PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,
atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti Teknik Kimia, Teknik Sipil,
Teknik Mesin, Elektro dan sebagainya. Seringkali model matematika tersebut
muncul dalam bentuk yang tidak ideal atau sulit untuk dikerjakan secara analitik
untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution). Adapun yang dimaksud
dengan metode analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan
rumus-rumus aljabar yang sudah baku atau lazim digunakan.
Ada beberapa persoalan matematika yang tidak dapat diselesaikan dengan
metode analitik. Akan tetapi metode analitik unggul untuk sejumlah persoalan
yang memiliki tafsiran geometri sederhana. Misalnya menentukan akar
penyelesaian dari menggunakan rumus abc. Padahal persoalan yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu dalam bentuk sederhana tetapi sangat
kompleks serta melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis
penyelesaian metode analitik menjadi terbatas. Bila metode analitik tidak dapat
lagi digunakan, maka salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan
metode Numerik. Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk
memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan dengan
operasi perhitungan atau aritmatika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Ada
beberapa alasan menggunakan metode numerik, yaitu (Susy, 2006) :
1. Tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan dapat diselesaikan
dengan mudah.
2. Dibutuhkan metode yang menggunakan analisis-analisis pendekatan persoalanpersoalan non linier untuk menghasilkan nilai yang diharapkan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam
Tujuan Penulisan
Dengan adanya permasalahan yang muncul, maka tujuan dari makalah ini
Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari makalah ini, diantaranya
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1
Persamaan Non-Linear
Dalam usaha mendapatkan persamaaan matematika yang menjabarkan
model dari suatu persoalan nyata, sering solusi yang dicari berupa suatu nilai
variabel x sedemikian rupa, sehingga terpenuhi persamaan f (x) = 0 yang
digunakan dalam model. Untuk beberapa kasus, melalui faktorisasi f(x) = 0 dapat
diperoleh penyelesaian seperti yang diinginkan, namun bentuk yang lebih rumit
telah mampu memberikan solusi melalui analisis matematik.
Apa yang dimaksud dengan menentukan x hingga terpenuhi persamaan
f(x) = 0 ? secara geometri ini berarti mencari suatu titik hal mana f(x) tepat
memotong sumbu x, sehingga f(x) = 0. jika dianggap f(x) sesungguhnya
memotong sumbu x, maka dapat dicari suatu interval [a,b], sedemikian rupa
sehingga f(a) dan f(b) mempunyai tanda berbeda.
Dengan
pembatasan
interval ini,
secara
cermat dapat
dicari x =
yang
Bagi dua interval [a,b] dan evaluasi nilai f(x) pada titik tengah interval.
2.
Apabila f(m) = 0 berarti x = m, bila tidak sama dicari posisi nilai m apakah
berada pada interval [a,m] atau interval [m,b] ; yaitu dengan memeriksa
perbedaan tanda :
a.
di [a,m]
b.
di [n,b] proses
yang
memberikan f( ) = 0.
Pada bab ini dibahas solusi dari persamaan non linear yang banyak
dijumpai dalam formulasi kasus-kasus fisika, yaitu pencarian akar persamaan
(finding roots). Disajikan beberapa metode yang biasa digunakan, dan inti
pembahasan terletak beberapa metode komputasi numerik yang akan dibahas,
yaitu metode Successive Substitution, metode Secant, metode Newton Raphson,
dan metode Regula Falsi beserta cara menangani berbagai kasus yang disertakan.
2.2
Successive Substitution
Metode ini mempunyai strategi yang sama dengan metode iterasi titik
dimana i =1,2,3,
|x i+1x i|
dg ( x )
1
dx
, pada nilai tebakan awal xo.
x 3+2 x +2=10 e2 x
Jawab:
Ubah persamaan menjadi bentuk X = g(x)
X = g(x) =
x 3 +2 x+2
10
1
ln( )
2
Misalkan x0 = -0.5
Penyelesaian iterasi dapat dilihat pada tabel.
