Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM I
PENGENALAN MIKROBA
PENGAMATAN BAKTERI, JAMUR DAN YEAST

Nama

: Mega Novita Rini

NIM

: 11/301032/FA/08794

Golongan

: III

Asisten jaga

: Dian dan

Asisten koreksi

: Dian

Tanggal praktikum

: 13 Maret 2012

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

PERCOBAAN I
PENGAMATAN BAKTERI, JAMUR DAN YEAST
A. TUJUAN
1. Melihat

morfologi

sel

dan

koloni

bakteri

Bacillius

subtilis,

Streptococcus sp, Staphylococcus aureus, Vibrio sp, dan Eschericia


coli.
2. Melihat morfologi sel serta koloni jamur dan yeast.

B. DASAR TEORI
1. Pengamatan Bakteri
Bakteri dapat dibedakan atas morfologi, komponen kimia,
maupun secara genetik. Identifikasi bakteri secara morfologi yaitu
dengan cara mempelajari bentuk, ukuran, dan susunan sel. Perubahan
lingkungan mungkin dapat sedikit mempengaruhi bentuk dan ukuran
bakteri, misalnya bakteri berbentuk batang (rod) dapat menjadi lebih
pendek atau lebih panjang, namun hampir tidak pernah terjadi
perubahan bentuk bakteri misalnya dari batang menjadi bulat maupun
sebaliknya (Astuti, Puji, et al., 2011:4).
Bakteri bervariasi dari segi bentuk maupun susunan selnya.
Umumnya sel bakteri berbentuk batang, bulat atau spiral dan
membentuk susunan sel yang spesifik. Bakteri yang berbentuk batang
(rod) disebut bacillus, memiliki bentuk sel yang silindris dengan
panjang sekitar 0,5 - 20 m. Bakteri berbentuk batang sel-selnya
dapat tersusun sendiri/ tunggal, berpasangan (diplobacillus) atau
tersusun membentuk suatu rantai yang panjang (streptobacillus).
(Pommerville, Jeffrey C., 2011:104)
Bakteri yang selnya berbentuk bulat dikenal dengan sebutan
coccus dan cenderung berukuran cukup kecil, hanya sekitar 0,5-1 m
untuk diameternya. Walaupun umumnya berbentuk bulat, namun ada
juga yang cenderung oval, sedikit memanjang atau meruncing pada
salah satu sisi. Cocci yang tetap berpasangan setelah pembelahan
disebut diplococcus. Sementara cocci yang membentuk rantai disebut
dengan streptococcus. Susunan lain dari cocci adalah tetrad, yang
terdiri dari empat buah cocci membentuk bujur sangkar. Susunan
delapan buah cocci yang membentuk bangun seperti kubus disebut
sarcina. Ada juga cocci

yang tersusun tidak beraturan berbentuk

menyerupai anggur, disebut dengan staphylococcus. (Pommerville,


Jeffrey C., 2011:104).

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Coccus

Bentuk umum yang ketiga dari bakteri adalah spiral. Vibrio


adalah bentuk batang yang melengkung menyerupai koma. Selain itu,
terdapat bentuk spiral yang lainnya, yaitu spirillum, bentuk sel
bergelombang,

dan

spirochaeta,

bentuk

sel

seperti

sekrup

(Pommerville, Jeffrey C., 2011:104).


Sumber:http://mansfield.osu.edu/~sabedon/biol2010.htm

Sumber:http://aguskrisnoblog.wordpress.c
om/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus/

2. Pengamatan Jamur dan Yeast


a. Morfologi Jamur
Jamur merupakan organisme

multiseluler

dan

termasuk

eukariotik. Kebanyakan fungi tumbuh sebagai hifa, yang berbentuk


silindris dengan struktur menyerupai benang dengan diameter 2-10
m dan panjang hingga beberapa sentimeter. Miselium meruapakan
kumpulan atau jaringan hifa yang saling terhubung. Hifa dapat
bersekat (septa) ataupun koenositik (tanpa sekat). (Anonim, 2011)
Jamur dengan hifa bersekat termasuk dalam kelas Ascomycetes,
Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Sedangkan jamur yang tidak

bersekat

(koenositik)

termasuk

dalam

kelas

Phycomycetes.

