Anda di halaman 1dari 17

1

PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM AIR CONDITIONING UNTUK KAPAL PENUMPANG


Oleh:
Andrian Bayanullah (4201 109 012)
ABSTRAK
Pemborosan energi yang terjadi di kapal PAX 500 PALINDO JAYA terletak pada system Air Conditioning
yang tidak sedang menangani beban puncak sehingga konsumsi daya listriknya tetap tinggi dengan beban yang
relatif rendah. Upaya untuk penghematan energi pada sistem pendingin adalah dengan beberapa cara; memperbaiki
efisiensi kompresor, memvariasikan putaran kompresor.Dengan hasil pengujian dan perhitungan perbedaan suhu
12C di chiler water plant,629 Amper menghasilkan kapasitas pendingin sebesar 17356 watt perhari. Dengan
Pengaruh perbandingan kompresi terhadap efisiensi volumetrik sebesar 83,5 %
Kata kunci: sistem refrigerasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak bumi Indonesia perlahan mulai habis.
Minyak bumi yang dulu menjadi sumber pendapatan
devisa asing, sekarang justru menghabiskan devisa
asing karena jumlah minyak yang kita impor telah
melebihi ekspor, sementara harga BBM domestik
masih banyak disubsidi. Dengan harga minyak
internasional yang berkisar antara US$ 50 per barel,
Indonasia harus mengeluarkan sekitar US$ 7 triliun
setiap tahun untuk subsidi. Jumlah ini lebih besar
daripada gabungan anggaran tahunan untuk
Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan
Nasional kita. Namun, minyak tetap mendominasi
sumber energi Indonesia, dan masih menjadi
kontributor yang besar di antaranya bagi perusahaan
pemilik kapal di Indonesia (panduan program
panduan efisiensi energi di hotel2005.
Karena sadar banyak yang bisa dibuat
dengan subsidi BBM, pemerintah secara perlahan
mulai mengurangi subsidi serta menetapkan harga
energi primer dan sekunder pada tingkat
ekonomisnya, bahkan mendekati harga Internasional.
Pengalaman telah mengajarkan bahwa harga energi
yang murah tidak memberikan insentif bagi kita
untuk menggunakan energi secara efisien. Dengan
menghapus subsidi, meski mengakibatkan naiknya
harga energi, kita akan dipaksa untuk berprilaku lebih
efisien.
Di kapal,merupakan tempat yang banyak
menyerap tenaga listrik, apakah itu untuk
penerangan, Sistem Pendingin Ruangan (Air
Conditioning-AC), dan motor-motor penggerak
lainnya. Dari katagori peralatan tersebut, pemakaian
energi untuk AC mencapai 72% dari total pemakaian
listrik. Artinya, ada pemborosan investasi karena AC
dirancang melebihi kapasitas dari kebutuhan yang
diperlukan.

Pemborosan energli listrik lainnya terjadi


pada saat AC (Air Conditioning) tidak sedang
menangani beban puncak, atau pada saat sedang
beban rendah (partial load), AC (Air Conditioning)
tetap harus bekerja pada full load, sehingga konsumsi
daya listrik oleh AC (Air Conditioning) relatif tetap
tinggi.
Pada sistem AC (Air Conditioning)
konvensional, motor hanya mengenal dua kondisi
berdasarkan setting temperatur. Jika temperatur ruang
lebih besar dari setting temperatur maka motor akan
beroperasi (On) dan sebaliknya akan tidak beroperasi
(Off) jika temparatur ruang lebih kecil dari setting
temperatur. Penghematan pada sistem ini akan
diperoleh pada selang waktu motor tidak beropersi.
Semakin sering terjadinya fluktuasi akibat beban
pendinginan akan semakin kecil kemampuan untuk
menghemat energi.
Upaya untuk penghematan energi pada sistem
pendingin adalah dengan beberapa cara; memperbaiki
efisiensi
kompresor,
memvariasikan
putaran
kompresor,
mencari
refrigeran
alternatif,
memvariasikan putaran fan, dan sistem kontrol
refrigeran.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
permasalahan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Memperbaiki efisiensi Sistem Pendingin
untuk sistem Air Conditioning di kapal
penumpang merupakan salah satu cara yang
tepat dalam tahap penghematan daya, karena
kompresor merupakan jantung dari sistem
pendingin.
2. Dengan melakukan analisa awal perhitungan
beban pendingin, untuk menentukan
spesifikasi peralatan yang susuai dengan
beban pendingin yang di butuhkan,hal ini
untuk menghindari beban berlebih.
I.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diambil dalam
menyelesaikan tugas akhir ini adalah sebagai berikut
:

2
a.
b.

Jenis kapal yang dianalisa dalam


perhitungan sistem air conditioning adalah
PAX 500 CRUISE Printis PT.PAL.
Melakukan analisa data pada sistem Air
Conditioning di kapal PAX 500 CRUISE
Printis PT.PAL.

I.4. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui kebutuhan beban pendingin
pada sistem Air Conditioning untuk
kapal
penumpang.
2. Untuk mengetahui ke ekonomisan daya pada
sistem Air Conditioning yang digunakan pada kapal
penumpang.
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

hidrokarbon jenis PIB sangat bagus digunakan dalam


satu sistem refrigerasi. Menurut Syahrani, Awal
Mektek, 7(2) Mei 2006: 62-67.

