2
a.
b.
Untuk
mengatur
kecepatan
motor,
digunakan inverter. Yang dapat memfariasikan
putaran berdasarkan perubahan frekuensi, sedangkan
tegangan dan arus motor tidak mengalami perubahan.
Karena pada sistem inverter, frekuensi akan
sebanding perubahannya terhadap putaran, tegangan,
arus dan daya listrik. Dengan peralatan tersebut,
motor dapat berubah-ubah kondisi sesuai dengan
keperluan dan tidak mengalamai gangguan
kerusakan. Menurut Henry Nasution dan Mat Nawi
Wan Hassan (2003).
Dari
suatu
penelitian
dapat
disimpulkan,semakin lama suatu sistem refrigerasi
bekerja maka temperatur hasil pendinginan semakin
turun,temperatur
hasil
pendinginan
dengan
menggunakan refrigerant hidrokarbon jenis PIB
hampir sama dengan yang menggunakan R-12,yang
mana arus listrik yang digunakan pada refrigerant
jenis PIB lebih rendah dibandingkan dengan R-12,
COP dan efisiensi yang dihasilkan PIB lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan R-12, Pada
penggantian jenis refrigerant dari R-12 ke
hidrokarbon tidak ada komponen - komponen dari
sistem yang diganti atau diubah, refrigeran dari
3
Kalor spesifik suatu bahan adalah jumlah
energi yang diperlukan untuk menaikkan
suhu satu satuan bahan tersebut sebesar t
K atau sebesar t C. Dua besaran yang
umum adalah kalor spesifik pada volume
tetap (Cv) dan kalor spesifik pada tekanan
tetap (Cp).
Contoh :
Cp udara (pada 300K) = 1,0035
Kj
Kg
Kj
Kg
4.Entalpi
Entalpi merupakan kandungan energi
termal yang dimiliki suatu benda, yang
besarnya dipengaruhi pleh suhu ( t ) dan
tekanan ( P ).
5.Entropi
Entropi adalah sifat gas yang mengukur
derajat keacakan atau ketidak pastian
pada tingkat mikroskopis. Apabila
dikaitkan dengan hukum termo
dinamika kedua maka entropi bisa
dipakai untuk menyatakan arah
berlangsungnya suatu proses. Hukum
termo dinamika kedua mengharuskan
produk entropi bernilai 0 sehingga
dapat ditulis sebagai berikut:
S > S 2 S1
S 0
Bila ; DS > 0, maka proses akan
berlangsung
DS = 0, maka proses akan ideal
DS < 0,maka proses takmungkin
berlangsung
6.Rapat Massa (r) dan Volume Spesifik
()
Rapat massa adalah massa persatuan
volume. Sedangkan Volume Spesifik
adalah volume persatuan massa.
r =
dan =
m
dimana;
massa
(Kg,Gr,Lbm,dsb)
: volume (m, Cm,
Liter,dsb)
II.3 Sistim Refrigerasi Kompresi Uap
Siklus refrigerasi kompresi mengambil
keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang
bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung
1/f
dimana :
6
K = Konduktivitas thermal (Btu in/hr Ft2 oF)
X = Tebal material (in)
fo = Koefisien konveksi sisi luar (Btu /hr Ft2 oF) f1 =
Koefisien konveksi sisi dalam (Btu /hr Ft2 oF)
4.2. Manusia
Persamaan umum yang di gunakan untuk
menghitung beban pendingin sensibel penghuni:
Asumsi yang diambil :
jumlah penghuni (pnumpang).
jumlah orang yang keluar/masuk.
jenis pekerjaan.
beban pendinginan sensibel penghuni (watt) =
perolehan per orang (tabel 0.6) xjumlah orang x
CLF
4.3. Lampu
Panas yang diberikan lampu pada beban perolehan
panas dapat ditulis dengan persamaan:
Asums yang di ambil:
Jumlah lampu.
Daya terpasang.
Jenis lampu.
4.4. Peralatan listrik (komputer, kipas angin,
kulkas)
Panas yang dialirkan dari peralatan listrik yang
digunakan:
Q = Daya input (Watt) x loss dalam bentuk
panas ke lingkungan
4.5. Aliran udara yang mengalir melalui pintu,
ventilasi, infiltrasi
Dalam proses bongkar muat selalu membuka dan
menutup pintu. Hal ini menimbulkan masuknya
sejumlah kalor dari luar kedalam ruang pendingin.
