Anda di halaman 1dari 2

Arloji Yang Hilang

Minggu, 10 Oktober 2010, pukul 13.00 WIB. Aku pergi ke sebuah


bangunan yang sedang dibangun di dekat rumah aku. Aku pergi ke sana
bersama temanku. Namanya adalah Arief. Kami tiba di tempat itu kurang lebih
pukul 13.15. Kami di sana hanya duduk-duduk saja sambil melihat para pekerja
mengerjakan tugas mereka masing-masing. Mereka sangat cekatan dalam
bekerja.
Ketika sedang duduk bersama Arief, aku baru saja tersadar bahwa arloji
yang aku pakai sebelum berangkat hilang. Sebelumnya aku memang sempat
melepas arloji itu dari tanganku. Aku sangat ketakutan saat itu, karena arloji itu
merupakan sebuah hadiah dari teman dekat aku dan aku telah memakainya
cukup lama. Aku sangat menyukai arloji tersebut. Oleh karena itu, aku berusaha
sedapat mungkin untuk menemukan kembali arloji tersebut. Arief hanya dudukduduk saja seperti tidak peduli dengan arlojiku yang hilang. Aku curiga jika
dialah yang mengambil arloji milikku. Aku bertanya kepada dia apakah dia tau
arlojiku yang hilang, dan dia hanya diam tidak menjawab. Aku marah
kepadanya. Dia juga marah kepada aku yang sudah mengira bahwa dialah yang
mengambil arlojiku. Akhirnya Arief pulang duluan. Aku coba mengingat di
mana arlojiku terakhir kali, dan aku teringat bahwa arlojiku secara tidak sengaja
terjatuh dan terbenam di dalam tumpukan serbuk kayu. Sambil mengeluh
mempersalahkan keteledoran diri sendiri akupun membongkar tumpukan
serbuk tersebut. Sebagian pekerja yang terdapat di sana juga turut mencarinya.
Namun sia-sia saja. Arlojiku tetap tidak ditemukan.
Sore haripun tiba. Aku dan para pekerja dengan lesu meninggalkan
bangunan tersebut. Saat aku mau keluar bangunan, seorang anak terlihat sejak
tadi memperhatikan aku dan para pekerja yang mencari arloji itu. Aku baru
tersadar bahwa dia adalah Arief. Ternyata Arief belum pulang. Arief mendekati
tumpukan serbuk kayu tersebut. Dia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama

berselang, dia menemukan arloji itu. Tentu aku sangat gembira. Aku berterima
kasih kepada Arief yang telah menemukan arloji milikku dan setia kawan.
Namun aku juga heran karena sebelumnya banyak orang telah membongkar dan
mencari tumpukan serbuk namun tetap sia-sia. Tetapi Arief Cuma seorang diri
saja dan berhasil menemukan arloji milikku.
Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini, Rif ? Tanyaku kepada Arief.
Aku hanya duduk secara tenang di bawah. Dalam keheningan itu, aku bisa
mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu, aku tahu di mana arloji itu berada,
jawab Arief.

Anda mungkin juga menyukai