Umumnya hifa jamur tidak berwarna atau transparan (Astuti, Puji,


2011:6).
Miselia dapat dipakai dalam identifikasi karena dapat memiliki
bentuk yang spesifik, misalnya rhizoid pada Rhizoid sp, sel kaki pada
Aspergillus sp atau percabangan bentuk Y pada Geotrichum sp.
Pada miselium vegetatif yang timbul di atas permukaan dapat
ditemukan spora (Astuti, Puji, 2011:6).
Dalam pengamatan morfologi jamur dengan mikroskop yang
perlu diamati adalah:
1. Hifa: bersepta atau tidak, transparan atau keruh, berwarna
atau tidak.
2. Spora seksual: oospora, askospora, basidiospora atau bentuk
lainnya
3. Spora aseksual: sporangiospora, konidiospora, arthrospora.
4. Badan buah: sporangium, bentuk, warna, letak, ukuran, dan
bila menghasilkan konidia, perlu ditentukan tipe konidianya.
5. Dasar badan buah: berupa kolumela, vesikula; perlu
ditentukan bentuk dan ukurannya.
6. Pendukung badan buah: tunggal atau dalam bentuk berkas,
bercabang atau tidak.
7. Bentuk-bentuk khusus, misal: stolon, rhizoid, sel kaki, apofisa,
klamidospora dan lain-lain.

Sumber:http://www.nature.com/nri/journal/v4/n1/box/nri1255_BX2.html

b. Morfologi Yeast
Yeast adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam
golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang)
karena berbentuk uniseluler. Yeast dapat diklasifikasikan berdasarkan
pada karakteristik morfologinya namun demikian sifat fisiologi juga
dipentingkan bagi para ahli mikrobiologi pangan. Karakteristik

morfologi

Yeast

dideterminasi

menggunakan

uji

mikroskopis

(Wardhanu, Adha Panca, 2009).


Yeast merupakan fungi uniseluler yang berkembang biak dengan
pembelahan, tunas (budding), ataupun keduanya. Fungi sejati (true
yeast) berkembangbiak secara seksual dengan membentuk spora
seksual

askospora

(tergolong

ascomycetes)

atau

basidiospora

(tergolong basidiomycetes) dalam kondisi yang mendukung (Anonim,


2004).
Fungi

imperfecti

hanya

berkembangbiak

secara

aseksual.

Identifikasi atas fungi jenis ini berdasarkan kombinasi antara kriteria


morfologi dan biokimiawi. Morfologi terutama digunakan untuk
menentukan genus, sementara kombinasi biokimiawi digunakan
untuk membedakan variasi spesies (Anonim, 2011).
Bentuk khamir dapat sperikal sampai ovoid, kadang dapat
membentuk

miselium

semu

(pseudomisellium).

Ukuran

juga

bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi dinding sel,


sitoplasma, vakuola air, globula lemak dan granula (Wardhanu, Adha
Panca, 2009).
Yeast sangat mudah dibedakan dengan mikroorganisme yang lain
misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran sel yang lebih
besar (sekitar 1-9m x 2-50m ) dan morfologi yang berbeda.
Sedangkan dengan protozoa, yeast mempunyai dinding sel yang
lebih kuat serta tidak melakukan photosintesis bila dibandingkan
dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang dalam
pemecahan bahan komponen kimia yeast lebih efektif memecahnya
dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak
(Wardhanu, Adha Panca, 2009).
Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat
metabolismenya

yaitu

bersifat

fermentatif,

oksidatif

ataupun

keduanya. Yeast yang oksidatif dapat tumbuh dengan membentuk


lapisan

film

pada

permukaan

medium

cair

sedangkan

yang

fermentatif biasanya tumbuh dalam cairan medium. Jenis fermentatif


dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa)
menjadi alkohol dan gas contohnya pada produk roti. Sedangkan
oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan carbon dioksida dan
air.

Keduanya

bagi

yeast

adalah

dipergunakan

untuk

energi

walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari


yang melalui fermentasi (Wardhanu, Adha Panca, 2009).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
Mikroskop Cahaya
Pipet
Bahan:
Preparat

awetan

dan

biakan

murni

Streptococcus

sp,

Staphylococcus aureus, Eschericia coli.