Karena udara luar lebih panas ruang pendingin
maka terjadi beban pendingin atau yang lebih di
kenal dengan infiltrasi.
Beban = (Vol.ruangan) (pertukaran udara)
(0.075) (h0-h1)
II.5. Kriteria Kenyamanan.
5.1. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan
Termal Orang.
5.1.1. Temperatur Udara Kering.
a). Temperatur udara kering sangat besar
pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang
dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui
konveksi.
b). Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis
dapat dibagi menjadi :
7
mempunyai titik didih -41,4oF (-40,8oC).
refrigeran ini telah banyak digunakan untuk
menggantikan R-12 dikarenakan biaya
kompresornya yang lebih murah. Dalam
penulisan ini refrigeran yang digunakan
adalah R-22.
2.
II.6.2. Kompresor
Kapasitas suatu kompresor refrigerasi
umumnya dinyatakan dengan kkal/jam (BTU/jam)
atau dalam ton refrigerasi pada suhu evaporatif yang
diinginkan. Pemilihan kompresor yang diinginkan,
perlu mempertimbangkan faktor beban panas total
yang dihitung, lamanya jam aktual operasi
kompresor, kapasitas yang dihitung dari kompresor,
suhu refrigeran di dalam evaporator dan jenis atau
tipe yang tersedia (Ilyas, 1983).
Kompresor unit terdiri atas motor penggerak
dan kompresor. Kompresor berugas untuk menghisap
dan menekan refrigerant sehingga refrigerant beredar
dalam unit mesin pendingin.
Berdasarkan penggeraknya, kompresor dibagi atas:
1.Open type unit
Disini kompresor dan motor penggerak
masing-masing berdiri sendiri untuk memutarkan
kompresor dipergunakan ban (belt). Motor
penggeraknya biasanya motor listrik atau motor
diesel.
2.Semi Hermetic unit
Disini kompresor dan motor juga berdiri
sendiri-sendiri tetapi dihubungkan sehingga seolaholah menjadi satu bagian.
3.Hermetic unit
8
Disini kompresor dan kondensor menjadi
satu unit yang tertutup.
II.6.3. Kondensor
Kondensor merupakan satu bagian penting
dari sistem pendinginan. Dalam kondensor panas
dipindahkan dari refrrigeran ke medium pendinginan,
air atau udara. Kondensor harus menghilangkan
semua panas yang ditimbulkan refrigeran dalam
sistem refrigerasi. Panas ini ditimbulkan dari
evaporator (dari beban pendinginan) dan panas yang
ditimbulkan dari proses kompresi gas refrigerant.
II.6.4. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan
pendingin menguap dari cair menjadi gas.
Perpindahan panas dari ruangan sekitar atau beban
yang didinginkan ke dalam sistem. Panas tersebut
lalu dibawa ke kompresor dan dikeluarkan lagi oleh
kondensor.
BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam pengerjaan tugas
akhir ini adalah :
III.1. Study litelatur
Pengumpulan bahan referensi penunjang
yang dapat membantu penulis baik itu melalui jurnal ,
paper, buku-buku serta e mail (internet source).
III.2. Pengambilan Data
Metode Tugas Akhir ini menggunakan data
sekunder yang berasal dari berbagai sumber, antara
lain :
a. Perusahaan pemilik Kapal.
Dari perusahaan pemilik kapal terkait dapat
diketahui data data tentang system
pendingin yang digunakan serta kebutuhan
daya untuk system Air Conditioning.
b. General Arrangement ( Rencana Umum
dari kapal )
Untuk mengetahui volume atau kapasitas
dari ruang muat untuk menghitung beban
pendingin.
III.3. Menentukan kapasitas pendinginan
Dari data-data yang diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah dengan menghitung kapasitas
pendingin yang akan direncanakan, mengacu pada ke
Ekonomisan Sistem. Kapasitas didasarkan pada
volume ruang muat kapal penumpang.
