Anda di halaman 1dari 31

TRAUMA SSP

KELOMPOK 13 FK UNILA

Kelompok 13
Anwar Nuari
Dessy Eva Dermawaty
Fini Amalia
Gilang Yoghi Pratama
Kartika Yuana Fitri
Nur Amalina Dianati
Nycho Alva Chindo
Resti Ramdani
Siska Karolina S
Vandy Ikra

1118011012
1118011028
1118011046
1118011048
1118011065
1118011088
1118011092
1118011108
1118011126
1118011137

Pingsan

Rika tiba di UGD Rumah Sakit Umum di antar oleh


keluargannya dengan keluhan tidak sadarkan diri setelah
mengalami kecelkaan jatuh dari motor dengan kepala dan
punggung yang terbentur keras pada aspal sejak 4 jam
yang lalu, ia juga mengeluarkan darah dari telinga dan
hidungnya serta kedua kelopak matannya hematom.
Kemudian segera di lakukan tindakan di Rumah Sakit
tersebut dan 3 hari kemudian pasien baru sadar. Namun
kedua tungkainya mengalami kelumpuhan. Raka juga
tidak mampu menahan BAK sehingga sering mengompol.
Saat ini Raka berobat jalan dan menjalani fisioterapi.

Fisioterapi : - Pemulihan dengan memberikan pelatihan


kekuatan otot
- Pemulihan dengan memberikan
pelatihan kekuatan otot
Hematom : pembekuan darah dirongga kepala
(tengkorak)

1. Bagaimana penyebab terjadinnya penurunan


kesadaran
?
Cedera kepala, penegakan diagnostik, dan
penatalaksanannya
?
Kenapa Raka mengeluarkan darah dari telinga
dan hidung serta kelopak mata tampak
hematom
?
Kenapa Raka tidak dapat menahan BAK ?
Kenapa dalam skenario tersebut terjadi
kelumpuhan ?

1.Penyebab Penurunan Kesadaran

Perubahan dalam lingkungan kimia otak


seperti keracunan
Kekurangan oksigen karena
berkurangnya aliran darah ke otak
Tekanan berlebihan di dalam rongga
tulang kepala
kekurangan aliran darah (seperti pada
keadaan syok)
Penyakit metabolic seperti diabetes
mellitus (koma ketoasidosis)

Derajat kesadaran berdasarkan SKG


Kategori

SKG

Gambaran Klinik

CT Scan otak

Minimal

15

Pingsan (-), defisit


neurologi (-)

Normal

Ringan

13 15

Pingsan < 10 menit,


defisit neurologik (-)

Normal

Sedang

9 12

Pingsan > 10 menit s/d


6 jam defisit
neurologik (+)

Abnormal

Berat

38

Pingsan > 6 jam, defisit Abnormal


neurologik (+)

Catatan:

1. Tujuan klasifikasi ini untuk pedoman triase di gawat darurat


2. Jika abnormalitas CT scan berupa perdarahan intrakranial,
penderita dimasukan klasifikasi trauma kapitis berat.

2.Cedera Kepala
Cedera kepala atau yang disebut
dengan trauma kapitis adalah ruda
paksa tumpul/tajam pada kepala atau
wajah yang berakibat disfungsi
cerebral sementara. Merupakan salah
satu penyebab kematian dan
kecacatan utama pada kelompok usia
produktif, dan sebagian besar karena
kecelakaan lalulintas.

Tipe trauma kepala

Trauma kepala terbuka

Trauma kepala tertutup (Komusio


serebri/Gegar otak, Kontusio serebri
/Memar otak, Perdarahan sub dural,
Perdarahan Intraserebral )

Trauma kepala terbuka

Trauma kepala ini menyebabkan fraktur


tulang tengkorak dan laserasi duramater.
Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang
tengkorak menusuk otak
Fraktur longitudinal sering menyebabkan
kerusakan pada meatus akustikus interna,
foramen jugularis dan tuba eustachius.
Setelah 2-3 hari akan tampak battle sign
(warna biru dibelakang telinga diatas os
mastoid) dan otorrhoe (liquor keluar dari
telinga). Perdarahan dari telinga dengan
trauma kepala hampir selalu disebabkan
oleh retak tulang dasar tengkorak.

Komplikasi

Komplikasi pada trauma kepala terbuka


adalah infeksi, meningitis dan
perdarahan / serosanguinis.

Klasifikasi

Simple head injury


Commotio cerebri
Contusion cerebri
Laceratio cerebri
Basis cranii fracture

Diagnosis ditegakkan berdasarkan


1. Anamnesis

Trauma kapitis dengan/tanpa gangguan


kesadaran atau dengan interval lucid
Perdarahan/ottorhea/rhinorrhea
Amnesia paska traumatika
(retrograd/anterograd)

2. Hasil pemeriksaan klinis Neurologis


3. Foto kepala polos, posisi AP, lateral,
tangensial.

Penegakan diagnosis
4. Foto lain dilakukan atas indikasi termasuk fotoservikal.
Dari hasil foto dapat diperhatikan kemungkinan adanya fraktur:

Linier
Impresi
Terbuka/tertutup

5. CT Scan Otak: untuk melihat kelainan otak yang mungkin


terjadi berupa

Gambaran kontusio
Gambaran edema otak
Gambaran perdarahan (Hiperdens)
Hematoma epidural
Hematoma subdural
Perdarahan subarakhnoid
Hematoam intraserebral

Penatalaksanaan medis pada


trauma kepala

Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan


anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat
ringannya trauma.
Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat). Untuk
mengurangi vasodilatasi.
Pemberian analgetika.
Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis
yaitu manitol 20% atau glukosa 40% atau gliserol
10%.
Antibiotika yang mengandung barrier darah otak
(penisilin) atau untuk infeksi anaerob diberikan
metronidazole

Makanan atau cairan. Pada trauma


ringan bila muntah-muntah tidak dapat
diberikan apa-apa, hanya cairan infus
dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18
jam pertama dari terjadinya kecelakaan),
2-3 hari kemudian diberikan makanan
lunak.
Pembedahan.

Pada trauma berat, hari-hari pertama (23 hari), tidak terlalu banyak cairan.
Dekstrosa 5% 8 jam pertama, ringer
dekstrose 8 jam kedua dan dekstrosa 5%
8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila
kesadaran rendah, makanan diberikan
melalui nasogastric tube (2500-3000
TKTP). Pemberian protein tergantung
nilai urea N.

Konsensus Manajemen di Unit Gawat


Darurat
Penanggulangan Trauma Kapitis Akut
Penanganan emergensi sesuai dengan
beratnya trauma kapitis
Survei Primer, guna; menstabilkan kondisi
pasien, meliputi;
A = Airway (jalan nafas)
bebaskan jalan nafas dengan memeriksa
mulut dan dan mengeluarkan darah, gigi
yang patah, muntahan dan sebagainya. Bila
perlu lakukan Intubasi (waspadai adanya
fraktur tulang leher)

B = Breathing (pernafasan)
Pastikan pernafasan adekuat.
Perhatikan frekuensi, pola nafas dan pernafasan dada
atau perut dan kesetaraan pengembangan dada kanan
dan kiri (simetris). Bila ada gangguan pernafasan, cari
penyebab apakah terdapat gangguan pada sentral (otak
dan batang otak) atau perifer (otot pernafasan atau paruparu). Bila perlu, berikan oksigen sessuai dengan
kebutuhan dengan target saturasi O2 > 92%
C = Circulation (sirkulasi)
Pertahankan tekanan darah Sistolik > 90 mmHg.
Pasang sulur intravena. Berikan cairan intervena drip,
NaCl 0.9% atau Ringer. Hindari cairan hipotonis. Bila
perlu berikan obat vesopresor dan / inotropik.