Preparat awetan dan biakan murni yeast Candida albicans
Minyak emersi

D.CARA KERJA
Amati bentuk sel bakteri, jamur, dan yeast pada preparat awetan
Mulai dari perbesaran lemah kemudian kuat (ditetesi minyak emersi)
Gambar sel dengan dilengkapi keterangan yang diperlukan
Bersihkan minyak emersi pada lensa dengan menggunakan larutan xylol

E. HASIL PENGAMATAN
Eschericia coli
Bentuk
Koloni

: batang (bacill)
: tunggal/tidak

berkoloni
Perbesaran : 100 X
Warna sel
: merah
Jenis gram : negatif

Streptococcus sp

Bentuk

: bulat

(coccus)
Koloni

: rantai

panjang
Perbesaran
Warna sel
kemerahan
Jenis gram

: 10 X
: ungu
: positif

Staphylococcus aureus
Bentuk

: bulat

(coccus)
Koloni

menggerombol tidak
Perbesaran
Warna sel
Jenis gram

beraturan
: 1000 X
: ungu
: positif

Candida albicans
Bentuk

: bulat

(coccus)
Koloni

menggerombol
Perbesaran
Warna sel

: 100 X
: merah

dengan tepi
berwarna
keunguan
Jenis gram

: negatif

F. PEMBAHASAN
Pada

praktikum

ini,

praktikan

diharapkan

dapat

melihat

dan

mengamati morfologi sel dan koloni dari bakteri, jamur, dan yeast. Akan
tetapi, pada pelaksanaannya, pengamatan yang dilakukan hanya pada

bakteri dan yeast (fungi uniseluler), sementara untuk jamur (fungi


multiseluler)

tidak

dilakukan

pengamatan,

kemungkinan

akibat

keterbatasan waktu dan keterbatasan preparat awetan.


Pada praktikum digunakan minyak emersi agar dapat melihat objek
dengan lebih fokus, jelas dan tidak samar. Semakin kecil nilai daya pisah,
akan semakin kuat kemampuan lensa untuk memisahkan dua titik yang
berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat lebih jelas. Daya
pisah dapat diperkuat dengan meningkatkan nilai indeks bias menggunakan
minyak emersi.
Pada praktikum ini, preparat awetan bakteri yang diamati adalah
Eschericia Coli, Streptococcus sp, dan Staphylococcus aureus. Sementara
untuk preparat awetan yeast yang diamati adalah Candida albicans. Bakteri
dapat diidentifikasi berdasarkan morfologis, komposisi kimi, kebutuhan
nutrisi, aktivitas biokimia serta sumber energinya. Pengamatan yang
dilakukan lebih memfokuskan pada sisi morfologisnya. Secara morfologi,
bakteri dibedakan atas bentuk, ukuran dan susunan sel.
Berikut ini merupakan penjelasan hasil pengamatan dari praktikum.
1. Eschericia coli
Domain
: Bacteria
Filum

: Proteobacteria

Kelas

: Gammaproteobacteria

Ordo

: Enterobacteriales

Famili

: Enterobacteriaceae

Genus

: Escherichia

Spesies
: E. coli
(Sumber: Human Microbiology hlm. 151)
Morfologi mikroskopis dari bakteri ini diantaranya, berbentuk batang
pendek (basil), gram negatif, susunan tidak teratur, ukuran 0,4-0,7m X
1-4m, tidak berspora, beberapa strain berkapsul, sebagian besar dapat
bergerak (flagel peritrikh), dan dapat di temukan di usus besar manusia.
Sifat pertumbuhan E. coli dapat aerob atau anaerob fakultatif, pada
temperatur tumbuh 20-40C.
Hasil pengamatan yang dilakukan saat praktikum yaitu Bakteri E.coli
yang diamati berbentuk batang tanpa membentuk koloni (monobasil) dan
berwarna ungu yang berarti bakteri merupakan bakteri gram negatif.
2. Streptococcus sp
Kingdom :
Bacteria
Phylum : Firmicutes

Class
Order
Family
Genus

:
:
:
:

Bacilli
Lactobacillales
Streptococcaceae
Streptococcus

Streptoccus sp terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5-1,0m, dalam


bentuk rantai yang khas, kokus akan memanjang pada arah sumbu
rantai. Streptococcus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah
gram positif. Streptococcus tidak bergerak, pada umur biakan tertentu
dan bila bakteri mati, Streptococcus akan kehilangan sifat gram positf
berubah menjadi gram negatif. Beberapa Streptococcus mempunyai
kapsul polisakarida.
Umumnya, Streptococcus bersifat anaerob fakultatif, hanya beberapa
jenis yang bersifat aerob fakultatif, biasanya bersifat saprofit atau parasit.
Streptococcus merupakan flora normal dalam air, kulit, tanah, ronggarongga alamiah dalam tubuh manusia dan hewan. Mikroba ini tumbuh
baik pada pH 7,4-7,6 dengan suhu optimum pertumbuhan 37C dan
pertumbuhannya cepat berkurang pada suhu 40C.
Hasil pengamatan dari praktikum yaitu bakteri berbentuk bulat
(coccus) yang membentuk koloni seperti rantai.
3. Staphylococcus aureus
Domain : Bacteria
Kerajaan :