II.1. Prinsip Penghematan Energi pada Sistem


Pendingin
Pengkondisian udara pada suatu ruang
mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan
pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini
bertujuan memberikan kenyamanan, sehingga
mampu mengurangi keletihan pengendara yang
efeknya untuk meningkatkan keamanan bagi
pengendara itu sendiri. Sistem pengkondisian udara
pada suatu ruang umumnya terdiri dari evaporator,
kondensor, receiver dan kadang-kadang dilengkapi
elemen pemanas yang tergabung menjadi satu dalam
evaporator housing.(BejoNugroho 2002).

II.2 Sifat Termodinamika


Suatu
sifat
termodinamika
adalah
karakteristik atau ciri dari bahan yang dapat dijajaki
secara kualitatif, seperti suhu, tekanan, dan rapat
massa. Suatu sifat adalah segala sesuatu yang
dimiliki bahan kerja dan perpindahan panas adalah
hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk
mengubah sifat-sifat kerja dan kalor yang dapat
diukur hanya pada pembatas sistem dan jumlah
energi yang dipindahkan tergantung pada cara
terjadinya perubahan.
Dalam laporan tugas akhir ini sifat-sifat
termodinamika yang diutamakan adalah tekanan,
suhu, volume spesifik, kalor spesifik, entalpi, entropi
dan sifat cair serta sifat uap dari suatu keadaan.
Definisi sifat-sifat termodinamika adalah dijelaskan
sebagai berikut:
1. Suhu atau Temperatur ( t )
Suhu dari suatu bahan menyatakan
keadaan termalnya dan kemampuannya
untuk bertukar energi dengan bahan lain
yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu
bahan yang bersuhu lebih tinggi akan
memberi energi kepada bahan lain yang
suhunya lebih rendah.
Suhu Absolut
= t K
= t C + 273
Satuan Suhu
=
K,
C, F, R
2. Tekanan ( P )
Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus)
yang diberikan oleh suatu fluida persatuan
luas benda yang terkena gaya tersebut.
Tekanan
Absolut
=
Tekanan
(gauge)+Tekanan (atmosfir)
Tekanan 1 Atm = 101,325 Kpa

Untuk
mengatur
kecepatan
motor,
digunakan inverter. Yang dapat memfariasikan
putaran berdasarkan perubahan frekuensi, sedangkan
tegangan dan arus motor tidak mengalami perubahan.
Karena pada sistem inverter, frekuensi akan
sebanding perubahannya terhadap putaran, tegangan,
arus dan daya listrik. Dengan peralatan tersebut,
motor dapat berubah-ubah kondisi sesuai dengan
keperluan dan tidak mengalamai gangguan
kerusakan. Menurut Henry Nasution dan Mat Nawi
Wan Hassan (2003).
Dari
suatu
penelitian
dapat
disimpulkan,semakin lama suatu sistem refrigerasi
bekerja maka temperatur hasil pendinginan semakin
turun,temperatur
hasil
pendinginan
dengan
menggunakan refrigerant hidrokarbon jenis PIB
hampir sama dengan yang menggunakan R-12,yang
mana arus listrik yang digunakan pada refrigerant
jenis PIB lebih rendah dibandingkan dengan R-12,
COP dan efisiensi yang dihasilkan PIB lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan R-12, Pada
penggantian jenis refrigerant dari R-12 ke
hidrokarbon tidak ada komponen - komponen dari
sistem yang diganti atau diubah, refrigeran dari

3.Kalor Spesifik (C)

3
Kalor spesifik suatu bahan adalah jumlah
energi yang diperlukan untuk menaikkan
suhu satu satuan bahan tersebut sebesar t
K atau sebesar t C. Dua besaran yang
umum adalah kalor spesifik pada volume
tetap (Cv) dan kalor spesifik pada tekanan
tetap (Cp).
Contoh :
Cp udara (pada 300K) = 1,0035

Kj
Kg

Cv adara (pada 300K) = 0,7165

Kj
Kg

4.Entalpi
Entalpi merupakan kandungan energi
termal yang dimiliki suatu benda, yang
besarnya dipengaruhi pleh suhu ( t ) dan
tekanan ( P ).
5.Entropi
Entropi adalah sifat gas yang mengukur
derajat keacakan atau ketidak pastian
pada tingkat mikroskopis. Apabila
dikaitkan dengan hukum termo
dinamika kedua maka entropi bisa
dipakai untuk menyatakan arah
berlangsungnya suatu proses. Hukum
termo dinamika kedua mengharuskan
produk entropi bernilai 0 sehingga
dapat ditulis sebagai berikut:

S > S 2 S1
S 0
Bila ; DS > 0, maka proses akan
berlangsung
DS = 0, maka proses akan ideal
DS < 0,maka proses takmungkin
berlangsung
6.Rapat Massa (r) dan Volume Spesifik
()
Rapat massa adalah massa persatuan
volume. Sedangkan Volume Spesifik
adalah volume persatuan massa.
r =

dan =

m
dimana;

massa

(Kg,Gr,Lbm,dsb)
: volume (m, Cm,
Liter,dsb)
II.3 Sistim Refrigerasi Kompresi Uap
Siklus refrigerasi kompresi mengambil
keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang
bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung

menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang.


Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang
ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber
dingin diluar (contoh udara diluar) dan gas yang
mengembang akan menjadi lebih dingin daripada
suhu dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini,
fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan
bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan
yang bersuhu tinggi.
Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki
dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi
panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap,
dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang
dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat
isothermal penguapan membolehkan pengambilan
panas tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu
berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju
perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin
dekat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya
akan semakin rendah laju perpindahan panasnya.
Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 1 dan 2
dan dapat dibagi menjadi tahapantahapan berikut:
1 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap
panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan
proses lain. Selama proses ini cairan merubah
bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran
evaporator
gas
ini
diberi
pemanasan
berlebih/superheated gas.
2 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju
kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga
akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju
proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
3 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari
kompresor menuju kondenser.Bagian
awal proses refrigerasi menurunkan panas
superheated gas sebelum gas ini dikembalikan
menjadi bentuk cairan. Refrigerasi untuk proses ini
biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air.
Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan
pipa dan penerima cairan, sehingga cairan refrigeran
didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini
menuju alat ekspansi.
4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan
tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang
mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan
aliran menuju

Gambar 2.1 Kondisi Refrigeran di setiap


Komponen

II.3.2. Efisiensi isentropik kompresor


Menurut
definisinya
efisiensi
isentropik
mencerminkan penyimpangan proses kerja teoritis
kompresor isentropik perancangan dengan kerja
aktual yang sebenarnya terjadi. Berikut analisa dari
proses-proses siklus terbuka mesin.
1 2; Kompresi / kerja berih

Gambar 2.2 Gambaran skematis siklus refrigerasi


termasuk perubahan tekanannya
(Biro Efisiensi Energi, 2004)
Kondenser harus mampu membuang panas gabungan
yang masuk evaporator dan kondenser. Dengan kata
lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama dengan (3 - 4).
Melalui alat ekspansi tidak terdapat panas yang
hilang maupun yang diperoleh.
II.3.1 Parameter-Parameter Prestasi dari Mesin
Pendingin
Besarnya energi yang masuk bersama aliran
dititik 1 ditambah dengan besarnya energi yang
ditambahkan berupa kalor dikurangi dengan besarnya
energi yang ditambahkan berupa kalor dikurangi
dengan besarnya energi yang meninggalkan sistem
pada titik 2 sama dengan besarnya perubahan energi
didalam volume kendali. Ungkapan matematik untuk
keseimbangan energi ini adalah dirumuskan sebagai
berikut.

Gambar 2.3 Keseimbangan Energi pada sebuah


Volume Atur yang Mengalami
Laju Aliran steady

Gambar 2.4 Balans Energi Kompresor

2 3; Kondensor isobaric (pelepasan panas)

Gambar 2.5 Balans Energi Kondensor

3 4; Proses ekspansi (Throttling)


Pada kondisi ini proses penurunan tekanan dilakukan
tidak terlalu besar, sehingga P yang terjadi kecil.
Tujuannya untuk mendapatkan tekanan tabung diatas
tekanan atmosfir lokal. Sehingga uap air yang
terdapat diudara tidak berdifusi (perpindahan massa)
pada dinding tabung karena tekanan dalam tabung
lebih besar.
Kerja Isentropik kompresor (WS), dapat dinyatakan :

Dimana h2S diamabil dari P2 dengan pengandaian


bahwa kompresor bekerja isentropic pada S2S = S1.
Sehingga efisiensi isentropik kompresor (William C.
Reynolds) :

II.3.3. Faktor Prestasi / Perfomance Factor ( PF )


Kerja mesin ini bekerja hampir sama dengan prinsip
pompa kalor. Kerja berguna mesin ini yaitu pada
proses pelepasan panas di kondensor. Indek prestasi
ini dapat dinyatakan dengan performance factor (PF).
Indeks prestasi ini didefinisikan sebagai kerja
bemanfaat yang diinginkan dibagi dengan masukan
kerja (Wilbert F.Stoecker).

Kerja bermanfaat (QK) pada siklus mesin ini yaitu


proses pelepasan panas dari refrigeran ke lingkungan
di kondensor. Masukan kerja (WK) yaitu proses
kompresi di kompresor yang menyebabkan
temperatur dan tekanan refrigeran naik.

II.4 Kebetuhan Beban Pendingin


Beban panas yang paling mempengaruhi
pengkondisian ruangan adalah:
4.1 Radiasi surya
Melalui kaca (bidang tembus cahaya),
perolehan panas melalui jendela dapat di
hitung dengan persamaan:
Keterangan:
A
It
tertentu
t
shading

= luas total jendela


= radiasi matahari pada daerah
= faktor transmisi
= faktor bayangan

II.3.4. Efisiensi Pemurnian Massa Refrigeran


Merupakan perbandingan jumlah massa refrigeran
yang di recovery, recycle dan recharging dari mesin
pendingin siklus kompresi uap dengan jumlah massa
refrigeran hasil recycle-nya. Nilai efisiensi ini
merupakan hasil dari unjuk kerja proses pemurnian
yang dilakukan mesin.