9
Flowcart pengerjaan Tugas Akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
MULA
Studi Literatur dan
Pengambilan Data
Analisa Teknis
General
Arrangement
Data Cuaca dan
Iklim
B b
di
Menganalisa Sistem
Pendingin
Menganalisa Effisiensi
Kerja Peralatan Sistem
Pendingin(Kompresor,Kon
Sistem
Pengkondisian
Udara
Optimasi Pemakaian Energi
Pemakaian
Energi < Standar
SELESAI
10
- Suhu gas keluar
- Kapasitas
: 72 C
: 50 %
11
Cara kerja kompresor pada system pendingin bekerja
membuat perbedaan tekanan, sehingga cairan
pendingin dapat mengalir dari satu bagian ke bagian
lain dari system. Karena adanya perbedaan tekanan
antara tekanan tinggi dan sisi tekan rendah, maka
bahan pendingin cair dapat mengalir melalui katup
ekspansi ke evaporator.
Kondensor
12
Equipment Load
totalroomload / 0,335
x
=
temperaturediffernt
freshairx people
x(volume xtot. people )
room
0,65
Freshairquantity
Qlaten =
sup plyF .a.q
(cond .outside room condt . )x1,2 x
3,6
: 24C
: 8C
13
2.-Room Condition
-Supplay Air Temperature different
: 24C
: 6C
3.
-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature
: 12C
different
14
-Supplay Air Temperature different : 12C
Dari data hasil perhitungan di lapangan diperoleh
kebutuhan daya pada AC : 414.141 KW
Maka didapat : 474.141 KW/TR = 118.3
414.141 KW
=
4969692
Btu/jam
EER
= 4969692/1000
= 4969.692
COP
= EER/66.272
= 4969.692/118.3
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)
Konsumsi energi adalah hasil kali daya
motor terhadap waktu (t), dengan persamaan :
dimana :
I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.
I=
P
380 x 3 x cos
(Ampere)
I = 629 Amper
Besarnya tegangan:
V=
p
(volt)
I
V = 658 watt
Factor daya:
PF =
Kerjabermanfaat
masukan ker ja
Kerja bermaanfaat
Dimana ;
h2 = 46 C
h3 = 12 C
Qk
Wk
h2 h3
: 720
: 556
= h2 h1
Dimana; h1 = 17.5C
: 558 Kj/Kg
Kj/Kg
Kj/Kg
15
-Supplay Air Temperature different : 6C
Masukan kerja
= 720 - 558
= 162 Kj/Kg
Maka;
PF
164
162
= 1.01 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:
Energi =
= EER/161.6
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)
= 17356 watt
Faktor lain yang berpengaruh terhadap
efisiensi volumetrik adalah hubungan antara tekanan
suction dan tekanan discharge. Untuk memperoleh
efek refrigerasi yang memuaskan, maka suhu
evaporasi dan suhu kondensasi harus dijaga pada
tingkatan tertentu. Seperti diketahui bahwa suhu
evaporasi dan suhu kondensasi berbanding lurus
dengan tekanan suction dan tekanan discharge.
Selanjutnya perbandingan tekanan discharge dan
tekanan suction secara absolut disebut perbandingan
kompresi.
Dimana data di lapangan untuk kerja
kompresor adalah:
Tekanan Discharge
: 18 bar
Tekanan Suction : 6.5 bar
dimana :
I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.
Untuk menghitung arus nominal dengan peralatan
motor yang di oprasikan adalah jenis motor 3 phase,
disajikan dalam rumus:
I=
P
380 x 3 x cos
(Ampere)
I = 859 Amper
Besarnya tegangan:
V=
V = 658 watt
Maka:
Perbandingan Kompresi (Rc)
p
(volt)
I
18bar
6.5bar
= 2.7 bar
Pengaruh perbandingan kompresi terhadap
efisiensi volumetrik dapat dilihat dalam tabel
efisiensi volumetrik tabel 1.1,dengan mengacu pada
nilai perbandingan kompresi pada kompresor dalam
sistem air conditioning dimana dalam kasus ini
kompresor bekerja dengan arus yang di set pada
generator adalah 629 A.
2. Pada spesifikasi AC/chiller adalah
1 KW/TR
= 3.5
1 KW
= 12.000 Btu/jam
-Room Condition
: 24C
PF =
Kerjabermanfaat
masukan ker ja
Kerja bermaanfaat
Dimana ;
h2 = 40 C
h3 = 6 C
Qk
Wk
h2 h3
: 658
: 525
= h2 h1
Dimana; h1 = 11.5C
: 552 Kj/Kg
Kj/Kg
Kj/Kg
16
Masukan kerja
= 658 - 552
= 106 Kj/Kg
V=
Maka;
PF
V = 658 watt
133
=
106
PF =
= 1.25 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:
= EER/143.1
= 42
Panduan : Semakin tinggi nilai
EER dan COP semakin hemat AC/Chiller.