X
g(x)
1.10365
-0.5
1.10365
7
0.54244
7
0.54244
5
0.75020
5
0.75020
8
0.68403
8
0.68403
9
0.70620
9
0.70620
8
0.69890
8
0.69890
5
0.70132
5
0.70132
5
0.70052
5
0.70052
5
0.70078
5
0.70078
9
0.70070
9
0.70070
2
0.70073
2
0.70073
1
0.70072
1
7
0.70072
0.70072
1
0.70072
4
0.70072
4
0.70072
3
0.70072
dg ( x )
dx
>1 maka tidak dijamin
konvergen.
Di coba subtitusi
awal
Maka menghasilkan
x1=2,4142 atau 0,7 , sehingga berada di luar range 0 < x < /2 atau
divergen
untuk g(x) yg lain:
x=tan-1(1/x)
Cek konvergensi, ternyata
Di coba subtitusi
dg ( x )
dx
awal.
Maka menghasilkan table iterasi
X
g(x)
0.3927
1.196599
1.196599 0.696135
0.696135
0.962669
0.804416
0.893368
0.841657
0.871166
0.854142
0.863902
0.858286
0.861511
0.859657
0.860722
0.86011
0.860462
0.86026
0.860376
0.860309
0.860348
2.3
0.962669
0.804416
0.893368
0.841657
0.871166
0.854142
0.863902
0.858286
0.861511
0.859657
0.860722
0.86011
0.860462
0.86026
0.860376
0.860309
0.860348
0.860326
Metode Newton
Metode ini adalah salah satu metoda penyelesaian sistem persamaan
nonlinier, metoda ini terdiri dari beberapa langkah yaitu : penurunan secara
parsial, penyusunan, menghitung nilai
d1
dan
d2
vr
u
+ vr r
y
y
x r1=x r
ur v r ur v r
x y
y x
ur
dan
vr
u
v r r
x
x
y r1= y r
ur v r ur v r
x y
y x
ur
Pembuktian rumus:
Perhatikan gradien kemiringan suatu kurva
f ( x r ) f (x r +1 )
xr x r +1
f ( x r +1 )=f ( xr )f (x r )( xr x r +1)
atau
f ( x r +1 )=f ( xr ) +f ' ( x r )(x r +1x r )
Maka untuk 2 persamaan non linier dengan 2 variabel misal u(x,y) dan
v(x,y), maka analog seperti diatas:
ur +1=ur + ( x r+1x r )
ur
u
+ ( y r +1 y r ) r
x
y
10
dan
v r +1=v r + ( x r +1x r )
vr
v
+ ( y r +1 y r ) r
x
y
x y
y x
ur
Dan
Start
v
ur
ur r v
buat turunan
parsial
pertama dari fungsi yang tersedia
r
x
x
y r +1= y +
ur v r u r v r
x y
y x
buat turunan parsial kedua
Terbukti!
PenyebutSusun
dari kembali
kedua persamaan
tersebut menjadi
disebut bentuk
determinan jacobi. Urutan
persamaan nonlinier
penyelesaian system persamaan non-linear menggunakan metode Newton adalah
sebagai berikut :
Diperoleh hasil
Finish
11
Contoh Soal :
Soal 1 :
Misalkan diketahui sistem persamaan non linier berikut:
f 1 ( x )=x 21+ x2236=0
2
f 2 ( x )=x 1+ 3 x 216=0
Hitung nilai
x 1 dan x 2
Penyelesaian
a
x1
adalah
f 1
=2 x 1
x1
12
x2
adalah
f 1
=2 x 2
x2
b
f 2 ( x )=x 1+ 3 x 216=0
Turunan parsial terhadap
x1
adalah
x2
adalah
f 2
=2 x 1
x1
Turunan parsial terhadap
f 2
=3
x2
c.