D = Disability (untuk mengetahui lateralisasi dan


kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status
umum dan neurologi)
- Tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan,
suhu
- Skala koma glasgow
- pupil; ukuran, bentuk dan refleks cahaya
- pemeriksaan neurologi cepat; Hemiparesis,
refleks patologis
- Luka-luka
- Anamnesa: AMPLE (Allergies, Medications, Past
illness, last meal, event / environment related to
injury)

Siapkan untuk operasi pada pasien yang


mempunyai indikasi
Siapkan untuk masuk ruang rawat
Penaganan luka-luka
Pemberian terapi obat-obatan
sesuaikebutuhan

Mengeluarkan darah dari telinga dan


hidung serta mata tampak hematom

Darah dari telinga : karena adanya


fraktur dari fossa media yang diikuti
dengan pecahnya pembuluh darah dan
mengakibatkan darah dan cairan otak
mengalir keluar melalui tuba eustacii
Darah dari hidung: karena pecahnya
pembuluh darah dihidung dan juga
karena adanya hematom intraserebral
yang menyebabkan perdarahan
parenkim otak karena pecahnya arteri
intraserebral

Kelopak mata hematom karena adanya


perdarahan periorbital dimana darah
dari fossa anterior mengalir ke jaringan
periorbital dan mengisi bagian
konjungtiva mata

Tidak dapat menahan BAK

Karena mengalami cedera pada medulla


spinalis sehingga mengalami gangguan BAK
(Buang Air Kecil) dan defekasi.Terjadi kompresi
pada saraf yang mengakibatkan pemutusan
sinyal dan sehingga otot detrusor BAK (Buang
Air Kecil) tidak bekerja dengan baik.
Patofisiologi sehingga Raka mengalami
gangguan miksi : Trauma Medula Spinalis
perdarahan merembes ke bagian-bagian
spinal menghambat saraf terjadi lesi
ataupun edema

Lumpuh

terjadi pelepasan neurotransmiter yang


berlebih sehingga menyebabkan rasa
rangsang yang berlebihan pada sel saraf.
Pada kejadian ini akibat terjadinya
penimbunan glutamat yang berlebih
yang bmenyebabkan cedera sel saraf.

Lesi pada medula spinalis memberi gejala:

Kerusakan setinggi medula spinalis servical


menyebabkan kelumpuhan tetraprase
Kerusakan medula spinalis thorakal sampai
dengan lumbal memberikan gejala
paraprase

DIET atau PEMBERIAN MAKANAN

Umum
Khusus

Diet makanan untuk pasien secara umum :

Sumber karbohidrat
yang boleh :
Beras
ditim,dibubur,kentan
g rebus atau di
puree,roti
yang tidak boleh :
Nasi goreng, beras
ketan, bulgur, jagung,
ubi,singkong

Sumber protein hewani


yang boleh : Daging sapi, kerbau,
ikan, unggas direbus, dikukus,
ditim,disemur
yang tidak boleh : Daging berlemak
banyak, daging, ikan , telur digoreng

Sumber protein nabati


yang boleh : Tahu,tempe,oncom direbus,
dikukus, dipanggang
yang tidak boleh : Dalam bentuk digoreng
Lemak
yang boleh : Mentega, margarin, minyak
goreng untuk menumis
yang tidak boleh : Untuk menggoreng , santan
kental

Sayuran
yang boleh: Sayuran yang tak banyak serat
dan
dimasak ; bayam, kangkung, kacang
panjang ,labu siam
yang tidak boleh : Sayuran mentah; sayuran
yang menimbulkan gas:kol, sawi,
lobak
Buah- buahan
yang boleh : Buah segar: pisang, pepaya, sari
sirsak
yang tidak boleh : Buah yang banyak serat
dan
menimbulkan gas: durian

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai