1. Mengutamakan perilaku (manusia) daripada peraturan perundangundangan sebagai titik tolak paradigma penegakan hukum, akan
membawa kita untuk memahami hukum sebagai proses dan proyek
kemanusiaan
2. Hukum progresif tidak memahami hukum sebagai institusi yang mutlak
secara final, melainkan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengabdi kepada manusia.
3. Hukum adalah institusi yang secara terus menerus membangun dan
mengubah dirinya menuju kepada tingkat kesempurnaan yang lebih
baik. Kualitas kesempurnaan disini bisa diverifikasi ke dalam faktorfaktor keadilan, kesejahteraan, kepedulian kepada rakyat dan lain-lain.
Inilah hakikat hukum yang selalu dalam proses menjadi (law as a
process, law in the making).
4. Dalam sistem hukum di manapun di dunia, keadilan selalu menjadi
objek perburuan, khususnya melalui lembaga pengadilannya. Keadilan
adalah hal yang mendasar bagi bekerjanya suatu sistem hukum.
Sistem hukum tersebut sesungguhnya merupakan suatu struktur atau
kelengkapan untuk mencapai konsep keadilan yang telah disepakati
bersama.
5. Penegakan hukum tidak hanya kecerdasan intelektual, melainkan
dengan kecerdasan spiritual. Dengan kata lain, penegakan hukum
yang dilakukan dengan penuh determinasi, empati, dedikasi, komitmen
terhadap penderitaan bangsa dan disertai keberanian untuk mencari
jalan lain daripada yang biasa dilakukan
6. Proses pengadilan yang disebut fair trial di negeri ini hendaknya berani
ditafsirkan sebagai pengadilan di mana hakim memegang kendali aktif
untuk mencari kebenaran
7. Hukum hendaknya mampu mengikuti perkembangan zaman, mampu
menjawab perubahan zaman dengan segala dasar di dalamnya, serta
mampu melayani kepentingan masyarakat dengan menyandarkan
pada aspek moralitas dari sumber daya manusia penegak hukum itu
sendiri.
8. Menjalankan hukum di Indonesia kini terancam kedangkalan berpikir
karena orang lebih banyak membaca huruf undang-undang daripada
berusaha menjangkau makna dan nilai yang lebih dalam.
9. Upaya menjalankan supremasi hukum, menangani koruptor-koruptor
kelas kakap seperti terbebas dari jangkauan hukum, belum lagi pelaku
pelanggaran berat hak asasi manusia menikmati kebebasan dari
hukuman dan pemandangan kelam parodi lainnya. Alih-alih memberi
kesejahteraan dan kebahagiaan kepada rakyat, supremasi hukum
malah kehilangan pesonanya sebagai institusi keadilan
10.
Perkembangan kebutuhan dan pemikiran hukum merupakan
bagian dari pemahaman sejarah masyarakatnya sehingga hukum yang
baik adalah hukum yang sesuai dengan kebutuhan dan basis hukum
sosial pada masyarakat yang bersangkutan.
Hukuman Mati Bagi Terpidana Narkoba sudah tepat dan sesuai dengan
nilai dasar hukum yang tidak hanya menjamin kepastian hukum,
namun juga keadilan bagi masyarakat, dan kemanfaatan untuk
memberi efek jera.
Kontra: Revisi UU KPK
Alasan utama tidak setuju terhadap Revisi UU KPK sendiri adalah akan terjadinya
pertentangan di antara ke-3 nilai dasar hukum tersebut. Di mana semakin direvisi semakin
tidak terjaminnya kepastian hukum itu dikarenakan berbagai kepentingan politik yang
menyertainya. Juga tidak dapat memberikan keadilan terhadap pelaksanaan supremasi
hukum di masyarakat dan tidak memberikan kemanfaatan. Di mana, suatu kebijakan hukum
haruslah memuat 3 nilai dasar itu sehingga, untuk itu hal ini mendasari alasan utama tidak
setuju terhadap revisi UU KPK.
2. Teori Cermin
Pro: Persetujuan DPR dalam Rekruitmen Hakim Agung
Alasan utama setuju terhadap persetujuan DPR adalah bahwa sejatinya
hal ini sesuai dengan yang dicita-citakan masyarakat yang aspirasinya
kemudian diwakilkan oleh DPR dalam hal memberikan persetujuan
untuk calon hakim agung. Sejalan dengan teori ini yang mengatakan
bahwa hukum adalah cermin masyarakat. Bahwa DPR kemudian
memberikan persetujuannya untuk rekruitmen hakim agung dalam hal
mewakili aspirasi cerminan masyarakat.
Kontra: Pelaksanaan Sistem Noken di Papua. Alasan utama tidak setuju
sejatinya
adalah
karena
pelaksanaan
sistem
noken
itu
sendiri
akan
4. Teori sibernetik
Pro: penerapan hukuman mati bagi para koruptor. Alasan utama setuju
dengan penerapan hukuman mati bagi koruptor adalah bahwa memandang
perbuatan korupsi itu sendiri sebagai suatu perbuatan yang tidak bermoral,
maka sejalan dengan teori legal pluralism.
Kontra: legalisasi aborsi di Indonesia. Alaan utama tidaksetuju karena hal ini
sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama. Di mana sesuai dengan teori
legal pluralism, sebuah hukum juga harus mengandung nilai agama, etika,
dsb. Sehingga sangat tidak setuju dengan legalisasi aborsi di Indonesia.
6. Teori responsive law
Pro: penerapan small claim courts di Indonesia. Alasan utama setuju dengan
sistem SCC adalah bahwa sistem SCC ini mengedepankan tujuan untuk
menyelesaikan perkara bisnis dalam waktu singkat, efisien, dan berbiaya
murah. Sejalan dengan teori responsive law yang mengedpankan tujuan
bukan procedural. Maka sistem SCC ini juga sejatinya mengedepankan tujuan
yang ingin dicapai yakni mencapai keadilan dengan penyelesaian sengketa
yang cepat.
Kontra: Rekruitmen Hakim oleh MA tanpa disertai Komisi Yudisial. Alasan
utama tidak setuju adalah hal ini akan menghilangkan tujuan utama yang
ingin dicapai yakni keterlibatan KY sendiri yang bertujuan untuk adanya
kontribusi KY.
7. Teori Lawrence M. Friedman
8. Teori of legal culture
9. Hukum itu jiwa rakyat
Kontra: mosi kumpul kebo. Alasan utama tidak setuju adalah hal in tidak
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia sendiri. Sejalan dengan teori ini
yang mana mengharuskan hukum sebagai jiwa rakyat.
10.Multidisipliner
Pro: