memilih tes laboratorium lainnya untuk
diagnosis
5. Menentukan nilai normal pada suatu populasi.

Tes Diagnosis
Tes diagnosis adalah tes yang hasilnya
menentukan penyakit misalnya, FTA Abs
(Flurorescence Treponema Antibody
Absorbence) untuk syphilis, telur
ankylostoma untuk ankylostomiasis.
Tes diagnosis harus tinggi spesifitasnya
namun perlu evaluasi klinik misalnya
ankylostomiasis mungkin disertai anemia
berat atau ringan.

Tes Diagnosis
Tes diagnosis haruslah :
1. Mempunyai spesifitas tinggi, misalnya tes
darah tebal untuk parasit malaria.
2. Dapat dilakukan beberapa tes misalnya
glukosa darah dan tes toleransi glukosa
untuk diabetes mellitus

Anda mungkin juga menyukai