Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan kasus

Electronic Testing Center (ETO) adalah divisi di Seligram, Inc yang melakukan tes sentralisasi untuk
komponen elektronik. Sentralisasi diharapkan dapat menghemat USD 20 miliar dalam lima tahun ke
depan. ETO beroperasi sebagai cost center dan mentransfer produk ke divisi lain pada ful cost. Namun
divisi lain membolehkan jasa pengetesan eksternal selain ETO jika ETO tidak memenuhi persyaratan
divisi lain.
ETO melakukan tes komponen secara electrical dan mechanical. Tes komponen diperlukan karena dua
alasan, pertama karena jika komponen cacat tidak diketahui dari awal siklus produksi, biaya perbaikan
dapat melebihi biaya produksi. Alasan kedua adalah sebagian besar produk Seligram berkaitan dengan
militer, yang membutuhkan tes komponen yang luas.
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansibiaya mengukur dua komponen biaya: direct labor dan burden. Burden adalah
kumpulan atas biaya termasuk burden engineering cost dan biaya administrasi. Burden dihitung
dengan mengalikan direct labor dengan burden rate sebesar 145%.
Tanda Keusangan
Sejak tahun 1983, biaya direct labor per lot menurun secara bertahap. Tren ini bertambah buruk
dengan ketergantungan atas sertifikasi vendor. Sertifikasi vendor ini adalah komponen utama atas
pelayanan just-in-time dan mengurangi jumlah tes.
Hal lainnya yang terjadi adalah adanya pergeseran dari pelayanan inspeksi sederhana menjadi
teknologi pengetesan yang lebih luas. Dalam bagian yang kompleks, ETO dapat mengungguli rivalnya
dengan menawarkan harga yang lebih murah. Namun ketika hanya tes dasar yang diperlukan,
laboratorium berteknologi rendah menawarkan harga yang lebih murah. Hal ini disebabkan ETO
memiliki sumberdaya engineering yang mendukung pemberian pelayanan yang cepat dan berbasis
biaya efektif. Pergeseran ini mendesak adanya perubahan dalam labor mix, dari direct personnel
menjadi indirect personnel.
Pada akhirnya, munculnya komponen dengan teknologi yang lebih tinggi membuat dibutuhkannya
pengetesan otomatis, siklus pengetesan yang lebih panjang, dan lebih banyak data per bagian. Hal ini
membutuhkan peralatan otomatis yang sangat mahal, namun mengurangi jumlah direct labor.
Hal ini memunculkan kekhawatiran karena meningkatnya burden rate akan mengurangi jumlah
pelanggan. ETO telah memperhatikan adanya peningkatan jumlah komplain dari pelanggan karena
peningkatan harga jasa pengetesan.
Manajer akuntansi ETO mengusulkan sistem akuntansi biaya baru, yaitu burden akan dibagi ke dalam
dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari burden yang berkaitan dengan fungsi administrasi dan
teknis. Kelompok kedua terdiri dari biaya lainnya.
Seligram juga mempekerjakan seorang konsultan untuk menyiapkan penilaian atas sistem biaya ETO.
Beliau merekomendasikan implementasi atas sistem tiga kelompok burden untuk memisahkan setiap
test room dan kelompok biaya administrasi dan teknis.

Untuk memeriksa dampak atas dua alternatif terserbut, manajemen ETO meminta untuk dilakukannya
studi atas komponen yang mewakili.
Teknologi Masa Depan
ETO mengalami perubahan teknologi yang membutuhkan akuisisi atas peralatan pengetesan baru.
Spesifikasi peralatan yang dimiliki ETO saat ini udah cukup tertinggal dengan peralatan baru. Untuk
mengakuisisi peralatan baru, ETO harus mengeluarkan USD 2 juta per mesin. Dampak dari
penggunaan alat baru ini adalah terjadi penurunan jam direct labor per lot komponen. Burden juga
meningkat dengan tambahan depresiasi dan biaya teknis sehingga akan meningkatkan burden rate per
direct labor dollar. Manajer ETO mengatakan bahwa keputusan akuisisi peralatan baru akan
memperburuk struktur penentuan harga jika sistem alokasi labor-based masih digunakan.

Pembahasan Kasus
Menurut kami, ada dua masalah yang dihadapi oleh ETO saat ini. Masalah pertama adalah
penggunaan sistem akuntansi biaya saat ini yang dianggap kurang tepat dalam pengalokasian biaya
dan peralatan pengetesan yang perlu diperbarui. Masalah kedua adalah mengenai sistem alokasi
labor-based jika ETO mengakuisisi mesin baru.
Masalah pertama dapat diselesaikan dengan melakukan studi atas komponen yang mewakili atas
sistem yang digunakan saat ini dan alternatif yang diajukan oleh manajer akuntansi ETO dan
konsultan, sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut:

Berdasarkan tabel di atas, kami berpendapat bahwa perhitungan yang dilakukan oleh konsultan adalah
yang terbaik karena telah memperhitungkan pemisahan biaya direct labor dan burden yang dibagi
dalam tiga jenis sehingga lebih menggambarkan biaya yang sebenarnya.
Masalah kedua yang dihadapi adalah sistem alokasi labor-based jika ETO mengakuisisi mesin baru.
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara membuat dua perhitungan burden rate mesin baru
dan mesin baru digabung dengan mesin lama. Berikut terlampir tabel perhitungannya.

Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa jika ETO menggunakan alokasi yang terpisah untuk mesin
baru, maka burden rate yang dihasilkan dari perhitungan akan lebih besar dibanding penggabungan
antara mesin baru dan mesin lama. Dengan demikian, kami berkesimpulan jika ETO telah mengakuisisi
mesin baru, sebaiknya ETO menggunakan sistem alokasi biaya mesin yang menggabungkan mesin
baru dan mesin lama untuk menghasilkan burden rate yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai