TIDUR
TUTORIAL 2
Analisa Kasus
Pasien 40 tahun datang dengan keluhan sulit tidur,
terlebih jika bayang-bayang kematian menghantui
Sudah dirasakan kurang lebh 2 tahun sejak suami
meninggal
Keluhan penyerta: lesu dan letih pada pagi hari,
ketakutan yang sangat mengganggu
PERMASALAHAN UTAMA
Apa yang terjadi pada Ny. Rika?
Bagaimana patofisiologi keluhannya?
Bagaimana cara menegakkan diagnosa?
Apa hubungan keluhan utama dengan keluhan
penyerta?
Bagaimana tatalaksana keluhan pasien?
PENDAHULUAN
Konsep gangguan jiwa menurut PPDGJ III,
didapatkan butir-butir :
1. Adanya gejala klinis yang bermakna
berupa:
Sindrom atau pola perilaku
Sindrom atau pola psikologi
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan
penderitaan/distress
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan
disabilitas dalam kehidupan sehari-hari
JENIS-JENIS NEUROSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Neurosis
Neurosis
Neurosis
Neurosis
Neurosis
Neurosis
PATOFISIOLOGI
Risk Factor
TINGKAT ANXIETAS
Menurut Peplau (1963):
1.
Anxietas Ringan
INA/KDK/STIKES KH
2. Anxietas sedang
3. Anxietas berat
INA/KDK/STIKES KH
4. Panik
INA/KDK/STIKES KH
PEDOMAN DIAGNOSIS
Tergantung anxietasnya:
Agorafobia
Fobia
sosial
Fobia khas
Gangguan panik
Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan anxietas campuran lainnya
AGORAFOBIA
FOBIA SOSIAL
FOBIA KHAS
GANGGUAN PANIK
GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
GANGGUAN CAMPURAN
ANXIETAS DAN DEPRESI
GANGGUAN ANXIETAS
CAMPURAN LAINNYA
GANGGUAN PENYERTA
Gangguan tidur non-organik
(PPDGJ III)
1. Dissomnia
Gangguan tidur intrisik Narkolepsi, gerakan anggota
gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi
saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik
kepala, tidur berlebihan (hipersomnia), idiopatik.
Gangguan tidur ekstrisik Tidur yang tidak sehat,
lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,
ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant
Gangguan tidur irama sirkadian Jet-lag sindroma,
perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur,
sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak
teratur, tidak tidur selama 24 jam.
2. Parasomnia
Gangguan aurosal Gangguan tidur berjalan,
gangguan tidur teror, aurosal konfusional
Gangguan antara bangun-tidur Gerak tibatiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan
gerak berirama
Berhubungan dengan fase REM Gangguan
mimpi buruk, gangguan tingkah laku,
gangguan sinus arrest
Parasomnia lain-lainnya Bruxism (otot
rahang mengeram), mengompol, sukar
menelan, distonia parosismal
INSOMNIA
Batang Otak
Otak
Norepinefrin
Serotonin
Keluar
Serabut Saraf (Jaras Ascendens)
Sistem Limbik
Lanjutan...
Lanjutan...
Sistem Limbik
Rangkaian Listrik
Transmisi
Norepinefrin
Organ
Jantung, Paru-paru, Usus
Serotonin
Medulla Oblongata
Gangguan Tidur
Aktivitas simpatik
PEDOMAN DIAGNOSIS
Tergantung gangguan tidur:
Insomnia non-organik
Hipersomnia non-organik
Gangguan Jadwal Tidur-Jaga
Somnambulisme
Teror Tidur
Mimpi Buruk
INSOMNIA NON-ORGANIK
HIPERSOMNIA NON-ORGANIK
SOMNAMBULISME
TEROR TIDUR
MIMPI BURUK
TATALAKSANA ANXIETAS
TERAPI ANXIETAS
Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi analitik
Sosioterapi
Terapi seni kreatif
Terapi kerja
Terapi perilaku
Farmakoterapi
FARMAKOTERAPI
Obat anti-anxietas mempunyai beberapa
sinonim, antara lain psikoleptik, transquilizer
minor dan anksioliktik.
BENZODIAZEPIN
Diazepam
Peroral
10-30 mg/hari
IV/IM 2-10 mg/kali
Chlordiazepoxid
Tablet
15-30 mg/hari
Kaplet 2-3 kali/hari
Lorazepam
Tablet
Prazepam
Tablet
Alprazolam
Tablet
Oksazolam
Tablet
Clobazam
Tablet
NON-BENZODIAZEPIN
Buspiron
Tablet
15-30 mg/hari
Sulpirid
Kapsul
100-200 mg/hari
MEKANISME KERJA
Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas
dari sistem limbik yang terdiri dari
dopaminergik, nonadrenergik, serotonergik
yang dikendalikan oleh GABAergik yang
merupakan suatu inhibitory neurotransmitter.
Obat anti anxietas benzodiazepine yang
bereaksi dengn reseptornya yang akan menginforce the inhibitory action of GABA neuron
sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.
EFEK SAMPING
Sedasi
Relaksasi otot
Potensi menimbulkan ketergantungan lebih
rendah dari narkotika
Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh
efek obat yang masih dapat dipertahankan
setelah dosis terakhir berlangsung sangat
singkat
Penghentian obat secara mendadak akan
menimbulkan gejala putus obat