f 2
f
d 1 + 2 d 2 =f 2 ( x )
x1
x2
Kita subsitusikan turunan parsial diatas, menjadi
13
d1
dan
d2
, maka di dapat
, yaitu:
d 1=13,8
d 2=3,2
b. Kemudian kita gunakan nilai
e 1 dan e 2
nilai
d1
dan
dan
d2
d2
e 1 dan e 2
e 1 dan e 2
sementara ke persamaan
, begitu seterusnya
e sementara
=e1 +d 1
1
sementara
e2
=e2 +d 2
e 1 dan e 2
, yaitu
e 1=5,06
e 2=3,21
Soal 2 :
Suatu kondisi reaksi menggambarkan reaksi kompleks untuk fase liquid
seperti reaksi berikut:
14
Dimana
r1 = k1 CA (gmol/liter sekon)
3/ 2
r 2=k 2 C A
r 3=k 3 C 2C
r 4 =k 4 C 2B
k 1=1,0 sec1
k 2=0,2liter 1/ 2 /gmol1 /2 sec
k 3 =0,05liter / gmol sec
k 4=0,4 liter /gmol sec
Dimana
r i=gmol /liter sec
Reaktor tangki berpengaduk digunakan untuk suatu sistem reaksi seperti pada
gambar dibawah. Volume reaktor (VR) adalah 100 liter dan laju alir umpan Q
sebanyak 50 liter/sec dengan konsentrasi komponen A = 1 mol/liter. Reaktor
tangki berpengaduk di atur pada kondisi steady state dan sistem diasumsikan
berada pada kondisi isotermal. Neraca massa dari sistem reaksi tersebut yaitu:
Keluaran = Masukan + Yang terbentuk - Yang bereaksi
15
+ VR(rs)
- VR(r1 + r2)
(Komponen B) CBQ = 0
+ VR(2r1)
- VR(r4)
(Komponen C) CCQ = 0
+ VR(r2 + r4)
- VR(r3)
(Komponen D) CDQ = 0
+ VR(r4)
- 0
=0
3
2
A
F3 =C c +V R ( k 2 C k 3 C2C + k 4 C 2B )/Q=0
2
F 4=C D +V R (k 4 C B)/Q=0
Selanjutnya laju alir masing-masing komponen dapat dicari dengan menggunakan
metode Newton.
2.4
ur v r ur v r
x y
y x
Inilah rumus iterasi untuk sistem persamaan non linier 2 persamaan 2 variabel.
16
Sedangkan
urutan
penyelesaian
system
persamaan
non-linear
17
Start
Cari nilai u dan v pada titik-titik tebakan awal
Lakukan iterasi untuk menemukan persamaan newton utk sistem persamaan non linier
Diperoleh hasil
Finish
Contoh Soal :
Carilah akar dari sistem persamaan berikut:
2
f 1 ( x . y )=u=x + xy 10=0
f 2 ( x , y )=v= y +3 xy 257=0
Dengan tebakan awal x0 = 1,5 dan y0 = 3,5
Penyelesaian:
Rumus:
18
vr
u
+v r r
y
y
x r+1= xr
(3.14)
ur v r ur v r
x y
y x
ur
Dan
vr
u
v r r
x
x
y r +1= y r +
(3.15)
u r v r ur v r
x y
y x
ur
Langkah 1.
Cari nilai u dan v pada titik-titik tebakan awal
u0=(1,5)2+1,5 ( 3,5 ) 10=2,5
v 0 =( 3,5 ) +3 (1,5 ) (3,5)2 57=1,625
Langkah 2.
Diferensiasi parsialkan semua persamaan untuk setiap variabel.
Lalu cari nilai dari semua komponen determinan jacobi-nya pada titik tebakan
awal.
u 0
=2 x + y=2 ( 1,5 ) +3,5=6,5
x
u 0
=x =1,5
y
v0
=3 y 2=3(3,5)2=36,75
x
19
v0
=1+ 6 xy=1+6(1,5)=32,5
y
Langkah 3.
Hitung nilai determinan jacobi pada titik tebakan awal:
Det . Jacobi=
ur v r ur v r
(3.16)
x y
y x
Det. Jacobi
= (6.5)(32.5) - (1.5)(36.75)
= 156.125
Langkah 4.