Eubacteria

Filum

: Firmicutes

Kelas

: Bacilli

Ordo

: Bacillales

Famili

: Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus
Spesies : S. Aureus
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang
menghasilkan pigmen kuning, tidak menghasilkan spora dan tidak motil.
Dapat tumbuh secara aerob, anaerob fakultatif, dan mikroaerofilik.
Umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok. Berbentuk sferis,
bila menggerombol dalam bentuk yang tidak teratur. Diameter sekitar
0,8-1,0 m .
S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dalam pH optimum
7,0 7,5 dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan

mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran


pernafasan atas dan kulit.
Hasil pengamatan yaitu bakteri berbentuk bulat (coccus) bergerombol
menyerupai buah anggur dan berwarna ungu yang berarti bakteri
merupakan gram positif.
4. Candida albicans
Kerajaan : Fungi
Filum

: Ascomycota

Sub filum : Saccharomycotina


Kelas

Saccharomycetes

Ordo

: Saccharomycetales

Famili

: Saccharomycetaceae

Genus : Candida
Spesies : C. albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya
untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang
akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang
akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor
eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat,
lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 m x 3-6 m hingga 2-5,5 m x
5-28 m (Herawati, Yosephine Dian, 2008).
Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud
Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung,
halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni
yang telah tua. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti
aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C.
albicans tumbuh di dasar tabung. C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH
yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5.
Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28 oC - 37oC (Herawati,
Yosephine Dian, 2008).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, bentuk sel bulat dan
menggerombol rapat tidak beraturan dan lebih rapat dari S. Aureus dengan
warna ungu tua. Tidak tampak adanya hifa, benang, maupun pseudohifa.
G. KESIMPULAN

Pengamatan morfolgi sel dan koloni bakteri dan yeast dapat dilakukan

dengan menggunakan mikroskop cahaya.


Dari pengamatan, didapatkan hasil:
o E. coli merupakan bakteri dengan bentuk sel basil (batang)
pendek, dan tidak berkoloni (tunggal).
o Streptococcus sp merupakan bakteri berbentuk kokus (bulat)
dengan koloni membentuk rantai.
o Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk kokus
(bulat) dengan koloni menggerombol.
o Candida albicans merupakan yeast, bentuk terlihat bulat dan
koloni menggerombol rapat tidak beraturan.

H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Bakteria, http://en.wikipedia.org/wiki/Bacteria, 17 Maret 2012,
20:22 WIB.
Anonim, 2011, Coccus, http://en.wikipedia.org/wiki/Coccus, 17 Maret 2012,
20:25 WIB
Abedon,

Stephen

T.,

2010,

Bacteria

Cell

Shapes

and

Arrangement,

http://mansfield.osu.edu/~sabedon/biol2010.htm, 17 Maret 2012 20:40


WIB.
Astuti, Puji, et al., 2011, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Bagian
Biologi Farmasi, Yogyakarta.
Herawati,

Yosephine

Dian,

2008,

Candida

albicans,

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/yosephine-dian-hendrawati078114110.pdf, 17 Maret 2012 20:41 WIB.


Krisno, Agus, 2011, Anatomi dan Morfologi Bakteri, Jamur dan Virus,
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-danmorfologi-bakteri-jamur-virus, 17 Maret 2012, 20:20 WIB.
Pommerville, Jeffrey C., 2011, Alcamos Fundamental of Microbiology, Jones
and Barlett Publisher, USA.
Supardi dan Sukamto, 1999, Mikrobiologi, Pengolahan dan Keamanan
Pangan, Alumni, Jakarta.
Wardhanu,

Adha

Panca,

2009,

Karakteristik

dan

Morfologi

http://apwardhanu.wordpress.com/2009/06/15/kharakteristik-danmorfologi-yeast, 17 Maret 2012, 20:15 WIB.

Yeast,

Anda mungkin juga menyukai