Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dan
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Kerangka Dasar Konseptual.
Dalam makalah ini, kami membahas materi mengenai Kerangka DASAR Konseptual yaitu
mencakup sub-bab Tujuan Pelaporan Keuangan dan Karakteristik Kualitatif Informasi
Akuntansi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
BAB I...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................... 3
1.1.
Latar Belakang........................................................................................... 3
1.2.
Ruang Lingkup........................................................................................... 3
1.3.
Manfaat.................................................................................................... 3
1.4.
Sistematika Penulisan...................................................................................4
BAB II..................................................................................................................... 5
BAB III.................................................................................................................. 17
PENUTUP........................................................................................................... 17
3.1.
Kesimpulan............................................................................................. 17
3.2.
Saran..................................................................................................... 17
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar
akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka
kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara
terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual
FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa
depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan
karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilahistilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya
Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan
aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan
adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan
dengan peraturan baru yang berlaku.
1.3 Manfaat
1.5.1. Manfaat bagi Pembaca
Kami berharap agar para pembaca dapat mengetahui secara rinci mengenai materi yang
kami bahas, yaitu mengenai rerangka konseptual akuntansi dan mempraktekkannya di
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan akuntansi.
1.5.2. Manfaat bagi Penulis
Sama seperti yang telah disebutkan di atas, kami selaku penulis juga harus dapat
mempelajari dan menerapkan rerangka konseptual akuntansi dalam kegiatan sehari-hari
yang berkaitan dengan akuntansi.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan sistem bab yang terdiri dari tiga
bab disertai dengan daftar pustaka, yaitu:
Bab I
Bab II
Bab III
BAB II
Pembahasan
Kerangka Konseptual Akuntansi
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Hirarki Konseptual
Financial Accounting Standard Board (FASB) telah mengusulkan suatu Kerangka
Dasar Konseptual (Conceptual Framework) sebagai suatu dasar untuk menetapkan standarstandar akuntansi. Suatu diagram dengan penjelasan ditunjukkan yang menjelaskan hubungan
antara berbagai unsur dalam kerangka dasar.
Berikut merupakan rerangka dasar konseptual dari Statements of Financial
Concepts (SFAC):
SFAC 1 (November 1978)
Tujuan-tujuan
akuntansi
untuk
perusahaan
bisnis.
Karakteristik-karakteristikkualitatif
keuangan.
Definisi unsur-unsur laporan keuangan untuk
informasi
perusahaan bisnis.
Definisi konsep-konsep seperti pengakuan,
bukan
waktunya.
SFAC 6 menggantikan
SFAC
dengan
Hirarki Unsur-Unsur dalam suatu Rerangka Dasar Konseptual untuk Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan
Istilah-istilah dalam hirarki yang ditunjukkan pada gambar diatas didefinisikan oleh
FASB dengan cara berikut:
Tujuan adalah suatu arahan atau akhir tindakan, suatu sasaran. Tujuan merupakan
subyek dari SFAC 1.
Informasi yang dibutuhkan mencakup identifikasi kategori yang luas dari informasi
akuntansi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai. Contohnya, beberapa tujuan yang
disebutkan dalam Studi Tujuan berhubungan dengan jenis-jenis laporan keuangan tertentu
yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri-ciri informasi akuntansi yang cenderung
untuk menambah kegunaannya. Karakteristik kualitatif dapat diharapkan:
a. Dapat bertahan terhadap pengujian waktu;
7
SFAC
No.
1 Objectives
of
Financial
Reporting
by
Business
Enterprises (1978), Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan
ekonomi. Statement ini
merupakan
turunan
dari Trueblood
Reportdengan
Dokumen ini tidak menyatakan statement mana yang harus dipakai dan bagaimana
formatnya. Namun dokumen ini menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan
informasi mengenai sumber ekonomi perusahaan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Kelompok Pemakai
Masalah pertama adalah mendefinisikan kelompok pemakai utama. Beberapa
beragumentasi bahwa ini adala manajemen itu sendiri. Yang lain membela pekerja, atau
pelanggan, atau publik. FASB berpendapat bahwa pemegang saham, investor lain, dan
kreditor adalah pemakai utama akuntansi.
10
Mereka menyimpan dari asumsi-asumsi mereka mengenai kelompok pemakai utama bahwa
pelaporan keuangan harus berguna untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan
keputusan sejenis. Kritik-kritik menanggapi bahwa keputusan semacam itu didasarkan pada
berbagai data prakiraan yang sebagian besar bersifat ekonomi dan bahwa peran akuntansi
hanyalah untuk meneguhkan data ini. Dengan kata lain, kritikus menganggap bahwa nilai
umpan balik informasi akuntansi adalah lebih penting daripada nilai peramalan.