Lakukan iterasi untuk menemukan persamaan newton utk sistem persamaan non
linier
vr
u
+v r r
y
y
x r+1= xr
(3.14)
ur v r ur v r
x y
y x
ur
Dan
vr
u
v r r
x
x
y r +1= y r +
(3.15)
u r v r ur v r
x y
y x
ur
20
Metode Secant
Masalah potensial dalam implementasi metode Newton adalah evaluasi
pada turunan. Metode Secant diperoleh dari metode Newton dengan cara
menggantikan turunan f(x) dengan beda hingga terbagi. Bila turunan fungsi f(x)
sulit ditemukan, metode newton tidak dapat dipakai. Solusinya, bahwa sebetulnya
f(x) pada hakekatnya merupakan suatu slope atau gradien.
21
terhadap xn+1 dan xn. Metode Secant memerlukan dua tebakan awal, xi1 dan xi,
tetapi tanpa perhitungan turunan.
Dapat diperlihatkan metode Secant lebih lambat dibandingkan metode
Newton Raphson, tetapi menjadi pilihan bilamana kerja penghitungan suatu nilai
f(x) lebih lama daripada kali kerja penghitungan nilai f(x). Algoritmanya
serupa dengan metode Newton.
22
dimana v adalah kecepatan batas, m/det. Suku pertama pada ruas kanan
menyatakangesekan tarik (friction drag), dan suku kedua menyatakan tekanan
tarik (pressure drag). Tentukan batas kecepatan dengan metode secant. Nilai coba
awal v @ 30 m/det
Solusi:
Kasus ini didefinisikan sebagai pencarian akar dari
diset vo=30 dan v1=30,1 didasarkan pada nilai coba awal, dimana y0 dan y1
dihitung dengan persamaan (2.12). Iterasi penyelesaian dengan persamaan (2. 11)
sebagai berikut:
23
2.6
Regula Falsi
Sesi metode numerik ini membahas salah satu metode penyelesaian sistem
persamaan non linier, yaitu dengan metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Dua titik a
dan b pada fungsi f(x) digunakan untuk mengestimasi posisi c dari akar interpolasi
linier, dikenal dengan metode False Position atau metode regula falsi.
24
x=
fb .afa. b
fbfa
Hitung Fx = f(x)
Hitung error = |Fx|
Jika Fx.Fa < 0 maka b = x dan Fb = Fx jika tidak a = x dan Fa = Fx
6. Akar persamaan adalah x
Contoh Soal :
Terapkan metode Regulasi Falsi untuk menemukan akar persamaan berikut
f ( z )=z tan z1 , jika 0 < z <
Penyelesaian:
Dengan memasukkan nilai batas x ke dalam persamaan, kita mendapatkan bahwa;
f ( 0 )=1
( 2 )=+
25
Tetapi x2 =
harus menggunakan nilai yang lebih kecil dari ( /2), yaitu 0.7( /2),
sehingga
f 0.7
=1.158
2
Hasil aplikasi dari metode Regulasi Falsi dapat dilihat pada tabel berikut.
f (x )
1
x1
x2
1.100
0.0000
1.158
1.100
0.5097
1.158
1.100
0.7351
1.158
1.100
0.8170
1.158
1.100
0.8455
1.158
1.100
0.8533
1.158
1.100
0.8586
1.158
1.100
0.8597
1.158
f (x )
2
x3
-1.000
-7.151
10-1
-3.354
10-1
-1.296
10-1
-4.620
10-2
-1.600
10-2
-5.482
0.5097
x
x
x
x
x
x
10-3
-1.872 x
10-3
0.7351
0.8170
0.8455
0.8553
0.8586
0.8597
0.8601
(x3)
-7.151
10-1
-3.354
10-1
-1.296
10-1
-4.620
10-2
-1.600
10-2
-5.482
10-3
-1.872
10-3
-6.383
10-4
26
1.100
0.8601
1.158
1.100
0.8603
1.158
1.100
0.8603
1.158
-6.383
10-4
-2.196
10-4
-7.492
10-5
x
x
x
0.8603
0.8603
0.8603
-2.196
10-4
-7.492
10-5
-2.556
10-5
27
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Metode
Numerik
adalah
teknik
yang
digunakan
untuk
28
DAFTAR PUSTAKA
McGraw-Hill.
Elsaid,
Fairus.
2008.
Persamaan
Non-Linear.
http://fairuzelsaid
29