Penatalaksanaan
Pengelolaan pasien agitasi didasarkan pada empat prinsip utama yaitu tindakan
keselamatan, intervensi verbal, pengekangan fisik dan farmakologis.
A. Tindakan keselamatan
Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan pasien, staf, keluarga, orang sekitar.
Tindakan yang dilakukan saat dokter untuk melakukan pendekaan terhadap
pasien, yaitu :
a. Pastikan kehadiran penjaga keamanan (di rumah, kamar atau rumah sakit saat
konsultasi). Pasien harus diberitahu tentang situasi tersebut. Kehadiran
penjaga keamanan akan mencegah pasien melakukan tindakan agresif.
b. Jika pasien berada di dalam ruang konsultasi atau ruang kerja, jalan keluar
harus direncanakan dalam kasus perilaku kekerasan. Ruangan sebaiknya harus
lebar, dengan dua pintu keluar dan pintu tersebut tidak bisa dikunci dari
dalam. Jika memungkinkan, bel alarm harus tersedia dekat dengan dokter.
Pasien tidak boleh ditempatkan pada sudut atau tempat yang jauh. Diperlukan
tindakan pencegahan dengan menjauhkan benda-benda yang dapat digunakan
sebagai senjata, termasuk pensil dan asbak.
c. Hindari kontak dekat dengan pasien. Pasien tidak ditempatkan diantara dokter
dan pintu keluar.
d. Hindari tindakan membelakangi pasien.
e. Buat suasana setenang mungkin, menghindari rangsangan eksternal, seperti
musik, berteriak, lampu terang
f. Waspadai tanda-tanda tindakan yang tiba-tiba
B. Intervensi verbal
Intervensi pertama yang dilakukan yaitu dengan mengembangkan dialog dengan
pasien. Dalam fase ini, seorang anggota keluarga atau pendamping dapat
dilibatkan. Tindakan ini efektif dalam kasus-kasus ringan sampai sedang, dan
terutama dengan pasien gangguan jiwa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
a. Memperkenalkan diri sebagai dokter
b. Hormati ruang pribadi pasien dengan klinisi
Minimum jarak 2 lengan
Bila pasien memiliki gejala paranoid, jarak lebih diperlebar
c. Memberikan informasi. Pasien harus diinformasikan mengenai tindakan yang
diambil. Hindari ancaman dan pemberian harapan.
d. Bersikap meyakinkan tetapi tegas (tampak tenang dan mengendalikan situasi).
Gunakan suara yang monoton
Wajah dan sikap tubuh tenang ( tidak menyilangkan kaki atau tangan)
D. Terapi farmakologis
Tidak ada jenis obat yang dianggap terbaik untuk semua kasus agitasi, tetapi
tiga kelas umum obat paling sering diteliti dan digunakan untuk agitasi yaitu
antipsikotik generasi pertama, generasi kedua antipsikotik, dan benzodiazepin.
Tabel 7.
Perbedaan
efek
samping
Benzodiazepin
Benzodiazepin seperti diazepam , lorazepam dan clonazepam bekerja
sebagai inhibisi reseptor neurotransmitter GABA utama pada otak manusia .
Obat-obat ini memiliki keberhasilan untuk mengatasi agitasi dan dipilih pada
pasien agitasi dengan intoksikasi atau ketika etiologi agitasi belum ditentukan.
Namun pada agitasi dengan psikosis , benzodiazepin hanya bekerja sementara
dan tidak mengobati penyakit yang mendasari agitasi . Selain itu, obat-obat ini
memiliki dampak sedasi yang tinggi dan memiliki potensi depresi pernapasan
atau hipotensi bila digunakan secara parenteral pada pasien dengan gangguan
pernapasan dan diberikan dengan kombinasi obat-obat yang memiliki efek
depresi SSP.
3. Jika dosis awal antipsikotik tidak cukup untuk mengontrol agitasi, penambahan
benzodiazepin seperti lorazepam lebih dipilih untuk dosis tambahan dari
antipsikotik yang sama atau antipsikotik kedua.
Agitasi dengan Penyebab yang Tidak Diketahui atau Lebih dari Satu Penyebab
Pada pasien tidak menampilkan gejala psikosis (halusinasi, delusi berpikir, paranoid),
direkomendasikan benzodiazepin sebagai pengobatan lini pertama. Antipsikotik
dianjurkan pada pasien yang yang menampilkan gejala psikotik.
HLD:
haloperidol
LRZ: lorazepam
OLZ: olanzapine
ZIP: Ziprasidone
8.
Edukasi
Memulai peran serta masyarakat
Terapi individual
9.
Prognosis
Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan
penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja. Agitasi
yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi atau
pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkin
diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat
desa serta keamanan setempat
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Stephanie N. 2012. Management of Acute Agitation in the Emergency Department.
Wolter Kluwer Health. Vol. 34, No. 4, pp. 306318
Sadock, Benjamin And Sadock, Virginia. Buku Ajar Psikatri Klinis. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Ed 2