FASB mempersempit fokus mereka bahkan leih jauh pada investor dengan
menyatakan bahwa:
Tujuan dasarnya berasal dari kebutuhan informasi pemakai luar yang kurang berwenang
untuk menyusun informasi keuangan yang mereka inginkan dari perusahaan dan karenanya
harus menggunakan informasi yang dikomunikasikan manajemen kepada mereka.
Dengan kata lain, fokus mereka adalah pada investor yang lebih kecil. Penekanan
pada pemakai eksternal yang kurang berwenang dalam SFAC 1 dikritik atas dasar bahwa
hipotesis pasar efisien, yang dibahas dalam bab berikut, menunjukan bahwa harga pasar
saham diciptakan oleh tindakan investor yang canggih. Jika ini masalahnya, tujuan pelaporan
keuangan seharusnya tidak menyediakan informasi untuk investor dengan kewenangan dan
kemampuan terbatas, tetapi lebih untuk membuat informasi yang tersedia bagi publik yang
sebaliknya bisa digunakan untuk memperoleh laba monopoli oleh mereka yang mempunyai
akses pada informasi rahasia atau dari dalam ini.
Tujuan Pemakai
Setiap kelompok pemakai dapat mempunyai tujuan yang berbeda untuk pelaporan
keuangan, sebagai contoh, para manajer dan auditor mereka seringkali berbeda dalam
persepsi terhadap tujuan yang tepat untuk akuntansi. Ada juga perbedaan di dalam kelompokkelompok. Sebagai contoh, manajer dari banyak perusahan yang lebih kecil, bersama dengan
auditor mereka, telah diketahui merasa bahwa proses penetapan standar dipengaruhi tujuantujuan perusahaan yang lebih besar. Demikian pula, banyak manajer organisasi nirlaba
merasa proses penetapan standar membias ke arah tujuan dari perusahaan yng mencari laba.
Berbagai sudut pandang ini menunjukan keinginan untuk penyajian laporan yang berbeda
11
untuk pemakai yang berbeda, atau untuk sejumlah besar informasi, yang banyak diantaranya
mungkin tidak relevan bagi pemakai tertentu.
Jika seseorang megambil gagasan untuk memproduksi serangkaian laporan tujuan
khsusus, orang harus memilih informasi yang relevan dari berbagai model ramalan dan
keputusan untuk pemakai. Adalah mungkin untuk menentukan model keputusan mana yang
sedang digunakan dengan mencari bagaimana pemakai sebenarnya mengambil keputusan dan
informasi apa yang mereka inginkan. Akan tetapi, prosedur ini mungkin tidak menuntun pada
hasil yang terbaik karena pemakai dibatasi oleh informasi akuntansi yang sekarang tersedia.
Demkian pula, mereka mungkin tidak menggunakan model terbaik berdasarkan informasi
yang disediakan untuk mereka.
FASB dan AICPA mengakui bahwa kekuatan argumen-argumen yang mendukung
laporan tujuan khusus, tetapi menentang blik bahwa pemakai mempunyai cukup kesamaan
sehingga serangkaian laporan tujuan umum mencukupi. Seperti dinyatakan oleh APB
Statement No 4:
Penekanan dalam akuntansi keuangan pada informasi tujuan umum didasarkan pada
anggapan bahwa sejumlah besar pemakai membutuhkan informasi yang sama. Informasi
tujuan umum tidak dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan khusus dari masing-masing
pemakai.
Dengan perkataan lain, laporan tujuan umum dimaksudkan untuk memuaskan
kebutuhan sejumlah terbesar pemakai yang mungkin ada.
Akuntabilitas
Namun kesulitan lain dalam penetapan tujuan-tujuan yang tepat untuk pelaporan
keuangan adalah bahwa pemakai hanyalah satu sisi dari persamaan informasi. Informasi
mempunyai potensi untuk mempengaruhi perilaku baik pemakai maupun pemasoknya.
Karena kedua belah pihak harus dipertimbangkan dalam trasnmisi informasi tersebut, dengan
perkataan lain, seorang harus memperhitungkan juga tujuan pemasok selain tujuan penerima.
Jika tidak ada yang lain, orang harus mempertimbangkan biaya penyediaan informasi.
Profesor Carnegie, Yuji Ijiri berusaha menghimpun berbagai pihak yang bersangkutan dalam
12
suatu model akuntabilitas yang di dalamnya ia mengabarkan adaya akuntor, akuntee, dan
akuntan. Ia mengemukakan bahwa dalam:
Suatu kerangka dasar berdasarkan akuntabilitas, tujuan akuntansi adalah untuk
meyediakan suatu sistem arus informasi yang adil di antara akuntor dan akuntee.
Berdasarkan hubungan akuntabilitias yang menadasari, akuntee mempunyai hak tertentu
untuk mengetahui; pada saat yang sama rerangka dasar ini mengakui bahwa akuntor juga
mempunyai hal untuk melindungi rahasia. Lebih banyak informasi mengenai akuntor tidak
selalu lebih baik. Mungkin lebih baik dari sudut pandang akuntee tetapi tidak demikian
halnya dari keseluruhan hubungan akuntabilitas.
13
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang
kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha
diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristikrepresentational faithfulness.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2 Tahun 1980
tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information mengisyaratkan bahwa
informasi akuntansi yang berkualitas harus menunjukkan manfaat yang lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan untuk menyajikan informasi tersebut, yang mana suatu informasi
akuntansi dapat dikatakan berkualitas jika para pengguna laporan keuangan berdasarkan
pemahaman dan pengetahuan mereka masing-masing dapat mengerti dan menggunakan
informasi akuntansi yang disajikan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan.
karakteristik berikut ini merupakan prasyaratan normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
1. Relevansi
Pada dasarnya informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyaihubungan
dengan masalah yang dihadapi. Informasi yang mempunyai hubungan sedikitnya dalam tiga
cara yaitu: dengan mempengaruhi tujuan, dengan mempengaruhi pemahaman, dan dengan
mempengaruhi keputusan.
Tujuan Relevansi yaitu tercapai bila informasi memungkinkan tujuan dari pengguna
dapat dicapai. Sulit untuk menentukan kapan tercapainya karena tujuan bersifat subjektif.
Relevansi
semantik,
tercapai
apabila
penerima
informasi
memahami
arti
sesungguhnya dari informasi yang dilaporkan. Pada intinya ini merupakan syarat mutlak akan
tetapi bukan tujuan akhir.
Relevansi keputusan, Tercapai apabila fasilitas keputusan informasi dibuat untuk
pemakai.
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi dapat dikatakan
relevan jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Nilai umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan pengguna untuk
menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
14
15
3. Daya Banding
Daya Banding didefinisikan sebagai kualitas informasi yang memungkinkan pemakai
untuk mengidentifikasikan kesamaan dan perbedaan antara dua set fenomena ekonomi. Yang
pertama sebagian bergantung pada keseragaman dan yang terakhir pada konsistensi
Keseragaman
Istilah keseragaman (uniformity) menyiratkan bahwa kejadian yang serupa
diperhitungkan kesamaanya. Menurut ahli teori akuntansi Harri Welie, Jere Francis dan
Michael Tearney membedakan antara keseragaman terbatas ( finite) dan keseragaman kaku
(rigid). Akuntansi kerugian bersyarat merupakan contoj keseragaman bersyarat.Akuntansi
Biaya penelitian dan pegembangan contoh keseragaman kaku.
Penentang utama dari keseragaman didasarkan pada pernyataan bahwa:
1. Ini akan melanggar hak-hak dan kebebasan manajemen.
2. Ini akan menempatkan akuntansi dalam jaket pengikat peraturan dan prosedur yang
akan membuat laporan keuangan kurang dapat dibandingkan.
3. Ini akan menghambat kemajuan dan mencegah
Di pihak lain, argumen untuk beberapa tingkat keseragaman adalah:
1. Berbagai macam praktik praktik yang dapat diterima membuat daya banding antara
perusahaan berbeda tidak mungkin atau setidaknya sulit.
2. Kebebasan manajemen untuk memilih metode mereka sendiri bisa menimbulkan
kemungkinan bias melalui manipulasi informasi yang dilaporkan untuk menyesuaikan
pada tujuan mereka yang mengendalikan laporan.
3. Jika sektor swasta tidak mengambil langkah langkah untuk mencapai keseragaman
yang lebih besar, hal itu bisa ditetapkan oleh SEC atau beberapa lembaga pemerintah
lain.
Konsistensi
Konsistensi dapat, dan harus, diinterpretasikan lebih luas sebagai berarti
pengungkapan, setiap periode, dari semua informasi relevan yang penting bagi pemakai
untuk prediksi. Maka konsistensi menjadi suatu sarana untuk mencapai relevansi dan
bukan tujuan dalam dirinya sendiri. Akan halnya keseragaman, konsistensi pengungkapan
lebih penting daripada konistensi prosedur.
16
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Menururt SFAC No.1 tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan
ekonomi. Statement ini merupakan turunan dari Trueblood Reportdengan beberapa judgment
penilaian yang lebih berorientasi pada pengguna.
SFAC No.2
3.2 Saran
Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan merupakan hal penting yang sangat
perlu dipelajari dalam memahami Teori Akuntansi, oleh karena itu marilah kita tingkatkan
pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu mengaplikasikan dalam dunia praktek
nantinya.
17