Gambar 2.6 Radiasi yang melalui sebuah kaca


II.3.5. Efektifitas Perpindahan Panas
Efektifitas
perpindahan
panas
merupakan
perbandingan laju perpindahan panas yang
sebenarnya terhadap laju perpindahan maksimum
yang mungkin terjadi. Panas yang diserap oleh
evaporator untuk mendidihkan refrigeran sebesar
jumlah efektifitas perpindahan panas yang diberikan
oleh udara. Sehingga menaikan suhu refrigeran
sebagai penyebab turunnya temperatur udara pada
keluaran evaporator.Besarnya nilai efektifitas
perpindahan panas dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : [William C Reynolds, Hendryc. hal.
519]

Melalui dinding, Panas yang mengalir


menuju ruangan adlah akibat dari
perbedaan suhu antara ruang muat dengan
udara luar. Besarnya panas yang timbul di
pengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
letak, bahan material dan udara sekeliling.
Perhitungan beban panas yang melalui
dinding ruang muat
Qx = U A t
dimana :
Qx
= laju perpindahan panas (Btu/hr)
U
= Koefisien panas menyeluruh (Btu/hr Ft2
o
F)
A
= luas dinding (Ft2)
t
= perbedaan suhu luar dan dalam ruangan
(oF)
Untuk menghitung nilai U dapat di tentukan
dengan menggunakan rumus sebagai beriukut:

1/f
dimana :

1/U = 1/fo + X1/K1 + X2/K2 + +

6
K = Konduktivitas thermal (Btu in/hr Ft2 oF)
X = Tebal material (in)
fo = Koefisien konveksi sisi luar (Btu /hr Ft2 oF) f1 =
Koefisien konveksi sisi dalam (Btu /hr Ft2 oF)
4.2. Manusia
Persamaan umum yang di gunakan untuk
menghitung beban pendingin sensibel penghuni:
Asumsi yang diambil :
jumlah penghuni (pnumpang).
jumlah orang yang keluar/masuk.
jenis pekerjaan.
beban pendinginan sensibel penghuni (watt) =
perolehan per orang (tabel 0.6) xjumlah orang x
CLF
4.3. Lampu
Panas yang diberikan lampu pada beban perolehan
panas dapat ditulis dengan persamaan:
Asums yang di ambil:
Jumlah lampu.
Daya terpasang.
Jenis lampu.
4.4. Peralatan listrik (komputer, kipas angin,
kulkas)
Panas yang dialirkan dari peralatan listrik yang
digunakan:
Q = Daya input (Watt) x loss dalam bentuk
panas ke lingkungan
4.5. Aliran udara yang mengalir melalui pintu,
ventilasi, infiltrasi
Dalam proses bongkar muat selalu membuka dan
menutup pintu. Hal ini menimbulkan masuknya
sejumlah kalor dari luar kedalam ruang pendingin.
Karena udara luar lebih panas ruang pendingin
maka terjadi beban pendingin atau yang lebih di
kenal dengan infiltrasi.
Beban = (Vol.ruangan) (pertukaran udara)
(0.075) (h0-h1)
II.5. Kriteria Kenyamanan.
5.1. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan
Termal Orang.
5.1.1. Temperatur Udara Kering.
a). Temperatur udara kering sangat besar
pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang
dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui
konveksi.
b). Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis
dapat dibagi menjadi :

1) sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,50C ~


22,80C.
2) nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80C
~ 25,80C.
3). hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,80C
~ 27,10C.
5.1.2. Kelembaban Udara Relatif.
a) Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah
perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung
oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah
kandungan uap airpada keadaan jenuh pada
temperatur udara ruangan tersebut.
b). Untuk daerah tropis, kelembaban udara relatif
yang dianjurkan antara 40% ~ 50%,
tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat
seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif
masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%
.
5.1.3. Pergerakan Udara (Kecepatan Udara).
a). Untuk mempertahankan kondisi nyaman,
kecepatan udara yang jatuh diatas kepala
tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan
sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik.
b). Kecepatan udara ini dapat lebih besar dari 0,25
m/detik tergantung dari temperatur
udara kering rancangan (tabel 4.1.3).
Tabel 4.1.3.: Kecepatan udara dan kesejukan

c). Gambar 5.1.3. menunjukkan kebutuhan


peningkatan kecepatan udara untuk
mengkompensasi kenaikan temperatur udara kering
agar tingkat kenyamanannya tetap terpelihara.
5.1.4. Radiasi Permukaan yang Panas.
a). Apabila di dalam suatu ruangan dinding - dinding
sekitarnya panas, akan mempengaruhi kenyamanan
seseorang di dalam ruangan tersebut, meskipun
temperatur udara disekitarnya sesuai dengan tingkat
kenyamannya (misalnya di dekat oven atau dapur).
b). Usahakan temperatur radiasi rata-rata sama
dengan temperatur udara kering ruangan.
c). Apabila temperatur radiasi rata-rata lebih tinggi
dari temperatur udara kering ruangan,maka
temperatur udara ruangan rancangan dibuat lebih
rendah dari temperatur rancangan biasanya.

7
mempunyai titik didih -41,4oF (-40,8oC).
refrigeran ini telah banyak digunakan untuk
menggantikan R-12 dikarenakan biaya
kompresornya yang lebih murah. Dalam
penulisan ini refrigeran yang digunakan
adalah R-22.
2.

II. 6. Penentuan Spesifikasi Peralatan


II.6.1. Penentuan refrigerant
Secara umum refrigerant dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
1. Refrigeran Primer, yaitu refrigeran yang dipakai
dalam system kompresi uap dan mengalami
perubahan fase selama proses refrigerasinya.
Meliputi:
1. Udara
Penggunaan umum udara sebagai refrigeran
adalah di pesawat terbang, system udara
yang ringan menjadi kompensasi bagi COPnya rendah.
2.Amonia
Amonia adalah satu-satunya refrigeran
selain kelompok fluorocarbon yang masih
digunakan sampai saat ini. Walaupun
ammonia beracun dan kadang-kadang
mudah terbakar atau meledak pada kondisi
tertentu, namun ammonia biasa digunakan
pada instalasi-instalasi suhu rendah pada
industri besar, seperti pabrik es, ice skating,
dan fasilitas cold storage.
3.Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida
merupakan
refrigeran
pertama dipakai seperti halnya ammonia.
Refrigeran ini kadang-kadang digunakan
untuk pembekuan dengan cara sentuhan
langsung dengan bahan makanan. Tekanan
pengembunannya yang tinggi biasanya
membatasi penggunaannya hanya pada
bagian suhu rendah, untuk suhu tinggi
digunakan refrigeran lain.
4.Refrigeran-12
Refrigeran ini biasa dilambangkan R-12 dan
mempunyai rumus kimia CCl2F2 (Dichloro
Difluoro
Methane).
Refrigeran
ini
merupakan yang paling sering digunakan
pada saat ini, terutama digunakan untuk
kompresor torak. R-12 mempunyai titik
didih -21,6oF (-29,8oC). Untuk melayani
refrigerasi rumah tangga dan
didalam
pengkondisian udara kendaraan otomotif.
5.Refrigeran-22
Refrigeran ini biasa dilambangkan R-22 dan
mempunyai rumus kimia CHClF2. R-22

Refrigeran sekunder adalah fluida yang


membawa kalor dari bahan yang sedang
didinginkan ke evaporator pada system
refrigerasi. Refrigeran sekunder mengalami
perubahan suhu bila menyerap
kalor dan membebaskannya pada evaporator, tetapi
tidak mengalami perubahan fase.

Secara teknis air dapat digunakan sebagai


refrigeran sekunder, namun yang paling sering
digunakan adalah larutan garam (brine) dan larutan
anti beku (antifreezes) yang merupakan larutan
dengan suhu beku dibawah 0oC. larutan anti beku
yang sering digunakan adalah larutan air dan glikol
etilen, glikol propilen, atau kalsium klorida. Glikol
propilen mempunyai keistimewaan tidah berbahaya
bila terkena bahan makanan.
Salah satu contoh refrigeran sekunder adalah
R-11 (CCl3F). R-11 adalah salah satu kelompok
fluorocarbon dari gas metana. Mempunyai titik didih
pada tekanan atmosfir sebesar 74,7oF (23,7oC)
dengan operasi tekanan standar 2,94 psia (0,2 bar)
dan 18,19 psia (1,25 bar).

II.6.2. Kompresor
Kapasitas suatu kompresor refrigerasi
umumnya dinyatakan dengan kkal/jam (BTU/jam)
atau dalam ton refrigerasi pada suhu evaporatif yang
diinginkan. Pemilihan kompresor yang diinginkan,
perlu mempertimbangkan faktor beban panas total
yang dihitung, lamanya jam aktual operasi
kompresor, kapasitas yang dihitung dari kompresor,
suhu refrigeran di dalam evaporator dan jenis atau
tipe yang tersedia (Ilyas, 1983).
Kompresor unit terdiri atas motor penggerak
dan kompresor. Kompresor berugas untuk menghisap
dan menekan refrigerant sehingga refrigerant beredar
dalam unit mesin pendingin.
Berdasarkan penggeraknya, kompresor dibagi atas:
1.Open type unit
Disini kompresor dan motor penggerak
masing-masing berdiri sendiri untuk memutarkan
kompresor dipergunakan ban (belt). Motor
penggeraknya biasanya motor listrik atau motor
diesel.
2.Semi Hermetic unit
Disini kompresor dan motor juga berdiri
sendiri-sendiri tetapi dihubungkan sehingga seolaholah menjadi satu bagian.
3.Hermetic unit

8
Disini kompresor dan kondensor menjadi
satu unit yang tertutup.
II.6.3. Kondensor
Kondensor merupakan satu bagian penting
dari sistem pendinginan. Dalam kondensor panas
dipindahkan dari refrrigeran ke medium pendinginan,
air atau udara. Kondensor harus menghilangkan
semua panas yang ditimbulkan refrigeran dalam
sistem refrigerasi. Panas ini ditimbulkan dari
evaporator (dari beban pendinginan) dan panas yang
ditimbulkan dari proses kompresi gas refrigerant.
II.6.4. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan
pendingin menguap dari cair menjadi gas.
Perpindahan panas dari ruangan sekitar atau beban
yang didinginkan ke dalam sistem. Panas tersebut
lalu dibawa ke kompresor dan dikeluarkan lagi oleh
kondensor.

BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam pengerjaan tugas
akhir ini adalah :
III.1. Study litelatur
Pengumpulan bahan referensi penunjang
yang dapat membantu penulis baik itu melalui jurnal ,
paper, buku-buku serta e mail (internet source).
III.2. Pengambilan Data
Metode Tugas Akhir ini menggunakan data
sekunder yang berasal dari berbagai sumber, antara
lain :
a. Perusahaan pemilik Kapal.
Dari perusahaan pemilik kapal terkait dapat
diketahui data data tentang system
pendingin yang digunakan serta kebutuhan
daya untuk system Air Conditioning.
b. General Arrangement ( Rencana Umum
dari kapal )
Untuk mengetahui volume atau kapasitas
dari ruang muat untuk menghitung beban
pendingin.
III.3. Menentukan kapasitas pendinginan
Dari data-data yang diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah dengan menghitung kapasitas
pendingin yang akan direncanakan, mengacu pada ke
Ekonomisan Sistem. Kapasitas didasarkan pada
volume ruang muat kapal penumpang.