(ref.panduan program panduan efisiensi
energi di hotel;hal 69)
Konsumsi energi adalah hasil kali daya
motor terhadap waktu (t), dengan persamaan :
Kerja bermaanfaat
Dimana ;
I (Ampere) : arus.
V (Volt) : tegangan.
PF : faktor daya.
Untuk menghitung arus nominal dengan peralatan
motor yang di oprasikan adalah jenis motor 3 phase,
disajikan dalam rumus:
380 x 3 x cos
I = 761 Amper
Besarnya tegangan:
Qk
Wk
h2 h3
h2 = 42 C
h3 = 8 C
: 659
: 458
Masukan kerja
= h2 h1
Dimana; h1 = 13.5C
: 502 Kj/Kg
Masukan kerja
= 659 - 502
= 157 Kj/Kg
Kj/Kg
Kj/Kg
Maka;
PF
(Ampere)
201
157
= 1.28 Kj/Kg
Maka energi yang digunakan dalam sistem Air
Conditioning per hari adalah:
Energi =
= 26612 watt
Disini terlihat perbedaan supply energi pada sistem
Air Conditioning;
1.-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature different
: 8C
Tekanan Discharge Kompresor: 16.5 bar
Tekanan Suction Kompresor
: 6 bar
dimana :
Kerjabermanfaat
masukan ker ja
= 29335 watt
I=
p
(volt)
I
Energi =
= 26612 watt
2.-Room Condition
-Supplay Air Temperature different
Tekanan Discharge Kompresor
Tekanan Suction Kompresor
: 24C
: 6C
: 16 bar
:5.5 bar
17
Energi =
= 29335 watt
3.-Room Condition
: 24C
-Supplay Air Temperature different
: 12C
Tekanan Discharge Kompresor
: 18 bar
Tekanan Suction Kompresor
: 6.5 bar
Energi =
= 17356 watt
Dari perhitungan di atas terjadi perbedaan energi dari
sistem Air Conditioning dengan melakukan variasi
perbedaan suhu pada supply air temperature diferent
yang mana dalam menvariasikan suhu tersebut perlu
dilihat balans energi pada perhitungan heat load
calculation.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kapal penumpang dengan menggunakan
system air conditioning central atau
terpusat,
salah
satu
cara
dengan
menfariasikan suhu di chiler waterplant,
dapat memberikan penghematan energi hal
ini
dapat
memberikan
kontribusi
penghematan bahan bakar pada konsumsi
generator set nya. Karena kerja generator
pada kapal bekerja secara kontinyu.
2. Pada kerja compresor akan menghasilkan
efisiensi volumetrik yang tinggi apabila
balance energi pada heat load calculation
tercapai
V.2. Saran
Pada pengesetan suhu di ruang penumpang
khususnya agar tidak mengeset suhu ruangan yang
terlalu rendah,masih dalam tarap kenyamanan
penghuni.
Pada pengaturan suhu pada supply air
temperature different di chiller water plant, perlu
dilihat balans energi pada perhitungan heat load
calculation yangmana hasil dari supply fresh air nya
harus balans dengan return air flownya,hingga
tercapai sirkulasi energi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1995 ASHRAE HANDBOOK : APPLICATION,
ASHRAE, Inc.
BOCA, International Energy Conservation Code,
2000 ASHRAE, ASHRAE
Handbook, Fundamentals, 1993.
1997 ASHRAE HANDBOOK : FUNDAMENTALS,
ASHRAE,Inc.
Sumanto.1985. Dasar-Dasar Mesin Pendingin.
Yogyakarta:
Penerbit Andi
Buku panduan Efisiensi energi,ISBN 979-98399-2-0
INTERNASIONAL STANDARD ISO 7547-1985
(E)
Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
SNI 03 6390 2000
Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung
SNI 03 6390 2001
Gator
Priowirjanto
2003,Komponen Kontrol
Refrigerasi
Refrigerasi dan sistem penyejuk AC
Handbook.