Halaman ini sengaja dikosongkan


III.4. Analisa Teknis
Setelah kapasitas ruang muat ditentukan
maka dilanjutkan dengan pengkajian secara teknis.
Dimulai dengan data ruang muat yang berupa
kapasitas, kemudian menentukan beban pendingin
yang baru berdasarkan jenis dan kapasitas ruang
muat,dan membandingkan hasil data yang
sebelumnya digunakan. Tahap ini dimaksudkan
untuk mengetahui efisiensi kerja pada condensor,
evaporator dan compresor serta spesifikasi teknis lain
yang dibutuhkan.
III.5. Kesimpulan dan Saran.
Memberikan anlisa dan saran dari sistem
pendingin yang digunakan sebagai pertimbangan di
waktu yang akan datang mengenai Penghematan
Energi atau efisiensi kerja pada Air Conditioning
khususnya untuk Kapal Penumpang.

9
Flowcart pengerjaan Tugas Akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
MULA
Studi Literatur dan
Pengambilan Data

Analisa Teknis

General
Arrangement
Data Cuaca dan
Iklim
B b
di

IV.1. Spesifikasi data yang Diperoleh dari


Lapangan

Menganalisa Sistem
Pendingin
Menganalisa Effisiensi
Kerja Peralatan Sistem
Pendingin(Kompresor,Kon

Sistem
Pengkondisian
Udara
Optimasi Pemakaian Energi

Pemakaian
Energi < Standar

PAX 500 PALINDO JAYA


Kesimpulan dan
Saran

SELESAI

Gambar 3.1 Flowchart pengerjaan Tugas Akhir

Halaman ini sengaja dikosongkan

10
- Suhu gas keluar
- Kapasitas

: 72 C
: 50 %

Panel indikator pada Generator Set,dimana daya


untuk generator di sini adalah masing-masing 1000
KVA, terdapat 4 Generator. Panel di samping di
gunakan untuk pembacaan arus yang di set oleh
Regulator. Arus yang terbaca pada panel generador
set disini adalah 380A.

Panel untuk pengaturan Arus motor untuk sistem Air


Conditioning,dimana pada perubahan arus akan
berpengaruh pada frekuensi. Pada panel ini terdapat
switch Regulator untuk pengaturan arus.

IV.1.1.spesifikasi Panel-panel pendukung untuk


pengoprasian system Air Conditioning

Panel untuk supply air temperature,disini terbaca


pada indikator adalah 6 C ,terdapat 17 switch yang
mana ini berarti terdapat 17 chiler water plant unit.
IV.1.2.Spesifikasi peralatan dalam system air
conditioning central
Kompresor
Panel indicator kerja kompresor,pada indicator ini
terbaca:
Pada frekuensi 50 Hz dengan beban motor 380 A ;
- Tekanan Isap
: 5.6 bar
- Tekanan Keluar
: 15 bar
- Minyak pelumas
:3.5 Mpa
- Suhu Pelumas
: 78 C

11
Cara kerja kompresor pada system pendingin bekerja
membuat perbedaan tekanan, sehingga cairan
pendingin dapat mengalir dari satu bagian ke bagian
lain dari system. Karena adanya perbedaan tekanan
antara tekanan tinggi dan sisi tekan rendah, maka
bahan pendingin cair dapat mengalir melalui katup
ekspansi ke evaporator.
Kondensor

Kondensor berfungsi mengembunkan uap mampat


yang berasal dari kompresor dengan cara membuang
sumua panas pada cairan pendingin diantaranya;
-panas yang diserap selama menguap di evaporator
-panas yang diberikan kompresor pada waktu
pemampatan.
Chiler water plant

Secara prinsip cara kerjanya sama namun


kondensornya didinginkan dengan air,bukan gas
Freon.AC jenis ini menggunakan menara pendingin.
Secara umum, AC jenis ini digunakan sebagai system
penyejuk udara yang tersentralisasi sehingga
Evaporatornya tidak secara langsung mengatur udara
namun mendinginkan air. Udara didinginkan oleh
Evaporator kemudian mengalir ke FCU dan AHU
untuk mengatur suhu di ruangan.
Gambar 4.1. Sistem Refrigeration

IV.2. Perhitungan beban pendingin


Pada perhitungan beban pendingin akan
dicari nilai Heat Load Calculation and Air Flow
Balance yang seimbang sehingga alur proses yang
terjadi pada sistem Air Conditioning di kapal PAX
500 Palindo Jaya tidak terjadi losess energi pada
kerja
Sistem
Air
Conditioning
dalam
pengoprasiannya.
Pada kasus ini data yang digunakan sebagai
pembanding adalah menfariasikan suhu pada chiller
waterplant dengan suhu ruangan yang tetap yaitu 24
C. Sebagai pertimbangan dalam menfariasikan suhu
pada chiller waterplant mengacu pada siklus
refrigerasi termasuk perubahan tekanannya (Biro
Efisiensi Energi,2004,)gambar 2.2,yang menjelaskan
bahwa kondensor harus mampu membuang panas
gabungan yang masuk evaporator dan kondensor.
Ada pula rumus yang digunakan dalam
perhitungan beban pendingin sebagai berikut:
External Window

Qsen = area {U value (outside condition roomcondition ) + solar }


Walls and Roof

Qsen = area U value EQTD


Internal walls and Ceilings

Qsen = area U value EQTD


Internal Heat
Light Load

Qsen = EQTD roomarea

12
Equipment Load

Qsen = Wsensibel xtotal equipment


People

Qsen = total people xWsensibel ( people )


Qlaten = total people xWlaten ( people )
Supply air quantity

totalroomload / 0,335
x
=
temperaturediffernt

freshairx people
x(volume xtot. people )
room
0,65

Freshairquantity

= {( peoplexF .a.q.)x (S .a.q.x 0,65 )}


Qsen = (conditionoutside roomcondition )x F .a.q.x1,2
3,6

(condition outside room condition )entalpy

Qlaten =
sup plyF .a.q
(cond .outside room condt . )x1,2 x
3,6

Dari rumus perhitungan beban pendingin di atas


maka didapat haisl beban pendingin pada tiap-tiap
deck sebagai berikut:
1.-Room Condition
-Supplay Air Temperature different

: 24C
: 8C

13
2.-Room Condition
-Supplay Air Temperature different

: 24C
: 6C

3.

-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature
: 12C

different

14
-Supplay Air Temperature different : 12C
Dari data hasil perhitungan di lapangan diperoleh
kebutuhan daya pada AC : 414.141 KW
Maka didapat : 474.141 KW/TR = 118.3
414.141 KW
=
4969692
Btu/jam
EER
= 4969692/1000
= 4969.692
COP

= EER/66.272
= 4969.692/118.3
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)
Konsumsi energi adalah hasil kali daya
motor terhadap waktu (t), dengan persamaan :

dimana :
I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.

IV.3.Menentukan Kinerja Sistem Air


Conditioning
Dari data perhitungan beban pendingin di
masing-masing deck dengan supplay air temperatur
12C di chiler water plant,dengan temperatur ruangan
24C, didapat hasil sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam perhitungan
kinerja system air conditioning dengan menentukan
koefisien kinerja atau yang lazim dikenal dengan
COP (Coefficient of Performance). COP adalah rasio
antara jumlah panas (dalam satuan KW) yang
dipindahkan dari Evaporator untuk setiap satuan
energi yang dikonsumsi (KW). Dengan kata
lain,COP adalah rasio antara kapasitas dari
kompresor (KW) dan setiap ton freon yang
dipanaskan (TR) yang bisa diserap oleh Evaporator.
Metode lain yang bisa digunakan adalah
dengan menguji rasio effisiensi energi (EER). EER
adalah rasio antara kapasitas panas yang digunakan
untuk mendinginkan (dalam BTU) per jam dan
konsumsi Energi (dalam watt).
1. Pada spesifikasi AC/chiller adalah
1 KW/TR
= 3.5
1 KW
= 12.000 Btu/jam
-Room Condition
: 24C

Untuk menghitung arus nominal dengan peralatan


motor yang di oprasikan adalah jenis motor 3 phase,
disajikan dalam rumus:

I=

P
380 x 3 x cos

(Ampere)

I = 629 Amper
Besarnya tegangan:
V=

p
(volt)
I

V = 658 watt
Factor daya:
PF =

Kerjabermanfaat
masukan ker ja

Kerja bermaanfaat
Dimana ;

h2 = 46 C
h3 = 12 C

Qk
Wk

h2 h3
: 720
: 556

kerja bermanfaat = 720 - 556


= 164 Kj/Kg
Masukan kerja

= h2 h1

Dimana; h1 = 17.5C

: 558 Kj/Kg

Kj/Kg
Kj/Kg

15
-Supplay Air Temperature different : 6C
Masukan kerja

= 720 - 558
= 162 Kj/Kg

Maka;
PF

164
162

= 1.01 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:
Energi =

Dari data hasil perhitungan beban pendingin


diperoleh kebutuhan daya pada AC : 565.618 KW
Maka didapat : 565.618 KW/TR = 161.6
565.618 KW
= 6787416 Btu/jam
EER
= 6787416/1000
= 6787.416
COP

= EER/161.6
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)

629 x658 x1.01x1.73


x 24
1000

= 17356 watt
Faktor lain yang berpengaruh terhadap
efisiensi volumetrik adalah hubungan antara tekanan
suction dan tekanan discharge. Untuk memperoleh
efek refrigerasi yang memuaskan, maka suhu
evaporasi dan suhu kondensasi harus dijaga pada
tingkatan tertentu. Seperti diketahui bahwa suhu
evaporasi dan suhu kondensasi berbanding lurus
dengan tekanan suction dan tekanan discharge.
Selanjutnya perbandingan tekanan discharge dan
tekanan suction secara absolut disebut perbandingan
kompresi.
Dimana data di lapangan untuk kerja
kompresor adalah:
Tekanan Discharge
: 18 bar
Tekanan Suction : 6.5 bar

Konsumsi energi adalah hasil kali daya


motor terhadap waktu (t), dengan persamaan :

dimana :
I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.
Untuk menghitung arus nominal dengan peralatan
motor yang di oprasikan adalah jenis motor 3 phase,
disajikan dalam rumus:

I=

P
380 x 3 x cos

(Ampere)

I = 859 Amper
Besarnya tegangan:
V=

V = 658 watt

Maka:
Perbandingan Kompresi (Rc)

p
(volt)
I

18bar
6.5bar

= 2.7 bar
Pengaruh perbandingan kompresi terhadap
efisiensi volumetrik dapat dilihat dalam tabel
efisiensi volumetrik tabel 1.1,dengan mengacu pada
nilai perbandingan kompresi pada kompresor dalam
sistem air conditioning dimana dalam kasus ini
kompresor bekerja dengan arus yang di set pada
generator adalah 629 A.
2. Pada spesifikasi AC/chiller adalah
1 KW/TR
= 3.5
1 KW
= 12.000 Btu/jam
-Room Condition
: 24C

PF =

Kerjabermanfaat
masukan ker ja

Kerja bermaanfaat
Dimana ;

h2 = 40 C
h3 = 6 C

Qk
Wk

h2 h3
: 658
: 525

kerja bermanfaat = 658 - 525


= 133 Kj/Kg
Masukan kerja

= h2 h1

Dimana; h1 = 11.5C

: 552 Kj/Kg

Kj/Kg
Kj/Kg

16
Masukan kerja

= 658 - 552
= 106 Kj/Kg

V=

Maka;
PF

V = 658 watt

133
=
106

PF =

= 1.25 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:

859 x658 x1.25 x1.73


Energi =
x 24
1000

3. Pada spesifikasi AC/chiller adalah


1 KW/TR
= 3.5
1 KW
= 12.000 Btu/jam
-Room Condition : 24C
-Supplay Air Temperature different: 8C
Dari data hasil perhitungan beban pendingin
diperoleh kebutuhan daya pada AC : 500.990 KW
Maka didapat : 500.990 KW/TR = 143.1
500.990 KW
= 6011880 Btu/jam
EER
= 6011880/1000
= 6011.88
COP

= EER/143.1
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)
Konsumsi energi adalah hasil kali daya
motor terhadap waktu (t), dengan persamaan :

Kerja bermaanfaat
Dimana ;

I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.
Untuk menghitung arus nominal dengan peralatan
motor yang di oprasikan adalah jenis motor 3 phase,
disajikan dalam rumus:

380 x 3 x cos

I = 761 Amper
Besarnya tegangan:

Qk
Wk

h2 h3

h2 = 42 C
h3 = 8 C

: 659
: 458

Masukan kerja

= h2 h1

Dimana; h1 = 13.5C

: 502 Kj/Kg

Masukan kerja

= 659 - 502
= 157 Kj/Kg

Kj/Kg
Kj/Kg

Maka;
PF

(Ampere)

201
157

= 1.28 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:
Energi =

761x658 x1.28 x1.73


x 24
1000

= 26612 watt
Disini terlihat perbedaan supply energi pada sistem
Air Conditioning;
1.-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature different
: 8C
Tekanan Discharge Kompresor: 16.5 bar
Tekanan Suction Kompresor
: 6 bar

dimana :

Kerjabermanfaat
masukan ker ja

kerja bermanfaat = 659 - 458


= 201 Kj/Kg

= 29335 watt

I=

p
(volt)
I

Energi =

761x658 x1.28 x1.73


x 24
1000

= 26612 watt
2.-Room Condition
-Supplay Air Temperature different
Tekanan Discharge Kompresor
Tekanan Suction Kompresor

: 24C
: 6C
: 16 bar
:5.5 bar

17

Energi =

859 x658 x1.25 x1.73


x 24
1000

= 29335 watt
3.-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature different
: 12C
Tekanan Discharge Kompresor
: 18 bar
Tekanan Suction Kompresor
: 6.5 bar
Energi =

629 x658 x1.01x1.73


x 24
1000

= 17356 watt
Dari perhitungan di atas terjadi perbedaan energi dari
sistem Air Conditioning dengan melakukan variasi
perbedaan suhu pada supply air temperature diferent
yang mana dalam menvariasikan suhu tersebut perlu
dilihat balans energi pada perhitungan heat load
calculation.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kapal penumpang dengan menggunakan
system air conditioning central atau
terpusat,
salah
satu
cara
dengan
menfariasikan suhu di chiler waterplant,
dapat memberikan penghematan energi hal
ini
dapat
memberikan
kontribusi
penghematan bahan bakar pada konsumsi
generator set nya. Karena kerja generator
pada kapal bekerja secara kontinyu.
2. Pada kerja compresor akan menghasilkan
efisiensi volumetrik yang tinggi apabila
balance energi pada heat load calculation
tercapai
V.2. Saran
Pada pengesetan suhu di ruang penumpang
khususnya agar tidak mengeset suhu ruangan yang
terlalu rendah,masih dalam tarap kenyamanan
penghuni.
Pada pengaturan suhu pada supply air
temperature different di chiller water plant, perlu
dilihat balans energi pada perhitungan heat load
calculation yangmana hasil dari supply fresh air nya
harus balans dengan return air flownya,hingga
tercapai sirkulasi energi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
1995 ASHRAE HANDBOOK : APPLICATION,
ASHRAE, Inc.
BOCA, International Energy Conservation Code,
2000 ASHRAE, ASHRAE
Handbook, Fundamentals, 1993.
1997 ASHRAE HANDBOOK : FUNDAMENTALS,
ASHRAE,Inc.
Sumanto.1985. Dasar-Dasar Mesin Pendingin.
Yogyakarta:
Penerbit Andi
Buku panduan Efisiensi energi,ISBN 979-98399-2-0
INTERNASIONAL STANDARD ISO 7547-1985
(E)
Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
SNI 03 6390 2000
Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
SNI 03 6390 2001
Gator
Priowirjanto
2003,Komponen Kontrol
Refrigerasi
Refrigerasi dan sistem penyejuk AC
Handbook.

Anda mungkin juga menyukai